Sahabatnya Datang Kembali

Beberapa hari kemudian, readyta telah terbiasa tinggal di kastil itu. walaupun, kastil itu jauh dari pemukiman warga yang lain, namun Renita merasa semakin senang. karena itu artinya, dirinya tidak perlu untuk menyamar lagi.

"apa kau merasa senang berada di sini?"tanya Hendri yang saat ini telah berada di sebelah putrinya.

Renita yang mendengar itu, seketika bangkit dari tempat tidur dan langsung memeluk ayahnya itu dengan sangat erat.

"sangat suka, terima kasih atas semua pengorbanan yang Ayah berikan padaku,"ucap wanita itu Seraya memeluk lengan ayahnya dengan erat.

Hendri yang mendengar itu, seketika tersenyum. tangannya terangkat dan mengusap kepala putrinya dengan penuh kasih sayang.

"tentu saja Ayah akan melakukan hal apapun agar kamu bisa bahagia dan selamat dari marabahaya,"ucap laki-laki paruh baya itu dengan mata penuh kasih sayang.

Renita yang mendengar itu, langsung kembali memeluk tubuh Ayahnya itu dengan sangat erat.

"ekhem,"

Pasangan Ayah dan Anak itu, seketika menoleh saat mendengar suara seseorang yang berdehem cukup kuat.

"ada apa ini, kenapa pagi-pagi sudah berpelukan Teletubbies seperti ini?"tanya Marina melangkahkan kakinya Seraya menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

Sementara Hendri dan juga Renita, pasangan ayah dan anak itu, seketika terkekeh pelan. dan dengan segera, kembali berpelukan dengan Hendri, yang sesekali mengusap kepala putrinya dengan penuh kasih sayang.

tentu saja hal itu membuat Marina yang melihatnya, sedikit merasa kesal. bukan kesal karena kemesraan mereka. melainkan, karena dirinya diacuhkan seperti ini. karena Marina, yang paling tidak suka diacuhkan oleh orang yang ia sayang.

"dasar kalian ini menyebalkan ya,"ucap Marina mendengus kesal.

Bukannya merasa kasihan dengan sang Bunda, Renita justru malah semakin menggoda wanita paruh baya itu. dengan sesekali menarik hidung ayahnya.

Tentu saja tindakan dari putrinya itu, membuat Marina sedikit kesal. wanita paruh baya itu dengan segera, menghampiri Putri dan suaminya yang masih asik berpelukan. dengan segera, menarik masing-masing telinga dari mereka.

Hingga membuat keduanya, seketika berteriak karena merasa kesakitan dengan tarikan telinga yang dilakukan oleh wanita paruh baya itu.

"dasar ya kalian, mau coba-coba untuk menggoda Bunda, hmm?"tanya Marina dengan tangan semakin erat menjewer kuping dari kedua manusia yang berarti dalam hidupnya itu.

"aww ampun Bunda!"teriak Hendri dan juga Renita secara bersamaan. dan tingkah mereka itu, seperti seorang anak kecil yang ketahuan melakukan kesalahan. dan kemudian, dihukum oleh sang ibu.

"makanya jangan macam-macam dengan Bunda, kalian nggak tahu bunda ini mantan jawara?"tanya Marina Seraya menatap putri dan juga suaminya itu dengan tatapan tajam

"iya deh juara, juara yang paling galak. tapi bisa Ayah taklukan,"ucap Hendri Seraya tersenyum manis dan mengerlingkan matanya menatap ke arah sang istri.

"iyalah Bunda takluk, orang dikasih ajian jaran goyang,"ucap Marina terkekeh pelan.

Tentu saja hal itu, membuat Mereka semua, seketika tertawa penuh dengan kebahagiaan.

Tak lama berselang, terdengar suara pintu yang diketuk dari luar. dan tak berapa lama, terdengar seseorang memanggil Hendri dan juga Marina.

"ada apa?"tanya mereka berdua setelah berhasil membuka pintu kamar itu.

"di luar ada teman-teman Nona Renita,"ucap wanita paruh baya itu dengan sopan.

Hendri dan Marina yang mendengarnya, seketika kembali masuk ke dalam kamar putrinya. membuat si pemilik kamar, merasa sedikit was-was. karena mengira, keadaan mereka saat ini, sudah diketahui oleh orang-orang dari keluarga Kusuma.

"ada apa Yah, Bun?"tanya Renita menatap ke arah Ayah dan Bundanya secara bergantian.

Marina yang melihat itu, seketika tersenyum kecil. wanita paruh baya itu merasa geli saat melihat ekspresi wajah dari putrinya itu.

"di depan ada teman-temanmu,"ucap Marina. dan hal itu sukses membuat Renita, seketika membulatkan kedua matanya.

"bagaimana bisa mereka ada di sini?"tanya Renita kembali panik. karena, jika teman-temannya berhasil menemukan di mana posisinya saat ini, itu tidak menuntut kemungkinan yang lain pasti akan langsung bisa melacak keberadaannya.

Marina yang melihat ekspresi wajah dari putrinya, berusaha untuk menenangkan wanita muda itu.

"tenanglah sayang, mereka tidak akan pernah mungkin untuk berkhianat darimu."ucap Marina Seraya mengusap pundak putrinya itu untuk menenangkan.

"tapi bagaimana jika pergerakan mereka dipantau oleh keluarga Kusuma, terutama Eyang,"ucap Renita menundukkan kepala.

Marina yang mendengar itu, seketika menggelengkan kepalanya. kemudian, mengangkat dagu putrinya. hingga membuat mata mereka kembali bertemu." Bunda yakin 100%, itu tidak akan pernah terjadi."ucap Marina Seraya mengusap kepala putrinya dengan penuh kasih sayang.

"bagaimana Bunda yakin?"tanya Renita yang merasa penasaran.

"karena sebenarnya, orang-orang di keluargakusuma itu tidak memiliki kepintaran sampai sedalam itu. mereka akan bertindak, jika ada penghianat yang memberitahu mereka,"ucap Hendri yang baru saja kembali dari arah luar.

Di belakang laki-laki itu, ternyata sudah ada ketiga sahabat Renita. yang tak lain adalah Febrianti, Agnes Dan juga Banu. mereka bertiga tampak tersenyum saat melihat Renita dalam keadaan baik-baik saja.

"kalau begitu, Om dan Tante tinggal dulu ya,"ucap Marina Seraya menarik tangan suaminya untuk keluar dari kamar Putri mereka.

"gimana keadaanmu?'tanya Febrianti saat mereka sudah sama-sama melepas rindu dengan berpelukan satu sama lain.

"aku baik, dari mana kalian tahu tentang keberadaanku di sini?"tanya Renita menatap ke arah ketiga sahabatnya itu.

"Om Hendri yang memberitahu kita."ucap Banu Seraya tersenyum kecil.

Renita yang mendengar itu, hanya menganggukkan kepala. sementara Febri dan juga Agnes, kedua wanita itu saat ini berkeliling di kamar sahabat mereka itu.

"kamarmu sangat luas ya, sepertinya nyaman berada di sini."ucap Agnes Seraya kembali melayangkan tatapannya pada sudut-sudut kamar milik sahabat yaitu.

"tapi sayangnya, di sini sinyalnya terbatas."ucap Renita menatap ke arah para sahabatnya itu.

Sontak saja, ketiga anak muda itu, menatap Renita penuh arti. membuat si pemilik kamar, merasa bingung dan juga heran.

"kalian kenapa lihatin aku seperti itu?"tanya Renita yang memang tidak mengerti.

"kita nyaman kok tinggal di sini,"ucap Agnes Seraya kembali duduk di samping Renita.

"maksudnya?"tanya Renita yang tidak mengerti apa yang dimaksud oleh sahabatnya itu.

"kita akan tinggal di sini, untuk menemani kamu sekaligus kita cari keberadaan Adrian sama-sama,"ucap Banu Seraya tersenyum kecil.

Mendengar penuturan dari sahabatnya itu, seketika membuat Renita membulatkan kedua matanya.

"kalian serius?"tanya Renita yang masih tidak percaya.

Ketiga orang itu, seketika meragukan kepala dengan serempak. seketika itu pula, Renita merasa sangat bahagia. karena akhirnya, dirinya bisa mulai mencari keberadaan suaminya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!