Renita kini merasa pasrah saat tubuhnya, diseret oleh beberapa orang yang memakai pakaian serba warna hitam itu.
"aku pasrah ya Tuhan, Jika aku memang mati hari ini, maka aku siap menerimanya."ucap wanita itu dengan suara yang sangat lirih.
Sementara di depan sana, terlihat Eyang Anita bersama dengan beberapa keluarga yang lain, menatapnya dengan tatapan yang sangat mengerikan.
"dasar wanita tidak tahu diri! sudah untung kau dibesarkan di keluarga ningrat seperti ini! kenapa kau masih bertingkah?!"teriak wanita sepuh itu dengan menatap tajam ke arah Renita.
Membuat wanita itu, seketika menundukkan kepala. bukan karena merasa takut atas perlakuan dari keluarganya sendiri itu. melainkan, Renita tidak ingin salah pengucapan karena merasa geram. Bisa-bisa, ke dakwah orang tuanya akan menjadi korban. jika sampai, Renita melakukan hal itu.
"lakukan sekarang!"ucap Renita menatap datar ke arah semua orang yang ada di hadapannya itu.
"lakukanlah apa yang akan kalian lakukan. dan setelah itu terjadi, bunuhlah aku. karena aku, tidak sanggup lagi melaksanakan kehidupan. Setelah kalian mempermalukan aku seperti ini."ucap wanita itu dengan sorot mata menghiba.
Eyang Anita yang melihat itu, seketika tertawa terbahak-bahak. diikuti oleh keluarga yang lainnya.
"apa kau bilang, kau ingin mati? oh tidak semudah itu!"ucap yang Anita. Seraya melangkahkan kakinya, mendekati cucunya itu. dan setelah itu,..
sreekkk
Renita mendongakkan kepalanya saat merasakan rambutnya, ditarik dengan sangat kencang oleh wanita sepuh itu. rasa perih seketika menjalar di kepala wanita itu. saat Renita merasakan, tarikan itu semakin lama semakin kuat.
"kau harus merasakan, beberapa adegan sebelum ajal menjemputmu sayang,"setelah mengatakan hal itu, Anita meninggalkan tempat itu disertai dengan tawa yang membahana.
Sungguh, Renita tidak mengetahui terbuat dari apakah hati Eyangnya itu. bisa-bisanya wanita sepuh itu, ketawa terbahak-bahak di depan tubuh cucunya yang tidak berdaya seperti itu. sungguh, Renita benar-benar menyesal terlahir dalam keluarga ningrat seperti ini.
"lakukan sekarang juga,"ucap Anita dengan suara yang sangat dingin. wanita sepuh itu, kemudian menatap ke arah Renita dengan tatapan menghina.
"pastikan dia, keluar dari dalam sini dalam keadaan tidak peraw*n!"setelah mengatakan hal itu, wanita sepuh itu segera melangkahkan kakinya untuk keluar dan menikmati harinya seperti biasa.
Sementara Renita yang mendengar itu, seketika membulatkan kedua matanya. wanita itu tidak menyangka, bahwa orang yang disebut "Eyang"akan memperlakukan dia lebih dari seekor binatang.
Sontak saja, Renita merasa sangat gemetaran. saat dirinya menyadari, apa yang akan terjadi selanjutnya. sekuat tenaga, wanita itu mencoba untuk melepaskan tali yang mengikat tubuhnya itu. Namun, sekuat apapun Renita untuk mencoba membuka ikatan itu, semakin kencanglah ikatan itu mengikat rubuhnya. hingga setelah beberapa saat, Renita akhirnya pasrah. wanita itu menangis tersedu-sedu.
Sementara di depan sana, seseorang membacakan poin-poin yang berlaku dalam keluarga Kusuma itu. dan secara garis besarnya adalah, setiap anggota keluarga Kusuma yang gagal dalam pernikahan, mereka akan dikenai hukuman dengan melepaskan ke gadisan mereka dengan benda apapun. itu berlaku untuk anggota keluarga wanita. jika berlaku untuk anggota laki-laki, maka tidak dikenakan hukuman. bahkan laki-laki itu, boleh menikah lagi dalam beberapa hari kedepan.
Renita yang mendengar itu, seketika menggelengkan kepalanya. karena tidak habis pikir, dengan peraturan yang dibuat oleh keluarga gila itu. pantas saja, Jelita dan juga Rossa sampai harus depresi. karena memang, sesadis dan sekejam ini hukuman yang akan mereka terima.
Tiba-tiba saja, ada seorang laki-laki yang sejak tadi menatap Renita dengan tatapan mesumnya itu, mengangkat tangan. hingga membuat orang yang membaca itu, seketika menghentikan bacaannya.
"daripada wanita itu harus ditusuk dengan sebuah tongkat, bagaimana jika di tusuk denganku saja?"tanya laki-laki itu Seraya menatap Renita dengan senyuman menyeringai.
Renita yang mendengar itu, seketika membulatkan kedua matanya. sementara orang yang membacakan poin-poin itu, menatap ke sekeliling. seakan-akan meminta persetujuan dari mereka.
"silakan saja aku tidak peduli!"tiba-tiba saja, Anita datang menghampiri kerumunan orang itu. dan tiba-tiba saja, wanita sepuh itu mengusapkan sesuatu di wajah sang cucu.
Hingga membuat Renita, seketika seperti orang mati. tidak dapat menggerakkan anggota tubuhnya sama sekali.
"jika kau mau, bawalah dia ke gubuk di tepi hutan sana." ucap Anita Seraya menunjuk ke arah jalan setapak yang terlihat dari tempat mereka berdiri saat ini.
Laki-laki itu yang mendengarnya, seketika menganggukkan kepala. dan secepat kilat, menggendong dan membawa tubuh lemas Renita masuk ke dalam hutan itu.
"tugas kita sudah beres?"tanya salah seorang dari mereka pada Anita.
"kita tunggu beberapa bulan lagi, jika wanita itu hamil, Maka tugas kalian sudah berhasil."setelah mengatakan hal itu, Anita segera melangkahkan kakinya untuk keluar dari tempat itu.
*****
Sementara itu di lain tempat, terlihat Adrian yang terduduk pasrah dengan pakaian serba warna putih. sementara di sampingnya saat ini, terlihat Desi yang memakai gaun berwarna senada.
Diam-diam, wanita itu menyunggingkan senyuman. saat menyadari, bahwa dirinya sebentar lagi akan menikah dengan laki-laki yang diam-diam mengisi kekosongan hatinya itu.
"caranya mungkin kurang tepat, tapi aku yakin, aku bisa meluluhkan hati Mas Adrian.
Sementara Adrian, laki-laki itu hanya menundukkan kepala. merasa pasrah dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.
"siapa nama orang tuamu?"tanya penghulu pada Adrian.
"Agung Wijayanto dan juga Samantha Wijayanto."ucap Adrian dengan suara lemahnya.
"baiklah kalau begitu, ikuti kata-kata saya. saudara Adrian Wijayanto, saya nikahkan dan saya kawinkan anda dengan Desi Ratna Wulandari binti Santo, dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai"ucap penghulu itu Seraya menjabat tangan Adrian.
Sementara Adrian, laki-laki Itu tampak menatap kedua orang tua Desi dengan tatapan memohon. memohon agar rencana ini dibatalkan. namun semuanya pupus, saat melihat Santo menggelengkan kepalanya.
Akhirnya, Adrian pun pasrah. laki-laki itu membalas saluran tangan dari Pak penghulu itu, dan mengucapkan ijab qobul.
Walaupun memang, Adrian terlihat sangat bingung karena belum sepenuhnya sembuh, tapi laki-laki itu mengingat jelas siapa dirinya. yang hilang dari ingatannya hanyalah. beberapa ingatan saja. diantaranya adalah, ingatan saat dirinya mengucapkan ijab qobul saat menikahi Renita.
"kenapa rasanya sangat sakit sekali?"tanya Adrian dalam hati. saat laki-laki itu, baru selesai melakukan prosesi pernikahan dengan Desi.
Sementara Desi, wanita itu seketika tersenyum lebar. karena ternyata, sangat mudah mendapatkan Adrian.
"aku berjanji akan membahagiakanmu, Mas."gumam wanita itu Seraya menatap suaminya itu dengan penuh kasih sayang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments