19. Suram (2)

Temanku tak kunjung membaik. Makhluk itu enggan melepas belenggu temanku. Kulihat dia sudah kecapean, tapi si Noni Belanda ini tetap saja mengoceh dengan bahasa entah apa yang tidak ku mengerti. Suasana yang siang benderang itu kian mencekam. Temanku tadi mengerang-ngerang layaknya macan. Aku semangkin ketakutan. Dan salah satu temanku yang kerasukan ini sedikit ku pahami

"Kalian semua perusak!" Dia menyeringai gigi-gigi serasa ada taring tajam di giginya menatap kami semua.

"Mengganggu tempatku yang kujogo!

Belum lagi kamar mandi yang kotor agrhhh!" Dia semangkin membuas menggeleng kan kepalanya seraya marah.

Siang menjelang sore itu kian mencekam, suara gagak terdengar dari atas genteng. Pak Harto yang kebingungan segera menelepon Ustadz yang bisa mengeluarkan temanku dari belenggu Noni Belanda itu. Entah apa maksud dan tujuan nya.

Lalu datanglah seorang Ustadz Lana. Ia menyuguhkan air yang dibacakan doa-doa dan ayat suci Alquran. Lalu Ustadz ini memegang kepala temanku.

"Apa maksudmu datang kemari?" Tegas Ustadz itu.

"Hahaha.. heuhehehu.." Tiba-tiba makhluk halus yang ada ditemanku lain lagi. Itu membuat suasana semangkin hening dan lirih.

"Kok malah ketawa, cepat katakan!" Tegas Ustadz itu mencengkram kepala kawanku.

"Semua nya tak pantas berada disini, hihihi.

Seharusnya kalian mati! Biarlah anak ini kubawa kealamku! Aghahahah.." Dia semangkin membuas dan seperti orang patah-patah.

Aku kasihan melihat temanku tadi yang dirasuki entah berapa jumlah mahluk. Dan beberapa temanku ada yang kerasukan lagi. Dia kerasukan seperti seorang suster yang jalannya ngesot. Disitulah ku semangkin ketakutan dan tak tahu berbuat apa. Sekolah itu seperti angker sekali. Di tambah si Ningsih juga ikut terkena kerasukan massal. Ustadz Lana bahkan tak sanggup sendirian. Dia meminta teman-teman ustadz lainnya tuk menyelamatkan peserta didik lainnya.

Temanku kian menjadi-jadi. Bahkan ada yang merantukan dirinya ke dinding kelas hingga berdarah. Itu membuatku trauma dan ngeri. Melihat pemandangan temanku yang aneh dan buas ditambah mencekam. Banyak anak-anak yang di pulangkan, kecuali kelas kami. Disitu aku heran, dari hampir 75% anak-anak kerasukan hanya aku dan kurang lebih tujuh temanku saja yang tak kerasukan. Aku serasa ada yang melindungi. Ya aku berdoa pada Tuhan, agar aku dijauhkan oleh setan yang terkutuk. Ada beberapa temanku yang keluar sendiri, dan salah satu temanku kemasukan lagi. Teman-teman ustadz dari Ustadz Lana tak kunjung datang. Itu membuat kami semangkin ngeri. Angin selatan berhembus kencang lampu hidup dan mati. Badan-badan kawanku terlihat lemas dan tidak bisa dikendalikan. Ustadz bisa menolong beberapa siswa dan di pulangkan.

"Hahaha, rasakan. Inilah akibatnya tidak menurut perkataanku." Ningsih berkata lirih dan mencekam

"Ayo teman-teman, kita buat keramaian di tempat ini." Ditengah kerumunan ramai ia seperti layak bagai ba' penari.

Sayup-sayup terdengar suara gamelan entah dari mana. Itu membuat temanku berteriak histeris dan ahkirnya teman ustadz tadi datang. Mereka langsung menyipratkan air doa-doa yang mereka suguhkan langsung.. Penari yang merasuki Ningsih, Noni Belanda, Suster ngesot, dan Orang patah-patah itu kesakitan tak karuan. Bahkan ada yang menyerang secara gaib. Namun ditangkis oleh beberapa Ustadz disana. Ustadz Lana dan beberapa teman ustadz nya mengeluarkan beberapa murid, sedangkan yang lain menyerang yang kerasukan mahkluk astral yang haus imbalan itu. Kami sekolah lebih lambat pulangnya kira-kira jam setengah lima sore. Mamakku tak menjemput ditempat biasa. Melainkan datang kekelas ku takut ada apa yang terjadi.

"Nak! Tuti! Nak!" Dia menangis sambil datang kekelasku.

"Mamak!" Aku memeluk mamak karena ketakutan akan hal tadi.

"Oalah nak kamu ga apa-apa, perasaan mamak ga enak. Takut kenapa-kenapa. Kenapa ini nak?" Mamak menangis sambil memelukku.

"Tadi pas jam pelajaran ada satu orang kerasukan, ini malah banyak mak. Tuti takut." Aku semangkin erat memeluk mamak.

"Iya nak, kita pulang. Permisi pak, saya izin jemput anak saya pulang ya." Mamak menggenggam erat tanganku dan izin ke Pak Harto.

"Iya buk, bawa lah ia ketempat yang aman. Biar beberapa siswa saya yang tangani." Pak Harto meyakinkan Mamakku akan tanggung jawab yang ia pikul akibat ulah tak bertanggungjawab ini.

.........

Mamak pun membawaku segera pulang dan keluar dari sekolah itu. Aku pulang kerumah dan demam. Itu semangkin membuat mamak khawatir. Mamak pikir aku keteguran akibat hal tadi. Jadi meminta tolong Bapakku yang pandai hal gaib ini membaca kan air yang telah ia doa kan. Ketika aku berbaring sakit aku bermimpi

Aku melihat Noni Belanda itu berjalan di gundukan dan tempat pengungsian yang lusuh "Siapa itu?" Sayup-sayup kulihat.

"Hai." kepalanya berbalik 180⁰.

Lalu berlari terbalik mengejarku dan aku terjatuh didalam mimpitu. Tersentak bangun keluar, dan ternyata sudah malam. Jam dua belas malam lebih tepatnya. Aku melanjutkan tidurku dan aku baca doa sebelum tidur. Dan meminta perlindungan pada Tuhan agar dijauhkan dari hal yang buruk dan tertidur lelap.

Keesokannya aku bangun dari tidurku dengan keadaan badan yang masih pegal-pegal. Aku izin untuk ga masuk sekolah dasar dulu karena perihal semalam. Dan sekolah kami diruqiyah total sampe hari Jum'at nya. Aku pun masuk di hari Jum'at. Aku lihat guru-guru pada menyiapkan Yasin dan Al-Qur'an, sedangkan yang umat kristen membawa Al-Kitab nya. Kami pun sama-sama berdoa agar sekolah kami dijauhkan dari makhluk-makhluk gaib tersebut dan tujuan kami hanya untuk menuntut ilmu. Bukan yang lainnya. Kami menbaca dengan tekun dan ikhlas dari lubuk hati terdalam.

"Eh Ti, kemarin aku kenapa?" Muka Ningsih lesu dan pucat.

"Engga kok, ga ada apa-apa. Itu bukan kesalahan mu kok Ning." Aku meyakinkannya dan memegang erat bahunya.

"Kok itu ada penari sih? Itu siapa yang menari pakai pasmina hijau? Mukanya make up tebal kayak orang penari. Tapi lusuh pakaiannya." Ia menunjuk kearah kelas kami.

"Ssst! Udah, biarin aja dia. Ga usah di hiraukan, dia bukan siapa-siapa kok." Aku melihat di depan kelas kami yang tak ada apa-apa dari kejauhan.

Tiba-tiba.. Ningsih pingsan..

Kami tidak tahu ada apa dengan Ningsih. Lalu aku panggil namanya dan membaca surah ayat pendek untuknya.

"Ning, Ningsih, Ningsih. Ayo bangun, pulang!

Itu bukan tempat Ningsih!" Aku menangis hingga air mata itu jatuh membasahi Ningsih.

Ningsih mulai kerasukan dan berbahasa aneh tapi campuran bahasa Indonesia juga "Saya dimana? Tolong aku, disini dingin. Kemana Vader? ik mis hem echt. Tolong! Bantu aku, aku tidak ingin terjebak disini het is hier echt eng."

Yang guruku paham dan mengerti bahasanya, itu ialah dalam bahasa belanda, Yang artinya. (Saya dimana? Tolong aku, disini dingin. Kemana ayah? saya sangat merindukannya. Tolong bantu aku, aku gak ingin terjebak disini. Disini sangat menyeramkan).

"Halo namamu siapa?" Ucapku yang tegar walau takut hingga mukaku pucat.

"Nama saya Angeliena. Disini banyak suara tembakan. Ayahku disana! Dia tak menjemput ku. Aku kelaparan." Ucapnya sambil tangis yang berada dalam tubuh Ningsih.

"Ayah kamu udah tiada, ini bukan dunia kamu. Kamu pergi ya biar kami doakan kamu disini. Ini tubuhnya Ningsih. Aku mohon Angeliena pergi dari tubuh Ningsih ya." Aku menangis memohon agar Ningsih tak dibawa pergi oleh Angeliena sang Noni-Noni Belanda itu.

"Ja ik zal voldoen, Terimakasih."

Yang diterjemahkan oleh guruku lagi (Baik, aku turuti. Terimakasih.)

Kami pun bersama mendoaan Angeliena dan dia pergi secara perlahan dari tubuh Ningsih dan Ningsih pun kembali pulih. Semoga saja arwah Noni-Noni Belanda itu tenang dan kembali ke Maha Sang Pencipta. Aku mohon sekolah ku tidaklah lagi terlibat akan hal gaib.

(BERSAMBUNG...)

Episodes
1 1. Aku Anak Pindahan
2 2. Pengen Madrasah deh..
3 3. Hujan
4 4. Bermain Sampai Lupa Daratan
5 5.Syukur Dia Tak Datang
6 6.Kisahku
7 7.Kisahku (2)
8 8. Salah Paham
9 9. Ujian Telah Tiba
10 10. Hari Raya Telah Dekat
11 11. Hari Raya
12 12. Hari Raya (2)
13 13. Pemberhentian Terakhir Di Hari Raya
14 MENYAMBUT RAMADHAN
15 14. Pulang
16 15. Sekolah Kembali
17 16. Minggu Depan
18 17. Sekolah Madrasah Ku Tertunda
19 18. Suram
20 19. Suram (2)
21 20. Berjalan Normal
22 21. Ini Yanti Kan?
23 22. Diam Tak Berkutik
24 23. Bapak Pergi Merantau
25 24. Dendam Telah Membutakan Ku
26 25. Selamat Jalan, Buyutku
27 26. Lupakan Kenangan Pahit
28 27. Kesal
29 28. Tuti Berhenti Sekolah, Ya?
30 29. Tanpa Kehadirannya
31 30. Ujian Semester Telah Tiba
32 31. Ia Telah Datang
33 32. Libur Penuh Arti
34 33. Sua Jua Di Semester Dua
35 Curahkan Saja
36 34. Luka Duka Buk Lasmine
37 35. Terbayang Pilu
38 36. Usil
39 37. Sampai Jumpa Nenek!
40 38. Pasar Malam
41 39. Hari Kemerdekaan
42 40. Beberapa Tahun Berselang
43 41. Yang Aku Dambakan
44 42. Aneh
45 43. Pasti Ku Hanya Mimpi
46 44. Akhir Tahun
47 45. Selamat Tinggal
48 46. Pinjam Uang
49 47. Guruku Ngambekan
50 48. Guruku Ngambekan (2)
51 49. Mataku Kenapa?
52 50. Kejadian Tak Ku Sangka
53 51. Bahan Olok-olokan
54 52. Lelah
55 53. Kejadian Aneh Pada Diriku
56 54. Fakta, Bahwa Ia Ada!
57 55. Misterius
58 56. Dimana Aku!?
59 57. Tegak Keadilan Dalam Dendam
60 58. Kembali Dari Awal
61 59. Gotong Royong
62 60. Bermuka Dua
63 61. Sumpah Yang Terjawab
64 62. Lily & Aku
65 63. Tuti Malas Sekolah!
66 64. Pergi Ke Medan (The End)
67 65. Sekolah Baruku (Bonus!)
68 -Akhir Cerita-
69 • Promosi Novel Baru Aku! \(◕ᴗ⁠◕⁠)/ (Hadir di Bulan Mei Mendatang!)
Episodes

Updated 69 Episodes

1
1. Aku Anak Pindahan
2
2. Pengen Madrasah deh..
3
3. Hujan
4
4. Bermain Sampai Lupa Daratan
5
5.Syukur Dia Tak Datang
6
6.Kisahku
7
7.Kisahku (2)
8
8. Salah Paham
9
9. Ujian Telah Tiba
10
10. Hari Raya Telah Dekat
11
11. Hari Raya
12
12. Hari Raya (2)
13
13. Pemberhentian Terakhir Di Hari Raya
14
MENYAMBUT RAMADHAN
15
14. Pulang
16
15. Sekolah Kembali
17
16. Minggu Depan
18
17. Sekolah Madrasah Ku Tertunda
19
18. Suram
20
19. Suram (2)
21
20. Berjalan Normal
22
21. Ini Yanti Kan?
23
22. Diam Tak Berkutik
24
23. Bapak Pergi Merantau
25
24. Dendam Telah Membutakan Ku
26
25. Selamat Jalan, Buyutku
27
26. Lupakan Kenangan Pahit
28
27. Kesal
29
28. Tuti Berhenti Sekolah, Ya?
30
29. Tanpa Kehadirannya
31
30. Ujian Semester Telah Tiba
32
31. Ia Telah Datang
33
32. Libur Penuh Arti
34
33. Sua Jua Di Semester Dua
35
Curahkan Saja
36
34. Luka Duka Buk Lasmine
37
35. Terbayang Pilu
38
36. Usil
39
37. Sampai Jumpa Nenek!
40
38. Pasar Malam
41
39. Hari Kemerdekaan
42
40. Beberapa Tahun Berselang
43
41. Yang Aku Dambakan
44
42. Aneh
45
43. Pasti Ku Hanya Mimpi
46
44. Akhir Tahun
47
45. Selamat Tinggal
48
46. Pinjam Uang
49
47. Guruku Ngambekan
50
48. Guruku Ngambekan (2)
51
49. Mataku Kenapa?
52
50. Kejadian Tak Ku Sangka
53
51. Bahan Olok-olokan
54
52. Lelah
55
53. Kejadian Aneh Pada Diriku
56
54. Fakta, Bahwa Ia Ada!
57
55. Misterius
58
56. Dimana Aku!?
59
57. Tegak Keadilan Dalam Dendam
60
58. Kembali Dari Awal
61
59. Gotong Royong
62
60. Bermuka Dua
63
61. Sumpah Yang Terjawab
64
62. Lily & Aku
65
63. Tuti Malas Sekolah!
66
64. Pergi Ke Medan (The End)
67
65. Sekolah Baruku (Bonus!)
68
-Akhir Cerita-
69
• Promosi Novel Baru Aku! \(◕ᴗ⁠◕⁠)/ (Hadir di Bulan Mei Mendatang!)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!