Zack yang mengetahui kenyataan Queen seorang diri yang melakukan hal itu langsung kembali ketempat Tuannya. Zack akan melaporkan semua yang dilihatnya barusan, menunjukan merekam Queen yang bertarung mengalahkan anak buahnya dan kelompok lainnya.
Zack kini menuju ruangan Leonard. Leonard yang melihat kedatangan Zack tentu saja terkejut, tidak biasanya Zack datang tanpa mengetuk pintu.
"Ada apa denganmu?" tanya nya saat melihat wajah Zack yang sedikit pias.
"Tuan, wanita itu berhasil mengalahkan anak buah yang kita kirim. Ini hasil rekaman yang saya dapatkan," Zack menyerahkan hasil rekamannya yang sebelumnya diambil tanpa sepengetahuan Queen.
Leonard mengambil dan memutar rekaman tersebut. Saat melihat apa isi rekaman itu Leonard menelan ludah dengan kasar, tidak menyangka jika wanita yang ingin dibunuhnya adalah wanita yang sangat mengerikan dan kuat. Wanita itu seakan tidak memiliki rasa takut, bahkan membunuh orang-orang itu tidak terlihat sedikitpun gurat ketakutan di wajahnya. Terbukti dari dalam rekaman itu Queen membunuh semua orang dengan begitu santai.
"Apa ini benar wanita itu?"
"Benar, Tuan. Dan saya rasa tidak ada kesempatan bagi Tuan untuk membunuh wanita itu. Dapat Tuan lihat sendiri bagaimana wanita itu dengan sangat mudah membunuh mereka semua," jawaban Zack membuat Leonard diam.
Leonard menyandarkan punggungnya dan kursi, berpikir bagaimana caranya secepatnya membunuh wanita tersebut. Dilihat bagaimana wanita dengan mudah mengalahkan anak buahnya sudah pasti akan sudah menyingkirkan Queen.
Setelah cukup lama berpikir, senyum muncul di bibirnya, membuat Zack mengerutkan kening, bingung dengan arti senyuman Tuannya.
"Kau tidak perlu khawatir, aku akan tetap membunuh wanita itu," ucapnya dengan senyum licik.
Mungkin sebelumnya anak buah yang di perintahnya adalah beberapa bawahan yang tidak terlalu handal, berbeda untuk yang ini. Leonard akan menggunakan kekuasaannya sebagai putra keluarga Patrice dengan menggunakan anak buah Papanya yang terlatih untuk membunuh Queen. Dan tentunya harus meminta izin terlebih dahulu kepada Ayahnya karena anggota yang akan digunakannya dalam pengawasan Ayahnya.
----------------
Luka Queen kini telah diobati. Queen kembali ke rumah karena tidak memungkinkan untuknya pergi ke tempat kerja. Untuk saat ini yang ada dalam pikirannya adalah menyelamatkan kedua putranya. Queen tidak ingin terjadi sesuatu dengan mereka berdua dan secepatnya ingin segera pergi meninggalkan Negara ini.
Sebelum itu Queen telah berbicara dengan Panji bahwa dirinya akan pergi ke Negara C untuk mencari ketenangan. Queen berharap tidak ada yang akan menyakiti mereka lagi dan Panji mendukung keputusan Queen karena mungkin itu yang terbaik untuk mereka semua.
"Jika itu keputusanmu, Kakek tidak bisa mencegah. Mungkin saja memang itu yang terbaik untuk kalian." Queen mengangguk dan memeluk Panji. Pria itu sudah seperti Kakek baginya. "Senjata yang sebelumnya Kakek pesan sudah ada dan akan dikirim secepatnya," sambung Panji memberi tahu.
"Batalkan saja, Aku tidak membutuhkannya lagi. Lagian jika Aku membelinya uang yang akan ku gunakan untuk pergi tidak akan cukup. Lagian tanpa senjata Aku masih bisa menjaga diri,"
Panji mengangguk mengerti. Panji tahu Queen bisa dan mampu, hanya saja tidak tahu bagaimana nasib selanjutnya. Kita tidak tahu di depan ada bahaya tidak. Untuk berjaga-jaga Panji tetap akan mengirimkan senjata itu untuk Queen.
Panji yang sering bersama dengan Queen entah kenapa saat berhadapan dan melihatnya seolah mengingatkannya pada seseorang. Tapi entah siapa, Panji lupa.
"Kakek akan tetap memberikannya. Anggap saja itu hadiah untukmu,"
Queen tidak bisa menolak dan akhirnya menerima. Persenjataan itu akan dikirimkan langsung ke Negara C saat Queen sampai disana, itupun menggunakan jalur Ilegal.
"Baiklah, Aku akan menerimanya."
Setelah berpamitan dengan Panji, Queen membeli tiket pesawat untuk pergi ke Negara C. Disana mereka akan memulai hidup barunya, hidup di Negara asing yang belum pernah didatangi sekalipun, semoga kenyamanan itu mereka dapat disana.
Queen dan kedua putranya berangkat ke Negara C, Negara dimana seseorang yang menjadi salah satu anggota keluarganya memimpin sebuah perusahaan besar, Perusahaan itu bernama ADS Group. Perusahan milik keluarga Anderson, Ayah dari Tian Dominic yang tak lain adalah Kakek Quesha.
Hari ini mereka bertiga ada di bandara Negara C. Matanya menatap sekeliling, tempat baru, tempat dimana mereka akan tinggal di Negara ini.
"Mom, apa kita akan tinggal di Negara ini?" tanya Devan.
"Ya, mulai hari ini kita akan tinggal di sini. Jadi Mommy harap kalian harus terbiasa. Jangan membuat ulah ataupun membuat susah, mengerti?"
Ya," jawab mereka bersama.
Mereka bertiga kini pergi untuk mencari tempat tinggal. Tempat tinggal yang terbilang sederhana. Melalui bantuan dari seseorang yang Panji kenal, Queen sudah berada di depan rumah yang akan menjadi tempat tinggal barunya.
"Nona, ini rumah yang kami carikan untuk Anda. Semoga Anda suka dan betah,"
"Terimakasih dan maaf telah merepotkan Anda," Queen membungkuk, tanda ia berterimakasih karena pria ini telah membantunya.
Setelah orang tersebut pergi mereka bertiga masuk kedalam rumah itu, melihat satu persatu ruangan. "Lumayan," Gumam Queen puas dengan tempat tinggal barunya.
Beberapa hari kemudian, Queen berencana untuk mencari pekerjaan. Ia menjadi beberapa lowongan pekerjaan agar dapat memenuhi kebutuhan mereka bertiga. Dengan dibantu kedua putranya memilih pekerjaan yang cocok untuknya, Queen menemukan pekerjaan yang mudah dan dikuasai olehnya, menjadi seorang pihak keamanan di sebuah perusahaan besar. Walaupun aneh bagi wanita melamar menjadi seorang pegawai keamanan, tapi bagi Queen yang saat ini membutuhkan uang ia tidak masalah, semoga saja saat melamar nanti dirinya akan diterima.
"Apa kalian setuju jika ?ommy memilih ini?" tanya nya pada kedua anaknya.
"Gajinya lumayan, tapi cukup berbahaya," gumam Davin menyentuh dagunya, seolah berpikir.
"Kenapa tidak pilih ini saja Mom?" tunjuk Devan pada lowongan pekerjaan di sebuah Hotel.
"Tidak!" tolak Queen dengan cepat. Ia tidak suka bekerja di tempat itu. Entah kenapa ia merasa ada sesuatu yang tidak nyaman dan tentunya itu karena kejadian 6 tahun yang silam.
"Baiklah, terserah Mommy saja. Asal Mommy nyaman kami akan mendukungnya," Queen merasa senang saat kedua putranya menyetujui pilihannya. Semoga saja besok berjalan dengan lancar.
----------------
Keesokan harinya, Queen sudah penampilan rapi dan siap untuk melamar pekerjaan hari ini. Davin dan Devan menatap penampilan Queen dari ujung kepala hingga ujung kaki, merasa aneh dengan penampilan yang Mommynya saat ini.
Queen yang melihat wajah aneh putranya bertanya, "Ada apa dengan tatapan kalian, apakah penampilan Mommy aneh?"
"Benar-benar aneh," jawab mereka jujur. Bagaimana tidak, Queen saat ini berdandan layaknya wanita culun, memakai kacamata tebal dengan rambut di kepang dua. Jika mereka melihat dandanan Mommynya seperti ini sudah dipastikan pihak perusahaan akan meragukan kemampuan Mommynya dan pastinya akan langsung didepak.
"Mom, tidak bisakah Mommy berdandan lebih baik. Jika Mommy seperti ini mereka akan meragukan kemampuan Mommy,"
Queen yang di protes habis-habisan oleh kedua putranya mendengus kesal. Apa salahnya berdandan seperti ini. Bukankah kemampuan yang mereka cari bukan bagaimana penampilannya. Tapi demi menghargai mereka Queen akhirnya menuruti perintah dua Tuan muda itu dan mengganti tampilannya menjadi wanita lebih modis dan terlihat kuat.
Niat sebelumnya agar tidak ada yang mengenalinya gagal sudah. Padahal Queen berharap pihak Leonard tidak menemukannya, ya siapa tahu anak buah Leonard berada di kota yang sama dengannya.
"Ini lebih baik. Sekarang silahkan Mommy berangkat. Kami berdoa semoga Mommy bisa di terima di tempat kerja. Semangat!!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Oi Min
knp kakek Panji g di ajakin pindah sekalian sech
2024-01-03
1
Nova Aulia
pas Quinn kecil d culik ada d judul yg mana ia thor? aq ngikutin dari anak yg tak di akui,, cleo sm al tpi ngk nemu pas Quinn d culik
2023-09-16
0
Yuni Verro
hmm smg ktmu klrgamu
2023-04-29
0