16. Minggu Depan

Setelah selang satu Minggu, ini hari Selasa lagi. Kenapa sih hari-hari itu cepat banget berlalu heran deh. Perasaan kemarin masih Kamis, tiba-tiba tanpa kusadari udah Selasa lagi. Heuh, dahlah.

"Assalamualaikum." Buk Lasmine masuk tanpa senyuman.

Ia duduk di kursi guru "Siapkan" Menyuruh kami muridnya agar memberi hormat dan lain sebagainya.

"Siap, sebelum memulai belajar marilah kita berdoa terlebih dahulu. Berdoa dimulai,..

Selesai, Berdiri.." Kami berdiri beranjak dari kursi kami "Assalamualaikum w.b.

Selamat siang bu~" Serentak kami.

"Walaikumsalam, duduk." Buk Lasmine pun seraya duduk juga.

Yanti caper ke Buk Lasmine "Ibuk, kemarin kemana sich. Kami semua nyariin ibuk lo. Kangen..... Banget sama Buk Lasmine, yakan wee?" Dia meyakinkan menoleh kekanan kekiri.

"..." Kelas hening.

"Udah, jadi kemarin ibuk itu pesta. Makanya ga bisa hadir." Ucap sepele nya.

"Dihh mana ada guru yang meninggalkan kewajibannya demi kesenangan semata, cuih." Dalam unek isi hati ku.

"Tapi kan ibuk kasih kalian tugas, oh ya ada hafalan juga kan? Nah karena sekarang ibuk lagi baik, ibuk berikan waktu satu Minggu. Ya masa ibuk ga Dateng ke pesta nikah ada orang undang, ya kalo kalian misalnya nikah ga mungkin juga kan kalian ga datang ke pesta itu? Kalo jadi ibuk sih ya datenglah namanya juga guru kalian." Panjang kali lebar dia menjelaskan yang aku tak terlalu pahami sebab masuk telinga kanan keluar telinga kiri.

"Dih, ogah juga kalo misalnya si Lasmine itu datang ke pesta nikahku. Ga bakal ku undang si setan keriput itu." Dongkol nan umpatan dihatiku kian menjadi-jadi.

Ia pun menjelaskan pelajaran yang diberikan nya pada Minggu lalu yang dia pergi kemarin. Sebanyak apapun dia menjelaskan ku tetap tak paham dan tetap saja dongkol dengannya. Bagaimana gak dongkol? Asal aku masuk selalu aku jadi bahan gibah, bahan cari sumber masalah dan sifat buruk lainnya yang sampai sekarang tak ku pahami. Entah guru macam apa dia itu. Bahkan guru-guru yang ku temui tak ada yang begitu. Tapi aku malas berdebat dan ambil pusing. Ku tanamkan aja dongkol dan muak itu di hati. Mungkin suatu saat dia akan berubah diisi benakku.

.........

Sekarang di SD ku kelas tiga dan di Madrasah ku kelas dua. Memang selama aku sekolah full-day gini rasanya cape gimana gitu. Tapi aku jalani ajalah, namanya juga anak sekolah. Di usia ku yang masih labil gini butuh banyak asupan ilmu pengetahuan dasar, religius dan lainnya. Agar kelak aku menjadi anak yang berguna buat orang juga diri sendiri.

"Tut, kaukan Madrasah kan?"

"Iya? Emang kenapa?"

"Ihh denger-denger kita sekolah masuk siang lo, karena kan dari kepala sekolahnya bilang lokal kita ga cukup. Makanya masuk siang." Ningsih meyakinkanku entah dari mana informasi yang dia dapat itu.

Suara langkah kaki terdengar dan segera menuju kelas kami "Permisi, Ini kelas 3.B ya?" Seorang abang-abang yang lumayan cakep datang kekelas kami "Iya pak."

"Ohh." Bapak itu menutup dan sesegera memperkenalkan diri.

"Perkenalan nama bapak, pak Harto. Tinggal di asam lintang. Bapak udah punya istri namanya Buk Ratih. Kenal kan? Yang ngajar pelajaran Arab Melayu itu?" Bapak itu meyakinkan kami, "Kenal pak!" Beberapa kawanku mengenalnya dan beberapa yang tidak.

Bapak itu mengajarkan pelajaran pertama kami yakni tentang nama, alamat dan data diri lengkap kami. Lalu kami disuruh membawa Kartu Tanda Penduduk kedua orang tua dan beserta Kartu Keluarga juga. Kami pun mengiyakan. Tipikal bapak ini itu blak-blakan tapi cerewet. Jujur saja aku kadang agak gimana gitu sama Pak Harto ini, karena dikit-dikit ngomel-ngomel mulu. Tapi ga dongkol gitu, hari itu dia marah yaudah hari itu aja. Ga gimana-gimana banget.

Suatu hari aku ada lupa buat tugas Ilmu Pengetahuan Alam dari yang dikasih Pak Harto. Bapak itu kesal dan menghukum kami berdiri sampai jam bel istirahat. Dia memang marah-marah, tapi ga kayak Lasmine itu. Ya aku mau gimanapun ikut saja hukuman apa yang ia berikan padaku.

"Kenapa ga kamu kerjain Tuti?" Bapak itu nadanya yang agak tinggi menyeramkan.

"Lupa pak" Aku memalingkan muka ke lantai ubin bawah.

"Ohh lupa.. Oke bapak pun bisa lupa masukan nilai kamu." Ia mengambil pena dan membuat daftar merah di nilai ku dengan tanda strip.

Aku tak bisa apa-apa lagi selain pasrah saja. Ya habisnya mau gimana coba? Ga bisa berbuat yaudah gitu deh. Ya lagian itu juga kelalaian ku tak mengerjakan tugas yang ia berikan. Tapi walaupun begitu aku tetap tegar, toh cuma satu kali.

Syn beralih ke Madrasah. Ini hari Kamis sih, Belajar bahasa Arab. Tapi Pak Nuh ga dateng, katanya ada urusan tentang anak madrasah yang mau lulus. Jadi dia yang urus. Yang sementara mengajar kami ini Buk Lasmine. Asli deh, gedeg banget aku. Males bet kalo dah pelajaran dia yang mengajar. Tapi ya mau gimana. Semoga lancar-lancar aja deh.

"Buka buku halaman 140 tentang kehidupan dalam kosakata bahasa arab." Tegas nya membuka sebalik demi sebalik kertas di halaman buku itu.

Kami pun mencatat Bahasa Arab, Latin dan Terjemahannya. Dan disuruh menghafal dengan Buk Lasmine tadi. Beh, disitu perasaan ku dag-dig-dug. Karena harus dihari itu juga di hafal. Perasaan kalo sama pak Nuh mah bebas mah hafal kapanpun. Tapi semaksimal mungkin ku bisa hafal. Dan saatnya giliran aku.

"Tuti maju."

Srrtt.. suara kursi yang aku duduki dan kini berdiri ke depan untuk mempersentase kan hasil hafalanku "Baik buk." Ku maju kedepan.

Ku hafal kata demi kata, terjemahan demi terjemahan aku hafalkan. Padahal tinggal satu kosakata lagi yang tertinggal ia demikian.

"Apa? Lupa?

Gitu aja lupa lelet kali kau menghafal! Udah sana berdiri aja lah kau sama kebodohan mu itu." Jawabnya kasar dan tidak mendidik.

Jelas aku sakit hati, ya gimana coba waktu menghafal cuma sepuluh menit. Sedangkan aku butuh ketenangan buat menghafal dan juga waktu yang banyak buat menghafal. Yang dihafal ada ±20 kata beserta terjemahannya. Tentu setiap orang kemampuannya beda-beda. Tah kenapa bisa ada guru seperti itu.

"Dahlah duduk kau sana. Besok kau hafalkan sama pak Nuh. Ga sama ibuk, ga sama guru lain. Lelet kali kau hafal, malas kau aja kau banyak-banyakan." Jawabnya lantam dan nyaring.

Ya aku tak bisa apa-apa selain berderai air mata dan duduk di pojok belakang dan aku pun menunggu agar cepat bell pulang. Dan kini bell pulang itu terdengar sayup-sayup. Aku pun pulang tanpa menyalami Buk Lasmine itu. Aku terobos pintu karena kesal dan tinggal pergi.

(BERSAMBUNG...)

Episodes
1 1. Aku Anak Pindahan
2 2. Pengen Madrasah deh..
3 3. Hujan
4 4. Bermain Sampai Lupa Daratan
5 5.Syukur Dia Tak Datang
6 6.Kisahku
7 7.Kisahku (2)
8 8. Salah Paham
9 9. Ujian Telah Tiba
10 10. Hari Raya Telah Dekat
11 11. Hari Raya
12 12. Hari Raya (2)
13 13. Pemberhentian Terakhir Di Hari Raya
14 MENYAMBUT RAMADHAN
15 14. Pulang
16 15. Sekolah Kembali
17 16. Minggu Depan
18 17. Sekolah Madrasah Ku Tertunda
19 18. Suram
20 19. Suram (2)
21 20. Berjalan Normal
22 21. Ini Yanti Kan?
23 22. Diam Tak Berkutik
24 23. Bapak Pergi Merantau
25 24. Dendam Telah Membutakan Ku
26 25. Selamat Jalan, Buyutku
27 26. Lupakan Kenangan Pahit
28 27. Kesal
29 28. Tuti Berhenti Sekolah, Ya?
30 29. Tanpa Kehadirannya
31 30. Ujian Semester Telah Tiba
32 31. Ia Telah Datang
33 32. Libur Penuh Arti
34 33. Sua Jua Di Semester Dua
35 Curahkan Saja
36 34. Luka Duka Buk Lasmine
37 35. Terbayang Pilu
38 36. Usil
39 37. Sampai Jumpa Nenek!
40 38. Pasar Malam
41 39. Hari Kemerdekaan
42 40. Beberapa Tahun Berselang
43 41. Yang Aku Dambakan
44 42. Aneh
45 43. Pasti Ku Hanya Mimpi
46 44. Akhir Tahun
47 45. Selamat Tinggal
48 46. Pinjam Uang
49 47. Guruku Ngambekan
50 48. Guruku Ngambekan (2)
51 49. Mataku Kenapa?
52 50. Kejadian Tak Ku Sangka
53 51. Bahan Olok-olokan
54 52. Lelah
55 53. Kejadian Aneh Pada Diriku
56 54. Fakta, Bahwa Ia Ada!
57 55. Misterius
58 56. Dimana Aku!?
59 57. Tegak Keadilan Dalam Dendam
60 58. Kembali Dari Awal
61 59. Gotong Royong
62 60. Bermuka Dua
63 61. Sumpah Yang Terjawab
64 62. Lily & Aku
65 63. Tuti Malas Sekolah!
66 64. Pergi Ke Medan (The End)
67 65. Sekolah Baruku (Bonus!)
68 -Akhir Cerita-
69 • Promosi Novel Baru Aku! \(◕ᴗ⁠◕⁠)/ (Hadir di Bulan Mei Mendatang!)
Episodes

Updated 69 Episodes

1
1. Aku Anak Pindahan
2
2. Pengen Madrasah deh..
3
3. Hujan
4
4. Bermain Sampai Lupa Daratan
5
5.Syukur Dia Tak Datang
6
6.Kisahku
7
7.Kisahku (2)
8
8. Salah Paham
9
9. Ujian Telah Tiba
10
10. Hari Raya Telah Dekat
11
11. Hari Raya
12
12. Hari Raya (2)
13
13. Pemberhentian Terakhir Di Hari Raya
14
MENYAMBUT RAMADHAN
15
14. Pulang
16
15. Sekolah Kembali
17
16. Minggu Depan
18
17. Sekolah Madrasah Ku Tertunda
19
18. Suram
20
19. Suram (2)
21
20. Berjalan Normal
22
21. Ini Yanti Kan?
23
22. Diam Tak Berkutik
24
23. Bapak Pergi Merantau
25
24. Dendam Telah Membutakan Ku
26
25. Selamat Jalan, Buyutku
27
26. Lupakan Kenangan Pahit
28
27. Kesal
29
28. Tuti Berhenti Sekolah, Ya?
30
29. Tanpa Kehadirannya
31
30. Ujian Semester Telah Tiba
32
31. Ia Telah Datang
33
32. Libur Penuh Arti
34
33. Sua Jua Di Semester Dua
35
Curahkan Saja
36
34. Luka Duka Buk Lasmine
37
35. Terbayang Pilu
38
36. Usil
39
37. Sampai Jumpa Nenek!
40
38. Pasar Malam
41
39. Hari Kemerdekaan
42
40. Beberapa Tahun Berselang
43
41. Yang Aku Dambakan
44
42. Aneh
45
43. Pasti Ku Hanya Mimpi
46
44. Akhir Tahun
47
45. Selamat Tinggal
48
46. Pinjam Uang
49
47. Guruku Ngambekan
50
48. Guruku Ngambekan (2)
51
49. Mataku Kenapa?
52
50. Kejadian Tak Ku Sangka
53
51. Bahan Olok-olokan
54
52. Lelah
55
53. Kejadian Aneh Pada Diriku
56
54. Fakta, Bahwa Ia Ada!
57
55. Misterius
58
56. Dimana Aku!?
59
57. Tegak Keadilan Dalam Dendam
60
58. Kembali Dari Awal
61
59. Gotong Royong
62
60. Bermuka Dua
63
61. Sumpah Yang Terjawab
64
62. Lily & Aku
65
63. Tuti Malas Sekolah!
66
64. Pergi Ke Medan (The End)
67
65. Sekolah Baruku (Bonus!)
68
-Akhir Cerita-
69
• Promosi Novel Baru Aku! \(◕ᴗ⁠◕⁠)/ (Hadir di Bulan Mei Mendatang!)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!