Meyra pergi ke kota Jakarta bersama Paman dan bibinya, mereka bertiga pergi menggunakan bus, yang akan mengantarkan mereka bertiga ke kota Jakarta.
Perjalanan dari kampung halamannya menuju kota Jakarta, begitu sangat berat bagi Meyra. Ia masih trauma menginjakkan kakinya ke kota Jakarta. Bahkan Meyra tidak mengabari Amelia temannya dan juga Ronald manager kafe di Garden cafe gemilang tempatnya bekerja.
Saat Meyra mendapatkan kabar kematian ibunya, ia langsung pulang ke kampung halamannya, tanpa berpamitan kepada mereka berdua.
Di dalam bus.
Meyra segera mengeluarkan handphone miliknya, yang sudah dua bulan ini ia tidak mengaktifkan handphonenya.
"Sudah dua bulan ini, aku tidak mengaktifkan handphoneku. Sebaiknya aku aktifkan kembali handphoneku ini," gumam Meyra di dalam hatinya sambil memegang handphone miliknya, yang tidak ia gunakan dan aktifkan. Semenjak ia tinggal di kampung halamannya.
Saat Meyra mengaktifkan handphonenya, begitu banyak pesan dan panggilan tak terjawab di aplikasi hijau miliknya. Di sana banyak chat dari teman kos dan teman-teman pelayan dari Garden cafe gemilang terutama Amelia dan Ronald, yang paling banyak mengirim chat dan juga panggilan tidak terjawab.
"Ini banyak sekali chat dan panggilan tak terjawab dari Amelia dan pak Ronald," lirih Meyra. Ia pun memutuskan untuk membaca chat dari Amelia terlebih dahulu.
[Mey, besok pagi keluarga Rafael akan datang ke rumahku. Aku harap! Kamu besok datang ke rumahku, untuk menemaniku bertemu keluarga Rafael yang mau datang melamarku.]
Itu adalah isi pesan pertama dari Amelia. Saat Meyra masih di Jakarta, dan waktu itu Meyra tidak mengaktifkan data. Sehingga pesan dari Amelia di aplikasi hijau, baru ia baca sekarang ini.
Dan isi chat selanjutnya, yaitu menanyakan tentang keberadaan Meyra yang tidak masuk bekerja di Garden cafe gemilang.
Selanjutnya ia membaca pesan dari Ronald manager kafe di Garden cafe gemilang, dan teman-teman yang lainnya. Meyra yang sedang sibuk membaca semua pesan yang masuk ke handphonenya, sampai ia tidak menyadari. Kalau ia sudah tiba di kota Jakarta.
"Mey, Jangan main handphone terus, ayo kita turun dari mobil," ucap Leni yang mengajak Meyra turun dari mobil bus.
"I... iya Bi," sahutnya sambil memasukkan kembali handphone miliknya ke dalam tas, tanpa sempat membalas pesan dari orang-orang yang menanyakan tentang dirinya.
Setelah Meyra keluar dari dalam mobil bus, ia memandangi terminal bus yang berada di kota Jakarta.
"Sudah dua bulan, aku tidak menginjakkan kakiku ke kota ini. Tapi sekarang ini, kemungkinan besar. Aku akan tinggal di kota ini lagi. Karena calon suamiku tinggal di kota ini," batin Meyra sambil terus memandangi sekitar tempat terminal bus.
"Calon pengantin jangan melamun terus." Leni menepuk pelan pundak Meyra, dan menyadarkan Meyra yang tengah memandang sekitarnya.
Meyra pun menanggapi ucapan bibinya, dengan tersenyum manis.
"Ayo kita pergi ke rumah calon suamimu, itu pamanmu sudah menunggu di sana," sambung Leni yang mengajak Meyra pergi ke rumah calon suaminya.
"Iya Bi," sahutnya sambil mengikuti langkah kaki bibinya, yang akan masuk ke dalam sebuah mobil sedan berwarna hitam, yang tidak Meyra ketahui.
"Kalian berdua ini, lambat sekali jalan kakinya," gerutu Ijat yang kesal pada istri dan keponakannya.
"Maaf pak," timpal Leni yang meminta maaf pada suaminya. Karena saat tiba di terminal bus, Leni pamit pergi ke dalam kamar mandi. Dan setelah keluar dari dalam kamar mandi, ia mencari Meyra yang ternyata tidak mengikuti kepergiannya.
"Ya sudah, ayo cepat masuk ke dalam mobil." Ijat menyuruh istri dan keponakannya masuk ke dalam mobil sedan berwarna hitam.
"Ini mobil siapa Paman?" tanya Meyra. Sebelum ia masuk ke dalam mobil, karena mobil ini bukan seperti mobil taksi online.
"Ini mobil milik calon suamimu, sudah cepat masuk. Kita bertiga sudah di tunggu oleh calon suamimu dan juga calon mertuamu," jawab Ijat.
Meyra pun segera masuk ke dalam mobil, dan duduk di bangku belakang bersama Leni bibinya. Sedangkan Ijat duduk di samping supir.
Mereka semua pun pergi menuju ke rumah calon suaminya Meyra, dan sesampainya di sana. Meyra memandangi rumah calon suaminya.
"I... ini rumahnya Bi?" tanya Meyra yang ingin memastikan kebenarannya.
"Iya, ayo kita turun," sahut Leni yang mengajak Meyra turun dari mobil.
"Sepertinya, keluarga calon suamiku orang kaya. Aku jadi takut, kalau calon suamiku mengetahui tentang keadaanku yang sedang hamil," batin Meyra yang menjadi ragu dan bimbang menerima perjodohan ini.
"Mey, ayo cepat masuk. Jangan berdiam diri saja memandangi rumah calon suamimu," ucap Ijat yang menyuruh Meyra masuk ke dalam rumah calon suaminya.
"Paman, bi ... bisakah aku menolak perjodohan ini. Karena aku..."
"Tidak bisa, kita sudah sampai di sini." Ijat dengan cepat memotong ucapan Meyra, yang belum selesai berbicara.
"Sudah, ayo cepat masuk ke dalam," ajak Ijat sambil menarik tangan keponakannya. Agar mau masuk ke dalam rumah calon suaminya.
"Selamat datang di rumah ini. Ayo silahkan duduk," ucap ramah calon ibu mertua Meyra yang bernama Belinda.
Para pembantu yang sudah mengetahui kedatangan tamu, mereka semua segera membuat minuman. Setelah itu, mereka menaruh minuman dan beberapa desert di atas meja ruang tamu.
"Apakah ini calon menantuku?" tanya Rajendra calon ayah mertua Meyra pada Ijat. Saat para pembantu yang bekerja di rumahnya sudah pergi.
"Iya benar, ini adalah keponakanku namanya Meyra Anatasya," jawab Ijat yang memperkenalkan Meyra pada calon mertuanya.
"Nama yang cantik seperti orangnya," puji Belinda pada Meyra sambil tersenyum manis ke arah Meyra.
Di saat mereka semua terlibat obrolan ringan. Tiba-tiba saja perut Meyra terasa sangat mual sekali dan ingin muntah.
"Aduh kok aku jadi mual begini sih? Aku harus menahan rasa mual ini, sampai masuk ke dalam kamar mandi," batin Meyra. Ia pun segera pamit pergi ke dalam kamar mandi. Sebelum ia muntah di hadapan mereka semua.
Saat Meyra sudah pergi ke dalam kamar mandi, calon suaminya Meyra datang menghampiri mereka semua.
"Ada apa sih mah, pah? Aku di suruh pulang cepat?" tanyanya pada kedua orang tuanya.
"Mama kan semalam sudah bilang. Kalau hari ini, calon istri kamu akan datang ke rumah ini bersama Paman dan bibinya," jawab Belinda mengingatkan anak satu-satunya.
"Ayo sini duduk, calon istrimu lagi pergi ke kamar mandi," lanjut Belinda yang menyuruh anaknya duduk di sampingnya.
"Maaf yah pak Ijat dan Bu Leni, anakku itu masih muda suka lupa. Padahal semalam saya sudah bilang kepadanya, kalau hari ini calon istrinya akan datang ke rumah," ucap Belinda yang meminta maaf pada Ijat dan Leni.
"Iya tidak apa-apa," sahut Leni.
Mereka semua pun menunggu Meyra, yang belum keluar dari dalam kamar mandi.
__________
Sementara itu.
Meyra yang berada di dalam kamar mandi, ia masih memuntahkan isi di dalam perutnya yang sangat terasa mual.
"Huek... huek..."
"Tidak ada apa-apa yang aku keluarkan, tapi kenapa terasa mual sekali. Apakah seperti ini kondisi ibu hamil?'' lirih Meyra yang bermonolog pada dirinya sendiri. Karena ia belum mengerti dan mengetahui tentang kondisi wanita hamil.
"Bagaimana ini? Kalau kondisi aku seperti ini terus, bisa-bisa keluarga calon suamiku akan mengetahui kondisiku yang sedang hamil," lanjut Meyra yang mulai ketakutan dengan kondisinya, yang tengah hamil muda.
Tok-tok.
"Non, sudah selesai belum?" panggil Bi Inah seorang pembantu, yang bekerja di rumah calon suaminya Meyra.
"Iya Bi, sebentar lagi," sahut Meyra di dalam kamar mandi.
"Aku bingung dengan keadaan ini, tadi aku sudah berusaha menolak perjodohan ini pada Paman. Tapi Paman bilang sudah tidak bisa, untuk menolak perjodohan ini. Bagaimana ini?" Meyra menjadi semakin bingung, dengan apa yang harus ia lakukan.
"Non, Tuan muda sudah datang. Non sudah selesai belum?" Bi Inah memanggil Meyra sekali lagi. Karena Meyra belum keluar dari dalam kamar mandi.
Meyra yang tengah panik di dalam kamar mandi, hanya berusaha pasrah dengan keadaan ini.
"Maaf Bi, sudah menunggu terlalu lama," ucap Meyra.
"Iya tidak apa-apa, sebaiknya Non cepat pergi ke sana." Bi Inah langsung menyuruh Meyra pergi ke ruang tamu.
"Iya Bi," sahut Meyra. Ia pun mulai melangkahkan kakinya, pergi ke arah ruang tamu.
Saat Meyra sampai di ruang tamu, ia begitu kaget dengan lelaki yang akan menjadi calon suaminya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Mom La - La
sampai dsni dulu ya kk...
ditunggu feed backnya...
2023-04-04
1