Putus!!

Hansel terkejut ketika ada yang memeluknya dari belakang. Perlahan Hansel menoleh ke belakang, matanya membulat ketika melihat Luna lah yang tengah memeluknya erat

"Beb, kamu kok malah kesini sih. Aku malah di tinggal sendirian di dalam mobil," ucap Luna manja

"Apa-apaan sih kamu, bukannya tunggu di mobil aja!" ucap Hansel ketus, lalu melepas paksa pelukan Luna dari tubuhnya

"Iihh kamu kok gitu sih beb," rengek Luna, lalu kembali memeluk tubuh Hansel lebih erat

Yoona melihat dua sejoli itu, merasa muak. Ia menatap Hansel dan Luna dengan senyum smirk. "Lebih baik kamu urus saja pacarmu itu!" tak lama pintu lift terbuka, Yoona segera masuk ke dalam lift. Sebelum pintu lift itu tertutup Yoona berkata, "Jangan pernah menuduhku yang bukan-bukan, tapi justru kamu lah yang melakukannya. Lihatlah dirimu dengannya!" Yoona menunjuk Hansel dan Luna,pintu lift pun tertutup

Hansel ingin menahan pintu lift itu agar tak tertutup, namun usahanya sia-sia. Yoona sudah menghilang dari pandangan nya.

"Aaarrrggghh!!!" teriak Hansel sambil menyugar rambutnya. "Shitt!!" geram Hansel, menatap tajam wajah Luna membuat gadis itu gemetar melihatnya.

Baru kali ini Luna melihat Hansel begitu marah padanya. Luna menundukkan kepalanya dalam-dalam, ia benar-benar takut melihat wajah tampan Hansel terlihat begitu sangar dan menakutkan.

"Kamu.., Kenapa turun dari mobil? siapa yang menyuruhmu menghampiriku hah!!!" teriak Hansel hingga terlihat urat leher menonjol.

"A-aku...," Luna mengangkat wajahnya, ia ingin mengatakan pada Hansel bahwa ia cemburu dengan Yoona, namun di urungkannya karena Luna semakin takut melihat wajah pria tampan itu yang saat ini berubah menakutkan bak seorang pembunuh.

"Ma-mafin aku beb," hanya kata maaf sajalah akhirnya yang mampu Luna ucapkan.

Hansel mendengus kesal, ia pun menarik lengan Luna untuk segera kembali masuk ke dalam mobil. Luna meringis kesakitan karena cengkraman tangan Hansel begitu kuat menarik lengan mulusnya.

"Beb, pelan-pelan, tanganku sakit ini," ringisnya

"Kamu bisa diam tidak!!" Hansel membuka pintu mobil nya. "Cepat masuk!!" bentaknya dengan menatap tajam wajah Luna. Luna pasrah, ia masuk ke dalam mobil. Hansel juga masuk ke dalam mobil dan segera melajukan mobilnya meninggalkan parkiran menuju apartemen Luna.

Sepanjang perjalanan terasa hening, tak ada obrolan apapun di antara mereka berdua

"Kamu kenapa berubah, Beb?" tanya Luna memecah keheningan di antara mereka berdua.

Hening...

Tak ada jawaban yang keluar dari mulut Hansel. Pria itu seperti sedang memikirkan sesuatu, hanya ia dan Tuhan yang tau apa yang ada di hati dan pikiran Hansel saat ini.

Tak mendapat jawaban dari Hansel, wajah Luna cemberut. Luna benar-benar kesal karena Hansel seperti melupakan

"Kenapa dia berubah? apakah karena wanita itu? apakah Hansel menyukainya?" batinnya bertanya-tanya, begitu banyak pertanyaan yang bermunculan dalam benaknya saat ini

Suasana kembali hening. Hansel dan Luna sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Tanpa terasa, mereka sudah sampai di depan gedung apartemen. Hansel segera memarkirkan mobilnya, setelah mematikan mesin mobil. Hansel tetap duduk di dalam mobil , matanya menatap lurus ke depan luar mobil

"Lebih baik kita tidak usah bertemu lagi," ucap Hansel dingin, mata Luna membulat ketika mendengar pernyataan Hansel

"Ka-kamu bercanda kan beb?" tanya luna tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar barusan

"Aku serius! mulai hari ini kita putus!" ucap Hansel mantap

Mata Luna terbelalak, dengan apa yang baru saja ia dengar. Luna tak menyangka jika Hansel akan memutuskan hubungan dengannya.

"A-apa pu-putus? nggak!! Aku nggak mau putus beb!! apa salahku?" tanya nya yang masih tak percaya. Ini seperti mimpi buruk baginya, bagaimana mungkin ia bisa melepaskan Hansel begitu saja. Luna tak rela jika harus kehilangan Hansel, seorang pewaris tunggal dari pemilik perusahaan terbesar di Indonesia.

"Aku sudah tau semuanya!! kau hanya mengincar hartaku saja!" ucap Hansel ketus menatap Luna tajam

"A-apa? aku mengincar hartamu? itu tidak benar, Beb! aku tulus mencintaimu!" ucap Luna memasang wajah sedih

Hansel tersenyum smirk, "Kamu kira aku bodoh? kamu kira bisa membohongiku!"

"Tega kamu Beb, menuduhku seperti itu! kamu berubah Beb! apa karena wanita tadi kamu berubah, hingga tega menuduhku seperti itu?" ucap Luna berpura-pura menangis dan menitikkan air matanya

"Hentikan air mata buayamu itu, Luna! aku tidak akan tertipu olehmu!" Hansel mengambil sebuah amplop dari laci mobilnya yang di berikan oleh anak buahnya tadi pagi. Amplop itu di lemparkan Hansel pada Luna yang duduk di sebelahnya.

"A-apa ini?" tanya Luna heran melihat amplop coklat yang ada di pangkuannya.

Hansel hanya diam, ia begitu malas menjawab pertanyaan Luna.

Tak mendapat jawaban dari Hansel. Luna membuka amplop coklat itu. Matanya terbelalak seperti mau copot dari sarangnya ketika melihat isi amplop tersebut.

Luna menoleh ke arah Hansel, "A-apa ini Beb? Kamu dapat dari mana foto ini? Foto ini tidak benar! pasti ada yang mencoba memfitnah aku, Beb" Luna menyangkal dan mencoba meyakinkan Hansel dengan air mata palsunya

Hansel tak bergeming sekalipun, bahkan ia tak termakan drama yang di buat oleh Luna.

"Hentikan drama mu dan pergilah dari kehidupanku, jangan pernah muncul di hadapanku ataupun mengganggu hidupku lagi!" ucap Hansel tegas

"Ta-tapi Beb, kamu sudah salah paham! Pria yang ada di foto itu adalah sepupuku," ucapnya membela diri, ia mencoba membohongi Hansel agar percaya dengan ucapannya

Mendengar pengakuan Luna, Hansel tersenyum smirk.

"Oh sepupu ya?" ucap Hansel, Luna menganggukkan kepalanya.

Hansel segera mengambil ponselnya dari saku celana dan memperdengarkan percakapan antara Luna dan pria yang ada di foto itu. Terdengar dengan sangat jelas bagaimana Luna dan pria tersebut, merencanakan sesuatu. Rencana busuk yang mereka buat untuk menguras harta Hansel dan keluarganya, setelah rencana mereka berhasil maka mereka berdua akan melarikan diri ke luar negeri.

Luna terlihat keringat dingin, badannya gemetar ketika rencananya ketauan oleh Hansel.

"Bagaimana Hansel bisa tau rencanaku dengan Devan?" batin Luna bermonolog

Bukan Luna namanya, jika ia harus menyerah untuk meyakinkan Hansel. Ada rasa takut dalam diri Luna untuk mendekati Hansel, namun ia tepis. Luna mengumpulkan keberaniannya melangkahkan kakinya mendekati Hansel. Luna tak ingin kehilangan Hansel, karena ia tak mau hidup susah.

"Beb.." ucap Luna manja, tangannya mengelus-elus lengan Hansel dengan lembut.

Namun dengan cepat Hansel menepisnya. Hansel menghadap Luna, menatap tajam kekasihnya itu, "Aku sudah katakan padamu, pergilah menjauh dari hidupku dan jangan pernah ganggu kehidupanku lagi, kita PUTUS!!!"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!