Setelah mendapatkan peringatan dari Emak melalui teks berjalan yang dia baca tadi, Intan hanya bisa berlari dan terus berlari, tak dihiraukannya sapaan dari orang yang dikenalnya.
Ketika sampai depan rumah kontrakannya bertepatan dengan suaminya yang sedang berjalan menuju pintu.
"Kamu kenapa lari-lari kayak dikejar setan aja" ucap Bani
Intan tidak menjawab dia hanya menunduk dan mengikuti langkah Bani.
"Bawa duit berapa? sini aku minta" Bani langsung merogoh kantong Intan, dan mengambil semua upah nya bekerja hari ini.
"Udah cepat sana bikin kopi, taro plastik yang kamu bawa disini, aku mau liat" dirampasnya plastik hitam pemberian pemilik warung dan buah yang dibeli Intan tadi.
"Buah nya jangan dimakan mas, buat Adit yang sedang sakit, nasi yang sebungkus lagi juga buat Adit ya mas" Intan berbicara sambil memohon.
"Iya bawel, aku juga tau, ini yang sebungkus aku makan, udah.lapar ini perut, orang interview kerja kaga dikasih makan"
Keesokan pagi Intan bergegas membawa Adit ke puskesmas terdekat, untuk ongkos angkot dan berobat dia memiliki uang 100.000 cashback dari sistem yang semalam ia selipkan di pakaian dalam nya.
(Misi otomatis terpicu, untuk terus mendapatkan cashback sepuluh kali lipat, bantu nenek menyebrang jalan dan bayar ongkos serta biaya berobat memakai uang cashback)
Setelah membaca misi, Intan merasa bahwa sistem sangat baik kepadanya, karena memang saat ini dia hanya mempunyai selembar uang dari cashback pembelian buah.
"Kebetulan sekali misi yang aku dapatkan sangat selaras dengan apa yang akan aku lakukan, jadi tak perlu payah mengerjakannya.
Ah, mungkin nenek yang terlihat bingung itu hendak menyebrang, arah yang sama menuju puskesmas.
Adit, ayo nak, kita temui nenek itu dulu, lalu kita barengan menyebrang jalan, lanjut kita ke puskesmas"
Intan berjalan sedikit kedepan dan menuntun sang nenek di sebelah kirinya, karena Adit ada di sebelah kanan nya.
"Nek, Intan mau naik angkot ke puskesmas, nenek hati-hati melanjutkan perjalanan ya, jangan sungkan meminta bantuan kepada orang lain"
Sang nenek hanya mengangguk perlahan, lalu melanjutkan kembali perjalanan nya.
Intan dan Adit pun telah menaiki angkot menuju puskesmas, karena dia dan suaminya nikah siri, dia tidak memiliki dokumen buku nikah, apalagi kartu keluarga, yang mengakibatkan tidak diterima nya asuransi bantuan dari pemerintah setempat.
"Kiri, puskesmas ya bang" Intan menyetop angkot yang dinaikinya.
"Ini ongkosnya bang" Intan mengeluarkan uang 100.000
Abang angkot rada kesel, pagi pagi udah di suguhi uang 100.000, untungnya dia selalu menyiapkan uang recehan untuk kembalian.
"Nih kembalian nya, kalau pagi pagi gini jangan dibiasakan naik angkot dengan uang seratus ribuan buk" sang supir ngasih kembalian rada sewot.
"Maaf bang, uang saya tinggal satu-satunya itu"
Tanpa mendengar penjelasan Intan, supir udah ngegas.
Tiba-tiba layar smartphone menyala dan tertulis (Cashback sepuluh kali lipat ongkos angkot, saldo 100.000)
Intan sudah tidak kaget seperti semalam, hanya sedikit terhenyak, lalu kembali seperti biasa. Lalu menuntun Adit masuk ke loby puskesmas dan di dudukkan pada bangku tunggu. Intan mendaftar dan menunggu bersama Adit.
Untung nya hari ini tidak terlalu antri, hanya dengan waktu dua jam, mereka telah keluar dari puskesmas.
(Cashback sepuluh kali lipat biaya berobat, saldo 200.000)
Intan hanya sedikit terhenyak kembali dan berkata dalam hati nya "Biar kan saja aku taruh saldonya di gelang terlebih dahulu, aku akan ambil tatkala membutuhkan nya saja"
Intan pun mematikan layar smartphone nya dan menuju warung makan tempat nya mengais rezeki.
Benar kata pemilik warung, ketika Adit berada di sisinya, Intan kerja dengan lebih giat, bukan hanya mencuci piring, bahkan dia pun selalu merapihkan dan mengelap meja ketika pelanggan pergi.
Warung tempat Intan bekerja sudah tutup "Maaf Intan, malam ini tidak ada makanan yang tersisa, semuanya habis terjual, ini upahmu dan ada lebih sedikit buat Adit, jangan lupa belikan buah ya"
"Baik Bu, terimakasih banyak, saya pamit dulu, ayo Adit, bilang apa sama Ibu?"
"Terimakasih banyak Bu" ucap Adit
Setelah Intan menerima upah, Intan menggenggam tangan Adit agar tak terlepas saat berjalan keluar menunggu angkot.
Intan dan Adit berhenti di supermarket tak jauh dari rumah kontrakannya, Ia ingin membeli kebutuhan dapur yang sudah kosong sejak beberapa bulan ini.
(Cashback sepuluh kali lipat ongkos angkot, saldo 300.000; tunai; transfer) Intan mengklik tunai lalu mematikan layar smartphone nya dan mengecek saku sebelah kirinya, di lirik sekilas ada tiga lembar seratus ribuan.
Intan pun masuk ke dalam supermarket dan membiarkan Adit memilih banyak makanan yang di sukainya, tak lupa ia selipkan susu instan 2 kotak besar.
Setelah bayar di kasir Intan menyuruh Adit menunggu di bangku panjang yang masih berada di area dalam supermarket, sambil memakan bubur instan yang dibeli nya tadi, karena supermarket menyediakan air panas.
"Adit tunggu di sini ya, tidak boleh kemana mana, Ibu mau membeli beras dan kebutuhan pokok lain nya" perintah Intan kepada Adit.
Adit hanya mengangguk kan kepalanya.
(Cashback sepuluh kali lipat membeli makanan, saldo 3.000.000; tunai; transfer) Intan mengklik tunai
Setelah mendapati uang di saku kirinya, Intan kembali membeli kebutuhan pokok berupa beras 2 x 20 kilo, minyak 3 x 2 liter, gula putih 2 x 1 kilo, gula merah 2 x ½ kilo, teh celup 2 x 25/dus kecil, kecap 2 x 1.600 liter, dll
Intan meminta pegawai supermarket membagi dua belanjaan nya, karena dia ingin berbagi dengan orang yang akan mengantarkan belanjaan nya ini.
"Mba ada pegawai yang bisa bantu saya membawakan belanjaan ke rumah saya? kebetulan rumah saya hanya 10 rumah di dalam gang yang depan, belanjaan yang saya pisahkan ini akan saya kasihkan kepada yang antar belanjaan saya, gimana mba?"
"Tunggu sebentar ya Bu" pegawai kasir memanggil teman nya yang sedang lewat.
(Cashback sepuluh kali lipat membeli kebutuhan pokok, saldo 30.000.000; tunai; transfer) Begitu Intan melihat sinar ditangan, dia langsung mematikan layar smartphone nya.
(Tak perlu khawatir karena orang lain tak dapat melihat layar ditangan kamu Intan)
"Hufh! syukurlah hanya aku yang dapat melihat layar smartphone yang di pantulkan oleh gelang ini dan seperti nya besok aku harus izin tidak masuk kerja aku mau ke Bank terdekat" ucap Intan dalam hatinya.
Akhirnya pegawai laki-laki yang sedang mengecek stok menghentikan aktivitas nya untuk membantu Intan dan pekerjaan nya digantikan oleh karyawan lain, ternyata mereka sepakat untuk membagi-bagi pemberian Intan dengan 2 orang karyawan lain nya yang masuk hari itu.
Melihat istri dan anaknya membawa tentengan yang diantar seorang berseragam supermarket, tanpa ragu Bani menyambar bawaan yang dibawa oleh pemuda berseragam tersebut.
"Terimakasih, silahkan kembali bekerja" perintah Bani
"Maaf pak, di supermarket masih ada barang belanjaan ibuk, jadi saya akan balik lagi" ucap pegawai supermarket
"hmmm, silahkan"
Pada dasarnya suami Intan bukanlah orang yang jahat, karena kemiskinan dan kurang nya iman yang memaksa dia merubah perangainya.
Tak ada kaca yang tak retak jika harus jatuh dari ketinggian, oleh karena nya dibutuhkan pelindung bagi kaca serupa bubble wrap yang tebal.
Begitu pula dengan manusia yang iman nya turun naik, harus memiliki pelindung iman yang kuat agar ketika jatuh, tidak merasa terhina, tidak merasa terpuruk, tidak merasa di abaikan tuhan.
Cukup itu adalah cobaan sementara yang harus dilewati, ujian yang mesti di ikuti pada tiap jenjang pendidikan yang akan di lalui.
gelang Intan yang di dapat dari Emak, sumber Pinterest
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments