Bab 19 Pergi Bersama Devano

Meyra yang mendengar namanya di panggil, ia pun segera menoleh ke arah suara orang yang memanggil namanya.

"Pa__pak Ronald," lirihnya yang kaget melihat Ronald, orang yang memanggil namanya.

"Kamu sedang apa di sini sendirian, Mey?" tanya Ronald.

"Aku harus menjawab apa? Tidak mungkin aku mengatakan yang sebenarnya terjadi pada pak Ronald. Apalagi pak Ronald sudah mengetahui tentang statusku yang sudah memiliki suami, dan aku tidak mau membuat dia mengetahui Devano yang pergi meninggalkanku. Aku juga tidak mau sampai pak Ronald mengetahui, tentang diriku yang terpaksa menikah dengan Devano," batin Meyra yang bingung menjawab pertanyaan dari Ronald.

"Mey, kenapa kamu diam saja? Kalau kamu di sini sendirian, aku akan mengantarmu pulang. Karena ada hal yang mau aku bicarakan denganmu, yuk masuk ke dalam mobilku," sambung Ronald yang mengajak Meyra naik ke dalam mobilnya. Karena Meyra masih berdiam diri, dan tidak menjawab pertanyaan darinya.

"Pak Ronald mau bicara apa lagi denganku? Apa jangan-jangan! Pak Ronald mau mempertanyakan tentang pernikahanku dengan Devano?" batin Meyra yang bertanya-tanya di dalam hatinya, tentang hal yang akan di bicarakan Ronald.

"Ayo Mey." Ronald kembali mengajak Meyra sambil menarik satu tangannya. Karena ia ingin berbicara dengan Meyra di dalam mobilnya.

Meyra segera melepaskan tangannya, yang di pegang oleh Ronald.

"Maaf pak, aku tidak bisa ikut bersama pak Ronald." Meyra menolak ajakan dari Ronald.

"Baiklah, kalau kamu tidak mau ikut denganku. Aku akan berbicara denganmu di sini, dan tolong jawab pertanyaanku dengan jujur. Aku tahu! Kamu dan suamimu itu di jodohkan, dan jika kamu tidak bahagia dengan pernikahanmu. Aku akan..."

"Aku bahagia dengan pernikahanku, pak." Meyra segera memotong pertanyaan dari Ronald, yang menanyakan tentang pernikahannya. Karena ia tidak mau Ronald mengetahui tentang perasaannya, yang akan membuat hatinya semakin sakit. Sebab tidak bisa menikah dengan orang yang ia cintai.

"Kalau kamu memang bahagia dengan pernikahanmu, sedang apa kamu di sini sendirian?" tanyanya lagi. Karena ia ingin mengetahui kebenarannya.

"Aku..."

"Meyra itu sedang menungguku." Devano segera menyela ucapan Meyra, yang bingung menjawab pertanyaan dari Ronald.

"Nih minuman untukmu," sambung Devano yang memberikan satu botol air mineral pada Meyra.

"Te__terima kasih." Meyra pun segera mengambil air mineral itu, dan mengucapkan rasa terima kasih kepada Devano.

"Aku kira tadi itu Devano meninggalkanku. Karena kesal melihatku yang mau muntah di dalam mobilnya, tapi ternyata dugaanku itu salah. Devano pergi mencari air minum untukku," batin Meyra yang sudah salah sangka terhadap Devano, yang tiba-tiba pergi meninggalkannya.

"Aku pikir Meyra di sini sendirian, makanya tadi itu aku mau mengantarkan Meyra pulang," jelas Ronald.

"Meyra itu pergi bersamaku, dan tadi itu aku hanya pergi sebentar. Karena mau membelikan minuman untuk istriku," sahut Devano sambil menyunggingkan senyuman. Karena ia mengetahui perasaan cinta Ronald terhadap Meyra, saat Devano melihat tatapan mata Ronald yang bersedih melihat Meyra berada di atas pelaminan bersama Devano.

"Oh begitu, ya sudah aku pamit pergi dulu." Ronald pun langsung berpamitan pergi kepada Meyra dan Devano.

"Ayo masuk ke dalam mobil," ajak Devano pada Meyra. Ketika Ronald sudah pergi meninggalkan mereka berdua.

"Iya," balasnya yang segera pergi menghampiri mobil Devano, yang terparkir di pinggir jalan.

_______

Di dalam mobil.

Devano dan Meyra sama-sama diam, setelah mereka berdua masuk ke dalam mobil.

"Kita mau pergi ke mana?" tanya Meyra yang membuka obrolan ringan dengan Devano. Setelah beberapa lama, mereka berdua tidak ada yang berbicara di dalam mobil.

"Aku mau bertemu dengan Randy di restoran. Setelah bertemu dengan Randy, terserah kamu mau pergi kemana aku akan menemanimu," jawab Devano yang akan mengajak Meyra pergi ke sebuah restoran terlebih dahulu. Sebelum ia menemani Meyra pergi ke tempat, yang ingin Meyra kunjungi.

"Oh," balasnya singkat.

Devano dan Meyra kembali diam lagi, hingga akhirnya mereka berdua sampainya di restoran.

"Ayo turun," ucap Devano yang menyuruh Meyra turun dari mobilnya.

"Iya," balasnya yang segera keluar dari dalam mobil Devano.

Meyra dan Devano pun segera masuk ke dalam restoran, dan di dalam restoran sudah ada Randy yang menunggu kedatangan mereka berdua.

"Kamu duduk di sini, dan pesan semua makanan yang kamu mau," ujar Devano sebelum ia pergi menghampiri Randy.

Meyra pun mengagukkan kepalanya, dan memanggil pelayan restoran. Ketika Devano menghampiri Randy, yang duduk tidak jauh dari tempat duduknya.

"Ada apa bos menyuruhku datang ke sini? Aku 'kan, sudah mengirimkan pesan pada bos tentang..."

"Aku bukan mau membahas mengenai itu, ada hal yang lebih penting dari pada itu Randy." Devano menyela ucapan Randy, yang belum selesai berbicara.

"Hal apa bos?" tanya Randy penasaran.

"Naumi bulan depan akan pulang ke Indonesia, kamu harus membantuku dalam rencana pernikahanku dengan Naumi di..."

"Tapi Bos kan sudah menikah dengan Meyra, masa mau menikah dengan Naumi juga." Randy segera menyela jawaban Devano. Karena ia tidak setuju dengan Devano, yang akan menikah dengan Naumi.

"Kamu jangan menyela ucapanku, apalagi ikut campur dengan urusan pribadiku. Kamu ikuti saja semua perintahku," gerutu Devano yang kesal dengan Randy, yang ikut campur dengan urusan pribadinya.

"Maaf bos," balasnya.

"Aku sudah terlanjur janji dengan Naumi, akan menikah dengannya. Ketika ia sudah pulang ke Indonesia, dan kamu harus ingat! Jangan sampai Naumi mengetahui tentang status pernikahanku dengan Meyra. Apalagi sampai kedua orang tuaku mengetahui tentang rencana pernikahanku dengan Naumi, aku harap! Kamu bisa di andalkan, dan mengerjakan semua perintahku dengan baik," jelas Devano.

"Baiklah bos, saya akan menjalankan perintah dari bos dengan baik. Tapi... sebelum saya menjalankan perintah dari bos. Saya ingin bertanya kepada bos terlebih dahulu. Apakah bos sudah membaca pesan email yang sudah saya kirim?" Randy mempertanyakan tentang email yang ia kirim pada Devano.

"Iya, nanti aku akan membacanya," jawab Devano.

"Semoga saja. Setelah bos Devano membaca pesan email dariku, dia akan berubah pikiran. Dan tidak jadi menikah dengan Naumi," batin Randy yang penuh harap.

"Saya pamit mau pergi ke kantor lagi bos, soalnya banyak pekerjaan yang harus saya kerjakan di kantor. Oh iya, bos jangan sampai lupa membaca pesan email yang saya kirimkan," pamit Randy pada Devano, dan ia pun kembali mengingatkan tentang email yang ia kirim.

"Iya," sahutnya.

Setelah Randy pergi dari restoran. Devano segera pergi menghampiri Meyra, yang sedang menikmati makanan yang ia pesan di restoran.

"Sudah selesai belum makannya?" tanya Devano.

"Sebentar lagi," jawab Meyra yang segera menghabiskan makanan yang ia pesan.

"Kamu jangan makan banyak-banyak, nanti muntah lagi di dalam mobilku," ujar Devano yang mengambil makanan yang akan Meyra habiskan.

"Pelayan," sambung Devano yang memanggil pelayan restoran.

"Huuuh, tadi dia menyuruhku. Untuk memesan makanan yang aku mau. Tapi sekarang ini, dia malah mengambil makanan yang aku pesan," gerutu Meyra di dalam hatinya, yang kesal dengan sikap Devano. Meyra pun segera menyeruput minuman yang ia pesan. Sebelum Devano mengajaknya, pergi meninggalkan restoran.

Setelah pelayan restoran datang. Devano langsung membayar semua pesanan, sebelum ia dan Meyra keluar dari restoran. Saat Devano dan Meyra keluar dari restoran, handphone milik Devano berdering.

"Ada apa Mama menghubungiku?" batin Devano. Sebelum Devano menerima panggilan telepon dari Belinda mamanya, yang menghubunginya.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!