Queen kini berdiri di depan perusahaan yang cukup besar. Menatap bangunan tinggi menjulang yang memiliki puluhan lantai. Queen terkagum dalam hati, sepertinya yang memiliki perusahaan ini memang sangatlah kaya.
Queen melangkah dengan pasti. Saat dirinya memasuki halaman perusahaan, seorang Security datang menghampirinya.
"Nona, apa ada yang bisa saya bantu?" tanyanya melihat penampilan Queen dari atas hingga bawah, tidak seperti seorang karyawan perusahaan ADS Group.
Queen menatap pria tersebut, seorang pria yang memiliki tubuh kekar. Benar-benar kandidat yang cocok untuk menjadi seorang Security. "Saya datang kemari ingin melamar pekerjaan. Saya dengar perusahaan ini ingin merekrut pihak keamanan, apakah itu benar?"
Security itu diam, menatap Queen intens. Tidak yakin seorang wanita akan melamar pekerjaan seperti itu. Apalagi melihatnya Queen seperti wanita yang lemah, tidak memiliki tenaga seorang yang bisa bertarung.
"Nona, tempat ini bukan tempat untuk bermain-main. Tidak mungkin wanita seperti Anda akan melamar menjadi pihak keamanan perusahaan. Lebih baik Anda kembali dan cari pekerjaan lain saja yang cocok untuk Anda," Jelas pria itu seakan meremehkan kemampuan Queen. Padahal jika Queen mau saat ini juga pria itu sudah terkapar di bawah kakinya. Pria yang menghina nya, menganggapnya wanita lemah. Benar-benar tidak tahu luasnya dunia, pikir Queen dalam hati.
Queen tidak menanggapi, mengabaikan dengan bersedekap dada sambil matanya melihat sekeliling dan setelah itu pergi meninggalkan pria tak tahu diri itu.
Security tersebut tentu saja terkejut karena Queen mengabaikannya. Ia tidak suka diabaikan seperti ini. Baginya ini adalah penghinaan, seolah dirinya tidak dianggap di perusahaan ini dan tentunya untuk menjaga keamanan dan ketertiban, ia harus melakukan hal benar.
"Nona, anda mau kemana? Berhenti!" serunya mengejar dan mencoba menghentikan.
Queen tidak peduli dan terus nyelonong masuk kedalam perusahaan. Ia melihat sekeliling, nampak tidak asing. Seolah ada ingatan yang mencoba mendobrak masuk di kepalanya. Namun saat mencoba memikirkannya Security itu menarik tangannya dan menghentikannya. Queen yang melihat tentu saja marah. Beraninya badjingan ini menyentuhnya. Tatapannya tajam menatap tangannya yang kini dicengkram Security itu.
"Lancang!"
Queen menghempaskan tangan Security itu dengan kasar.
Pria itu tentu saja marah, beraninya wanita ini begitu berani di tempatnya. Security itu menghubungi rekan setim lainnya untuk datang ke tempat dirinya berada. Ada seseorang yang berani lancang di perusahaan.
Saat ini semua karyawan saling berbisik saat melihat wanita asing mencoba membuat ulah. Dan setelah rekan setimnya datang mereka langsung mengepung Queen yang berdiri dengan sikap santai, seolah tidak takut sama sekali dengan beberapa orang yang mengelilinginya.
"Tangkap wanita itu dan seret dia keluar!"
Empat orang yang mengepung Queen maju dan mencoba menangkap Queen. Namun sebelum tangan mereka menyentuh tubuhnya, Queen dengan gesit menendang dan meninju perut dan wajah mereka membuat mereka mundur beberapa langkah karena kuatnya tendangan dan pukulan Queen.
"Sialan!" kesal mereka merasakan tinjuan kuat tepat di hidungnya, membuat rasa ngilu yang amat sakit. "Jangan biarkan wanita gila ini berada di perusahaan! Cepat tangkap dia!"
Mereka kembali maju. Kali ini mereka bersungguh-sungguh karena tahu wanita ini memiliki keahlian. Queen akan meladeni, baginya siapa yang lebih kuat dialah pemenangnya.
Queen melawan mereka, menangkis setiap serangan yang mereka lakukan. Kegaduhan didalam perusahaan mengundang keramaian, banyak karyawan menonton perkelahian mereka dan berakhir mereka melihat kekalahan dari empat Security itu.
Tanpa diketahui oleh mereka. Empat sosok lain kini menatap pertarungan itu. Dilihatnya seorang wanita mampu melawan 4 Security sekaligus dan itu benar-benar membuat mereka takjub.
Salah satu pria penting di antara empat orang itu menatap dengan intens, seolah mengingatkannya akan sosok Kakak kandungnya.
"Wanita yang keras," gumamnya melihat Queen yang ternyata cukup kuat. "Kau urus wanita itu," perintah pemimpin perusahaan kemudian pergi, membiarkan Asistennya untuk mengurus masalah wanita tersebut.
"Baik Tuan," jawab Asisten Jhon,
Pemimpin perusahaan yang tak lain adalah Aldrich Dominic kini pergi meninggalkan tempat itu menuju ruangannya. Hari ini dirinya datang karena ada suatu hal yang harus diselesaikan. Namun tanpa diduga ia malah melihat pertunjukan yang sangat menarik.
Jhon kini melangkahkan kakinya ke arah mereka yang saat ini bertarung, "Berhenti!" perintahnya dengan suara yang cukup keras membuat semua orang langsung menoleh ke arahnya.
Jhon menatap sekeliling, menatapnya dengan tajam ke arah para karyawan yang menonton adegan ini dan seketika mereka langsung bubar tanpa mendapat perintah dari Asisten Jhon karena takut dengan tatapan pria yang menurutnya kejam dan mengerikan.
Semua berhenti tak terkecuali Queen. Kini mereka semua berbaris rapi di hadapan Jhon yang saat ini menunjukan tatapan tidak senangnya. Pikirnya berani sekali mereka membuat keributan di perusahaan. Apa mereka benar-benar ingin mati?
"Siapa Anda?" tanya Jhon menatap Queen tanpa ada sedikitpun senyum di wajahnya.
"Nama Saya Queen," jawab Queen sama sekali tidak takut sedikitpun dengan tatapan Jhon.
Jhon yang melihat wanita ini tidak memiliki rasa takut sedikitpun dengannya hanya menyipitkan mata, "Saya harap Nona tahu apa akibat jika membuat keributan di perusahaan ini,"
"Tentu saja. Tapi sebenarnya Saya tidak ingin membuat masalah di perusahaan Anda, hanya saja_____" Queen melihat ke arah Security itu, "Dia menghalangi Saya saat ingin melamar pekerjaan disini. Dia berkata Saya tidak cocok dengan pekerjaan disini" Jelas Queen membuat Jhon menatap mereka berempat.
"Jika boleh Saya tahu, Nona ingin melamar sebagai apa?" tanyanya menyelidik, takut wanita ini memiliki maksud lain.
"Pihak keamanan. Terserah di tempatkan di mana, asalkan Saya mendapatkan pekerjaan," jawab Queen membuat Jhon berpikir.
Pekerjaan ini memang sedikit tidak cocok untuk wanita. Tapi saat melihat bagiamana Queen bertarung dan mengalahkan keempat Securitynya, Jhon yakin bahwa wanita ini mampu.
"Ikut Saya,"
----------------
Leonard membanting gelas keras, membuat bunyi nyaring dan pecahan berserakan di lantai. Leonard benar-benar kecolongan sampai tidak mengetahui wanita itu telah pergi meninggalkan Negaranya.
"Berani sekali dia melarikan diri," marahnya dengan wajah memerah.
Ddrrrrt.....Ddrrrt....
Sebuah panggilan masuk dalam ponselnya. "Hm..?" jawabnya malas karena sedang emosi.
"Kak, bagaimana? Apa Kakak sudah mengurus wanita itu?" tanyanya tanpa basi basi.
"Kau menghubungi ku hanya untuk bertanya tentang wanita itu?" Leonard benar-benar kesal. Ia yang gagal karena membunuh Queen kini adiknya bertanya tentang wanita itu, ingin sekali Leonardo meluapkan emosinya saat ini juga. Namun tidak ingin Adiknya marah karena emosinya, Leonard hanya bisa menahannya.
"Kak, ayolah. Aku kan hanya bertanya. Kenapa Kakak sewot seperti ini!"
Leonard menghela nafas, ingin sekali memukul kepala adiknya ini, "Wanita itu belum mati. Sekarang dia malah kabur meninggalkan Negara ini. Jadi Kakak tidak bisa mengurusnya."
"Kabur, kemana?" Laura terkejut saat mendengar hal tersebut. "Kakak tahu kemana dia pergi?"
"Zack masih mencari keberadaan wanita itu," Jelas Leonard.
Lama mereka berbincang, Zack datang dan mengabarkan bahwa Queen pergi ke Negara C. Leonard dan Laura yang mendengar terkejut dan ini sungguh keberuntungan untuk mereka. Mereka tidak menyangka bahwa wanita itu datang di sarang mereka. Negara C adalah tempat dimana Markas Ayahnya berada dan Laura tidak akan membiarkan Queen aman begitu saja. Ini kesempatannya untuk menghabisi wanita itu dengan menggunakan anak buah ayahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Putudina Nurhayanti
#rekan
2024-01-06
1
Yuni Verro
queen mangat
2023-04-29
0
🐊⃝⃟ ⃟🍒⁰¹
Leonard👹🥴
2023-03-18
0