Perasaan apa ini?

"Terserah, aku nggak peduli! asal kamu tau ya, aku dan Chris itu tidak mungkin pacaran, karena dia adalah kakak sepupuku, jadi berhentilah berpikir yang bukan-bukan tentangku!" ucap Yoona kesal, lalu ia mengalihkan pandangannya pada Chris dan Rere yang sedang berdansa.

Mendengar jawaban Yoona barusan, entah kenapa hal itu membuat hati Hansel senang, "Apa-apaan ini, kenapa hatiku senang ketika mendengar wanita aneh ini dan Chris tidak pacaran? Perasaan apa ini, nggak mungkin kan aku mulai tertarik dengannya?" batin Hansel yang bingung dengan perasaannya sendiri.

Tak ada pembicaraan lagi diantara mereka berdua, Yoona masih menatap ke arah sepupunya dan sahabat terbaiknya yang sedang berdansa, dua tangannya menopang dagunya. "Heum...cocok sekali mereka berdua, yang satu tampan dan yang satunya lagi juga cantik. Aakhh... benar-benar pasangan yang sempurna," gumam Yoona pelan sambil melempar senyumnya ke arah Cris dan Rere.

"Ya ampun wanita ini, kenapa hobi sekali sih menampakkan senyum mautnya itu, bikin aku semakin gemas saja!" batin Hansel yang mencuri pandang ke arah Yoona

Sedangkan Chris dan Rere, kedua terlihat canggung saat kedua mata mereka beradu pandang, Rere yang tampak gugup tanpa sengaja menginjak kaki Chris, membuat pria tampan itu mengaduh kesakitan.

"Aaauuuhh," teriaknya, karena heel Rere serasa menancap indah di kaki Chris. Cris refleks melepaskan pelukannya yang melingkar di pinggang ramping Rere

"Aduh maaf kak, aku nggak sengaja!" ucapnya memundurkan satu langkah kaki jenjangnya ke belakang.

"Kita udahan aja ya Re, kakiku berasa cenat cenut nih," ucapnya sedikit meringis

"Iya kak, gpp kok. Kak Chris bisa jalan nggak?aku bantu papah ya kak?" ucap Rere yang terlihat merasa bersalah ketika melihat Chris berjalan kesakitan

Cris menatap Rere dan melemparkan senyum manisnya, "Gue gpp kok, Re. Aku masih bisa kok jalan sendiri,"

"Ya Tuhan, senyumnya bikin aku tambah klepek-klepek," batin Rere.

Cris dan Rere pun kini sudah berada di mejanya

"Loh kalian berdua kok nggak turun sih, dansa sana!" ucap Chris yang baru tiba di mejanya.

"Kaki Lo kenapa Chris, kok jalan Lo pincang begitu," bukannya menjawab ucapan Chris, Yoona dengan sengaja membahas kaki sepupunya itu, untuk mengalihkan ucapan Chris yang memintanya berdansa dengan Hansel

"Oh ini..tadi.." belum selesai Chris berbicara, ucapannya sudah di potong oleh Rere

"Tadi nggak sengaja ke injek sama gw, Yoon," ucapnya cengengesan sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal

"Hah...seriusan? ha..ha...ha..., emang enak kaki Lo di cium sama heels nya Rere!" ledek Yoona yang tertawa geli melihat sepupunya meringis

"Sialan Lo, gue lagi ngerasain cenat cenut nih kaki, malah Lo ketawain! dasar sepupu nggak ada akhlak!!" oceh Chris sambil membuka sepatunya dan memijat-mijat pelan kakinya

"Bodo amat!! emangnya gue pikirin!!" ucapnya sambil memeletkan lidahnya "wekk"

Melihat kekompakan Yoona dan Chris membuat dirinya tersenyum dalam hati. Namun, Hansel menyesal dan merutuki kebodohannya yang sudah menuduh Yoona yang tidak-tidak, ia sudah berpikiran buruk pada wanita yang di jodohkan dengannya itu.

🏵🏵🏵🏵🏵

"Ayo mampir dulu Hans," ucap Handoko ketika melihat Yoona dan Chris turun dari mobilnya. Yoona dengan cepat mengulurkan tangannya dan mencium punggung tangan Handoko lalu berlalu masuk tanpa mengucapkan terima kasih pada Hansel

"Maaf Om, lain kali saja ya. Sudah larut malam juga, mungkin Yoona juga ingin beristirahat," Tolak Hansel halus dari dalam mobil, "saya pamit dulu ya Om" ucapnya berpamitan lalu segera melajukan mobilnya meninggalkan kediaman Yoona.

Di tengah perjalanannya pulang ke rumah, tiba-tiba ponsel Hansel berdering, dengan malas Hansel mengambil ponselnya dari laci mobilnya dengan satu tangan, sedangkan tangan satunya pegang setir mobil. Hansel mengerutkan dahi ketika melihat nama penelponnya, entah kenapa akhir-akhir ini Hansel hampir lupa dengan kekasihnya itu, bahkan kini pikirannya sudah di penuhi oleh wajah cantik Yoona yang manja dan menggemaskan.

Cukup lama ponselnya di biarkan berdering, akhirnya dengan terpaksa Hansel menekan tombol hijau di layar ponselnya.

"Halo beb, kamu lagi dimana? kenapa susah sekali menghubungimu? apakah kamu sengaja menjauh dariku? banyak pertanyaan yang di lontarkan Luna, ketika kekasihnya itu menerima panggilan telponnya.

Hansel menghela nafas kasarnya, "Aku lagi di jalan," ucap Hansel dingin

"Hah..masih di jalan? memangnya kamu habis dari mana? kenapa kamu tidak pernah menemui aku lagi?" ucap Luna memborbardir Hansel dengan banyak pertanyaan.

"Aku sibuk, sudah dulu aku capek!" jawab Hansel singkat, ia terlihat malas ngobrol dengan Luna. Hansel pun mematikan ponselnya dengan sepihak.

10 menit sudah Hansel tiba di depan rumah mewahnya, ia membunyikan klakson. Tak butuh waktu lama, petugas penjaga membuka gerbang.

"Selamat malam den Hansel," ucap security yang bernama pak Joko ketika melihat tuannya membuka kaca mobil

"Malam juga pak Joko, papa dan Mama ada di rumah? tanya Hansel

"Ada den, tuan sama nyonya ada di dalam, baru saja pulang," ucap Joko, Hansel mengangguk-angguk menanggapi. Hansel segera memasukkan mobilnya masuk ke pekarangan rumah dan memarkirkan mobilnya dalam garasi mobil.

Hansel segera turun dari mobil, bergegas masuk ke dalam rumah

"Assalamualaikum mah, pah.." sapa Hansel dengan wajah sumringah

"Walaikumsalam" jawab Ronald dan Vera bersamaan.

Hansel menghampiri kedua orangtuanya yang tengah duduk santai di ruang tamu sambil nonton TV. Hansel mengulurkan tangannya, di ciumnya punggung tangan Ronald dan Vera, lalu duduk di sebelah Vera.

"Gimana kencannya dengan calon Istrimu, lancar?" tanya Ronald,

"Ya jelas lancarlah pah, coba liat wajahnya yang sumringah begini," ledek vera, tangannya mengapit kedua pipi Hansel lalu di arahkan Vera, wajah tampan putranya itu pada Ronald. Ronald tertawa melihatnya

"Aaiisshh...mama, siapa juga yang sumringah sih," sangkal Hansel lalu menepis tangan Vera yang masih mengapit kedua pipinya itu

Ronald dan Vera tertawa bersama melihat Hansel yang terlihat gengsi untuk mengakui kalau dirinya memang sedang bahagia.

🌼🌼🌼🌼

Sementara di sisi lain, di dalam penjara terlihat Dimas sedang di bully oleh para tahanan lainnya

"Woi sini lo! jangan diam aja disana, pijetin badan gue sini!" teriak seorang tahanan yang memiliki tubuh besar dan tampang sangar

Dimas yang kerap kali di buat babak belur oleh pria tersebut, mau tak mau selalu menuruti perintah pria itu. Dimas menghampiri Bejo, pria yang di takuti oleh seluruh tahanan disitu.

"Yang mana bang?" tanya Dimas gugup

"Ini sampai sini ya!" tunjuk Bejo di bagian punggung dan kakinya. "Yang bener lo mijet nya, awas aja kalau nggak enak, gue gibeng muka Lo!" ancam Bejo dengan suara bass nya membuat siapapun yang berhadapan dengannya akan menciut.

"I-iya bang!" ucap Dimas gemetar, pasalnya ia benar-benar takut jika harus di hajar lagi oleh Bejo, wajah dan badan saja masih terasa sakit akibat di hajar Bejo kemarin karena tak puas dengan pijetan Dimas yang di ejek terlalu lembek kaya pijetan nenek-nenek

Baru saja meletakkan tangannya di punggung Bejo, tiba-tiba petugas lapas memanggil Dimas

"Bapak Dimas, silahkan keluar sebentar ada yang datang menjenguk Anda," ucap petugas lapas yang bernama Teddy. Teddy membuka sel tahanan dan mengantarkan Dimas menemui seseorang yang sudah menunggunya di suatu ruangan khusus

"ceklek" Teddy membuka pintu ruangan dan mempersilahkan Dimas untuk masuk

"Terima kasih pak Teddy" ucap Dimas ramah, kemudian ia melangkah masuk dalam. Dimas menghentikan langkahnya ketika melihat siapa orang yang menjenguknya itu

"Ka-kamu!"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!