Hari demi hari, minggu demi minggu, tahun demi tahun, tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Jacky akhirnya dapat beradaptasi dengan lingkungan barunya, memiliki teman baru, pengalaman baru, dan pengetahuan baru yang dapat mengubah pandangannya ke depan, dia tak lagi menoleh ke belakang walaupun rasa rindu nya masih bersemayam di hatinya. Tak terasa Jacky mulai memasuki bangku SMA dia mulai dapat memahami dirinya sendiri, ataupun perasaan yang telah disimpan nya sedari dulu. Akhirnya dia mengetahui makna "Cinta" hanya saja dia masih memendam nya, membutuhkan keberanian yang sangat besar untuk mengungkapkannya pada sang pujaan hati. Dia khawatir apabila Rania akan menjauhi nya. Sepertinya dia masih membutuhkan banyak persiapan.
Seperti Jacky, Rania juga tumbuh menjadi seorang gadis yang manis dan elok rupanya, membuatnya menjadi gadis terpopuler di sekolahnya. Orang-orang mulai terpesona dengan kecantikannya, jikalau dia mau bisa saja dia mendirikan klub semacam " Rania Fans Club." Di sekolah itu, bahkan para lelaki yang dikenal sebagai pemuda yang dingin saja bisa luluh hatinya oleh pesona gadis ini. Akan tetapi, apakah dengan wajah yang berbeda dia akan tetap bernasib sama?. Rupa memanglah hal pertama yang akan dilihat oleh manusia, sesuatu yang paling sederhana untuk memahami kepribadian seseorang. Mengapa bukan kepribadian?, mengapa harus penampilan?. Kepribadian adalah hal yang sulit untuk dimengerti, karena sewaktu-waktu kepribadian seseorang bisa saja berubah, tak selamanya orang bisa menjadi baik, begitupun sebaliknya. Lain halnya dengan penampilan yang dapat segera dimengerti hanya dengan sekali tatapan.
Memendam perasaan adalah keputusan yang buruk, kata-kata yang pernah didengarnya itu rupa-rupanya bukan omong kosong belaka. Sekarang dia harus menerima kenyataan bahwa pujaan hatinya itu ditembak oleh seorang lelaki dari kelas lain yang dikenal sebagai murid tercerdas. Siapa lagi kalau bukan Toni, walaupun wajahnya biasa saja, namun kecerdasan intelektualitasnya berhasil memancarkan aura yang berwibawa, sehingga dapat memikat para gadis. Dia dikenal dengan pembawaannya yang dingin. Duh, perempuan mana yang tak akan terkagun kagum dengan pesona kulkas dengan otak yang berisi?. Dirinya pun menjadi idaman para gadis walaupun dia sendiri tak menginginkan hal itu. Yang ia inginkan hanyalah Rania. Gadis manis yang berhasil melehkan hatinya yang sebeku es. Akan tetapi tuluskah perasaan yang bergejolak di hati Toni?, ataukah itu hanyalah cinta yang dilatarbelakangi oleh nafsu belaka?. Apakah perasaannya akan tetap sama apabila gadis yang ada di depannya itu berubah menjadi Medusa yang telah dikutuk?, lain halnya dengan Jacky yang telah mencintainya sedari dulu, tulus memberikan hatinya hanya untuk gadis itu, mencintainya dengan sepenuh hati dari hati, bukan dari pandangan. Andaikata wujud gadis itu tiba-tiba berubah menjadi hantu yang sangat mengerikan sekalipun, perasaannya tetap tak akan berubah. Selama hatinya tak berubah.
"AKU MENYUKAIMU!!" Toni berteriak pada Rania tiba-tiba.
Rania sedikit terkejut kemudian dia hanya menjawab "ya aku juga".
Jacky yang tak mampu lagi membendung emosinya, dia pun berlari tak tentu arah, sambil menangis karena patah hati. Merasa bahwa pujaan hatinya itu sudah dicuri hatinya oleh orang lain, dadanya terasa sesak, tak mampu lagi dia mengatakan sepatah kata pun. Namun sepertinya dia masih belum menyerah, dia pergi ke toko bunga untuk membuat sebuah buket yang akan diberikan pada Rania di esok hari. Berharap Rania akan menerimanya, dia berpikir bahwa seharusnya dialah yang memiliki hati itu, mereka sudah bersama sedari kecil, bermain bersama, bersenda gurau bersama, saling berbagi cerita bersama, dan lain sebagainya telah mereka lakukan. Jacky merutuki dirinya yang merasa bodoh, bodoh karena tidak mengungkapkan apa yang sebenarnya dia rasakan, selama ini dia hanya meminta Rania untuk mengerti. Akan tetapi sepertinya gadis itu tak memiliki sensitivitas yang baik, sehingga dia hanya menganggapnya sebagai teman masa kecil, semenjak Rania memasuki bangku SMP dia lebih sering berteman dengan Talia. Baginya Talia adalah segalanya, Begitu juga dengan Talia. Hingga tanpa disadarinya dia telah melupakan sahabat masa kecilnya yang telah memberikan banyak kenangan.
Jacky mulai memasuki toko bunga sambil menahan perasaan sedih, juga berharap Rania dapat mengerti. Walaupun kemungkinannya kecil namun tak ada salahnya untuk mencoba terlebih dahulu. Dia memilih warna putih dengan alasan yang tak jelas, kemudian pulang ke rumahnya dengan perasaan sendu.
Jacky membanting buket bunga yang dia beli itu ke kasur bersamaan dengan dirinya. Di sanalah dia meluapkan semua kesedihan yang terjadi pada hari itu, sekaligus menyesali apa yang telah dia lakukan. Akan tetapi penyesalan akan selalu berada di akhir bukan?, penyesalan macam apa yang berada di awal?.
Jacky memikirkan waktu yang tepat untuk menyerahkan buket tersebut sembari menyatakan perasaannya. Besok?, ah.. terlalu cepat. Dia masih merasa kurang persiapan, sehingga dia menunda-nunda hari yang dia tunggu-tunggu sekaligus hari yang dia takuti. Menunggu hari dimana Rania membalaskan cintanya ataupun takut apabila Rania menolaknya. Dia mengacak-ngacak surai kelabunya sendiri yang mencerminkan isi hatinya. Suram, sendu, ragu, takut, berdebar debar, berbagai perasaan lainnya yang sulit untuk dilukiskan berkecamuk di dalam jiwanya.
Setelah beberapa bulan, setelah gosip-gosip hangat mengenai hubungan Rania dan Toni mulai tersebar di sekolahnya. Akhirnya keberanian Jacky terkumpul juga, apalagi mengingat teman masa kecilnya itu lebih banyak menghabiskan waktunya bersama Talia, sehingga memberikan celah di antara dia dan Toni. Hubungan mereka kelihatannya akan retak jika Rania terus melakukan hal yang sama, ini adalah kesempatan yang sangat bagus, bodoh jika dia menyia-nyiakannya. Disaat seperti inilah dia harus bertindak dan harus keluar dari zona nyamannya sebagai seorang penakut.
perasaannya benar-benar kacau saat ini, benar-benar tak dapat diungkapkan dengan kata-kata apapun itu. jantungnya berdebar-debar entah karena perasaan kitanya atau karena perasaan tegangnya, akan tetapi di satu sisi juga ada rasa panas ya membakar hatinya entah itu amarah ataupun dendam. dia bahkan benar-benar tak dapat mengatakan apapun. dia benar-benar kacau dibuat berantakan dengan dirinya sendiri, perasaannya sendiri, keinginannya sendiri, ambisinya sendiri, cintanya sendiri.
meski begitu dia juga dihantui rasa keputus asaan. rasanya seperti kehilangan harapan namun tetap ingin mengejarnya, rasanya seperti sudah terjatuh akan tetapi tetap ingin bangkit kembali. rasanya seperti sudah tak mampu berjalan lagi tetapi tetap ingin berlari lagi. Itukah yang mereka sebut sebagai keinginan yang kuat?. tetap bangkit kembali walaupun jatuh berkali-kali menyisakan banyak luka?. Akan tetapi jika itu benar-benar sebuah keinginan yang kuat seharusnya rasa keputusasaan tak akan pernah hinggap bukan?
"Kau telah mengacaukanku Rania!. Bertanggung jawablah!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments