Bab 13 Melihat Rekaman Cctv

Keesokan harinya.

Meyra yang baru selesai mandi, ia mendapatkan panggilan telepon dari Amelia. Meyra pun segera menerima panggilan telepon dari Amelia terlebih dahulu, sebelum ia memakai pakaiannya.

"Kamu hari ini jadi ke kafe lagi?" tanya Amelia.

"Maaf Mel, sepertinya aku tidak bisa pergi ke kafe hari ini soalnya..."

"Katanya kamu mau melihat rekaman cctv, orang yang mencarimu saat kamu pulang ke kampung halaman." Amelia dengan cepat p memotong ucapan Meyra. Karena ia mau mengingatkan Meyra tentang seorang lelaki yang mencarinya, saat ia pulang ke kampung halamannya.

"Aku memang penasaran sih, Mel. Tapi hari ini aku benar-benar tidak bisa pergi ke kafe, kalau bisa tolong kamu kirimkan saja hasil rekaman cctv itu ke handphoneku," pinta Meyra pada Amelia.

"Oh baiklah, nanti aku akan mengirimkan hasil rekaman cctvnya. Aku matikan panggilan teleponnya, yah. Soalnya aku mau berangkat bekerja ke kafe," sahut Amelia yang berpamitan pada Meyra. Sebelum ia mematikan panggilan teleponnya.

Setelah selesai bertelepon dengan Amelia. Meyra segera memakai pakaiannya, dan menunggu pesan dari Amelia yang akan mengirimkan hasil rekaman cctv di Garden cafe gemilang.

Saat Meyra sedang menunggu pesan dari Amelia, ia mendengar suara ketukan pintu di dalam kamarnya.

Tok-tok.

"Mey, buka pintunya. Ada yang mau Bibi bicarakan dengan kamu," teriak Leni di depan pintu kamar Meyra.

"Iya Bi, sebentar," sahut Meyra yang segera bangun dari tempat duduknya. Untuk membukakan pintu kamarnya.

"Bibi mau membicarakan soal apa?" tanya Meyra yang sudah membukakan pintu kamarnya.

"Kita bicara di dalam kamarmu saja," jawab Leni sambil menarik tangan Meyra, dan mengajaknya masuk ke dalam kamar.

Ketika Leni dan Meyra sudah berada di dalam kamar. Leni belum mengeluarkan sepatah katapun, tentang apa yang ingin ia katakan pada Meyra.

Meyra yang penasaran langsung bertanya lagi pada Leni, yang belum membicarakan apapun kepadanya.

"Bibi mau membicarakan soal apa?"

"Besok kamu dan Devano akan menikah. Bibi dan Paman akan langsung pulang ke kampung halaman, setelah kamu dan Devano resmi menjadi suami istri. Jadi kamu baik-baik tinggal di rumah ini ya, Mey." Leni akhirnya menjawab pertanyaan dari Meyra.

"Kok Bibi dan Paman langsung pulang saja," timpal Meyra yang mendengar ucapan bibinya, yang akan berpamitan pulang ke kampung halaman. Saat ia dan Devano resmi menjadi suami istri.

"Bibi dan Paman tidak bisa lama-lama tinggal di sini, Mey. Karena Pamanmu ada pekerjaan di kampung, apalagi sekarang ini Dewi sedang hamil muda. Bibi tidak mau membuat ia kecapean, dalam mengurus kedua adiknya. Jadi Bibi dan Paman memutuskan, untuk langsung pulang ke kampung halaman. Setelah kamu dan Devano sudah menikah," ujar Leni yang menjelaskan tentang alasannya, yang langsung berpamitan pulang ke kampung halamannya.

"Padahal aku juga tengah hamil muda, Bi." gumam Meyra di dalam hatinya, tanpa memberitahukan kepada bibinya, tentang kondisinya yang tengah berbadan dua.

"Kamu mengerti kan, Mey."

"Iya Bi," sahut Meyra yang pasrah dengan keadaan yang ia alami.

"Bi bolehkah aku pergi ke Garden cafe gemilang lagi," sambungnya yang ingin pergi ke Garden cafe gemilang. Untuk melihat rekaman cctv.

"Kemarin Bibi kan sudah bilang! Kalau hari ini kamu tidak boleh pergi ke mana-mana, pamali Mey. Kamu hubungi saja teman-temanmu yang bekerja di Garden cafe gemilang,

Untuk memberitahukan tentang acara pernikahanmu yang akan di adakan besok pagi." Leni tetap melarang Meyra yang ingin pergi ke Garden cafe gemilang.

"Ya sudah, kalau begitu Meyra akan menghubungi teman-teman Meyra dulu," timpal Meyra yang segera mengambil handphonenya. Untuk memberitahukan kepada teman-temannya, tentang dirinya yang akan melangsungkan pernikahan besok pagi.

"Bibi pamit keluar kamarmu. Karena Bibi tidak mau mengganggumu, yang akan menghubungi teman-temanmu," ucap Leni yang berpamitan pergi meninggalkan kamar Meyra.

Setelah kepergian Leni dari kamarnya, tidak lama kemudian. Meyra mendapatkan pesan dari Amelia, yang mengirimkan rekaman cctv di Garden cafe gemilang.

Meyra yang sangat penasaran, ia segera memutar rekaman cctv itu. Agar ia bisa mengetahui tentang lelaki yang mencarinya, saat ia pulang ke kampung halamannya.

Saat Meyra sudah melihat hasil rekaman cctv di Garden cafe gemilang, ia benar-benar kaget dan tidak menyangka. Kalau yang mencarinya adalah Randy sekertaris sekaligus asisten pribadinya Devano.

"Ja... jadi dia mencariku," lirih Meyra sambil menutup mulutnya dengan satu tangannya.

"Pantas saja kemarin dia menanyakan tentang kejadian dua bulan yang lalu, ternyata dia itu di suruh oleh Devano untuk mencariku," sambung Meyra.

Handphone milik Meyra kembali berdering, ia pun segera menerima panggilan telepon dari Amelia.

"Kamu sudah melihat hasil rekaman cctvnya belum, Mey?"

"Sudah Mel,"

"Terus siapa lelaki yang mencarimu itu?" tanyanya lagi. Karena ia penasaran dengan sosok lelaki yang mencari Meyra.

"Pasti kamu masih ingat! Dengan kejadian dua bulan yang lalu. Saat aku dan kamu mengantarkan seorang lelaki yang meminta di antarkan pulang ke apartemen, dan lelaki yang berada di rekaman cctv itu adalah temannya lelaki yang akan menjadi calon suamiku," jawab Meyra yang akhirnya menceritakan semuanya pada Amelia. Tapi Meyra tidak memberitahukan tentang dirinya yang sedang mengandung anaknya Devano.

"Ma... maksud kamu bagaimana? Aku tidak mengerti?"

"Besok pagi aku akan menikah dengan lelaki yang waktu itu aku antarkan pulang, Mel."

"Meyra..." teriak Amelia yang kesal pada Meyra. Karena Meyra tidak menceritakan tentang pernikahannya, saat kemarin mereka berdua bertemu di Garden cafe gemilang.

"Kamu jangan teriak seperti itu dong, Mel. Kuping aku bisa-bisa sakit nih, dengernya." Meyra segera menimpali ucapan Amelia yang berteriak memanggil namanya di telepon.

"Waktu kita bertemu kemarin. Kenapa kamu tidak cerita padaku? Kalau kamu besok pagi mau menikah?" tanya Amelia yang menghiraukan ucapan Meyra, yang kesakitan kupingnya.

"Bagaimana aku mau cerita sama kamu kemarin? Kamu nya aja langsung pulang. Karena sudah di jemput sama Rafael suamimu," jawab Meyra menjelaskan.

"Hehe, oh iya. Aku lupa, maaf yah Mey." sahutnya.

"Tapi... kenapa bisa kamu menikah dengan lelaki yang tidak kamu kenal. Apa jangan-jangan! Terjadi sesuatu padamu saat..."

"Aku dan dia di jodohkan, Mel." Meyra segera memotong ucapan Amelia. Karena ia tidak mau menceritakan kejadian dua bulan yang lalu pada Amelia.

"Dunia begitu sempit, aku tidak tahu. Kalau aku dan lelaki itu akan dijodohkan, bahkan aku sampai tidak menyangka. Kalau besok pagi adalah hari pernikahanku dengan dia. Aku harap besok pagi kamu dan Rafael bisa datang ke acara pernikahanku," sambung Meyra yang mengharapkan Amelia dan suaminya datang ke acara pernikahannya.

"Aku dan Rafael pasti akan datang ke acara pernikahanmu, tapi aku tidak tahu alamat pernikahanmu," balas Amelia yang tidak mengetahui tempat pernikahan Meyra.

"Aku akan mengirimkan alamatnya kepadamu,

dan aku minta tolong sama kamu. Untuk memberitahukan pada pak Ronald dan teman-teman yang lainnya yah..."

"Sebaiknya, kamu saja yang memberitahukan pada pak Ronald dan teman-teman yang lainnya. Agar mereka percaya dan mau datang ke acara pernikahanmu, Mey. Aku matikan panggilan teleponnya, soalnya aku mau melanjutkan pekerjaanku." Amelia langsung mengakhiri panggilan teleponnya.

Setelah selesai berbicara dengan Amelia di telepon. Meyra pun segera mengirimkan pesan pada Amelia, tentang alamat pernikahannya.

"Yang di katakan Amelia benar, aku harus memberitahukan pada pak Ronald dan teman-teman yang lainnya. Sebaiknya aku memberitahukannya lewat pesan saja," gumam Meyra yang segera mengirimkan pesan teks pada Ronald dan seluruh teman-temannya yang bekerja di Garden cafe gemilang. Agar Ronald dan teman-temannya mengetahui tentang dirinya, yang akan melangsungkan pernikahan besok pagi.

Semua teman-teman yang mendapatkan pesan dari Meyra. Mereka semua segera membalas pesan dari Meyra, dengan mengucapkan kata selamat atas pernikahan Meyra dan Devano yang akan di adakan besok pagi. Mereka semua juga akan datang ke acara pernikahan Meyra.

Akan tetapi, saat Meyra akan membalas pesan dari teman-temannya. Ia mendapatkan panggilan telepon dari Ronald, yang baru membaca pesan dari Meyra.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!