Mulai Melakukan Pencarian

Beberapa hari setelah kedatangan ketiga sahabatnya, Renita mulai menyusun rencana untuk mencari keberadaan sang suami. karena Wanita itu, masih menjadi istri sah dari seorang Adrian Marcell Wijayanto. membuat Renita harus berusaha mencari keberadaan laki-laki itu bagaimanapun caranya.

"kamu yakin, mau mencari keberadaan Adrian?"tanya Agnes dengan nada sedikit malas.

Membuat Renita yang mendengar itu, ketika memandang sahabatnya dengan tatapan heran.

"memangnya, kenapa? kenapa kau seperti orang yang tidak suka?"tanya Renita Seraya menatap sahabatnya itu dengan tatapan intens.

"jangan berpikir macam-macam, buang saja semua pikiran burukmu itu."ucap Agnes dengan cepat. agar sahabat Karibia itu tidak memikirkan hal-hal yang aneh-aneh.

"ya makanya cerita, kamu seperti orang tidak suka saat mendengar nama kekasihnya disebut,"ucap Renita dengan entengnya.

Membuat Agnes yang mendengar itu, seketika membulatkan kedua matanya. "jangan bicara sembarangan, aku hanya malas karena mendengar cerita dari Banu,"ucap Agnes dengan cepat dan disertai dengan nada yang sangat serius.

Hal itu bertujuan, agar pikiran sahabatnya itu tidak semakin liar dalam memandang orang lain. karena Agnes tahu, bagaimana perangai dari Renita. wanita yang terlihat sangat kalem saat menghadapi masalah itu, sebenarnya memendam kegelisahan yang cukup berlebihan. dan kegelisahan itu, akan dilampiaskan kepada orang yang menurutnya sangat berpotensi. Ya seperti sekarang ini. Renita melampiaskan kepada Agnes.

"kalau soal ucapan Banu, aku mencoba untuk tidak mempercayainya. karena aku yakin, Mas Adrian adalah laki-laki yang setia."ucap Renita dengan ekspresi wajah bersungguh-sungguh.

Sementara Agnes yang mendengar itu, hanya mengangguk-anggukkan kepala. karena Wanita itu, tidak memiliki kuasa untuk mencegah sahabatnya dalam melakukan pencarian. lagi pula, Adrian adalah suami dari Renita. dan sudah sepantasnya, Renita sebagai seorang istri mencari keberadaan suaminya.

Tak lama berselang, pintu kamar wanita itu diketuk oleh seseorang. dan tak berselang lama, suara jeritan dari kayu yang dibuka dari luar. membuat Renita dan juga Agnes, seketika menulis secara bersamaan.

"kamu mau mencari keberadaan Adrian?"tanya Febrianti saat mereka telah berada di dalam kamar milik Renita.

"tentu saja, memangnya kenapa? jangan bilang kalau kamu juga berpikiran sama seperti Agnes,"todong Renita.

Membuat ketiga sahabatnya, seketika saling menatap satu sama lain. karena merasa bingung dengan ucapan wanita yang ada di hadapan mereka.

"memangnya kenapa, Nes?"tanya Febri.

"dia bilang, kalau tidak mau ikut mencari keberadaan Mas Adrian,"bukan Agnes yang menjawab. melainkan Renita sendiri. wanita muda itu menatap sahabatnya dengan tatapan yang sedikit kesal.

membuat Banu yang mendengarnya, seketika menundukkan kepala karena merasa bersalah. akibat dari informasinya yang tidak valid itu, membuat sahabat-sahabatnya menjadi salah paham seperti itu.

"untuk masalah itu, aku minta maaf. aku yakin, itu hanya mataku yang salah lihat. bener apa kata Renita, Adrian tidak mungkin menghianati wanita sebaik dan secantik sahabat kita ini,"ucap Banu Seraya mengusap kepala dari Renita dengan penuh kasih sayang.

sementara ketiga wanita itu, menatap Banu dengan tatapan sedikit curiga. "jangan modus ya,"ucap Renita Seraya menepis tangan laki-laki itu.

Sehingga membuat si pemilik, seketika mendengus kesal. "tau aja sih kamu,"ucap Banu suara yang sangat lirih. Namun masih dapat didengar oleh teman-temannya.

Membuat Renita yang mendengar itu, seketika membulatkan kedua matanya. "dasar buaya, masa sahabat sendiri mau diembat,"cibir Renita Seraya mencebikkan kedua bibirnya.

Tentu saja hal itu membuat ketiga sahabatnya, tertawa dengan puas. "hahaha muka kamu lucu banget kalau lagi marah gitu,"ucap Agnes Seraya menyentuh perutnya yang sedikit kram akibat tertawa cukup tentang.

"temen kalian tuh nyebelin!"ucap Renita yang masih cemberut.

"Maaf aku cuma bercanda kok, mana mungkin aku menyukai sahabatku sendiri."ucap Banu Seraya tersenyum kecil.

Karena di dalam surat perjanjian yang dibuat oleh mereka berempat, tidak ada yang boleh menyukai satu sama lain. karena dalam hubungan persahabatan mereka, ada seorang laki-laki normal. Yang kapan saja, akan memercikkan api asmara di antara mereka. dan itu, telah disepakati oleh mereka semua.

"jangan ada yang baper dengan persahabatan kita,"ucap Renita seolah memperingatkan ketiga sahabatnya itu. membuat ketiganya, menganggukkan kepala mengerti.

"tapi sepertinya itu aku tidak bisa,"ucap Banu dengan lantang. tapi Sayangnya, ucapan lantang yang dilontarkan oleh laki-laki itu, hanya mampu bersuara di dalam hati. karena Banu, tidak mungkin mengorbankan persahabatannya hanya demi sebuah rasa. toh nantinya kalau memang berjodoh, mereka akan bersatu apapun Yang terjadi. pikir Banu.

Sementara ketika wanita itu, sudah mulai merundingkan hal apa saja yang akan ia bawa untuk mencari keberadaan Adrian. mereka akan mulai vmencari keberadaan laki-laki itu, dari tempat yang biasa ia datangi.

"kita akan mulai ke mana?"tanya Agnes menatap pada Renita.

"tempat yang biasanya kami kunjungi berdua,"ucap wanita itu.

" tapi lebih baik kau tidak usah ikut,"ucap Febrianti yang merasa berubah pikiran.

"kenapa?"tanya mereka secara bersamaan.

"karena kau sedang dicari, tidak lucu kan, kalau pencarian itu, malah berujung dengan penangkapan?"tanya Febrianti Seraya menatap ketiga sahabatnya itu dengan raut wajah yang sangat serius.

Sontak saja, ucapan dari sahabatnya itu, membuat Renita berdiam diri untuk beberapa saat. memang benar apa yang dikatakan Febri. akan sangat riskan, kalau wanita itu turun ke lapangan untuk mencari keberadaan suaminya.

Karena pasti, orang-orang dari keluarga Kusuma akan berusaha menemukan keberadaan Renita.

"kalian tidak usah khawatir,"tiba-tiba saja, Marina masuk ke dalam kamar putrinya. membuat penghuni kamar itu, seketika menoleh ke arah sumber suara.

"maksud Bunda?"tanya Renita yang tidak mengerti.

"ini, segera pakai.,"ucap Marina Seraya menyerahkan beberapa peralatan untuk Renita menyamar.

Sementara Renita sendiri, wanita itu sedikit merasa kebingungan. Namun demikian, tetap menuruti perintah dari Bundanya.

"wah kau perfect sekali Renita,"puji ketiga sahabatnya yang menatap wanita itu dengan penuh kekaguman.

Mereka bahkan, hampir tidak mengenali sosok wanita yang ada di hadapan mereka saat ini.

"wah tante memang pintar,"puji Banu Seraya menatap wanita paruh baya itu. dengan menunjukkan kedua jari jempolnya.

Sementara Marina yang mendengar itu, hanya tersenyum kecil. kemudian, menatap ke arah putrinya. yang sekarang, seperti orang lain karena penyamaran itu.

"kita mulai pencarian sekarang?"tanya Agnes pada semua orang yang ada di sana. dan pertanyaan dari Agnes itu, dijawab anggukan oleh mereka semua.

"ayo kita berangkat,"ucap Renita penuh dengan semangat. dirinya harus bisa menemukan suaminya kembali. agar terbebas dari hukuman itu.

"kalian semua hati-hati ya,"ucap Marina memberikan pesan pada keempat anak muda itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!