Renita merasa sangat pasrah saat tubuhnya dibawa oleh laki-laki itu masuk lebih dalam hutan. sementara laki-laki yang tengah menggendongnya itu, sesekali melirik ke arah Renita dengan senyuman buasnya. tentu saja hal itu membuat Renita merasa sangat ketakutan.
"menangislah yang kencang sayang, karena tidak akan ada orang yang dapat menolongmu!"gumam laki-laki itu Seraya tersenyum menyeringai.
Tentu saja hal itu membuat Renita yang mendengarnya, makin menangis terisak. tubuh wanita itu, tampak bergetar dengan hebat. karena merasa sangat takut dan juga hancur dalam waktu yang bersamaan.
"ampuni semua dosa-dosa mereka Tuhan,"ucap wanita itu Seraya menitihkan air mata dengan begitu derasnya.
Tak berapa lama, laki-laki itu telah sampai di dalam hutan yang sedikit sangat rimbun. tentu saja hal itu membuat Renita yang melihatnya, merasa sangat ketakutan. karena di dalam hutan itu, hanya ada mereka sebagai makhluk hidup. sisanya adalah tumbuh-tumbuhan dan juga bahkan makhluk halus yang menghuni tempat itu.
Renita dengan perlahan direbahkan oleh laki-laki itu. di atas dipan yang memang telah tersedia di dalam bangunan itu.
"sekarang waktunya kita bersenang-senang sayang,"ucap laki-laki itu menatap Renita dengan tatapan seperti seekor singa yang tengah kelaparan.
Sungguh, wanita berusia 23 tahun itu merasa sangat ketakutan saat ini. namun entah mengapa, tangan dari Renita malah dengan sukarela membuka baju yang ia kenakan.
Tentu saja, itu membuat laki-laki yang bernama Yudha itu, seketika menatap dengan tatapan kegirangan. karena ternyata ramuan yang diberikan oleh Eyang Anita sangatlah manjur.
Renita yang menyadari akan hal itu, segera menggelengkan kepalanya."tidak, apa yang terjadi dengan tubuhku? kenapa aku bisa seperti ini?!"teriak wanita cantik itu dalam hatinya.
Namun, bukan hanya sampai di situ. Karena sekarang ini, Renita dengan perlahan-lahan membuka kedua kakinya lebar-lebar. sehingga "aset berharga"milik wanita itu, terpampang dengan nyata.
Membuat Yudha yang melihat itu, membulatkan kedua matanya. karena laki-laki itu tidak menyangka, bahwa "aset berharga" milik Renita seindah itu. tanpa basa-basi, laki-laki itu segera menundukkan kepala dan bermain-main di sana dengan kedua tangan dan juga lidahnya. membuat Renita seketika merasa sangat hancur karena diperlakukan seperti seorang jal*ng.
Des**n dan juga rintihan, seketika menggema di dalam bangunan kecil itu. membuat Renita sekuat tenaga, berusaha untuk menolak gelayar aneh dan juga sengatan listrik bertegangan rendah yang masuk ke tubuhnya itu.
"aaakkkhhhh! lepaskan saya!"ucap Renita pada akhirnya. setelah wanita itu dengan sekuat tenaga mencoba untuk memfokuskan dirinya melawan mantra yang diberikan oleh Eyangnya sendiri itu.
Sungguh, betapa hancurnya harga diri Renita saat ini. yang harus dilakukan semua itu, dengan orang yang tidak ia kenal. karena beberapa hari yang lalu, wanita itu sempat bermimpi akan menyerahkan barang berharganya itu kepada orang yang ia sayang dan juga yang telah sah menjadi suaminya.
Namun sekarang, lihatlah semuanya telah berakhir dan hancur secara berkeping-keping. "Mas Adrian maafkan aku,"ucap wanita itu dengan lelehan air mata yang membasahi wajah cantiknya.
Hal itu bertepatan, dengan melelehnya cairan berwarna pekat yang keluar dari "barang berharga"milik wanita itu. sungguh saat ini, Renita merasa sangat hancur.
Bukan hanya fisiknya yang hancur. melainkan, perasaannya ini juga merasa sangat hancur akibat ulah dari laki-laki itu.
"kau sungguh biadab! hiks hiks hiks,"ucap wanita cantik itu dengan sesekali mendorong tubuh Yudha agar terlepas dari tubuhnya.
Karena pengaruh mantra itu, akan luruh dengan sendirinya saat keinginan telah tercapai. Sementara Yuda, laki-laki itu tidak memperdulikan makian dan cacian dari wanita yang ada di bawahnya saat ini. yang ia pedulikan saat ini, adalah mendapatkan kenikmatan yang tiada tara.
*****
Sementara itu di tempat lain, terlihat empat orang tengah mencari keberadaan Renita dengan memanggil nama wanita itu.
"Renita kau di mana sayang?!"tariak seorang wanita paruh baya. yang tak lain, adalah Marina.
"Yah di mana kita? kenapa perasaan Bunda tidak enak seperti ini?"tanya wanita paruh baya itu Seraya menetap ke arah sang suami dengan tatapan gelisah.
"kita harus mencari keberadaan Renita dengan berbagai arah,"ucap Banu memberikan usul.
Membuat mereka yang mendengarnya, seketika menganggukkan kepala. dan mereka segera melangkahkan kakinya untuk mencari keberadaan Renita.
"Renita kau di mana sayang?"tanya Marina seorang diri.
Mereka saat ini berada di sebuah bangunan yang merupakan tempat eksekusi bagi para keluarga Kusuma yang melanggar aturan.
Tak lama berselang, seorang wanita sepuh datang bersama dengan beberapa pengawal dan juga beberapa anggota keluarga Kusuma yang lain. siapa lagi jika bukan Anita Kusuma.
Wanita sepuh yang masih terlihat cantik itu, menatap beberapa orang yang ada di hadapannya itu dengan tatapan meremehkan.
"untuk apa kau ada di sini?"tanya wanita sepuh itu Seraya menatap tajam ke arah Hendri yang merupakan keluarga inti dari keluarga Kusuma.
"di mana putriku? tolong kembalikan dia?!"teriak Marina dengan lantang. sepertinya, wanita paruh baya itu sudah tidak memiliki rasa hormat dan takut terhadap keluarga yang ditakuti oleh beberapa orang itu.
"hai, perempuan! jaga ucapanmu ya, ini adalah ibu mertuamu sendiri! apa pantas kau melakukan hal itu?"tanya salah seorang keluarga Kusuma Seraya melayangkan tatapan tajam.
Membuat Marina yang mendengar itu, seketika tertawa terbahak-bahak."hahaha! kau bertanya apa pantas aku melakukan hal itu? sementara Nyonya Anita Kusuma yang terhormat, telah melakukan hal itu pada cucunya sendiri!"teriak Marina penuh emosi.
plak
Satu tamparan keras, seketika mendarat mulus di wajah wanita itu. hingga wajahnya, tertoleh ke samping dengan kuat.
"jaga bicaramu! dasar menantu kurang ajar!"teriak salah seorang anggota keluarga, dengan melayangkan tangannya ke udara. bersiap untuk menampar Marina.
Namun kegiatan itu, segera dihentikan oleh wanita sepuh itu. dan segera memberikan kode pada semua orang, untuk berdiam.
"putrimu telah aku asingkan! dan dia akan kembali, setelah dalam keadaan tidak peraw*n !"ucap wanita sepuh itu dengan entengnya.
Tentu saja hal itu membuat Marina yang mendengarnya, membulatkan kedua matanya. dan dengan segera, tangis wanita paruh baya itu pecah.
Hatinya merasa sangat hancur. bagaimana tidak hancur, ibu yang telah melahirkannya dengan susah payah, harus mendengar ucapan menyakitkan itu.
"kalian semua biadab!"teriak Marina pada semua orang yang ada di sana. hatinya merasa sangat hancur berkeping-keping saat mendengar kenyataan itu.
Sementara Hendri yang melihat itu, hanya dapat menatap satu persatu keluarganya itu, dengan tatapan memerah karena menahan amarah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments