Tertangkap

Saat ini, Renita dan yang lainnya tengah sibuk dengan upaya pencarian Adrian yang masih belum menemukan titik terang.

"huh kamu ini sebenarnya ke mana sih, Mas?"tanya Renita yang mulai merasa frustasi dengan pencarian yang tidak menemukan hasil itu.

"sabarlah Renita, waktu kita masih panjang untuk mencari keberadaan suamimu,"ucap Agnes mencoba untuk menghibur sahabatnya itu.

Renita yang mendengar itu, hanya menganggukkan kepala. kemudian, berjalan menuju ke arah di mana tempat-tempat biasanya dituju oleh orang-orang.

"Maaf permisi, apakah anda melihat orang ini?"tanya Renita Seraya menunjukkan foto Adrian kepada beberapa orang yang ada di rumah makan itu.

Serempak, mereka semua menatap ke arah Renita dengan tatapan yang sedikit mengerikan. hingga membuat Renita seperti menyadari sesuatu.

"astaga! jangan bilang mereka,..."ucapan Renita terhenti saat menyadari akan sesuatu.

"Renita lari!"teriakan dari Banu dengan menarik tangan wanita itu agar segera meninggalkan tempat itu.

"kejar mereka!"salah satu dari orang-orang menyeramkan itu, segera bangkit dari tempat duduk dan langsung mengejar para anak muda itu.

"jangan sampai dia lolos!"teriak yang lain dengan mempercepat langkah kaki mereka untuk mengejar Renita dan yang lain.

Sementara Renita, wanita cantik cantik itu berlari dengan sekuat tenaga dengan dibantu oleh tarikan yang dilakukan oleh Banu terhadap tangannya. membuat mereka berdua, sedikit berlari lebih kencang daripada Febrianti dan juga Agnes.

Membuat kedua sahabatnya itu, seketika saling pandang. karena mereka memang belum mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

"kenapa kalian lari seperti ini, sih?"tanya Agnes menetap ke arah Renita dan Banu yang berlari di depan mereka.

"di belakang ada orang-orang suruhan Kusuma,"teriak Renita tanpa menoleh ke arah sumber suara.

Membuat Agnes Dan juga Febri yang mendengar itu, mulai paham dengan situasi yang terjadi saat ini.

Terjadi aksi kejar-kejaran di antara mereka semua. sementara Banu, laki-laki itu semakin kuat dalam menggenggam tangan Renita dan menariknya agar berlari menjauh dari sekumpulan orang-orang itu.

"ayo Renita jangan lemot!"teriak Banu karena merasa tidak sabar. laki-laki itu, sesekali menetap ke arah belakang. di mana segerombolan orang itu, masih mengejar mereka dengan dengan kaki lebarnya.

"ayo cepat jangan sampai kalian tertangkap!"seru Agnes dari arah belakang.

Karena Wanita itu, baru menyadari sesuatu hal. sesuatu hal Jika ternyata para gerombolan laki-laki berpakaian hitam itu, tidak mengejarnya. mereka hanya mengejar Renita dan menangkap wanita itu.

"kita istirahat di sini saja,"cap Agnes Seraya menarik tangan Febri untuk menepi dari jalan itu. tentu saja hal itu membuat Febri yang melihatnya, merasa sedikit kebingungan.

"kenapa kamu malah berdiam diri di sini?"tanya Febrianti menatap ke arah sahabatnya itu dengan raut wajah kebingungan.

"kau lihat itu,"Agnes menunjuk ke arah segerombolan orang berjas hitam itu melewati mereka begitu saja. hingga membuat Febri, seketika tercengang. Karena mereka ternyata tidak dikejar oleh orang-orang berpakaian hitam itu.

Mereka hanya mengejar Renita dan juga Banu yang telah berlari di depan sana.

"kita harus menyelamatkan mereka,"ucap Febri Soraya menarik tangan Agnes untuk segera menyusul teman-temannya itu.

Wanita itu menatap ke sekeliling. hingga kedua matanya. hingga kedua mata Febri melihat sebuah jalan pintas Yang sepertinya menuju ke arah di mana saat ini Banu dan juga Renita berada.

"ayo ikut aku ke sini,"ucap wanita itu Seraya menarik Agnes menuju ke jalan pintas yang ada di tempat itu.

Mereka segera berlari untuk mendahului para laki-laki berseragam hitam itu. senyum Febri dan juga Agnes seketika mengembang, saat mereka melihat Banu dan juga Renita yang hampir sampai di tempat mereka saat ini berdiri.

Namun tiba-tiba saja, seseorang dari gerombolan laki-laki berjas hitam itu, menarik tangan Renita secara tiba-tiba. hingga membuat wanita itu, seketika terlepas dari genggaman tangan Banu.

"Renita!"teriak semua orang saat menyaksikan, bagaimana orang-orang itu membawanya dengan tubuh terikat.

"hei jangan bawa dia!"teriak banu Seraya melayangkan pukulan beberapa kali ke arah pria berjas hitam itu.

Namun pukulan dari Banu, dengan mudah dapat ditangkis oleh beberapa orang yang ada di sana. dan tiba-tiba saja,...

brugh

Salah seorang dari mereka mendorong tubuh laki-laki itu. Hingga membuat Banu seketika tersungkur di atas jalanan itu. dan dengan segera, Febri dan Agnes langsung berlari ke arah laki-laki itu dan menolongnya.

"hei jangan bawa dia!"teriak Banu dengan suara lantangnya. saat mereka melihat, para laki-laki itu membawa Renita yang hampir saja tak sadarkan diri. akibat bau alkohol yang sengaja diusapkan di hidung wanita itu.

Akhirnya, mereka bertiga hanya dapat melihat bagaimana Renita dibawa oleh para gerombolan itu. tanpa dapat melakukan apapun.

*****

Sementara itu di tempat lain, terlihat seorang laki-laki yang terduduk di kursi ruang tamu bersama dengan seorang wanita bersama dengan keluarganya.

"jadi bagaimana kau bisa sampai di sini Adrian?"tanya seorang laki-laki paruh baya menatap ke arah laki-laki itu.

Adrian yang mendengar itu, seketika hanya menggelengkan kepala."saya tidak tahu Tuan, saya tidak ingat apa-apa."ucap laki-laki itu Seraya memijat kepalanya yang sedikit pening.

Sementara wanita muda itu, hanya menatap ke arah Adrian dengan penuh rasa cinta.

Sementara wanita paruh baya yang berada di samping wanita yang bernama Desy Ratna Wulandari itu, hanya dapat tersenyum simpul. saat mengetahui putrinya yang tengah jatuh cinta pada pandangan pertama itu.

"Ibu mendukungmu,"fisik wanita paruh baya itu di telinga Desy. hingga membuat wanita itu, seketika tersipu malu.

Tiba-tiba saja, terdengar suara pintu yang diduga dari arah depan rumah mereka. hingga membuat semua orang yang ada di dalam sana, seketika terjingkat kaget.

"bawa mereka berdua ke balai desa!"teriak salah seorang warga saat melihat Desi dan juga Adrian yang tengah terduduk di kursi ruang tamu.

Sementara kedua orang tua Desi, mereka sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa saat prosesi penangkapan itu berlangsung. karena memang, kedua manusia paruh baya itu masih mencerna apa yang terjadi saat ini.

"apa yang kalian lakukan pada putriku?"tanya Santo. saat laki-laki paruh baya itu tersadar dari rasa keterkejutannya.

"kita akan membawanya ke balai desa untuk dinikahkan! karena mereka telah berada di dalam sebuah rumah tanpa ikatan pernikahan!"ucap salah satu warga menatap ke arah Adrian dan juga Desi secara bergantian.

"tidak jangan lakukan itu. mereka sama sekali tidak melakukan apa-apa!"ucap Susanti mencoba untuk menarik putrinya kembali.

Namun semuanya sia-sia. karena mereka jumlahnya sangat lebih banyak dibandingkan dengan Santo dan juga Susanti. akhirnya, Adrian dan Desi tertangkap oleh para warga itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!