Sesampainya Devano dan Randy di butik Ladyna Wedding organizer, mereka berdua segera turun dari mobil. Dan pergi menghampiri Meyra, yang datang ke butik Ladyna Wedding organizer bersama pak Agus supir yang bekerja di keluarganya Devano.
Ketika Randy akan mendekati ke arah Meyra dan pak Agus, ia melihat tatapan mata Meyra yang sangat tidak asing baginya.
"Tatapan mata gadis yang bersama pak Agus, kok mirip sekali dengan wanita yang tidur bersama bos Devano dua bulan yang lalu?" gumamnya dalam hati, yang terus memperhatikan tatapan mata Meyra. Karena ia mengingat dengan jelas tatapan mata Meyra, di saat Meyra keluar dari apartemen Devano. Meski pada saat itu, Meyra menutupi wajahnya dengan syal.
"Bos itu beneran calon istrinya, bos?" tanya Randy yang berbisik di telinga Devano. Karena ia ingin mengetahui kebenarannya.
"Iya," sahutnya singkat.
"Bos, sepertinya wanita itu..."
"Sudah jangan bahas wanita itu lagi, aku terpaksa menikah dengannya dua hari lagi." Devano yang tidak mau mendengar Randy, yang membicarakan tentang Meyra langsung menyela ucapan Randy.
"Padahal aku cuman mau bilang. Kalau calon istrinya itu sangat mirip sekali, dengan wanita yang bersama bos dua bulan yang lalu. Dan saat itu, bos menyuruhku untuk pergi mencari wanita itu. Khmmmz ... sebaiknya aku harus menyelidiki tentang wanita itu," batin Randy yang akan menyelidiki Meyra.
"Ayo masuk," ucap Devano yang menyuruh Meyra masuk ke dalam butik bersamanya. Saat Devano sudah berada di dekat Meyra.
"I... iya," sahut Meyra yang gugup. Saat ia melihat tatapan mata Devano yang menatapnya.
Devano jalan terlebih dahulu, dan Meyra mengikuti Devano di belakangnya. Sedangkan Randy masih terus melihat ke arah Meyra, yang mengikuti Devano dari arah belakang.
"Gaya jalan wanita itu. Kenapa sama persis dengan calon istrinya bos Devano? Apa jangan-jangan! Dia itu adalah wanita yang tidur bersama bos Devano dua bulan yang lalu?" lirih Randy yang bertanya pada dirinya sendiri, sambil terus memperhatikan Meyra yang sedang berjalan kaki di belakang Devano.
"Randy." Devano memanggil Randy sekertaris sekaligus asisten pribadinya.
Meyra yang terus memperhatikan butik, ia tidak mendengar suara Devano yang memanggil Randy. Sehingga membuat ia menubruk Devano yang berada di hadapannya.
Bruk!
"Ma... maaf," lirih Meyra yang langsung meminta maaf pada Devano sambil menundukkan kepalanya.
"Makanya. Kalau jalan itu lihatnya ke depan, dasar orang kampung norak banget. Baru pertama kali lihat butik yah,'' ejek Devano yang menyindir Meyra.
"Aku sudah..."
"Ada apa bos memanggilku?" tanya Randy pada Devano. Sehingga membuat Meyra tidak meneruskan ucapannya yang belum selesai berbicara.
"Kamu cepat pilih jas pengantin." Devano menyuruh Randy, untuk memilih jas pengantin.
"Tapi yang mau menikah itukan bos, bukan aku," sahutnya yang tidak mau menerima perintah dari Devano.
"Sudah cepat pilih, kamu juga pilih," ucap Devano yang tidak bisa di bantah. Sehingga membuat ia menyuruh Randy dan Meyra memilih baju pengantin.
Saat Randy dan Meyra akan memilih baju pengantin. Tante Dina pemilik butik Ladyna Wedding organizer datang menghampiri mereka bertiga.
"Eeeh, rupanya calon pengantin sudah datang ke butik. Devano ini calon istri kamu?" tanya Dina pada Devano sambil menunjuk ke arah Meyra.
"Iya Tan," sahutnya dengan tersenyum tipis.
"Namanya siapa cantik?" tanya Dina sambil mendekati Meyra.
"Saya Meyra Anatasya, Tante." Meyra menjawab pertanyaan dari Dina, sambil mengarahkan tangannya ke arah Dina.
Dina pun menyambut dengan baik, uluran tangan dari Meyra.
"Nama yang cantik seperti orangnya, Mama kamu tidak salah memilih calon istri buat kamu, Van." Dina memuji kecantikan Meyra calon istrinya Devano.
Devano yang mendengar itu hanya tersenyum malas. "Bagiku masih cantikan Naumi," batinnya yang membandingkan Meyra dengan Naumi kekasihnya.
"Ayo kita lihat ke dalam, banyak koleksi gaun pengantin yang baru Tante rancang." Dina langsung menarik tangannya Meyra, dan mengajaknya masuk. Untuk melihat koleksi gaun pengantin rancangannya.
"Wah, gaun pengantin rancangannya Tante bagus sekali." Meyra berdecak kagum melihat koleksi gaun pengantin rancangan Dina, yang berada di patung yang begitu banyak sekali model gaun pengantinnya.
"Terima kasih atas pujiannya, cantik. Sekarang kamu pilih terlebih dahulu gaun pengantinnya, karena Tante mau mengambil baju pengantin untuk calon suamimu," pamit Dina pada Meyra. Karena ia akan mengambil baju pengantin untuk Devano.
"Kamu cepat pilih gaun pengantin yang kamu sukai. Karena waktuku tidak banyak," bisik Devano di telinga Meyra. Ketika ia akan pergi menghampiri Tante Dina, yang akan mengambil baju pengantin untuknya.
"Iya," balasnya.
"Dia pikir aku mau gitu menikah dengannya, yang tukang celup sana sini," lirih Meyra yang kesal pada Devano sambil menghentakkan kakinya. Karena gara-gara perbuatan Devano, membuat Meyra sekarang ini terpaksa menikah dengan Devano. Demi anak yang berada di dalam kandungannya.
Akan tetapi, ucapan Meyra yang pelan itu, terdengar oleh Randy yang tidak ikut pergi bersama Devano.
"Ternyata dugaanku itu benar. Kalau calon istrinya bos Devano adalah wanita yang sudah tidur bersama bos Devano. Sebelum aku memberitahukan semua ini pada bos Devano. Aku akan berbicara secara empat mata, dengan calon istrinya bos Devano," batin Randy.
Di saat Meyra akan melangkahkan kakinya, yang mau memilih gaun pengantin. Randy datang menghampiri Meyra, yang sedang mencari gaun pengantin sesuai keinginannya.
"Maksud kamu bicara seperti itu. Apa?" tanya Randy penuh selidik dengan ucapan Meyra barusan.
"Bicara soal apa sih?" Meyra yang tidak mengerti dengan pertanyaan Randy, ia tidak menjawabnya dan memilih bertanya balik pada Randy.
"Apakah kamu adalah wanita yang tidur bersama bos Devano, dua bulan yang lalu?" tanyanya lagi.
Degh!
"Kenapa lelaki itu bisa tahu, kalau wanita yang ia bicarakan adalah aku. Padahal saat aku keluar dari apartemennya Devano, aku menutupi wajahku dengan syal." Meyra membatin di dalam hatinya. Sehingga membuat ia, tidak menjawab pertanyaan dari Randy.
"Hey, kenapa kamu diam saja! Jawab pertanyaanku?" Randy meminta Meyra. Untuk menjawab pertanyaannya.
Meyra berpikir sejenak, sebelum menjawab pertanyaan dari Randy.
"Sebaiknya aku mengakui saja, toh sekarang ini. Paman dan Bibi sudah mengetahui kehamilanku, yang hamil atas perbuatannya Devano," batinnya.
"Kenapa masih diam saja, ayo cepat jawab pertanyaanku. Apa jangan-jangan! Wanita yang tidur bersama bos Devano dua bulan yang lalu itu adalah..."
"Iya benar, memangnya kenapa?" Meyra dengan cepat memotong ucapan Randy, dan mengakui semuanya. Karena Paman dan bibinya sudah mengetahui semuanya. Sehingga membuat Paman dan bibinya, meminta pertanggung jawaban pada kedua orang tuanya Devano.
"Bos Devano harus tahu tentang semua ini," lirih Randy yang akan pergi menemui Devano, yang sedang fitting baju pengantin bersama Tante Dina.
"Kamu mau memberitahukan semuanya, pada bosmu itu?" tanya Meyra menghentikan langkah kaki Randy yang akan pergi menemui Devano.
"Tidak perlu kamu menceritakan itu semuanya. Karena kedua orang tuanya Devano, mau Devano bertanggung jawab atas perbuatannya dua bulan yang lalu," lanjut Meyra.
"Jadi kedua orang tuanya bos Devano mengetahui perbuatan bos Devano?" Randy begitu kaget dan tidak percaya, dengan ucapan Meyra barusan.
"Ya memang benar kenyataannya seperti itu. Aku mendengar pembicaraan Paman dan Bibiku, yang mau meminta pertanggung jawaban pada kedua orang tuanya bosmu itu. Karena pasti mereka berdua sudah mengetahui perbuatan anaknya," jawab Meyra sambil tersenyum miring.
"Aku rasa itu tidak mungkin, dari mana pak Rajendra dan Bu Belinda mengetahui tentang itu semuanya? Lebih baik, aku harus menyelidiki semuanya. Sebelum aku memberitahukan kepada bos Devano," batin Randy yang tidak percaya dengan ucapan Meyra, dan memilih menyelidiki kebenarannya. Sebelum Randy memberitahukan semuanya pada Devano.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments