Bab 20 Pergi Berbulan Madu

"Halo Mah, ada apa Mama menghubungiku?" tanya Devano yang sudah menerima panggilan telepon dari Belinda mamanya.

"Sekarang ini, kamu dan Meyra pergi ke villa Mama yang ada di kota Bandung. Karena Mama dan Papa mau kalian berdua pergi berbulan madu di sana," jawab Belinda yang menyuruh Meyra dan Devano berbulan madu ke kota Bandung.

"Apa! Pergi ke villa yang di Bandung? Aku tidak mau pergi ke sana Mah. Aku kan, sudah bilang sama Mama dan Papa. Kalau aku mau mengajak Meyra pergi jalan-jalan di sekitar kota Jakarta. Kenapa sekarang Mama malah menyuruhku pergi ke villa?" bantah Devano yang menolak perintah Belinda, yang menyuruhnya untuk pergi ke kota Bandung.

"Mama tidak mau kamu dan Meyra cuman pergi jalan-jalan di sekitar kota Jakarta, lebih baik kamu dan Meyra pergi berbulan madu di villa Mama yang ada di kota Bandung. Sekarang juga," tegas Belinda yang tetap dengan pendiriannya, yang menyuruh Devano dan Meyra pergi ke kota Bandung.

"Tapi mah..."

"Kamu jangan membantah Devano, cepat kamu dan Meyra pergi ke sana. Mama sudah menghubungi Bi Asih dan mang Nurdin, untuk mempersiapkan segala kebutuhan kamu dan Meyra. Selama kalian berdua berbulan madu di sana, jadi kamu tidak perlu membawa apapun. Karena Mama sudah menyuruh Bi Asih dan mang Nurdin, dan mereka berdua akan mengabari Mama. Kalau sampai kamu dan Meyra tidak pergi ke sana," ucap Belinda yang menyela ucapan Devano, dan berusaha membuat Devano dan Meyra pergi ke kota Bandung.

"Baiklah Mah, aku dan Meyra akan pergi ke sana." Devano dengan berat hati, dan sangat terpaksa menuruti perintah dari Belinda mamanya, yang menyuruhnya pergi berbulan madu bersama Meyra ke sebuah villa milik keluarganya yang ada di kota Bandung.

Meyra yang berada di dekat Devano, ia bisa mendengar sedikit pembicaraan antara Devano dengan Belinda di telepon, dan Meyra juga bisa melihat raut wajah Devano yang berdecak kesal. Karena ia dan Meyra harus pergi berbulan madu ke kota Bandung.

"Nah gitu dong, pokoknya Mama dan Papa menunggu kedatangan kalian berdua di villa. Kamu bawa mobilnya jangan ngebut yah, Van." Belinda mengingatkan Devano, untuk berhati-hati dalam mengendarai mobil. Sebelum Belinda mengakhiri panggilan teleponnya.

"Bagaimana Mah? Apakah Devano mau mengajak Meyra pergi ke villa kita yang ada di kota Bandung?" tanya Rajendra yang melihat Belinda istrinya, yang sudah selesai berbicara dengan Devano di telepon.

"Tentu saja Devano mau menuruti perintah Mama, Pah. Meski Mama tahu! Kalau Devano itu terpaksa pergi ke Bandung. Tapi setidaknya kita berdua harus membuat Devano dan Meyra tetap bersama, dan berharap rencana ini berjalan dengan lancar," jawab Belinda.

"Mama yakin! Devano dan Meyra akan pergi ke sana?" tanya Rajendra lagi. Karena ia ingin memastikan kebenarannya.

"Yakin dong Pah. Karena Devano dan Meyra sekarang ini sedang dalam perjalanan menuju kota Bandung, dan kalau sampai Devano tidak pergi ke sana. Ada Bi Asih dan mang Nurdin yang akan memberi informasi kepada Mama, jika Devano dan Meyra sudah sampai di villa," jelas Belinda yang meyakinkan Rajendra suaminya.

"Baguslah kalau begitu. Semoga saja rencana kita berjalan dengan lancar," sahut Rajendra yang penuh harap.

"Aamiin." Belinda mengamini doa dari Rajendra suaminya. Karena ia dan Rajendra sangat berharap sekali, rencana mereka berdua bisa berjalan dengan lancar.

__________

Sementara itu.

Devano yang sudah selesai berbicara dengan Belinda mamanya, ia langsung mengajak Meyra masuk ke dalam mobil, dan tidak memberitahukan kepada Meyra tentang kepergian mereka berdua yang akan pergi ke kota Bandung.

Perjalanan dari kota Jakarta menuju kota Bandung. Devano dan Meyra tidak ada yang berbicara satu sama lain, hanya ada keheningan di dalam mobil. Hingga pada akhirnya mereka berdua sampai di sebuah villa, yang terletak di kota Bandung milik kedua orang tuanya Devano.

"Kita sudah sampai, cepat turun," ucap Devano yang menyuruh Meyra turun dari mobilnya.

"Ini kita ada di mana, Van?" tanya Meyra yang akhirnya, ia berani menanyakan itu semua pada Devano.

"Di kota Bandung, dan itu villa milik keluargaku," jawab Devano sambil menunjuk ke arah sebuah villa yang ada di depannya, dan ia pun segera ke luar dari dalam mobilnya.

Meyra yang melihat Devano sudah ke luar terlebih dahulu, ia pun segera keluar dari dalam mobil dan pergi menghampiri Devano yang sedang mengetuk pintu.

Tok-tok.

Tidak lama kemudian.

Bi Asih dan mang Nurdin membukakan pintu, dan mereka berdua melihat kedatangan Devano dan Meyra yang sudah sampai di villa.

"Selamat datang Den Devano dan Non Meyra. Ayo masuk ke dalam," ucap Bi Asih dan mang Nurdin secara bersamaan, dan mereka berdua mempersilahkan Devano dan Meyra masuk ke dalam villa.

Devano dan Meyra menanggapi ajakan dari Bi Asih dan mang Nurdin, dengan mengagukkan kepalanya.

"Bibi mau mengambilkan minuman, untuk Den Devano dan Non Meyra dulu," pamit Bi Asih yang segera pergi ke dapur.

Di dalam dapur.

Bi Asih segera menghubungi nomor telepon Belinda, untuk memberikan informasi kepadanya. Sebelum Bi Asih membuat minuman untuk Devano dan Meyra. Setelah selesai memberikan informasi kepada Belinda, ia pun segera membuat minuman dan pergi menghampiri Devano dan Meyra.

"Ini minumannya, silahkan di minum," ucapnya yang mempersilahkan Devano dan Meyra meminum, minuman yang ia buat.

Devano dan Meyra pun mengambil minuman, yang di bawa oleh Bi Asih.

"Jika Den Devano dan Non Meyra mau beristirahat. Bibi sudah mempersiapkan kamar untuk Den Devano dan Non Meyra," ujar Bi Asih yang memberitahu mereka berdua.

"Aku tidak mau sekamar dengan dia Bi. Jadi Bibi tolong siapkan kamar untuk dia," timpal Devano yang tidak mau sekamar dengan Meyra.

"Tapi ... kamar yang Bibi siapkan cuman satu Den. Karena tadi Nyonya menyuruh Bibi cuman merapikan satu kamar saja," jelas Bi Asih.

"Ya sudah, rapikan dulu saja Bi," sahut Devano.

"Iya nanti Bibi akan merapikannya, tapi untuk sementara waktu. Den Devano dan Non Meyra beristirahat di satu kamar dulu. Karena akan lama membersihkan kamar di villa ini, yang penuh dengan debu," kata Bi Asih yang berusaha membuat Devano dan Meyra beristirahat di dalam satu kamar.

"Tidak di rumah, tidak di sini. Aku tetap harus satu kamar dengan dia," gerutu Devano sambil menatap tajam ke arah Meyra.

Meyra yang melihat tatapan mata Devano, ia pun memutuskan untuk membantu Bi Asih membersihkan kamar yang ada di dalam villa. Karena Meyra juga tidak mau tidur satu kamar dengan Devano.

"Aku bantu Bibi beresin kamarnya yah, biar cepat bersih," ungkap Meyra.

"Jangan Non, pasti Non Meyra capek dan butuh istirahat. Ayo Bibi antar pergi ke kamar, agar Non Meyra dan Den Devano bisa beristirahat di dalam kamar," ajak Bi Asih pada Devano dan Meyra.

Devano dan Meyra pun mengikuti Bi Asih, yang akan mengajak mereka berdua beristirahat di dalam kamar.

"Ini kamarnya," tunjuk Bi Asih ke sebuah kamar yang sudah ia rapikan.

"Cepat masuk," perintah Devano yang menyuruh Meyra masuk ke dalam kamar.

"Iya," balas Meyra yang segera mengikuti Devano, yang sudah lebih dulu masuk ke dalam kamar.

Saat Devano dan Meyra masuk ke dalam kamar, mereka berdua menghirup aroma Neroli bunga jeruk.

Degh!

"Aroma Bunga ini seperti..."

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!