Penawar

"Kalau begitu.. berarti kita harus mendapatkan sampel air liur itu!!, tapi bagaimana cara kita mendapatkannya?.. ahh.. Andai William tak pergi melarikan diri.. mungkin hal ini tak akan terjadi.." balas Shopie kemudian menghela nafas panjang.

       "Tapi bukankah itu hal yang sulit?, kita harus bertaruh nyawa untuk itu, salah satu diantara kita bisa saja habis disantapnya. Kupikir itu bukanlah ide yang bagus." Sanggah Jasmine menolah argumentasi Shopia.

      "Ya, kau benar. Tapi mau bagaimana lagi?, dunia menjadi kacau karena ulah kita sendiri, jadi kita juga harus bertanggung jawab atas hal itu. Tak ada pilihan lain selain bertaruh nyawa. Kalau kita tak melakukan apa pun sebenarnya kita juga akan bertaruh nyawa. Karena bisa jadi kita dikenakan hukuman mati. Jadi mau pilih opsi mana pun ujung ujungnya tetaplah pertaruhan nyawa. Tak ada pilihan lain selain berusaha." Shopia membalas sanggahan Jasmine, hingga wajah jasmine terlihat masam.

      "Kupikir Shopia ada benarnya juga, jikalau kita berhasil membereskan kekacauan ini, mungkin orang orang akan memberikan penghargaan, kita pun akan terbebas dari kecurigaa. Itu akan jauh lebih baik daripada berdiam diri membiarkan semuanya memburuk." Sahut Gilbert.

       "Tapi bukankah kita bisa menunggu ilmuwan lainnya?, diluar sana kan juga banyak para ilmuwan yang lebih hebat daripada kita, mengapa kita juga harus bertindak?."  Shopia kembali berkomentar.

      "Jika kita mengharapkan mereka, maka bisa saja kita dicurigai, jadi menurutku akan lebih baik kalau kita sendiri yang menciptakan penawarnya, sehebat hebatnya ilmuwan yang ada diluar sana, tetap kitalah yang paling mengerti dengan percobaan kita sendiri, lagipula memangnya kau ingin membiarkan dosa terus mengalir dalan darahmu?, kita sebagai manusia berakal juga harus bertanggung jawab." Jawab Shopia dengan bijaksana.

...OOO...

     Arthur mengotak atik komputernya seperti biasa. dia tengah mencari cari informasi dengan meretas beberapa akun. Namun tangannya terhenti seketika, saat ia menemukan akun kepolisian yang kemarin ia sadap itu. Arthur berniat mendengarkan percakapan mereka. Dengan harapan dia akan menemukan informasi yang berguna. Ataupun berjaga-jaga apabila identitas mereka telah terbongkar.

         "Jadi, bagaimana kita harus bertindak?. Wabah virus ini semakin meningkat...... .Tak mungkin bagi kita untuk terus menangkap Para manusia serigala itu, jumlah mereka terlalu banyak!, tak adakah hal lain lagi yang dapat kita lakukan selain menunggu datangnya obat ataupun vaksinasi?." Ujar salah seorang polisi.

       "Tidak juga, kita sudah mengetahui bahwasanya orang yang pertama kalinya terkena wabah ini adalah seorang anak berambut merah, kira-kira usianya sekitar 7 tahun. Para polisi juga sudah berusaha menemukan anak itu namun sayangnya anak itu terlalu cerdik. Aku tak dapat membayangkan adanya anak kecil yang mampu mengalahkan kecerdasan para polisi. Jikalau dia berada di jalan yang benar, mungkin seharusnya dia akan mendapat berbagai penghargaan olimpiade." Jawab salah satunya lagi.

        Arthur terus mendengarkan percakapan mereka, kemudian menghela nafas lega karena para polisi itu tak menunjukkan tanda-tanda terbongkarnya identitas mereka. Sedari tadi mereka hanya membicarakan William, namun apabila William berhasil ditangkap maka habislah sudah. Akan tetapi kelegaannya tiba-tiba hilang ketika terdengar seorang polwan berteriak.

    "KITA TELAH DISADAP!!!." Suaranya menggema di tempat itu. Suara bising yang berhasil menusuk telinga Arthur. Seketika dia panik, karena selama ini dia belum pernah ketahuan. Kalaupun pernah itu pun pasti ketika dia meretas akun pemerintah walaupun para polisi mengetahui bahwa akun mereka telah diretas. Namun para polisi itu masih belum mengetahui Siapakah orang yang melakukan penyadapan dan peretasan itu. Namun hal itu saja sudah membuat Arthur merasa panik, bulu kuduknya berdiri Terutama ketika para polisi menyebutkan nama "Souta" musuh bebuyutannya yang paling dia benci. Walaupun mereka belum pernah bertatap muka. Namun pada suatu saat dia hampir saja membongkar identitas Arthur ketika dia meretas akun pemerintah. Sebenarnya Souta tak lebih hebat dari dirinya, Namun apabila Arthur lengah maka semuanya akan menjadi kacau. Apalagi setelah Sekian lamanya, mungkin saja Souta sudah banyak belajar dan mengalami banyak peningkatan. Sehingga dia harus berhati-hati pada musuh bebuyutannya itu. tak disangka rupa rupanya orang itu mau melibatkan diri dalam kasus ini. Bahkan orang itu langsung pergi menuju kantor pusat kepolisian. Dan baru kali ini juga ia mendengar suara asli Souta. Percakapan diantara mereka kembali terdengar.

          "Bolehkah anda menceritakan kasus terbesar yang pernah anda hadapi?" Tanya seorang pria dengan warna suaraya yang halus untuk ukuran seorang pria. Baru kali ini Arthur mendengar suaranya, dia mulai menajamkan pendengarannya, serta berusaha menangkap informasi yang ada.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!