Kegagalan

Petang itu, langit mulai berwarna jingga kekuningan berpadu dengan warna merah muda juga sedikit keunguan Jacky berjalan tak menentu arah sekadar untuk melupakan perasaan sedih, hal yang sama seperti yang pernah dia lakukan semasa kecil. Berjalan tak karuan mengelilingi kota tanpa tujuan yang jelas. Entah perasaan itu akan hilang atau justru semakin menjadi-jadi dia tak tahu.

         Tanpa dia sadari dari kejauhan dia melihat sesosok lelaki berkulit langsat dengan surai kelabu dan manik hazelnut tak lupa dengan kacamata yang berwarna hitam dengan warna merah di ujung ganggangnya. Sosok itu tak asing bagi Jacky, siapa lagi kalau bukan perebut sang pujaan hati.

           Dia melihat sosok itu dengan tatapan sayu, kemudian menyapanya sebelum mereka berselisih, berpura-pura menjadi teman yang baik di depannya, padahal dendam sudah menggebu-gebu di dalam hati. Munafik kah dia?, jikalau pengertian munafik adalah lain di mulut lain di hati, maka Jacky boleh disebut sebagai seorang munafik.

        Kini Jacky beralih ke jalan yang cukup sepi, sambil mengucapkan hal-hal yang tak jelas hanya untuk mengungkapkan kesedihannya. Mungkin itu seperti menulis diary dengan cara auditori. Walaupun tanpa menggunakan perekam suara. Dia menyebut-nyebut nama Toni dengan amarah, dia benar-benar merasakan dendam dari lubuk hatinya. Api cemburu mulai menggerogoti hatinya, menyiksanya sepanjang waktu. Ingin sekali dia membalaskan semua ini, akan tetapi Bukankah dia tak dapat menyalakan orang lain atas apa yang sudah terjadi?, toh itu juga salahnya sendiri tak berani mengungkapkan. Akan tetapi sepertinya perasaan telah mematikan akal sehatnya, dia tak mampu lagi berpikir jernih hanya karena cinta. 

        "Mengapa...mengapa.... mengapa bukan aku??... apa dia telah melupakanku?..." Jacky mulai bertanya-tanya pada dirinya sendiri, menanyakan hal-hal yang Bahkan dia sendiri tak tahu apa jawaban dari semua itu. hanya sang pujaan hati lah yang dapat menjawabnya. Walaupun jawaban yang sesungguhnya kemungkinan besar akan justru semakin menusuk jantungnya.

          Ketika Jacky terlarut dalam lamunannya, tiba-tiba ada manusia serigala yang tanpa dia sadari sudah berada di depannya. OH YA TUHAN?! Ternyata Ibu benar, Jangan pernah berjalan sambil melamun. Awalnya dia berpikir bahaya yang akan menanti Biasanya seperti terjatuh di dalam lubang atau menabrak orang lain, namun lain halnya dengan kali ini, dia bertemu dengan sosok berbulu yang selalu diidolakannya sedari kecil. Yaa!! Siapa lagi kalau bukan werewolf!, astaga.. Apakah dia telah terjebak di dunia fiksi? Ataukah kegundahannya itu menciptakan halusinasi yang irasional?. Tidak tidak... ini bukan halusinasi, karena tak mungkin baginya menghayalkan sosok manusia serigala yang terlihat begitu jelas di hadapannya yang tengah memakan seorang anak kecil yang sudah tak berbentuk lagi tubuhnya. Jacky merasa ketakutan, namun bukannya lari sesuatu Justru mendorongnya untuk semakin mendekat. Sepertinya dia sudah mulai putus asa dengan kehidupan sehingga dia memutuskan untuk bunuh diri.

         Langkah demi langkah, tubuhnya semakin mendekat pada sosok berbulu yang tengah memakan mayat dengan sangat keji, ingin sekali rasanya dia melakukan hal yang sama pada Toni. Akan tetapi bukankah itu adalah hal yang mustahil?.

          Jacky memisahkan jarak diantara dirinya dan manusia serigala itu. Sekarang mereka saling berhadapan, Jacky berharap akan segera diterkam, namun kelihatannya manusia serigala itu sudah terisi penuh perutnya. tanpa disangka manusia serigala itu menggigit tengkuk lehernya. Gigi taringnya yang tajam itu mulai menembus permukaan kulit dan mulai menusuk dagingnya.

         Sakit.... rasa sakit yang membuatnya candu.. melepaskan senua kesedihannya dan mulai memasuki lubang ke putus asaan yang baru. Rasa sakit yang benar-benar memabukkan, akal sehatmu mulai setengah mati. Bukannya berusaha mengelak jadi gigitan itu, dia justru sangat menikmatinya. Andai waktu boleh dihentikan.

         Manusia Serigala itu kemudian lepas gigitannya lalu kabur entah ke mana, walaupun taring tajam itu sudah keluar dari dagingnya, akan tetapi sakitnya masih tetap terasa juga. Walaupun itu adalah rasa sakit yang nikmat. Dendamnya semakin bergejolak semakin bergejolak, sehingga ide-ide licik mulai memenuhi isi kepalanya.

         "Hai Toni!!!, kebetulan sekali kita bertemu 2 kali, wahh.. dunia ini benar benar sempit ya" Jacky mulai menyapa Toni dengan sapaan ramah, Toni juga menyapanya, walaupun dengan sapaan yang cukup dingin, bukan karena Toni tidak menyukai Jacky, akan tetapi karena iya memang terbiasa berperilaku seperti itu. Jadi Jacky dapat memakluminya.

         Jacky mengajaknya makan bersama di cafe yang letaknya tak cukup jauh dari sekolah mereka, menikmati pesanan yang telah dihidangkan, kemudian Jacky mengatakan bahwa dia telah meninggalkan buku catatannya di sekolah, dia pun meminta Toni untuk menemaninya, hingga akhirnya Jacky berjalan bersamanya menuju sekolah. Di sana mereka membicarakan banyak hal, mulai dari dunia hiburan, pekerjaan rumah yang sudah menanti untuk segera diselesaikan bahkan sampai ke masalah asmara.

       "Hei Toni.. dengar dengar kau menyukai Rania ya??" Tanya Jacky dengan nada yang seoalah menggodanya.

       Toni menjawab " ya, kami juga berpacaran"

          "Apa?!!... orang brengsek ini..." Jacky bergumam pada dirinya sendiri sambil menyembunyikan amarah di balik senyumannya.

       Setelah beberapa saat kemudian, tak terasa langkah kaki mereka sudah memasuki area sekolah, namun insting Toni mengatakan bahwa hal buruk akan terjadi

         "Eh.. kenapa kita malah kesini?, kau ingin ke toilet?, bukan kah toilet lama ini sudah ditutup sejak lama?" Toni bertanya tanya pada Jacky. Namun Jacky tak menjawab, hari sudah mulai gelap, Matahari mulai terbenam. Cahaya bulan yang redup mulai menyinari malam. Jacky mendorong tubuh itu memasuki toilet rusak yang sudah lama tak digunakan dengan sepenuh tenaga. Kepala Toni membentur dinding toilet hingga kepalanya hampir pecah. Lalu Jacky meluapkan semua amarahnya pada tubuh itu. Entah mengapa daging itu terasa sangat lezat, dia begitu bernafsu memakannya. Setidaknya dendamnya sudah terbalaskan malam ini, namun tanpa disangkanya tiba-tiba dia kepergok oleh wali kelas dan salah satu temannya. Ah sial!! Pikirnya, namun setidaknya dia masih beruntung karena dia masih berada dalam wujud manusia serigala, sehingga wali kelasnya itu tak dapat mengenali wajahnya.

         ☆☆☆

         Rania menemukan sebuah surat misterius yang berada di lokernya, dia mulai melepaskan perekat yang menempelkan kedua Sisi amplop itu secara perlahan, kemudian membaca surat itu.

       "Tolong.. tolong.. tolong...tolong aku.. kumohon... temui aku di toilet, seseorang telah memberikan kepalsuan... tolong.. aku terjebak disini..."

   Toni

Dikirim oleh ?????

     Merasakan adanya gelagat buruk, Rania pun segera berlari menuju toilet, Namun sepertinya toilet biasa digunakan oleh para murid sepertinya tak ada sesuatu yang istimewa di sana. Jadi dia berpikir bahwa sesuatu yang buruk mungkin terjadi di toilet lama di belakang kantin sekolah. Melewati jalur yang jarang dilewati teman-temannya yang lain karena tempat itu cukup kotor dan berdebu selain itu juga cukup jauh memutar sehingga murid-murid lebih memilih jalan yang lebih bersih dan lebih efisien.

         

        Rania tak percaya dengan apa yang telah dilihatnya. Dia melihat darah yang sepertinya sudah mulai mengering karena dibiarkan selama semalaman, Dia sangat terkejut kemudian menyesali perbuatannya yang telah menghabiskan waktu terlalu banyak dengan sahabatnya hingga melupakan kekasihnya sendiri. Sebenarnya dia tak berbohong mengenai kata "aku mencintaimu juga" akan tetapi sepertinya perasaan itu telah dikalahkan oleh perasaannya terhadap Talia.

           Tanpa diduga tiba-tiba sosok lelaki tinggi besar yang telah menjadi teman masa kecilnya itu membawakan sebuket bunga mawar palsu yang berwarna putih tulang. Orang itu menyerahkan kumpulan bunga itu sambil menyatakan perasaannya. Rania yang dalam keadaan shock mulai membentaknya.

           "APA APAAN KAU BODOH!!, DASAR TAK TAHU DIRI. LIHATLAH DIRIMU YANG LUSUH ITU, KOTOR, OTAK KERANG, JUGA DENGAN WAJAHMU YANG MENJIJIKAN ITU MANA MUNGKIN AKU MEMBALASKAN PERASAANMU?, SELAIN ITU HATIMU JUGA BUSUK!!  KAU PASTI ORANG YANG TELAH MEMBUNUH KEKASIHKU!!, TIDAKKAH KAU TAHU BETAPA AKU MENCINTAINYA?!!, MAKHLUK TAK BERAKAL!!, JANGANKAN BERADA DISISIKU, MENJADI BAGIAN DARI HIDUPKU PUN KAU TAK LAYAK!!!"

Rania menolaknya dengan mentah-mentah kemudian tangannya yang halus itu mulai menampar wajah suram Jacky. Hal itu menyebabkan dendamnya semakin bergejolak, target barunya ada di depannya saat ini. Jacky melepaskan pakaiannya lalu tiba tiba tubuhnya berubah menjadi sosok berbulu bertaring tajam yang mengerikan. Sepertinya manusia serigala itu bermaksud baik padanya agar Jacky tetap bertahan hidup untuk membalaskan dendamnya.

          Jacky menepis tangan Rania yang baru saja ingin menamparnya, Rania terkejut setengah mati, segera kabur dari tempat itu, namun tangan berbulu itu mencekal kedua pergelangan tangannya sehingga dia terjebak di sana, sedangkan tangan satunya lagi mulai mencakar-cakar wajah cantik Rania. Taring tajamnya juga mulai menggerogoti daging tubuh itu tanpa ampun. Rania berteriak kesakitan meminta pertolongan, kamu tak ada siapapun yang mendengar nya dari sana. Tangan dan kakinya terpenggal, Darah segar bermuncatan ke mana-mana, kemudian mengalir menjadi sebuah kubangan, perlahan-lahan tubuhnya terkoyak, kemudian dikunyah oleh manusia serigala itu. Pujaan hatinya itu hancur tak bersisa, hanya kubangan darah penuh kenangan yang tertinggal di sana. Jacky merasa puas sekaligus merasa bersalah, dia pun pergi berlari sambil menangisi kematiannya ke kamar mandi. Untuk membersihkan tubuhnya yang berlumuran darah, kemudian memutuskan bermain bersama teman-temannya agar tubuhnya yang basah sehabis mandi itu dilihat sebagai keringat. Akan tetapi rupa-rupanya mereka tak dapat dibodohi, sehingga mau tak mau dia harus menyerahkan dirinya pada pihak berwajib, dan menghabiskan waktunya di balik jeruji besi. Tidak masalah baginya, selama itu bisa menembus dosa besarnya itu, bahkan dihukum mati pun dia rela demi menghilangkan rasa bersalah yang tentu akan selalu menghantui dirinya. Perasaan yang paling berat jauh lebih berat daripada amarah ataupun dendam.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!