Chapter 6

Melihat kepanikan dalam diri abi serta tangan abi yang membersihkan darah di tangan nya dengan tisu membuat Arvi tersayat hatinya. Tanpa aba aba Arvi langsung memeluk sang abi dengan tubuh polos dan basah nya.

"Hiks Hiks Hiks. Bi. Apa salah kita pada pada Allah. Hiks. Kenapa Allah menghukum keluarga kita sedemikian rupa bi. Hiks. " kata Arvi dengan suara berat yang bergetar itu.

Ridwan begitu terkejut. Putra nya yang pendiam dan selalu tersenyum, putra nya yang dewasa dan kuat menangis, meratap dalam pelukan nya.

"Putra ku, ternyata kamu menyimpan kesedihan begitu besar di hatimu dalam senyum mu nak. Abi begitu sakit melihatmu seperti ini nak. " batin Ridwan.

Ridwan memeluk erat putra nya itu, mengusap kepala belakang putra nya.

"Allah sedang menunjukkan kasih sayang nya untuk kita nak. "

"Apa kurang bi, puluhan tahun kita hidup dengan luka kehilangan uma yang tidak akan pernah sembuh. Abi merasakan kesepian dalam hidup, bahkan kehadiran kami tak mampu mengobati luka itu. sekarang harus kembali menanggung luka kehilangan kakak. Hiks. Kenapa kakak tega meninggalkan adek bi. Meninggalkan kita. " adu Arvi agak sesak di dada nya menghilang.

Ridwan ikut menangis dalam diam mendengar semua isi hati putra nya yang tidak pernah di sampaikan nya.

"Kau tau. " kata Ridwan sambil menjauhkan diri dan menatap putra nya sambil mengusap pipi yang basah air mata dan air mandi nya.

"Kau adalah hadiah terindah di akhir hidup uma. Kau adalah alasan uma menjadi syahid. Kau adalah kunci yang membawa uma ke surga dan Abi yakin uma akan mencari abi di surga kelak. " kata Ridwan menjeda.

"Abi tidak kesepian bersama kalian, apa kalian lupa kalian selalu menemani abi tidur setiap malam di kamar abi dulu. Hiks. Tapi abi memang tidak ingin melupakan uma. Abi ingin di hidup abi ini hanya uma mu seorang yang menjadi belahan jiwa abi. Bukan berarti abi tak bahagia. Abi hanya selalu tersayat jika mendoakan uma di sana. Karena abi begitu ingin menyusul uma mu tapi abi juga berat karena mencintai kalian. " lanjut Ridwan.

"Hiks. Hiks. Arvi sayang sekali dengan abi. Arvi tidak akan membebani abi lagi dengan sakit nya kehilangan lagi." lirih Arvi.

"Jika kau tau dimana kakakmu dan ingin menyusul kakak mu abi ridho nak. Jangan kau sakiti hatimu hanya karena abi. "

"Tidak bi. Arvi hanya marah dengan kakak yang meninggalkan kita. "

"Peluk abi lagi nak. " kata Ridwan.

Ridwan dan Arvi pun berpelukan sangat lama. Mengeluarkan rasa sayang dan sesak lewat debat jantung mereka. Tanpa kata, hanya usahain dan suara detak jantung yang memenuhi kamar mandi itu.

"Jangan pernah lepaskan pelukan hangat itu dek. " kata Al fatih tiba tiba berdiri di pintu kamar mandi. Dia ikut berlari bersama abi saat mendengar teriakan dari kamar adek nya.

"Bang." kata Arvi sambil menoleh pada abang nya termasuk Ridwan.

"Abi begitu mencintai kita semua. Dengan kadar cinta yang adil. Kau tau kan adil belum tentu rata. " kata Al fatih mendekati adik dan abi nya.

"Hmm bang. "

"Mau mendengar cerita abang?. "

Arvi hanya mengangguk mendengar pertanyaan abangnya.

"Abi mencintai kita dengan kadar yang sama. Kau tau, abi melakukan itu pada abang karena hanya sebulan sekali bertemu dan itu janji abi pada uma. Juga karena hanya abi dan abang yang merasakan sakit sama saat kehilangan uma. Kamu pun sakit karena ingin merasakan juga kerinduan sedang kami sakit kehilangan keberadaan uma, kelembutan nya, ketegaran nya, kebaikan nya dan kemuliaan nya. "

"Maksud kakak?. " tanya Arvi antusias.

"Pakai bajumu dan keluar. Abang akan menceritakan sambil mengobati tangan mu. Sudah punya Sosis bakar gede juga masih tidak tahu malu. " canda abang sambil menunjukkan milik Arvi di bawah yang kelihatan karena memeluk abi di luar bat up. Sehingga posisi nya setengah duduk dan berdiri membuat sosis bakar Arvi kelihatan.

"Ish. Abang sama abi juga punya, walau tidak se besar milikku. " celetuk Arvi sambil berdiri dan mengambil bedrobe untuk menutupi tubuh nya yang mulai dingin.

Ridwan merangkul abang dan Arvi keluar dari kamar mandi dan duduk di kasur Arvi.

"Lanjut bang. "

"Uma wanita yang sangat sholehah, wanita yang penuh kasih sayang, penuh kelembutan, penuh cinta dan kebaikan. Uma dulu menuntut ilmu di tarim, di tempat abang menuntut ilmu. "

"Benarkah?. "

"Iya. Umi sangat cantik bukan. "

"Iya. sangat cantik makanya abi tidak bisa move on. "

"Hahaha benar. " jawab abi menutup I keharuan hati nya.

"Abang ada di dunia karena kesalahan besar abi dek. Abi yang melihat wanita yang dititipkan paman bercinta dengan laki laki lain di rumah nya saat itu marah besar. Abi melakukan dosa dengan meminum minuman keras untuk pertama kalinya selama 28 abi hidup. " jeda Al fatih sambil melihat abi.

Abi yang mendengar cerita itu menjadi terbayang kesalahan terbesar nya itu meneteskan air mata.

"Lanjutkan bang. Abi tak apa "

"Abi melihat wanita bercadar duduk di pusat informasi seorang diri. Dan karena efek minuman keras abi melihat itu seperti sang wanita yang bercinta tadi di rumah. Abi membawa wanita bercadar itu walau wanita itu memohon untuk dilepaskan. Dan abi merenggut kesucian wanita itu dengan paksa dan kasar. " jeda abang.

"Bang." lirih Arvi.

"Iya dek. Wanita itu adalah uma. Dan keesokan harinya uma yang pingsan dibawa ke rumah sakit oleh abi dan melihat paman yang akan menjemput uma malam itu terlambat karena kecelakaan. Sayangnya paman meninggal di tempat kejadian. "

"Bang." lirih Arvi sudah meneteskan air mata.

"Iya dek. di hari itu uma direnggut kesuciannya dengan paksa dan abangnya juga abah nya uma meninggal dunia. Bisa bayangkan berapa hancurnya uma? Sangat hancur hingga abi yang membantu semua prosesi berniat memberi waktu pada uma agar tenang dan diharuskan ke turki saat itu. "

"Abang bohong kan?. "

"Tidak dek. Uma yang kecewa mengira avi lari memilih kembali ke tarim dan meminta perlindungan nenek dan kakek. Abi yang menyusul harus di deportasi karena memasuki pondok wanita, uma aman dari abi. Tapi kemudian cobaan masih ingin menguji uma. Uma mengandung karena kejadian malam naas itu. "

"Abang." kata Arvi sambil menunjukkan ekspresi yang tidak bisa di jelaskan.

"Iya. Abang anak haram itu dek. Setelah lima tahun lama nya tidak pernah bertemu abi dan bahkan abi tidak tau jika ada anak biologis nya di dunia ini. Kami bertemu saat itu dan keajaiban terjadi. Uma memaafkan abi dan mereka menikah. Hanya selang beberapa bulan Uma sudah hamil lagi. Hamil kalian. "

"Bang." Air mata Arvi sudah banjir membasahi pipi nya. Dan Ridwan sesekali mengusap pipi juga kepalanya.

"Maafkan abi. "

.

.

.

.

Happy reading semuanya.

Semoga suka dengan cerita Mak ya.

Jangan lupa like komen dan vote☺

Terpopuler

Comments

@Risa Virgo Always Beautiful

@Risa Virgo Always Beautiful

Arvi kamu anak baik mau tetap bersama dengan abimu

2023-05-06

0

𝕬𝖘𝖗𝖎𝖉𝖎𝖓𝖎𝖓𝖌𝖗𝖚𝖒

𝕬𝖘𝖗𝖎𝖉𝖎𝖓𝖎𝖓𝖌𝖗𝖚𝖒

kasih sayang orang tua pada anaknya tak akan pernah terlmpaui oleh apapun meski terkadang isi kepala sering kali berselisih paham

2023-05-04

0

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻ɢ⃟꙰ⓂSARTINI️⏳⃟⃝㉉

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻ɢ⃟꙰ⓂSARTINI️⏳⃟⃝㉉

smua mslh pasti ujian,itu tanda nya Allah syng me klian ..y emng trll rumit buat kalian,asal sabar pasti bsa melewatinya

2023-05-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!