Chapter 7

"Bang." Air mata Arvi sudah banjir membasahi pipi nya. Dan Ridwan sesekali mengusap pipi juga kepalanya.

"Maafkan abi. "

"Abi, uma dan abang sangat bahagia menunggu kehadiran kalian. Sebenarnya hanya kakak karena saat pemeriksaan hanya ada satu bayi laki laki. "

"Lalu?. " tanya Arvi.

"Lalu, saat kaka sudah terlahir ke dunia setelah perjuangan panjang uma melahirkan. Selang beberapa menit uma merasakan sakit kembali dan betapa terkejut nya kami semua di ruangan itu, abi, uma dan semua dokter melihat ada hadiah lain yang Allah kirim kan pada kami. Dan lahirlah kamu nak. " lanjut Ridwan.

"Abi yang sudah mencintai uma sejak kecil saat mondok di lirboyo tentu saja terpukul, ditambah semua luka yang telah mewarnai perjalanan mereka. Abi menjadi depresi karena merasa bersalah tak mampu menolong seorang yang sangat dicintai nya di depan mata nya. Abi dirawat di rumah sakit itu hampir satu tahun lamanya. Abang harus menjeda belajar abang pada kakek untuk menjaga abi dan kalian. "

"Hiks. Stop bang." tangis Arvi sudah pecah karena cerita abang nya.

"Kamu harus dengar, agar tidak salah paham pada abi dek. Abang pernah mendengar percakapan uma dan abi secara tidak sengaja. Abi berjanji akan mendahulukan abang karena uma khawatir abang merasa tidak dicintai lagi setelah memiliki adek yang bernasab pada abi sedang abang bernasab pada uma. "

"Abang." Ridwan kali ini terkejut mendengar penjelasan abang.

"Iya bi. Abang dengar. Hehe. Abi tetap menepati janji nya pada uma. Ditambah lagi abang yang menemani abi survive melawan depresi nya. Hingga tiga tahun baru dinyatakan sembuh total dan dari itu abi tak pernah lepas dari kalian. Abi tidur dengan kalian dan melakukan apapun dengan kalian. Kalian pelipur lara abi"

"Jadi?. "

"Iya dek. Abi tidak pernah pilih kasih. Abi membebaskan abang dari tanggung jawab perusahaan karena memang dari awal abang bukan ahli waris abi. Karena dari awal uma ingin abang menjadi pedang Allah. Jangan pernah berburuk sangka terhadap abi. " kata abang sudah berkaca- kaca.

"Hiks. Maafin kakak dan adek bi. " tangis Arvi pecah sambil memeluk abi nya.

Abi pun merengkuh Arvi dan menarik Abang juga dalam pelukan abi.

"Maaf in kakak dan adek bi."

"Iya nak. Abi sudah maafkan sebelum kalian meminta maaf. " kata Abi yang berurai air mata mengusap kepala Arvi.

"Kak. Jahat nya kami kak salah paham dengan abi. Abi begitu mencintai kita kak. Kakak harus bersujud pada abi untuk kesalahan kakak ini. " batin Arvi.

Kelegaan memenuhi hati Ridwan, Al fatih dan Arvi setelah semua sudah diluruskan pada jalur nya.

Setelah Hati itu hubungan Arvi dan Ridwan semakin dekat dan lengket. Ridwan untuk menutupi kesedihan karena Arish pergi memilih melampiaskan kerinduan pada Arvi.

Arvi bertekad akan selalu menemani abi, dan membuat kakak menyesal menyakiti hati abi nya.

Arvi yang selalu memantau kegiatan kakak nya lewat suruhan nya semakin tertantang akan berkompetisi dengan sang kakak.

...*******...

Delapan tahun telah berlalu.

Oma dan opa sudah berpulang ke pangkuan sang illahi 2 tahun silam. Oma meninggal karena termakan usia dan opa menyusul oma sebulan setelah kepergian oma, karena Opa sakit sakit an setelah oma meninggal.

Ridwan dan Arvi masih menetap di Turki dan menjalankan perusahaan berdua. Walaupun Ridwan sudah berumur akan tetapi kemampuan otak nya tidak bisa di ragukan lagi.

Ridwan akan banyak bersedih jika berada di rumah. Sehingga Arvi mengijinkan abi ke perusahaan dengan pekerjaan yang ringan.

"Bi, Hari ini ada masalah di cabang yang di Indonesia. " kata Arvi.

"Apa sangat parah?. "

"Iya bi, Arvi harus turun langsung ke sana. Kalau tidak takut gulung tikar. "

"Apakah lama?"

"Apa abi iku Arvi ke Indonesia?. "

"Lalu, Perusahaan pusat bagaimana?. "

"Biar di handle om Adam dan Zain. "

Zain asisten pribadi Arvi, sedangkan Adam adalah asisten pribadi yang tidak di ijinkan pensiun walau masih terlihat bugar tapi usia 59.

"Kasian mereka. " lirih Ridwan.

"Apa abi tak apa kalau Arvi tinggal sendiri di sini?. " tanya Arvi.

"Iya dek. "

"Abi jangan panggil dek lagi, Arvi sudah 28 tahun. " keluh nya pada sang abi.

"Bagi abi kami masih seperti balita yang abi urusin. "

"Abi ih. Malu bi. "

"Adek gak perlu malu. "

"Terserah abi lah. "

"Berangkat ke Indonesia kapan Vi?. "

"Malam ini juga bi. Abi tidak apa bukan ditinggal malam ini?. "

"Apa tidak bisa, Zain saja yang berangkat ke Indonesia dek. " lirih Ridwan.

Semenjak kepergian Ameer dan Sofiya, Ridwan hanya berdua dengan si bungsu. Tak pernah jauh dari si bungsu.

Ridwan terus berusaha mencari keberadaan kakak sampai detik ini, bahkan tidak menghentikan pencariannya bahkan setelah 8 tahun lama nya.

"Apa abi tidak ridho Arvi berangkat ke Indonesia?. "

"Bagaimana kalau adek lama dan lupa pulang ke sini. " sedih Ridwan.

"Mana mungkin bi?. "

"Kelihatan nya Arvi harus segera mencari pasangan, agar ada bayi kecil ramai yang akan menemani abi di sini. " canda Arvi karena melihat ekspresi sedih di wajah sang abi.

"Kamu selalu menolak dari dulu. Abi lelah memaksamu."

"Hahahaha. Baiklah Arvi akan mencari jodoh di Indonesia. Jadi biarkan Arvi berangkat yang abi ku tersayang." rayu Arvi pada abi nya.

"Iya nak. Apa orang mu masih belum menemukan kakak?. "

"Belum bi. Semenjak kehilangan jejak 7 tahun silam. "

"Abi sangat merindukan kakak mu. Abi ingin melihat nya sekali saja walau dari jauh. " murung Ridwan.

"Arvi akan berusaha lebih keras lagi untuk menemukan kakak bi. " kata Arvi tersenyum tapi tidak dengan hati nya.

"Ya sudah sana. Bersiaplah. " titah sang abi.

Arvi hanya mengangguk dan berlalu dari hadapan sang abi dengan tangan terkepal. Hati nya sangat sakit melihat abi kesayangan nya terus mencari sang kakak selama ini.

Selama setahun pertama saat Arish menetap di Indonesia dan merintis usaha nya, Arvi masih terus memantau tanpa melakukan apapun.

Hingga Emosi Arvi memuncak kala sang kaka sudah jauh dari jangkauan nya lagi. Arish yang usaha nya mulai stabi mulai menyukai dunia malam.

Saat itulah Arvi sangat emosi. Arvi tidak ingin kakak nya terjerumus ke dalam lembah penuh dosa, ditambah lagi dengan cerita abang tentang masa lalu sang abi dan umi.

Arvi tidak menginginkan kakak nya mengalami penyesalan seperti sang abi.

Arvi yang emosi, langsung terbang ke Jakarta dan menemui sang kakak yang tengah berasa di club yang sangat terkenal di jakarta kala itu. Tanpa berpikir panjang Arvi yang terbakar emosi menghampiri sang kakak dan meninjukan tinjuan maut nya pada wajah tampan dan dingin kakak nya.

.

.

.

.

Happy reading semuanya.

Semoga suka dan jangan lupa like komen dan vote ya.

Tinggalkan jejak kalian dan semangat untuk mak😊

Terpopuler

Comments

@Risa Virgo Always Beautiful

@Risa Virgo Always Beautiful

Tenyata hubungan Arvi dan Ridwan semakin dekat

2023-05-06

0

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻ɢ⃟꙰ⓂSARTINI️⏳⃟⃝㉉

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻ɢ⃟꙰ⓂSARTINI️⏳⃟⃝㉉

Al Fatih ,Alvi lain kli jngn diulsng lg y,buruk sangka ma Abi klian,liat liat situasinya dulu baru bertindsk dngn komenan

2023-05-04

0

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻ɢ⃟꙰ⓂSARTINI️⏳⃟⃝㉉

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻ɢ⃟꙰ⓂSARTINI️⏳⃟⃝㉉

MassaAllah..kalian bisa se akur ini,sapa sih yg gk bangga,orngtua mn pst senamg liat kluarga yg akur an kyk gtu,saling mngalah dn mngrti keadaan

2023-05-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!