Cari sugar Daddy?

Yoona mengadakan rapat yang di hadiri oleh seluruh staff kantor. Yoona memberikan arahan dan kebijakan baru dalam perusahaan nya yang wajib di patuhi oleh seluruh karyawan.

"Saya berharap tidak ada lagi tikus-tikus yang menjadi hama dalam perusahaan saya, karena saya tidak segan-segan untuk bertindak tegas bagi mereka yang mencoba berbuat kotor, apa kalian mengerti?" ucap Yoona dengan tegas.

"Mengerti Bu" ucap mereka serempak tak ada yang berani membantahnya

Yoona keluar dari ruang rapat di ikuti oleh Rere yang berjalan di belakangnya.

"Apa rencana kamu selanjutnya Yoon? bagaimana bisa kamu mempertahankan karyawan yang ada, sementara kondisi keuangan perusahaan sedang tidak stabil?" tanya Rere cemas.

"Aku juga kurang tau Re, mungkin aku harus cari sugar Daddy" jawab Yoona asal

"Hush..ngaco kamu Yoon!" tegur Rere

"Haha..habis aku belum tau apa rencana selanjutnya, Re! aku baru aja nyemplung di perusahaan ini. Perusahaan yang hampir bangkrut karena ulah mas Dimas dan pelakor s*alan itu. Belum ada pengalaman ku menjadi pemimpin perusahaan ini, kalau bukan karena ingin menyelamatkan nasib perusahaan dan karyawan yang sudah mengabdi puluhan tahun, aku mungkin belum mau terjun dulu ke perusahaan. Tapi, situasi ini yang memaksaku untuk ambil alih perusahaan. Papa yang masih dalam pemulihan kesehatan nya, tidak memungkinkan bagi beliau bekerja untuk memimpin perusahaan saat ini," ucap Yoona lirih

"Kamu yang sabar ya Yoon, aku akan bantu kamu sebisa ku untuk mencari jalan keluar nya," ucap Rere mensupport Yoona sahabatnya itu

"Makasih ya Re, kamu emang sahabat terbaikku," Rere menjawab dengan anggukan

Tring...tring...ponsel Yoona berdering, ia menatap nama penelpon di layar ponselnya

"Papa, ada apa ya?" ucap Yoona sambil mengerutkan dahi nya, Rere yang berada di sampingnya hanya bisa mengangkat kedua bahunya

"Angkat aja, kayanya penting tuh Yoon!" pinta Rere, Yoona pun mengangguk dan segera menekan tombol hijau

"Halo pah,"

"........."

"Ya sudah Yoona pulang sekarang, kalau gitu" ponsel pun segera di matikan oleh Yoona, ia menatap Rere

"Ya sudah aku pulang duluan ya Re, aku masih ada urusan. Tolong kamu urus semuanya di kantor, kalau ada apa-apa kamu bisa langsung hubungi aku," ucap Yoona yang segera mengambil tas nya di atas meja dan pergi meninggalkan ruang kerjanya.

"Apa semua baik-baik saja Yoon?" tanya Rere seperti cemas melihat sahabatnya buru-buru pulang setelah menerima telpon dari papa nya

Yoona hanya menjawab dengan mengangkat jempol nya, sebelum menghilang dari balik pintu.

"Tin...tin...tin...woi kalau jalan pake mata donk!" teriak seorang pria tampan dari dalam mobil sport nya, Yoona yang sedang terburu-buru tersentak kala mobil tersebut hampir menabrak dirinya.

"Ma-maaf mas," Yoona menundukkan kepalanya ke arah pria tersebut, namun pria itu acuh, lalu kembali menjalankan mobilnya

Yoona terlihat kesal dengan pria tersebut yang kelihatan sombong

"Dasar cowok sombong! gue udah minta maaf malah tetep sinis gitu mukanya. amit-amit deh jangan sampai gue ktemu lagi sama tuh cowok, bisa sial tujuh turunan gue," Yoona segera mengambil kunci mobilnya dari dalam tas, membuka pintu mobil dan segera melajukan mobilnya meninggalkan parkiran kantor dengan kecepatan tinggi.

sementara pria yang hampir menabrak Yoona tadi, ia segera memarkirkan mobilnya di parkiran samping lift. Pria tersebut turun dari mobil sport nya dan berjalan masuk ke dalam lift menekan tombol lantai 9. Tak lama, ia pun sampai di lantai 9 dan segera bertanya ke resepsionis yang berjaga di depan

"Saya mau bertemu dengan ibu Yoona Florence Ivanka, ada?" tanya pria tersebut

"Mohon maaf sebelumnya, apakah bapa sudah ada janji sebelumnya dengan beliau?" bukannya langsung menjawab, reception tersebut justru balik bertanya dengan ramah

"Ehm...belum, tapi saya tadi sudah menghubungi pak Handoko pemilik perusahaan ini," ucap Pria tersebut ketus

"Oh baik, kalau boleh tau dengan bapak siapa?"

"Saya Hansel William dari PT. Agung Paripurna,"

"Baik pak Hansel, mohon tunggu sebentar," resepsionis itu pun segera menghubungi seseorang. "Ok baik, Bu Rere,"

"Mohon maaf pak Hansel, Bu Yoona nya baru saja pulang ke rumah. Apakah ada pesan pak?"

"Apa kamu bilang, sudah pulang? kenapa nggak bilang dari tadi! buang-buang waktu saya saja," ucap Hansel kesal, ia segera pergi meninggalkan resepsionis itu

"Ughh...dasar arogan banget kayanya tuh cowok, percuma ganteng kalau galak begitu ih," dumel reception

"Kamu kenapa Rin, kok sewot begitu mukanya?" tanya Rere ketika hendak mengambil surat yang ada di meja Reception

"Eh ada bu Rere, ini loh Bu tadi ada tamu yang mencari Bu Yoona, cowoknya ganteng banget Bu, tapi sayang galak kaya singa!" Rere mengerutkan dahinya ketika mendengar ucapan Rina

"Galak gimana?"

Rina pun menceritakan sikap Hansel yang terlihat galak itu pada Rere, membuat Rere geleng-geleng kepala

sementara Yoona yang sudah sampai di rumah, segera turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah

"Pah, papa nggak serius kan dengan ucapan papa tadi di telpon?"

"Siapa bilang? Papa serius, sayang! kamu mau ya!"

"Tapi pah, Yoon.." belum selesai bicara Handoko sudah memotong ucapan anak semata wayangnya itu

"Nggak ada tapi-tapian, keputusan papa sudah mutlak! Nanti malam kita akan makan malam bersama dengan keluarga Pak Ronald, kamu harus dandan yang cantik ya," ucap Handoko tegas, membuat Yoona seketika lesu

Yoona menghela nafas besar, ia sudah pasrah dengan keputusan Handoko yang tidak bisa di bantah lagi.

"Baiklah pah, Yoona akan ikuti keputusan papa. Semoga keputusan ini bisa menyelamatkan perusahaan kita," ucap Yoona lirih. Yoona segera pergi ke dalam kamarnya, ia membanting tubuhnya di atas ranjang empuknya.

"Hufftt...aku baru saja mengajukan cerai pada mas Dimas, sudah di suruh kenalan dengan anak kolega papa. Rasa trauma masih terasa di hati, bagaimana bisa aku dekat dengan pria lain lagi, sementara luka di hati saja belum sembuh,"

Yoona berpikir sambil menatap langit-langit kamarnya, tanpa terasa ia pun tertidur pulas.

"Yoon...Yoona.."

"Tok...tok...Tokk..., Yoona bangun sayang sudah mau magrib ini, kamu harus siap-siap karena sebentar lagi keluarga Pak Ronald datang sayang," Yoona tersentak kala mendengar papa nya memanggil-manggil dirinya dari balik pintu kamarnya.

"Ya ampun aku sepertinya ketiduran tadi," gumam Yoona yang segera bangun dari ranjangnya dan langsung bergegas mandi. Selesai mandi, Yoona pun mengenakan pakaian dan tak lupa merias wajah cantiknya dengan make up agar terlihat semakin cantik dan menarik.

Setelah selesai make up, ia pun menghampiri cermin besar. Yoona ingin memastikan bahwa penampilan nya sudah sempurna. Yoona memutarkan tubuhnya di depan cermin, ia tersenyum dan berkata "Perfect!"

Yoona segera keluar kamar dan menuruni tangga, menghampiri Handoko yang sudah menantinya di ruangan tamu.

"Ya ampun Yoona, kamu lama sekali! Untung saja keluarga Ronald belum datang,"

"He..he..he...maaf pah, Yoona ketiduran tadi," ucap Yoona nyengir memperlihatkan deretan giginya yang putih

Baru saja, Yoona meletakkan bokongnya di atas sofa, terdengar bel berbunyi

"Sepertinya mereka sudah datang," ucap Handoko

"Bi, tolong bukakan pintu ya," ucap Yoona pada assisten Rumah tangga nya.

"Baik, Non" ucap Bi Minah. ia segera membukakan pintu

"Ceklek.., silahkan masuk tuan Ronald"

"Terimakasih Bi Minah," ucap Ronald yang segera masuk bersama istri, sedangkan putra tampannya masih berada di luar karena sedang menerima telpon. Ronald menghampiri Handoko yang sudah menyambutnya di ruang tamu.

"Selamat datang sobat, akhirnya kamu datang juga!" ucap Handoko tersenyum ramah, mereka pun bersalaman

"Ini Yoona kah?" tanya Ronald

"Iya benar, Nald. Yoona sini cepat beri salam pada pak Ronald," titah Handoko

Yoona pun memberikan salam pada Ronald dan Vera istrinya

"Halo Om, Tante, apa kabar?" tanya Yoona terlihat canggung

"Kabar baik sayang, kamu cantik banget sih," ucap Vera, membuat pipi Yoona memerah bak buah Cherry

"Oh iya Nald, mana anakmu yang tampan itu kok nggak kelihatan?" tanya Handoko yang tak melihat pria tampan yang hendak di jodohkan pada Yoona

"Ada kok, tadi dia lagi terima telpon," ucap Ronald yang melihat ke arah pintu luar, tak lama muncul sosok pria tampan yang di tunggu-tunggu tersebut

"Maaf Om, saya..." ucapannya terhenti kala matanya melihat sosok wanita yang ia kenal tadi siang

Yoona yang melihat pria tersebut pun, matanya membulat. Ia tak menyangka akan bertemu dengan pria itu lagi

"Loh kamu..." tunjuk Yoona dan pria tersebut bersamaan dengan memperlihatkan wajah herannya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!