Tring...tring...tring...terdengar ponsel Hansel berbunyi, semua mata tertuju pada suara ponsel yang berasal dari saku celana Hansel. Hansel mengambil ponselnya dari dalam saku, matanya membulat ketika menatap layar ponselnya.
"Dari siapa Hans?" tanya mamanya Hansel yang penasaran melihat perubahan wajah anak lelakinya itu
"Akhh..ini dari orang kantor mah" ucap Hansel berbohong.
"Kok nggak di angkat Hans, angkat saja dulu siapa tau penting,"
"Ehm...," terlihat ragu untuk mengangkat, tapi kalau tidak di angkat kedua orangtuanya akan semakin curiga. "Huff..," Hansel bernafas lega, beruntung ponselnya sudah berhenti berdering sebelum ia menekan tombol hijau itu.
"Yah..., udah mati mah," jawabnya dengan wajah di buat seperti menyesal
"Oh ya sudah kalau begitu," ucap Mama Hansel, mereka pun kembali berbincang-bincang santai
Tak lama ponsel Hansel pun kembali berdering
Tring...tring...tring...
"Argghhh sial...ngapain sih dia nelpon aku lagi!" batinnya menggerutu. Tak mau menimbulkan kecurigaan kedua orangtuanya, Hansel segera mengambil ponselnya dari dalam saku lalu, menekan tombol merah dan dengan cepat ia mengaktifkan mode silent pada ponselnya. Kini gantian Ronald yang bertanya pada Hansel, "Kok nggak diangkat? memangnya siapa yang menelpon, orang kantor?"
"Iya pah, tadi keburu mati lagi" jawabnya berbohong lagi
"Oh ya sudah kalau gitu, coba kamu hubungi dia lagi, siapa tau ada masalah penting di kantor," ucap Ronal memberi saran
"Nanti saja pah, biar aku wa saja dulu," jawab Hansel mencoba menghindar.
"Duh, kenapa dia nelponin aku terus sih!" batin Ronal kesal
Disisi lain...
"Aaarrrggghh!! kamu kenapa nggak jawab teleponku sih, beb!!!" ucap Luna kesal. Luna membanting ponselnya sembarang di atas ranjang, lalu merebahkan tubuhnya di ranjang empuknya. Luna yang merupakan kekasih Hansel, merasa kesal karena diabaikan oleh kekasih tercintanya itu.
Sementara di rumah Yoona, Hansel dan kedua orangtuanya hendak berpamitan karena terlalu asik ngobrol hingga tak terasa sudah larut malam.
"Oh iya Yoon, kamu sering-sering ya main ke rumah, nanti biar Hansel jemput kamu. Tante kesepian soalnya di rumah sendiri," ucap Vera, mamanya Hansel. Ia begitu menyukai Yoona, Baginya Yoona sangat cocok untuk jadi menantu idamannya.
"Ahh..iya tante, nanti Yoona akan mampir ke rumah tante ya," ucap nya tersenyum menampilkan senyum mautnya. Hansel yang berada di samping Vera, sekilas menatap wajah Yoona dan membuatnya terpesona dengan senyumnya yang manis
"Ternyata cewek aneh ini cantik juga senyumnya," batin Hansel. "Aduh, apa-apaan sih gue, kenapa gue jadi muji nih cewek. Kayanya gue udah mulai nggak waras nih!" dumel Hansel dalam hatinya
"Bener ya sayang, tante tunggu loh janjinya," jawab Vera menanggapi Yoona. Yoona pun menjawab "Iya tante sayang," membuat Vera tersenyum senang.
Hansel dan kedua orangtuanya, masuk ke dalam mobil dan Hansel segera melajukan mobilnya meninggalkan kediaman Yoona.
"Ya ampun pah, Yoona itu menantu idaman banget ya. Orangnya imut, cantik, pintar, sopan, ramah dan paling penting sayang sama orangtua," puji Vera, Hansel yang tengah mengemudikan mobil hanya mendengarkan saja ucapan mamanya, tak ada tanggapan apapun yang keluar dari bibirnya.
"Bener mah, semoga saja Yoona bisa menjinakkan anak kita ya," ucap Ronald melirik ke arah Hansel yang sedang mengemudi
"Apaan sih pah! memangnya Hansel apaan, pake di jinakin segala!" protes Hansel pada Ronald. Membuat kedua orangtuanya itu tertawa puas meledek anak lelakinya itu yang terkenal dengan sikap kiler nya
sementara di kediaman Yoona
"Pah, Yoona masuk kamar dulu ya" Pamitnya pada Handoko
"Iya sayang, kamu pasti sudah mengantuk, ya sudah kamu tidur saja sana di kamar" ucap Handoko
"Iya pah," jawab Yoona yang segera berlari masuk ke dalam kamarnya, tanpa menunggu waktu lama, ia menghempaskan tubuhnya di atas ranjang
"Ya Tuhan, kenapa aku harus bertemu bahkan di jodohkan dengan laki-laki yang bernama Hansel itu. Mana cowoknya galak kaya singa, sikapnya dingin kaya freezer. Masa iya, di pernikahan keduaku nanti, aku nggak bisa dapatin suami yang benar-benar cinta sama aku. Apa kata dunia, kalau di pernikahan keduaku gagal lagi. Masa aku harus jadi jendes untuk kedua kalinya nanti," batin Yoona berkecamuk dengan pikiran nya sendiri.
Tring...tring...tring... ponsel Yoona berdering, membuyarkan lamunan nya yang sedang semrawut. Dengan malas, Yoona mengambil ponselnya yang ada di atas nakas. Di lihatnya Rere yang menelpon nya, ia pun menekan tombol hijau dengan cepat
"Ya Re, ada apa?" Rere belum bicara apapun, Yoona sudah terlebih dahulu bertanya pada Rere
"kamu baik-baik aja kan Yoon?" tanya Rere khawatir sebagai sahabat
"Iya, aku baik-baik aja kok, Re. Memangnya kenapa, kok kamu nanya seperti itu?"
"Aakkhh gpp kok Yoon, aku cuma khawatir aja sama kamu. Kamu tadi pulang buru-buru dari kantor setelah terima telpon dari pak Handoko, apa semua baik-baik saja?" tanya Rere penasaran. Rere ingin memastikan bahwa sahabatnya itu tidak mengalami masalah lagi.
"Iya Re, semua baik-baik saja. Cuma...," Yoona tak meneruskan ucapannya, ia ragu jika harus bercerita pada Rere, Yoona tak mau sahabatnya itu ikutan pusing dengan masalah perjodohan nya dengan si singa galak itu.
"Cuma apa Yoon?"
"Ehmm..., aiiisshh!! nanti ajalah aku ceritakan padamu. Aku lagi nggak mood untuk cerita malam ini," ucap Yoona dengan malas, karena mood nya yang sedang tidak baik
"Iihh, kamu tuh bikin aku makin penasaran aja sih," ucap Rere kesal setelah mendengar ucapan Yoona
"Udah ahh...aku capek pengen tidur, Met malam bestie ku," ucap Yoona mengakhiri sepihak, ia malas jika harus mendengar ocehan sababat itu. Ponselnya di buang ke sembarang tempat.
Yoona kembali meratapi nasibnya sambil menatap langit-langit kamarnya, tanpa terasa Yoona pun tertidur pulas.
🌼🌼🌼🌼
Seperti biasa, pagi hari Yoona datang ke kantor dan di sambut oleh beberapa karyawan yang berpapasan dengannya
"Met pagi Bu Yoona," sapa Dina Reception
"Pagi juga, Din. Loh Rina belum datang? tanya Yoona ketika melihat hanya ada Dina di depan meja Reception
"Rina lagi ke toilet, Bu" jawab Dina
"Oh, Ok kalau gitu," Yoona kembali melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangannya.
"Ya ampun, Bu Yoona udah cantik ramah banget sama karyawan nya, nggak kaya pak Dimas dan ular betina nya itu sombong, belagu dan gila hormat," ucap Dina pada Rina yang baru saja duduk di sampingnya, betapa Dina kagum pada Yoona
"Lo bener Din, Bu Yoona emang baik banget dan juga ramah, dia tuh nggak membatasi untuk dekat dengan karyawannya. Bego aja tuh pak Dimas lebih memilih si Putri ular betina itu daripada bu Yoona,"
"Husshh!! kalian berdua ngegosip aja ya! ntar saya kasih SP mau?" tegur Rere ketika lewat di meja Reception
"Aduh, ampun Bu Rere. Tolong jangan kasih kami SP donk Bu," ucap Rina sambil menyatukan kedua telapak tangannya kemudian menggosokkan kedua tangannya perlahan-lahan
"Lagian kalian bukannya kerja malah ngegosip aja," ucap Rere tegas
"Maafkan kami Bu Rere, kami nggak ada maksud untuk bergosip. Aku tadi hanya mengatakan pendapatku saja tentang Bu Yoona yang begitu baik dan ramah, berbeda jauh dengan pak Dimas yang angkuh dan sombong. Kami hanya kagum saja Bu dengan Bu Yoona," ucap Dina menjelaskan.
"Ha..ha...ha...iya saya tau, saya cuma becanda aja kok," ucap Rere yang tertawa iseng, melihat dia wajah Reception itu menegang dan tetlihat pucat
"Iihh...Bu Rere mah jahat!" ucap Dina memasang wajah cemberut. "Iya nih, kita udah tegang juga,' ucap Rina
"Maaf ya," ucap Rere cengengesan, kemudian melangkahkan kaki untuk masuk ke dalam, menemui Yoona sahabatnya itu di ruangannya
tok...tok...tokk...
Rere mengetuk pintu ruangan Yoonaa
"Masuk!" ucap Yoona dari dalam ruangan
Rere pun masuk ke dalam ruangan Yoona. Terlihat Yoona sedang memeriksakan beberapa dokumen yang harus ditandatangani nya. Rere duduk di kursi sebrang Yoona
"Yoon, kamu kemarin itu kenapa?" tanya Rere to the point
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments