Sekarang Pak Harto bilang jadwal sekolah ku masuk siang karena lokal di SD ku tak kebagian dengan kelas yang lain. Aku pun bingung karena itu termakan jam Madrasah ku. Ya aku jalani aja dan tak menghiraukan masalah Madrasah. Karena syukur bisa terbebas dari Si Lasmine itu. Hih.. amit-amit kalo ketemu dia lagi. Tah macam apa perangainya, buruk sekali dan itu membuat ku jijik.
"Anak-anak, besok kita masuk siang dari jam 13:00-16:30." Pak Harto menjelaskan dengan seksama.
"Pak, kan saya ada sekolah Madrasah. Jadi sekolah Madrasah saya gimana Pak?" Aku bingung tapi juga enggan meninggalkan Madrasah ku.
"Maaf ya nak, kalo itu bapak kurang tahu. Setidaknya kamu menjalani Sekolah Dasar dahulu. Kalo tentang madrasah kamu tanyakan saja sama pihak sekolahnya saja." Bapak itu menggaruk kepalanya yang tak gatal sama sekali. "Ada pertanyaan lain?" (...) kelas hening tak ada yang bertanya selain diriku. "Tak ada? Baik cukup sekian dan boleh pulang." Pak Harto mempersilahkan kami pulang.
Aku pun pulang kerumah, dan bilang ke Mamak kalo kami masuk siang dan tak bisa Madrasah. Mamak pun heran dan
"Yaudahlah kalo sekolahmu masuk siang ya gimana lagi? Ya ga usah madrasah pun gak apa-apa. Lagian nanti ada si Lasmine itu males mamak juga liatnya." Mamak mengelus dada.
"Yaudahlah mak." Aku pergi meninggalkan mamak yang tengah memasak.
Pada suatu saat aku pun pergi ke madrasah ku. Karena aku juga kangen pada sekolah itu. Tapi bukan si nenek keriput itu alias Lasmine. Aku kangen pelajaran-pelajaran yang diberikan guru lain dan nuansa Madrasah di sana. Lalu Buk Imah melihatku yang tengah melihat-lihat Madrasah.
"Ehh nak! Tuti." Aku kaget karena ketahuan dan takut karena aku sudah banyak sekali alfa.
"Kamu kemana aja? udah sebulanan ini kok ga madrasah lagi? Yanti juga gitu ga madrasah. Kenapa? Ada masalah apa nak?" Buk Imah melontarkan ribuan pertanyaan padaku.
"I-iya buk, maaf ya buk Tuti ga bisa dateng karena Sekolah Dasar Tuti sekarang masuk siang dari jam 13:00-16:30. Makanya itulah Tuti ga bisa dateng buk. Bukannya Tuti ga mau Madrasah tapi ya gimana." Aku menjawab dengan murung dan gugup.
"Iya udah, besok kita masuk pagi aja madrasah nya. Hari Senin-Kamis aja. Tapi masuk jam 8 ya! Nanti mata pelajarannya kita susun bersama, Bilang ke teman-teman yang masuk pagi ya!" Buk Imah menjelaskan dan memegang pundak ku tuk meyakinkan nya.
"Iya buk, terimakasih ya buk" Aku menyalami Buk Imah dan senang sambil pergi pulang.
Lalu aku memberitahu kan ini Pada Isa. Ningsih pun yang melihat kami madrasah juga pengen madrasah. Ningsih pun berkata
"Ehh Tut." Dia menyentak lenganku.
"Hmm, ada apa?" Aku sambil mengunyah cemilan yang ada di mulut ku.
"Aku juga pengen Madrasah kayak kalian. Daftarnya kayak mana?"
"Kurang tau sih, coba aja tanya sama Buk Lasmine depan rumahmu gimana. Aku sih ingat nya bawa KTP orang tua, KK dan baru tah apa lagi." Aku menyikutkan bahuku keatas kebawah yang bertanda tak paham.
"Ohh yaudahlah."
"Ehh Isa, jangan kasih tau sama si Yanti ya kalo kita masuk pagi." Aku berbisik jahat kecil padanya sembari tertawa.
"Iya, biar mampus dia. Selama ini dia selalu buat onar dan nyebelin kekita." Isa mengiyakan setuju dengan pendapatku.
.........
Keesokannya. Hari Selasa yang cerah dan udara dingin. Tapi berbeda sih sebab Madrasahnya pagi, dicampur sebelah Madrasah kami ada anak Paud Dan TK. Aku bergegas kekelas dan memilih meja nomor dua, didekat dinding dan bersebelahan dengan Isa. Lokal kami dekat dengan kantor, jadi kami tidak boleh terlalu berisik karena dekat kantor.
"Ehh Ningsih tuh." Isa mengintip jendela dari kelas kami.
Aku huru-hara pengen memastikan "mana-mana?" Aku menyerobot jendela. "Ihh, iya ya.. Yess asik Ningsih sekolah sama kita juga." Kami bersenang-senang sama Isa.
Ya kamipun sekolah di pagi itu bersama dengan Ningsih. Kami mengikuti pelajaran itu dan memperhatikan dengan serius apa yang diajarkan Buk Imah. Aku ahkirnya senang bisa bersekolah Madrasah lagi. Tapi ga senangnya ya ada Ningsih tadi. Hadeh, entahlah bagaimana ku mengutarakan nya. Tapi untung Si Buk Lasmine itu masuk hari kamis. Jadi ga ngebosenin banget. Kami masuk pagi dari hari Senin, rabu, kamis jam 09:30-10:50. Sedangkan hari Selasa jam 08:30-10:20 saja.
Pernah suatu hari Selasa, aku lupa kalo pelajaran Buk Imah. Aku bersekolah dengan santai dan mengetuk pintu.
"Assalamualaikum Buk." Membuka pintu dengan orang teman-teman ku yang mengikuti pelajaran.
"Walaikumsalam, dari mana saja kamu nak?" Buk Imah menanyakan.
"Dari rumah, barusan aja siap-siap. Emang ada apa buk?" Aku heran dan temanku diam terpaku.
"Oalah ternyata kamu lupa, inikan pelajaran ibuk jadi masuknya lebih awal. Tapi gak apa sana pinjam catatan temanmu karena bentar lagi pulang." Aku terkejutnya bukan main. Karena aku benar-benar lupa kalo itu hari Selasa dengan Buk Imah. Jam khusus lagi.
Aku pun terburu-buru mencatat hingga 3 halaman itu dengan waktu yang tidak memadai. Ya mau tak mau aku harus cepat siap agar tak ketinggalan pelajaran. Dan Buk Imah menerangkan apa aku tak dengar lagi yang penting catatanku siap.
"Iyuohh.. What's this? Tulisan cyeker ayam macham apa inih? Ga banget dech. Emang kamyuh Tuti bisa baca? to be honest, I can't read it." Yanti mulai lagi dengan gaya bicara nya yang khas ditelinga ku.
"Yang penting nulis. Kapan kau kesini? Kemarin-kemarin ga ada kulihat." Aku menanyakan sambil menulis.
"Ya kemarih sich kalian, there is no such information for me. Jadi I don't know if the Madrasah is morning. So bukan salahnya akyu dong sis." Dengan gerakan lentik dan mentelnya.
"Iya-iya yaudah sana pergi dulu aku mau serius mencatat biar cepet siap."
"Ihh itu panjang banget. CBL-CBL Chapeck Banget Loch.. Byee Tuti emmuach." Sambil meninggalkan ku dan kembali ketempat duduknya.
"Hadeh dasar Yanti." Aku menggeleng-gelengkan kepalaku yang heran dengan perangai Yanti yang aneh dan mentel itu.
Tak sadar tulisanku siap juga. Tapi ada beberapa aku tak paham dengan tulisanku sendiri. Karena cepat-cepat menulis dan ada beberapa typo ku dalam menulis tadi. Di tempat buku ku ada 4 halaman dan untung segera ku siapkan di dinilai pada saat itu juga. Ahkirnya Buk Imah memaafkan ku karena aku lupa tadi. Dan kejadian itu tak pernah ku ulangi lagi.
(BERSAMBUNG...)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments