Keadaan Sebenarnya

Renita dan yang lain, Kini dapat bernafas dengan lega. karena para orang-orang berseragam hitam itu, telah melangkahkan kakinya menjauh dari Renita dan juga yang lain.

"Untung saja tidak ketahuan,"gumam wanita itu Soraya mengusap dadanya yang terasa berdenyut dengan hebat.

"semoga ini bukan pertanda buruk,"gumam Banu Soraya menatap ke arah Renita dengan tatapan yang sangat iba.

"kau ini bicara apa?!"sentak Febrianti dengan raut wajah tidak suka. karena menurutnya, Renita akan baik-baik saja. dan mereka akan mendapatkan Mabar di mana ada yang berada.

Banu yang mendengar itu, tidak menyahut. laki-laki itu, kembali sibuk melangkahkan kakinya untuk menelusuri daerah-daerah itu. diikuti oleh Renita dan yang lainnya dari arah belakang.

"kau tenang saja, kau pasti akan baik-baik saja dan kita segera menemukan Di mana keberadaan Adrian."ucap Febri Seraya mengusap Punggung sahabatnya itu. mencoba untuk menenangkan sahabatnya itu.

Renita yang mendengar itu, hanya menganggukkan kepala dan tersenyum tipis. Namun sebenarnya yang terjadi, di dalam lubuk hati wanita itu yang paling dalam, merasa sangat was-was. apalagi saat ini waktu semakin cepat berlalu. sehingga membuat dirinya, semakin terbatas dalam mencari keberadaan di mana Adrian berada.

"semoga aku tidak terlambat,"ucap wanita itu Seraya melangkahkan kakinya untuk mengikuti sahabat laki-lakinya yang telah berjalan mendahului mereka.

Renita dan yang lain segera menyusuri daerah-daerah itu dengan sesekali bertanya kepada orang orang yang ada di sana. siapa tahu saja, mereka pernah melihat wajah dan keberadaan Adrian.

Sebenarnya, Renita bisa saja memutuskan orang untuk mencari keberadaan di mana suaminya kini. namun wanita itu tidak ingin mengambil resiko. karena saat ini, dirinya telah diawasi.

Karena merasa kelelahan, Renita dan yang lain akhirnya, memutuskan untuk beristirahat di sebuah warung makan yang terletak di pinggir jalan.

"kita makan saja dulu ya,"ucap Banu menawarkan pada para sahabat wanitanya itu.

Membuat Renita dan yang lain yang mendengar itu, menganggukkan kepala dan tersenyum tipis. wanita itu segera melangkahkan kakinya untuk mengikuti ke mana arah langkah kaki laki-laki itu.

"kita makan di sini saja ya,"ucap Banu Seraya menatap ke arah sekeliling. tampak suasana di sekitar sana sangatlah sepi. Padahal, ini baru pukul 10.30 pagi.

"kenapa sepi sekali? seperti tidak ada kehidupan saja,"gumam Renita Seraya ikut mengedarkan pandangannya segala penjuru.

"namanya juga kota kecil, wajar saja jika tidak ada keramaian seperti di kota kita," sahut Agnes Seraya mendudukkan dirinya di samping Febri yang telah membuka bekal makanan yang memang telah disiapkan oleh Marina ibunda dari sahabatnya.

Akhirnya, mereka semua menikmati makanan itu dengan sesekali bercerita dan menyapa beberapa orang yang lewat di depan mereka.

Namun demikian, tidak ada seorangpun yang melihat keberadaan laki-laki itu. membuat Renita, seketika menundukkan kepala.

Febrianti dan Banu yang melihat itu, seketika saling pandang satu sama lain. "janganlah bersedih seperti itu, kita masih mempunyai banyak waktu untuk mencari keberadaan suamimu,"ucapnya Seraya tersenyum kecil.

Renita yang mendengar itu, menganggukkan kepala. dan langsung kembali melanjutkan aktivitas memakan bekal itu.

uhuk uhuk uhuk

Tiba-tiba saja, Agnes yang sejak tadi hanya diam, seketika terbatuk saat matanya tidak sengaja menangkap gambar di ponselnya.

"kenapa?"tanya Renita dan yang lain dengan ekspresi wajah penasaran. karena saat ini, mereka semua tidak ada yang memegang benda pipih itu.

Agnes yang mendengar itu, seketika menggelengkan kepalanya."tidak apa-apa, kita lanjutkan saja perjalanan untuk mencari Adrian,"ucap Agnes berbohong.

Karena Wanita itu, tidak ingin mengatakan keadaan sebenarnya kepada Renita. terlebih lagi, foto yang ia lihat itu, belum tentu kebenarannya.

"mungkin saja ini hanya editan,"kumannya dalam hati. Wanita itu, sesekali akan menatap ke arah Renita dengan tatapan yang sulit diartikan.

Agnes akan mencoba untuk menyembunyikan hal ini dari Renita. karena sebenarnya, wanita itu memutuskan untuk menyewa Intel untuk menyelidiki Di manakah keberadaan Adrian. karena Agnes tidak tega, dengan kesedihan yang dialami oleh sahabatnya itu. Apalagi, jika nantinya Renita berhasil tertangkap. maka Agnes tidak tahu lagi apa yang harus ia lakukan.

Maka dari itu, sebelum semuanya terlambat, Agnes memutuskan untuk mengambil ancang-ancang terlebih dahulu dengan cara menyewa Intel untuk menyelidiki kejadian itu.

"kami masih berusaha untuk menyelidiki semuanya Nona, tolong bersabarlah!."itulah pesan yang dikirimkan oleh Intel itu.

Membuat Agnes, seketika mengetikkan balasan pada laki-laki itu.

"bagus tolong kamu selidiki terus. jangan sampai lewat dari batas yang saya ajukan. jika tidak, kamu tidak mendapatkan apa-apa."

Begitulah isi dari pesan yang dikirimkan oleh Agnes pada Intel itu. setelah selesai, wanita itu kembali melanjutkan aktivitas makannya.

*****

Sementara itu, di lain tempat terlihat seorang wanita cantik tengah menatap seorang laki-laki yang terbaring disadarkan diri di atas tempat tidur miliknya.

"kenapa dia belum sadar juga, Bu?"tanya wanita muda itu Seraya menatap ke arah wanita paruh baya yang ada di sebelahnya, dengan raut wajah yang sangat khawatir.

"sabarlah sayang, kata dokter tadi dia akan sadar dalam waktu kurang dari 24 jam."ucap wanita paruh baya itu Seraya mengusap kepala putrinya dengan penuh kasih sayang.

Membuat wanita muda itu, hanya menganggukkan kepalanya. Soraya manik mata hitamnya, tak henti-hentinya menetap ke arah laki-laki yang ada di hadapannya itu.

"sangat tampan!"gumam wanita cantik itu dengan menarik kedua sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman tipis.

"apa kau menyukainya Desy?"tanya sang Ibu Seraya menatap wanita itu dengan tatapan menggoda.

Tentu saja, wanita yang bernama lengkap Desy Ratna Wulandari itu, hanya tersenyum tipis Seraya menunduk karena merasa malu.

"Jika kamu memang menyukainya, nanti setelah pria itu sadar, kita langsung saja menikahkan kalian. karena sebenarnya, Ibu sudah sedikit malu saat mendengar bisik-bisik pada tetangga tentang kalian."ucap wanita paruh baya itu dengan mend*sah pelan. saat mengingat, bagaimana para warga itu mencibir keluarganya. hanya karena kedatangan seorang laki-laki yang tidak dikenal.

Padahal jelas-jelas, laki-laki itu ditemukan oleh Desi dengan kondisi tak sadarkan diri. mana mungkin mereka melakukan sesuatu hal yang dilarang oleh agama dan norma sosial? terkadang manusia memang tidak berpikir panjang.

Desy yang mendengar itu, seketika menatap ibunya dengan tatapan kebingungan.

"kenapa? bukankah kita tidak melakukan apa-apa?"tanya wanita itu Seraya menatap wanita paruh baya itu, dengan ekspresi wajah kebingungan.

Sang ibu yang mendengar itu, seketika membuang nafasnya kasar. dan dengan segera, wanita itu mulai menceritakan apa yang sebenarnya terjadi dan keadaan sebenarnya di sekitar mereka.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!