Berusaha Melepaskan diri

Kedua mata Renita perlahan-lahan mulai membuka. seiring dengan cahaya yang masuk ke dalam retina matanya. membuat wanita itu, seketika mengerjap-mengerjapkan matanya. seketika itu pula, wanita cantik itu terduduk dengan ekspresi wajah yang sangat terkejut.

"astagfirullah! aku di mana ini?"tanya Renita pada dirinya sendiri. Karena Wanita itu, baru saja menyadari apa ya sebenarnya terjadi pada dirinya itu.

Dengan segera, wanita itu melangkahkan kakinya untuk segera membuka pintu kamar itu.

"ini rumah siapa?"tanya Renita masih pada dirinya sendiri. dan setelah beberapa kali terdiam, Renita seketika membulatkan kedua matanya. saat bayangan penangkapan itu, seketika berputar di dalam kepalanya.

"astaga! apa benar ini tempat eksekusi itu?!" Pekik Renita dengan raut wajah yang sangat ketakutan. "hiks hiks hiks, Ayah, Bunda, tolong Renita,"cap wanita cantik itu dengan nada yang sangat lirih.

Karena jujur saja, wanita cantik itu merasa sangat ketakutan saat mengingat bayangan-bayangan bagaimana rasanya atau penderitanya, para anggota keluarga yang telah menjadi korban itu.

"aku nggak mau bernasib seperti mereka Ya Tuhan!"gumam wanita cantik itu serah Yang mengatupkan kedua telapak tangannya di depan dada.

Sungguh, Renita saat ini tidak bisa berbuat apa-apa. Karena Wanita itu, tidak mengetahui di mana saat ini mereka membawanya.

"aku harus berusaha keras untuk menyelamatkan diri!"setelah mengatakan hal itu, Renita segera mencoba untuk membuka pintu kamar itu.

"kenapa tidak dikunci?"tanya Renita yang merasa keheranan. Mendadak, raut wajah dari wanita itu menjadi sangat tegang. saat dirinya mengetahui, pengawasan yang sangat senggang itu.

"ini pasti ada jebakannya. tidak mungkin Eyang Anita memberikan aku kebebasan seperti ini!"gumam wanita itu Seraya masih melangkahkan kakinya untuk keluar dari kamar itu.

Benar saja dugaan dari wanita itu. karena baru saja mengayunkan kakinya untuk melangkah beberapa meter saja, Wanita itu telah disuguhkan dengan pemandangan yang sangat mengejutkan di depan sana.

"bagaimana, apa semua dapat dilakukan?

"tanya seorang wanita yang sangat familiar di telinga Renita

"Ibu tenang saja, semua telah dipersiapkan. tinggal menunggu, Mas Hendri sama Mbak Marina menemui kita untuk menyelamatkan anaknya."sahut yang lain.

degh

Perkataan dari wanita itu, tentu saja membuat Renita mematung di tempatnya. Karena Wanita itu tidak menyangka, bahwa keluarganya sendiri bersekongkol untuk menjebak dan menangkap dirinya.

"untuk pertama kalinya, aku merasa menyesal tinggal di dalam keluarga ningrat seperti ini ya Tuhan,"ucap Renita Seraya menangis tersedu-sedu.

Wanita itu tidak akan pernah rela, jika keluarganya akan datang kemari untuk menyaksikan bagaimana mereka melakukan penyiksaan penyiksaan itu.

"aku tidak ingin membiarkan mereka berhasil membawa Ayah dan Bunda. lebih baik, aku segera pergi saja dari sini."gumam wanita itu Seraya melangkahkan kakinya menjauh dari kerumunan orang-orang itu.

Renita dengan segera, melangkahkan kakinya dengan cepat untuk sampai di ruangan paling ujung di bangunan itu. karena Renita yakin, bahwa di sana pasti ada jalan untuk meloloskan diri.

"ah ketemu!"ucap Renita tersenyum bahagia. saat matanya tidak sengaja, melihat pintu yang sedikit terbuka itu.

****

"kenapa dia bisa tertangkap?!"teriak Hendri pada teman-teman putrinya. karena laki-laki paruh baya itu mendapati kenyataan yang sangat pahit dari mereka. dan hal itu membuat Hendri dan juga Marina yang mendengarnya, merasa begitu panik dan juga ketakutan.

"maafkan kami Om Tante, jumlah mereka lebih banyak daripada kami. dan sepertinya, mereka sangat berpengalaman dalam hal beladiri."ucap Banu Seraya menundukkan kepala.

Karena laki-laki itu merasa sangat gagal karena tidak berhasil mendapatkan wanita yang ia sayangi pulang bersama dengan mereka.

"sudahlah Yah, lebih baik kita mencari solusi agar bisa menyelamatkan putri semata wayang kita itu. jangan sampai dia seperti keponakan dan juga adikmu,"ucap Marina dengan ekspresi wajah menyedihkan dan juga mata yang berkaca-kaca.

Karena jujur saja, Marina merasa takut jika mengingat bagaimana sadisnya orang-orang itu saat menyiksa keponakan dan juga adik iparnya itu.

Padahal, jika dipikir-pikir lagi, Rossa dan juga Jelita, tidak melakukan kriminal apapun. bahkan mereka, cenderung menjadi korban. tapi malah mereka yang mendapatkan siksaan itu.

"Bunda tenang saja. aku akan berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan putri kita."ucap Hendri pada istrinya itu dengan raut wajah yang sangat serius.

"bahkan jika perlu, aku akan menukarkan nyawaku demi keselamatan dia!"gumam Hendri pada dirinya sendiri.

Tentu saja, laki-laki itu tidak akan pernah berani mengatakan hal itu secara langsung pada istrinya. karena Marina, pasti akan melarangnya dan menolaknya secara mentah-mentah.

"Agnes, Febri, bawah Tante Marina ke kamarnya."ucap laki-laki paruh baya itu Seraya menatap ke arah dua gadis teman anaknya itu.

Agnes Dan juga Febri yang mendengar itu, segera memapah Marina untuk masuk ke dalam kamar wanita itu.

Sesampainya di dalam kamar, Marina kembali menangis tersedu-sedu. saat mengingat bagaimana nasib putrinya saat ini.

"semoga kamu baik-baik saja sayang,"ucap Marina pada dirinya sendiri. kembali, bulir-bulir bening itu mengalir deras dari dalam matanya.

Sementara Febrianti dan juga Agnes yang melihat itu, seketika saling memandang. dua wanita muda itu, seketika merasa sangat bersalah. dengan apa yang terjadi dengan sahabatnya itu.

"maafkan kami Tante, seharusnya kamu bisa menjaga Renita dengan baik."ucap Wanita muda itu Seraya menundukkan kepala.

Sungguh, perasaan bersalah itu langsung menyeruak masuk ke dalam hati dua wanita muda itu.

****

Sementara itu di tempat lain, lebih tepatnya di kediaman kepala desa, terlihat dua anak manusia tengah didudukkan secara bersamaan dan di hadapannya saat ini,

Siapa lagi orangnya jika bukan Adrian dan juga Desi. mereka akan dinikahkan secara paksa karena telah dianggap melakukan tindakan asusila.

Padahal yang terjadi sebenarnya adalah, Adrian dan juga Desi tidak melakukan hal yang dituduhkan. bagaimana mau melakukan hal yang dituduhkan, Adrian saja baru membuka matanya beberapa jam yang lalu.

"jadi bapak sama Ibu mengira saya melakukan sesuatu hal yang tidak terpuji di rumah itu?"tanya Adrian dengan raut wajah garangnya.

"tentu saja kami mengira semua itu terjadi. mana mungkin, seorang laki-laki dan perempuan tidak melakukan apa-apa dalam satu rumah yang sama."seorang ibu-ibu yang mengenakan kerudung warna putih berkata dengan suara yang lantang.

Serempak, Desi dan juga Adrian yang melihat itu seketika menepuk kening masing-masing. karena mendengar tuduhan yang tidak masuk akal yang keluar dari mulut mereka.

"mana mungkin,...."ucapan Desi terhenti, saat melihat tatapan mata dari Adrian. hingga membuat wanita itu, seketika berhenti berbicara.

Menurut Adrian, percuma juga menjelaskan semuanya pada mereka. karena pasti tidak akan ada yang percaya. yang ia pikirkan saat ini, adalah bagaimana cara melepaskan diri dari semua ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!