Chapter 9

"Abi mengatakan itu?. "

"Iya tuan muda. Silahkan dinikmati. " kata petugas itu ramah.

Arvi memegang kemasan itu, dan melihat dimana makanan ini di produksi.

"P.T Arkah Nusantara. " gumam Arvi.

"Kenapa bisa pas sekali ya. Dia begitu cerdas memiliki ide mencampur kan tiga negara dalam satu makanan. Rasanya juga sangat pas dan nikmat. " batin Arvi sambil memakan makanan asal Indonesia itu.

Kemudian mengambil ponsel dan menelpon asisten pribadi nya.

"Hallo selamat sore menjelang malam tuan. " sapa Zain.

"selidiki kabar belakang P. T Arkah Nusantara dan kapan perusahaan itu di buka. kirim dalam waktu 1 jam. "

"Baik tuan. "

Kemudian telpon dimatikan Arvi tanpa menjawab terlebih dahulu.

"Kenapa aku begitu penasaran dan ingin mengetahui alasan pemilik perusahaan itu menciptakan makanan ini. Sungguh briliant. " batin Arvi sambil mengistirahatkan otak nya.

Menutup mata nya. Hingga telpon berbunyi dan membangunkan tidur lelap Arvi.

"Hallo."

"Maaf tuan mengganggu tidur mu. Saya hanya menjalankan amanah tuan. "

"Iya. Apa yang kamu dapat. "

"Perusahaan Arkah Nusantara didirikan 6 tahun lalu kak, sebelum nya pemilik nya merintis dari CV yang bergantung pada sebuah grup besar. Hingga setelah dua tahun lamanya CV itu mandiri dan menjadi Perusahaan yang lumayan di pertimbangkan di Indonesia. "

"Jadi dirintis 8 tahun lalu?. "

"Iya tuan. Dan pemilik nya adalah Tuan Arkah. Jadi nama nya lah yang dijadikan nama CV dan perusahaan nya. " lapor Zain.

"Buatlah pertemuan di sana. Aku tertarik dengan perusahaan itu. "

"Baik tuan. "

Setelahnya Arvi berjalan menuju kamar di dalam pesawat itu dan tidur dengan nyenyak sebelum berperang dengan masalah di Indonesia.

Sedangkan di mansion besar itu Ridwan sangat kesepian. Dia memutuskan untuk pergi sendiri ke pemakamam istri tercinta nya.

Istri yang amat sangat dia cintai itu.

Menyusuri pemakaman pada malam hari itu seorang diri tanpa membawa penerangan apapun. Ridwan melangkah kan kaki begitu lancar karena tempat ini adalah tempat nya berkeluh kesah pada sang istri.

Ridwan terpaku di tempat nya berdiri. Melihat seorang yang amat sangat dia rindukan tengah menangis di depan makam istri nya malam begini tanpa sedikitpun penerangan.

Ridwan bergeser bersembunyi agar Arish tak melihat nya. Ridwan ingin melihat putra nya sedikit lebih lama. Ridwan takut jika melihat nya dia akan kabur lagi.

Sambil mengirim sebuah pesan agar orang nya nanti mengikuti sang putra saat keluar dari pemakaman. Ridwan memasukkan ponsel dan melihat putra nya dari balik pohon besar.

"Uma. Hiks. Maafkan Arish Uma. " tangis Arish sambil memegang baru kecil pertanda makam sang Uma.

"Huuu Hiks. Ampuni putra mu yang durhaka ini Uma. Ampuni Arish. Hiks. "

Ridwan ikut meneteskan air mata mendengar ratapan sang putra.

"Bolehkan Arish ingin disini saja bersama Uma. Tidur dalam dekap Uma. " kata Arish dengan suara parau dan berat sambil berbaring di sebelah makam Uma nya.

"Aku tak tahu kemana arah tujuan hidup ku Uma. Akan berhenti dimana pelayaran ku ini. Aku lelah uma, peluklah anakmu ini uma. Hiks Hiks. "

"Bukan kah uma selalu menemani abi walaupun hanya bayang uma saja. Bisa sampaikan salam kerinduan Arish pada abi tidak? Sakit sekali uma. Arish tak tahu hidup seperti apa yang Arish jalani. Hiks. " ratap Arish sambil memeluk gundukan tanah persegi itu.

Ridwan banjir air mata mendengar keluhan putra nya. Dia ingin berlari dan memeluk nya. Tapi ketakutan masih memenuhi hati Ridwan. Ridwan masih ingin mendengar suara dan melihat putra nya. Ridwan membiarkan putra nya meluapkan rasa hati nya pada sang uma.

"Untuk siapa Arish hidup ini uma? Maafkan Arish mengecewakan semua orang. Hiks. Arish sudah 8 tahun tidak bertemu suami mu uma. Apa uma tau? Apa uma melihat dari sana?. "

"Apa uma memperhatikan aku? apa uma marah aku menyakiti suami mu? Hiks. apa Uma tau aku sekarang kejam? apa Uma tau aku banyak mempermainkan wanita? apa Uma juga kecewa padaku? Hiks Hiks huuuuuu. " tangis Arish begitu menyayat hati dengan suara berat dan parau yang khas.

Ridwan semakin tak tahan dengan semua yang diucapkan putra nya.

"Ya. Pasti Uma kecewa padaku, makanya Uma tak cepat datang menjemput ku. Jemput aku Uma. Siang dan malam sama rasa nya untukku begitupun hidup atau mati. Arish lelah Uma Hiks Hiks. "

"Arish bukan kakak yang baik. Arish bukan adek yang baik. Aris bukan anak yang baik. Aris bukan cucu yang baik. Maafkan Arish Uma. Arish juga baru menemui Uma setelah 8 tahun ini. "

Tidak ada yang mampu di ucapkan Arish lagi. Dia hanya menangis sambil memeluk makam Uma nya.

"Arish akan sering menemui Uma. Jadi jangan marah dan cepat jemput Arish ya. " kata Arish sambil duduk dan akan berdiri tanpa membersihkan jas dan celana nya yang penuh dengan tanah.

Arish berbalik akan keluar dan dikejutkan dengan sosok laki laki yang dirindukan nya berdiri penuh dengan linangan air mata.

"Kakak." lirih Ridwan.

Arish yang telah masuk mode singa hanya menampilkan wajah dingin dan tatapan setajam senar layangan, eh setajam silet deng.

Arish tidak menanggapi ucapan abi nya dan beranjak berjalan.

"Nak. Abi rindu pada mu. Hiks. " kata Ridwan lirih.

Arish menghentikan langkah dan diam sebentar. Menetralkan detak jantungnya dan kembali melangkah tanpa menoleh pada sang abi.

Ridwan luruh di tanah dan menangis sejadi- jadinya melihat putra nya mengambil langkah menjauh dan pergi tanpa berbicara satu kata pun pada nya.

Hati ridwan teramat pedih seperti tersayat ribuan pisau kemudian disiram oleh air garam. Sesak mendera dada nya.

Semakin sesak saat langkah kaki putra nya yang sedikit pun berhenti. Bagaimana Ridwan berharap putra nya berbalik dan memeluk nya, berhenti pun tidak.

Arish terus melangkah hingga memasuki mobil mewah nya. Barulah Arish melihat sang abi tengah melihat ke arah nya sambil menangis tersedu- sedu dan memegangi dada nya.

Arish pun ikut menangis melihat sang abi yang lama dia rindukan.

"Jalan pak. "

"Baik tuan. "

Kemudian mobil yang dikendarai Arish pergi dan Ridwan melihat nya dengan penuh air mata. Arish pun melihat sang abi sampai tak bisa lagi menemukan sosok abi nya.

Kemudian Ridwan merasakan dada nya teramat sangat sakit hingga sesak dan tak sadarkan diri.

Sedang di mobil Arish sangat gelisah memikirkan momen terakhir bertemu abi nya.

"Putar balik pak. "

"Baik tuan. "

Kemudian mobil yang di kendarai Arish putar balik menuju makam lagi. Sampai di depan makan Arish berlari menuju abi karena melihat abi nya tergeletak di tempat yang sama.

"Abi." teriak Arish sambil menggoncang kan tubuh tua abi nya.

"Abii bangun. "

.

.

.

.

Happy reading semua nya☺

semoga suka dan jangan lupa like komen dan vote ya😊

Terpopuler

Comments

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Fasrina Sisira

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Fasrina Sisira

Wah... Mantap banget kalau kayak gitu, usaha mereka yang membangun sangat membuahkan hasil yang mampu memuaskan beberapa orang yang sangat menyukainya.

2023-04-24

1

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Marzina Wertani

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Marzina Wertani

Asalkan apa yang di inginkannya sudah di katakan ya sudah, main matiin aja. Begitulah jika orang yang sudah dalam pangkat yang cukup tinggi dengan harta yang banyak.

2023-04-23

1

Tiarna Ziznati

Tiarna Ziznati

Begitulah makanan yang sangat di minati akan mengundang sejumlah orang untuk mengetahui, sama seperti seorang insan yang sangat pintar memikat hati. Tentu saja akan terus di kenang sampai mati

2023-04-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!