Berita mengenai munculnya seekor werewolf yang menggigit seorang pria itu tiba-tiba menjadi berita hangat. Semakin lama semakin banyak juga berita-berita mengenai Werewolf yang menyerang manusia. Agaknya populasi mereka semakin meningkat, hal itu meresahkan sebagian warga. Orang-orang menjadi semakin berhati-hati juga menghindari jalan sepi ataupun berkeliaran di malam hari. Walaupun begitu beberapa orang juga tak mempercayai hal-hal tersebut, mereka berpikir bahwa hal itu hanyalah berita bohong.
☆☆☆
Awan terlihat hitam pekat, disertai tangisan dari langit, yang mulai membasahi bumi. Membuat hitamnya aspal menjadi semakin hitam. Rintik intip air hujan menimpa atap tenda plastik para pedagang kaki lima di pinggir jalan. Alunannya merdu dengan ritme yang teratur. Disertai dengan hawa dingin pagi yang dapat menusuk tulang. Rasanya seperti unta yang baru pertama kali pergi ke antartika.
Semakin lama, rintik-rintik hujan itu semakin nyaring bunyinya. Butiran butiran air semakin membesar juga semakin banyak, angin kencang pun mulai berhembus. Dinginnya pagi hari, yang disertai dengan cuaca yang tak mendukung itu benar benar menyebalkan bagi seorang gadis SMA yang sedang mengejar keterlambatan nya. Dia berlari melawan derasnya air hujan, tanpa diteduhi payung. Tak ada pilihan lain lagi, dia terpaksa mengambil jalan belakang yang menurutnya lebih cepat mengantarkan nya ke sekolah, walaupun dia mengetahui bahwa tempat itu cukup sepi,selain itu juga rawan akan kejahatan. Namun sepertinya dia tak mempedulikan bahaya, prioritas utamanya saat ini adalah ketepatan waktu.
Lily terus berlari, bagai dikejar waktu, akan tetapi tiba-tiba langkahnya terhenti ketika dia melihat mayat yang tubuhnya sudah terpisah semua, tangan, kaki, perut, kepala tak lagi menyatu menjadi suatu kesatuan, melainkan menjadi berbagai bagian-bagian kecil, yang tidak beraturan. Hal itu tentu membuatnya syok, rasanya seperti ingin pingsan ditempat, tiba tiba dia mendengar derap kaki dari arah belakang disertai dengan suara aungan yang terdengar seperti suara serigala.
"Aa.. apa ini??.. apa yang telah terjadi, apa yang akan terjadi??.. siapa orang yang melakukan ini?? Siapa yang mengaung disana??." Merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres, Lily langsung mencari tempat persembunyian. Setidaknya dia harus bersembunyi sampai tempat itu aman. Ya bersembunyi di balik ke lemari bekas yang kelihatannya sudah tak layak pakai, namun setidaknya benda itu akan sangat berguna di saat-saat seperti ini.
Lily mengintip dari balik pintu lemari. Dia memperhatikan mayat tersebut, mungkin saja dia dapat mengetahui pelakunya, namun manusia macam apa yang mungkin melakukan pembunuhan sebrutal ini? Apakah wanita itu dikeroyok banyak orang? Tidak!, tak ada bekas pukulan disana. Disana juga tak ada luka tusuk seperti bekas pisau ataupun lainnya, luka bakar juga tak ditemukan disekujur tubuh wanita itu. Seketika dia berpikir, dengan cara seperti apa orang ini bisa terbunuh?. Tak lama dia memeras otak, tiba-tiba jawabannya terlihat jelas di depan matanya sendiri. Lily melihat sesosok manusia dengan wajah berbulu dengan ekspresi penuh nafsu seperti serigala mulai mendekati mayat yang baru saja di obrak abrik.
Lily tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Matanya terbelalak hingga pupilnya mengecil. Sekujur tubuh nya bergetar, dari dahinya juga mengucur keringat dingin, Ingin rasanya berteriak, Akan tetapi jika dia berteriak, maka malaikat maut akan segera menjemputnya. Jadi dia tak ada pilihan lain selain berusaha membungkam mulutnya agar tak keluar suara sedikitpun. Tenggorokannya berusaha menahan kata-kata, hingga tenggorokannya terasa sakit. Ohh!! Apa yang terjadi!! Sekarang dia melihat sosok manusia serigala yang diidolakannya itu sedang melahap habis tubuh seseorang. Tak dapat dipercaya!, ia menyaksikan kejadian tragis itu dengan mata kepalanya sendiri. Perasaan kagum dan takut berkecamuk dalam jiwanya. Dua perasaan berbeda itu ingin mengekspresikan rasa itu dengan ekspresi yang sama. Ya!! Teriakan!! . Sayang sekali, saat ini nyawanya tengah berada dikerongkongan, jikalau keluar suaranya, maka keluar jugalah nyawanya.
Acara sarapan pun selesai. Manusia serigala itu memakan makanannya hingga bersih tak bersisa. Bahkan di sana tak lagi terlihat bercak-bercak darah. Seolah-olah tak terjadi apapun di sana. Kemudian sesosok manusia serigala itu pergi meninggalkan tempat. Terdengar derap langkah kakinya yang semakin mengecil hingga akhirnya tak terdengar lagi. Hal itu berhasil melegakan nafas Lily, dia juga berusaha menenangkan diri Atas kejadian yang baru saja ia lihat.
"Ahh.. tenanglah Lily..tenanglah.. ayoo.. tenang tenang... manusia serigala itu mungkin saja masih berada di sekitar sini.. oh ya tuhan?! Jam telah menunjukkan pukul 09.00?!! Ahh.. haruskah aku membolos?.. ahh tak mungkin aku harus melaporkan kejadian ini pada Pak Guru, kuharap beliau sudi membantuku." Lily ber monolog dengan dirinya sendiri, mengetahui dirinya yang benar-benar terlambat melebihi standar terlambat pada umumnya itu mulai berlari secepat kilat seperti anak kecil yang dikejar hantu. Namun di luar dugaan, sosok yang ditakutinya itu tiba-tiba mengejar dari belakang.
Lily berlari semakin cepat, selain waktu ternyata manusia serigala itu juga mengejarnya. Seketika amygdala aktif , sehingga wajahnya terlihat pucat seperti vampir tak makan 3 hari. "Sial!! Sekarang dia mengejarku!! Ah tidak! Bahkan larinya lebih cepat dariku!!, siapapun!! Tolong akuu!!" Lily berteriak ketakutan meminta tolong, beruntungnya dia menemukan sebuah jalan membelok nan cerah, jalan itu adalah jalan menuju pintu gerbang sekolahnya, Jika dia sudah berada di sana akan sangat mustahil bagi manusia serigala itu menangkapnya, kecuali jika dia hanya memiliki otak binatang. Dengan terburu-buru ia pun kemudian berlari menuju secercah harapannya. Fyuh.. hampir saja Lily menjadi santapan kedua, dengan perasaan tegang, Lily berlari lebih cepat lagi menuju pintu gerbang sekolahnya. Seorang security melihatnya dengan tatapan penuh keheranan. Melihat dirinya yang bermandikan keringat dingin serta wajahnya yang putih pucat dengan nafas terengah-engah. Kemudian minta maaf dengan membungkuk berkali-kali pada security tersebut. Security itu semakin heran dengan tingkah lakunya. Kemudian dia menanyakan apa yang telah terjadi. Lily tak menjawab, dia hanya mendesak security itu untuk membukakan pintu gerbang untuknya. Pintu gerbang pun terbuka lalu dia dibiarkan masuk.
"Maaf pak guru.. saya terlambat.." Lily mengulangi kalimat itu sebanyak beberapa kali, hingga membuat wali kelasnya itu merasa bosan. Lily juga membungkukkan badannya serta menundukkan kepalanya kemudian meminta maaf sebesar-besarnya pada wali kelasnya tersebut.
Para murid hafal betul dengan kelakuan wali kelasnya ini. Dia adalah guru killer di sekolah itu, jangan ekspresi wajahnya yang cukup membuat bulu Kuduk berdiri, sekali melakukan kesalahan kecil saja maka orang itu akan mendapatkan tugas yang dapat membuat otak pecah saat mengerjakannya. Belum lagi gaya bicaranya saat kemarahannya menggebu-gebu. Ahh.. itulah alasan mengapa para murid selalu berusaha menghindari kesalahan saat berurusan dengan guru mereka yang satu ini. Sekali buat masalah, tamatlah riwayatmu. Namun kali ini Lily benar-benar melakukan kesalahan besar. Kegugupan yang tercermin diwajahnya itu tertular pada teman-temannya yang menatap mata sayu itu. Mereka tengah menebak-nebak apa yang akan terjadi pada dirinya.
Mr. Kyler membenarkan posisi kacamata minusnya, kemudian berdiri menghadap wajah Lily dengan tatapan tajam. Lily yang merasa diperhatikan dengan tatapan itu merasa ketakutan, walaupun ketakutannya pada saat itu tak sebanding dengan ketakutannya ketika dikejar manusia serigala tadi.
Dengan tatapan mengintimidasi Mr. Kyler bertanya pada Lily. "Terlambat ya? Atas dasar apa kau terlambat? Haruskah aku membelikanmu jam tangan baru? Huh.. jam tanganmu yang masih berfungsi saja tak kau gunakan dengan baik, habis bolos kemana kau hah?!" Tanyanya dengan nada tinggi.
Lily tak berani menjawab, melihat guru killernya itu mulai menunjukkan amarahnya, Selain itu dia sangat ingin melupakan tragedi yang telah dilihatnya. Akan tetapi mau tak mau Lily harus mengatakan semuanya, jika ia tak mau memperparah keadaan. Dengan tanggannya yang gemetar sambil menggenggam satu sama lain juga dengan lisannya keluarlah kata kata yang terpenggal, terdengar seperti orang latah.
"Aa.. anu.. sa.. saya.. sa.. saya sungguh minta maaf.. sa.. saya terlambat... ka.. karenaa...." Lily tak mampu meneruskan kata katanya. Keringat dingin kembali mengucur dari dahinya, membasahi wajah putih pucatnya yang indah.
Melihat keadaan muridnya itu. Mr. Kyler berusaha menenangkannya, Walaupun dia dikenal sebagai guru bermulut api, namun dia masih dapat memahami perasaan orang lain. Mengetahui Lily yang terlihat sangat ketakutan. Ia pun lansung merangkul tubuh dingin itu.
" Tenangkan dirimu, Ceritakanlah apa yang telah terjadi. Tarik Nafasmu kemudian hembuskan pelan-pelan, dengan itu mungkin kau dapat mengeluarkan kata-kata yang tertahan di tenggorokanmu." Ucap Mr. Kyler seraya menenangkannya.
Lily langsung menuruti perintah itu. Setelah merasa tenggorokannya tak lagi terkunci. Ia pun kembali melanjutkan kisahnya. "Ta.. tadi.. karena.. sa.. saya hampir saja menjadi sarapan pagi Werewolf tadi pagi.. ja jadi..sa.. saya bersembunyi.."
Bila ini adalah jam pelajaran sastra, mungkin wali kelasnya itu akan memberikan nilai sempurna walaupun dengan retorika yang sedikit belepotan. Dongeng itu sangat menarik untuk diceritakan kepada orang lain bukan? Apalagi dengan menggunakan sudut pandang orang pertama.
Namun sayang sekali, ini adalah kenyataan, walaupun para murid dapat melihat wajah wali kelasnya yang terlihat sedikit melebar sambil memegangi perutnya menahan tawa. Juga dengan ekspresi yang tak biasa mereka jumpai. Wali kelas mereka itu tertawa terbahak-bahak. "Hei nak.. cerpen macam apa ini? Huh.. kau sedang tidak beruntung karena ini jam pelajaran fisika, bukan jam pelajaran sastra, jika kau berkisah di waktu itu, mungkin kau akan masuk 3 besar. Lumayan untuk menebus kebodohanmu selama ini."
Lily sudah dapat menduga ekspresi gurunya itu. Jadi dia menunjukkan sebuah telapak tangan wanita, yang sudah terputus dari lengannya. Darah segar masih mengalir dari bagian pergelangan tangan, darah-darah itu memenuhi isi tasnya juga mengotori beberapa buku. Kepercayaan adalah emas, jadi dia tak mempedulikan tasnya yang sudah dipenuhi darah. Lily langsung menyodorkan apa yang telah ditemukannya pada Mr. Kyler.
Mr. Kyler terkejut melihatnya, sangat tak mungkin melihat anak muridnya sendiri melakukan pembunuhan, Benarkah apa yang diceritakan Anak muridnya itu?. Ahh bukti ini terlalu jelas. Mr. Kyler juga melihat bekas gigitan Serigala di bagian pergelangan tangan. Tak hanya itu, Lily juga memperlihatkan pundaknya yang mengalami sedikit luka akibat dicakar oleh manusia serigala itu ketika berlari.
Sekarang semuanya semakin jelas. Kejadian itu berhasil merubah suasana kelas itu menjadi sangat bising. Seperti jalanan macet perkotaan di siang hari. Suara ribut yang benar-benar mengganggu. Begitu juga dengan suasana hati Mr. Kyler. Berbagai macam rasa yang tak dapat dilukiskan berkecamuk dalam kepalanya. Walaupun begitu dia masih tetap berusaha menahan emosinya juga memasang wajah tenangnya yang khas.
"Segaralah duduk!, waktuku ini mahal, pelajaran akan kembali dilanjutkan." Di luar dugaan, gurunya itu tak memberikan hukuman apapun padanya, setidak-tidaknya dia harus dipukuli dengan rotan atas kesalahannya itu. Namun tak disangkanya rupa-rupanya, guru killernya itu tiba-tiba saja dirasuki oleh malaikat yang entah dari mana asalnya.
Pelajaran kembali dilanjutkan dengan perasaan tak biasa, berbagai macam perasaan aneh yang tak dapat dilukiskan berkecamuk dalam jiwa masing-masing individu yang berada dalam ruang kelas mereka. Beberapa di antara mereka tak dapat mencerna berbagai macam rumus-rumus rumit yang tertoreh di papan tulis. Daripada rumus ,itu lebih terlihat seperti tulisan acak anak kecil yang baru belajar baca tulis. Oh!.. buntu sudah otak ini, tak ada lagi yang dapat dilakukan selain melayangkan pikiran entah ke mana sambil memainkan pena tak karuan.
Kringg!! kring!! Kring!!
Akhirnyaa!! Bunyi yang telah dinanti-nanti oleh anak kelas 11-D itu berbunyi juga. Mereka ingin menyegarkan kembali otak mereka yang dijejali dengan berbagai rumus yang meremas otak. Eh.. bukan, lebih tepatnya mencuci otak. Otak mereka yang sepertinya sudah lelah itu, mereka istirahatkan hanya dengan tiduran. Tidak ada satupun diantara mereka yang memakan bekal mereka atau pun bermain bersama teman-temannya yang lain.
Sama halnya seperti Lily, dia juga tak banyak tingkah. Dia hanya melamunkan hal yang tak jelas. Kalaupun dia keluar kelas, paling-paling hanya pergi ke toilet, Setibanya dia di luar kelas, tiba-tiba Mr. Kyler memanggilnya. Sialnya! Baru saja ingin kembali menemui mimpi indahnya, ia malah harus berhadapan dengan sosok paling mengerikan disekolahnya itu. Jika panggilan dari Mr. Kyler itu adalah teka-teki, maka sudah jelas jawabannya adalah interogasi. Huh.. baru saja ingin menyegarkan kembali pikiran, tiba-tiba saja sudah ingin kembali diremas. Ohh.. setelah ini sepertinya ia harus meminum paracetamol.
Kini dia duduk berhadapan dengan wali kelasnya, dengan sebuah meja panjang yang tak terlalu besar disertai dengan 2 buah kursi untuk menopang tubuh mereka berdua agar tak terlalu banyak menanggung beban, juga dengan sebuah lampu kecil yang redup untuk menerangi ruangan kecil berdebu itu. Sepertinya ruangan itu jarang dimasuki seseorang apalagi dibersihkan.
Tanpa banyak basa-basi, Mr. Kyler langsung ke inti utama. "Benarkah apa yang kau ceritakan tadi?"
"Apa untungnya saya berbohong? Bila saya mau saya dapat mengarang cerita lain yang lebih menarik. Mengapa tidak? Nilai sastra saya adalah yang paling sempurna di kelas 11-D. Lagipula anda juga sudah melihat barang bukti itu dengan mata kepala anda sendiri, jadi apa yang masih ada ragukan?. Terlebih lagi rumor rumor mengenai keberadaan werewolf itu juga mulai bermunculan di berbagai media. Jadi apa lagi yang masih anda ragukan?." Menuruti gaya dan cara bicara wali kelasnya itu. Dia menjawab tanpa getaran tanda yang terdengar dari suaranya.
"Bisa kau ceritakan apa yang telah terjadi?" Rasa penasaran Mr. Kyler semakin bertambah, sehingga mendorong kalimat itu keluar dari mulutnya.
Mendengar pertanyaan itu, Lily kemudian menceritakan segalanya dengan detail. Mulai dari ketika dirinya lihat sesosok mayat, hingga ketika dia berusaha kabur dari manusia serigala tersebut.
Kali ini Mr. Kyler hanya termangut mangut. Diam membatu mendengarnya. Apalagi, Lily mengatakan bahwa manusia serigala itu berkeliaran di sekitar area sekolah. Sehingga menimbulkan rasa was-was dari batin Mr. Kyler. Walaupun dikenal galak dan menyeramkan, namun hatinya masih mempedulikan keadaan anak muridnya. Dia tak ingin salah satu murid di sekolah itu menjadi korban.
Usai terbatu sambil melawan konflik internal nya, Mr. Kyler kemudian memperbolehkan Lily untuk kembali ke kelas.
"Huhh.. akhirnya.. pegal punggungku dibuatnya.." Lily mengeluh, kemudian tiduran di UKS dengan alasan sakit. Sakit kepala tentunya. Sedangkan Mr. Kyler sedang meremas otaknya sendirian di ruangan kecil itu.
... Tak dapat dipercaya.. benar benar tak dapat dipercaya.....
... ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments