Mulai Bersembunyi

Setelah keluarga Renita kembali dari pengadilan itu, mereka memutuskan untuk kembali ke hotel. karena Renita, sejak tadi merengek tidak ingin kembali ke kediaman keluarga besarnya. pasti keselamatannya akan terancam jika wanita itu berada di sana.

"sampai kapan kita akan terus-menerus berada di hotel itu?"tanya Marina menatap suami dan juga anaknya secara bergantian.

Sebagai seorang ibu, Marina tentu tidak menginginkan sesuatu hal buruk terjadi pada putri kesayangannya itu. namun, dirinya juga tidak ingin membiarkan putrinya berada di hotel ini selamanya. bukan masalah ekonomi yang ia pikirkan. melainkan, suatu saat nanti keluarga besarnya pasti akan tahu jika Renita masih berada di hotel itu. dan tentunya itu pasti akan menjadi masalah besar ke depannya nanti.

"Bunda nggak senang, kalau Renita bersembunyi di tempat ini?"tanya wanita itu menatap ke arah wanita paruh baya itu dengan tatapan intens.

Marina yang mendengarnya, seketika menggelengkan kepala. "bukan, bukan itu maksud Bunda. hanya saja,.."Marina menjeda ucapannya. sepertinya wanita itu tidak sanggup lagi untuk mengatakan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi kedepannya.

"hanya saja?"tanya Renita mengulang perkataan Bundanya. Seraya menatap wanita itu, dengan raut wajah kebingungan.

"hanya saja Bunda takut, kalau persembunyianmu ini akan diketahui oleh keluarga besar Ayahmu. dan kau tahu sendiri kan, apa yang akan terjadi selanjutnya jika mereka mengetahui tentang semua ini?"tanya Marina menatap ke arah putrinya dengan tatapan sendu.

Seakan-akan, wanita paruh baya itu tidak sanggup untuk membayangkan sesuatu hal buruk yang akan terjadi kedepannya terhadap Putri kesayangannya itu. maklum saja. Marina saat dinikahi oleh Hendri adalah wanita sebatang kara. hal itu membuat Marina, merasa ketakutan jika sesuatu hal yang buruk akan terjadi pada orang yang ia sayangi.

Cukup sudah, dirinya merasakan pahitnya kehilangan keluarga akibat suatu insiden yang tidak mereka duga. dan Marina tidak ingin hal itu sampai terjadi atau menimpa Putri kesayangannya itu. Seakan-akan, Marina tidak akan pernah sanggup jika hal itu sampai terjadi.

"lalu, sekarang bagaimana?"tanya Renita yang mulai terlihat panik. karena bagaimanapun juga, dalam hal ini Renita yang akan dikorbankan. entah dalam hal apa, mereka tidak mengerti.

Karena, hukuman setiap keluarga Kusuma, itu berbeda satu dengan yang lain. sehingga hukuman itu, tidak akan bisa ditebak oleh orang yang akan menjalaninya.

Tiba-tiba saja, Hendri menepikan kendaraannya. membuat sepasang ibu dan anak itu, seketika menatap Hendri dengan tatapan sedikit was-was. karena mereka mengira, bahwa laki-laki itu akan segera menyerahkan Renita pada keluarga besarnya.

"Ay.. Ayah kenapa menghentikan mobil seperti itu?"tanya Renita dengan raut wajah yang sangat panik dan tubuh menggigil karena merasa ketakutan.

"apa kamu berniat ingin menyerahkan Renita?"entah datang dari mana perasaan itu. yang jelas saat ini, hati Marina merasa sangat sakit jika apa yang ia pikirkan itu menjadi kenyataan.

Sementara Hendri sendiri, laki-laki paruh baya itu justru menatap bingung ke arah anak dan istrinya yang menatapnya dengan ekspresi wajah ketakutan dan pandangan waspada. Seakan-akan, mereka tengah berhadapan dengan seorang penjahat. padahal kenyataannya, mereka berhadapan dengan orang yang paling sayang terhadap mereka.

"apa yang kalian lakukan? apakah kalian berpikir, Ayah akan menyerahkan Renita pada keluarga itu?"todong Hendri. saat laki-laki itu menyadari keadaan yang tersaji di hadapannya.

"Tentu saja aku berpikir seperti itu, kau adalah bagian dari keluarga Kusuma. pasti kau akan melakukan hal itu, kan?"Marina dengan cepat memberondong beberapa pertanyaan pada laki-laki yang telah menemaninya puluhan tahun itu.

Mendengar pertanyaan dari istrinya itu, seketika membuat Hendri membulatkan kedua matanya. "apa yang kau katakan? aku adalah Ayah kandung dari Renita. mana mungkin, aku menjerumuskan putriku sendiri ke dalam lembah yang mengerikan seperti itu?"tanya Hendri tanpa sadar membentak istri kesayangannya itu.

Mendengar ucapan dari Hendri, seketika membuat Marina menundukkan kepala. karena seumur hidupnya, Marina belum pernah dibentak sekalipun oleh suaminya itu.

"ssh maafkan aku. tidak seharusnya aku bersikap kasar terhadapmu"ucap Hendri yang langsung memeluk tubuh istrinya yang terlihat bergetar hebat karena menahan rasa takut.

Sementara Renita, wanita muda itu hanya terdiam Seraya menyaksikan interaksi yang dilakukan oleh kedua orang tuanya.

"aku menghentikan mobil, karena aku memiliki rencana lain,"ucap Hendri Seraya mengusap kepala istrinya dengan penuh kasih sayang.

"maksud Ayah?"tanya kedua wanita itu secara bersamaan. hingga membuat Hendri, seketika mengulum senyum.

"goblok sekali bidadari bidadari Ayah," ucap laki-laki itu Seraya mengusap kepala Putri dan istrinya secara bergantian.

"ish Ayah jawab dulu ih, memangnya ayah mempunyai rencana apa?"tanya Renita dengan raut wajah kesal.

"kita akan bersembunyi di villa milik Ayah,"ucap laki-laki itu Seraya kembali menancapkan gas dan melanjutkan perjalanan mereka.

Sementara Marina dan juga Renita yang mendengar itu, seketika saling pandang. karena setahu mereka, laki-laki paruh baya itu tidak memiliki tempat lain selain kediaman kedua orang tuanya.

"memangnya Ayah memiliki tempat persembunyian? dan apakah itu aman?"tanya Renita berturut-turut. hingga membuat Hendri, yang mendengarnya seketika, terkekeh pelan.

"ternyata Putri kesayangan Ayah, tidak tahu tentang Ayahnya sendiri,"ucap Hendri bermaksud untuk menyindir putrinya itu.

Membuat Renita yang mendengarnya, seketika mendengus kesal."ya mana aku tahu, aku kan memang tidak selalu bersama Ayah."ucap Renita mencebikkan bibirnya.

"jangankan kamu sayang, Bunda saja juga tidak tahu jika ayahmu memiliki tempat persembunyian khusus,"Marina seketika menatap tajam ke arah Hendri.

Hendri yang mengetahui tatapan mata itu, seketika hanya tersenyum Seraya menggenggam tangan istrinya. "kamu nggak usah mikir macam-macam. aku tidak pernah berkhianat seperti apa yang ada di dalam pikiranmu."ucapnya seakan tahu apa yang dipikirkan oleh sang istri.

Tak lama berselang, mobil yang ditumpangi oleh keluarga Kusuma itu, sampai di sebuah lokasi yang menurut Renita sangatlah asing.

Wanita muda itu, sampai harus menatap beberapa kali tempat itu. karena merasa tidak percaya dengan pemandangan yang ia lihat di depan matanya.

"Ayah, ini serius tempatnya?"tanya Renita Seraya menatap Hendri dengan tatapan menuntut penjelasan.

Hendri yang mendengar itu, hanya mengagumkan kepala. kemudian dengan segera, mengajak istri dan juga anaknya untuk masuk ke dalam bangunan itu.

Bangunan yang lebih mirip seperti kastil itu, begitu megah dan juga sangat menarik dan memanjakan mata. bahkan Marina saja, sampai tidak henti-hentinya mengagumi ciptaan Tuhan itu.

"kita akan mulai bersembunyi di sini,"ucap Hendri Seraya mulai membukakan pintu untuk istri dan juga anaknya itu.

"Ayah yakin ini aman?"tanya Marina sedikit khawatir.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!