14. Pulang

Setelah Minggu kemarin Ika yang pulang, Kini aku yang pulang. Padahal rasanya tuk pulang itu sangatlah malas. Enak di Tebingtinggi ini, perkotaan soalnya. Bisa melihat mall, jalanan yang ramai dan berbagai keberagaman juga fasilitas nya yang lengkap nan komplit.

Kulihat Mamak bersolek cantik "Mak mau kemana?"

"Cepet kau kita mau pergi ke mall. Mau ikut ga?" Sambil mamak memoles lipstik di bibirnya yang warna merah marun.

"Ihh cepet kali, tunggu lah." Aku lari tunggang-langgang ke kamar mandi hendak segara ikut agar tak di tinggal.

"Ti, dah siap kau?" Mamak menjerit menanyakan ku, karena mandi ku seperti orang yang tidur di kamar mandi.

"Tinggal gosok gigi!" Teriakku.

"Cepet." Mamak meninggalkan ku dan pergi.

Aku pun bergegas handukan, dan mengelap badanku yang basah terkena air mandi tadi. Lalu bergegas ku ke kamar dan mencari baju terbaik ku. Jikalau tidak mamak pasti protes dan menyuruh ku tuk menggantinya.

"Mak?" Aku menoleh dari luar kamar.

"Mamakmu di dapur." Buyut sambil memakan biskuit ditangannya sembari berkata demikian.

"Ngapain?"

"Mboh" Buyutku ketus.

Aku pun bergegas dan kulihat...

"Loh? Ngapain lagi Mak?

kok malah makan." Ucap kesalku sambil menepuk ringan lengan Mamak.

"Hehe, mamak laper." Sambil memakan kangkung di suapannya itu.

"Yaudahlah." Aku mengambil piring juga karena selera lihat Mamak yang tengah makan.

Lalu kamipun siap-siapan, Adikku juga sudah siap dari tadi kini dia makan biskuit depan televisi bersama Buyut. Dan Nenek lagi ke ladang sedari tadi pagi buta.

"Yok, cepet." Mamakku beranjak dari meja makan.

"Tunggu." Mulutku penuh dengan makanan dan bergegas mempercepat makanku.

"Udah Mak, yok!" Aku bergegas ke simpang sendirian menunggu Mamak yang tengah memakai sepatu hak tinggi.

Kami pun pergi ke Kota Tebingtinggi, kecuali Bapak. Karena bapak lagi malas aja, ya kami saja yang pergi terahkirnya. Mamak mengajak ke Pusat Perbelanjaan Modern dan tradisional disana. Di sana ia membelikan sepasang sepatu yang cantik bewarna putih cerah. Aku sangat suka sampai-sampai kemana-mana ku bawa di perjalanan itu. Kami pun mau ke mall dekat pasar itu mungkin jaraknya kurang lebih lima ratus meter lagi.

"Pak!" Mamak melambaikan tangannya menyuruh satu becak untuk berhenti.

"Mau kemana buk?" Bapak becak itu menanyakan.

"Mau ke Ramahyanna berapa ya kira-kira?"

"Tiga puluh ribu kalo semua." Bapak itu menjelaskan.

"Kurang lagi yah, lima belas ribu. Dekatnya tuh." Mamak menunjuk kearah jalan yang agak jauh itu.

"Hmm dua puluh lima?" Becak itu memberi tawaran.

"Lima belas ribu lah." Mamak menyerungut menawar.

"Dua puluh ribu deh kak. Terahkir ini." Bapak becak mengusap keringat didahinya.

"Yaudah kalo ga mau gak apa-apa." Mamak berjalan pura-pura pergi.

"Yaudah, yaudah iya deh. Lima belas ribu deal." Bapak itu mengejar kami dan mempersilahkan kami naik.

Disitu kami telah tiba, memang dekat tapi panasnya minta ampun deh. Kami mana tahan panas, terlagi aku punya alergi karena keringatan dan panas.

"Nih Pak." Mamak memberikan uang pas.

"Makasih ya kak." Ia pun pergi.

Lalu kami pun berjalan ke mall itu disambut hangat oleh para pekerja di mall itu. Banyak baju-baju di diskon, harga murah, harga mahal dan premium sekali pun. Tetapi aku tidak berminat membelinya karena menurut Mamak dan aku masih terbilang cukup mahal dengan harga segitu.

"Kita cuma lihat-lihat aja ya Ti." Mamak berbisik padaku.

"Ya memang, mana cukup uang kita. Lagian aku pengen ke lantai paling atas juga. Buat main wahananya, dah lama ga main itu wahana." Aku mengeluarkan uang lima puluh ribu dan kartu Tim Zsone untuk bermain wahana di Ramahyanna.

"Cuma main itu aja kan Ti?" Mamak meyakinkan.

"Iya." Jawabku singkat, padat, dan jelas.

Aku pun sangat asyik bermain wahana itu, hampir semua aku coba bermain. Mamak menunggu di kursi pijat otomatis yang digesek oleh kartu Tim Zsone tadi. Aku pun bermain hingga saldo didalam kartu habis. Selepas itu kami ke lantai 2 yang ada banyak makan-makanan seperti Pizza, Burger, Kentucky, dan sebagainya. Lalu aku makan Burger karena tak tahu apa lagi yang mau kumakan. Soalnya aku lebih suka daging sapi sih hehe. Tak terasa hari menunjukan pukul lima sore, kami pun bergegas turun. Jika tidak angkutan kota menuju rumah kami tak ada lagi karena sudah malam.

"Mak! Ayo pulang. Dah mau malam. Nanti ga kedapatan angkot kita Mak." Aku tergesa-gesa.

"Yok. Yok lah pulang." Mamak bergegas.

Kami pun pulang saat magrib itu. Melakukan sembahyang sholat dan mengambil koper yang kubereskan tadi pagi. Kami pergi sangat lama tadi. Lalu Bapak mengangkat koper dan barang bawaan kami. Kami pun bergegas untuk pamitan dengan Buyut.

"Ihh cepatnya kalian pulang." Buyut menyeka air matanya karena tak ingin berpisah dengan kami.

"Gak apa lah Nek, nanti kami datang lagi nya." Bapak dan Mamak meyakinkan Buyutku.

"Beneran ya, janji?" Buyutku meyakinkan keraguannya.

"Iya nek, janji kok. Dateng kami nanti." Bapakku dan Mamakku menyalami Buyut.

"Yut, Tuti pulang dulu ya. Nanti kapan-kapan kita ketemu lagi." Aku menyalaminya juga sambil mencium kening Buyut ku.

"Iya ndok, hati-hati ya." Buyut melambai padaku.

Dan kami pun menunggu di simpang jalan depan rumah nenek. Mencari bus yang lewat keriau tepat di simpang rumah kami sana. Aku kurang-lebih menunggu sampai lima belas menitan. Karena bus banyak datang menjelang ba'da Isya. Aku pun bermain Snake di Handphone genggam milikku. Dan tak sekiranya ada salah satu bus.

Bapak melambaikan tangan menyuruh bus itu berhenti "Pekanbaru bang?"

"Iya bang,

Berapa orang?" Salah satu kernetnya menanyai.

"Empat orang nya. Kami ambil tiga bangku aja." Bapak menawarnya.

"Yaudah lah bang, dua ratus ribu ya." Dia ceplas-ceplos.

"Wihh mahal nya, biasanya juga seratus sepuluh ribu atau seratus dua puluh lima paling mahal." Mamak menyerungut.

Tikai sengit tawar menawar Mamak dan Bapakku, Nenek dari belakang memberikanku sebilah uang tunai.

"Ini ya ndok buat Tuti jajan. Bagi-bagi sama adiknya." Nenek memberikannya.

"Dari Nenek satu dari Uyut satu. Jadi bagi dua, inikan seratus ribu." Nenek menjelaskan.

"Iya Nek, makasih ya nek. Nanti kapan-kapan Tuti balek lagi. Tuti sayang banget sama Nenek. Tah kapan Tuti bisa balik lagi." Aku memeluk Nenek sambil nangis.

"Sstt.. Udah-udah, datang laginya kalian itu." Nenek mengusap air mataku dan Mamak mendatangi aku dan dengan Nenek.

"Mak aku pulang ya." Mamak menangis seraya perpisahan itu dengan Nenek.

"Iya, hati-hati ya nak." Nenek bilang.

"Mak, pulang lah kami semua ya. Titip salam sama Nenek juga." Kata bapak menitip salam pada Buyut.

"Iya-iya, nanti tak sampaikan." Nenek menyeka air matanya.

Bus itu sudah mau berangkat dan kami pun bergegas naik. Barang-barang kami juga sudah diletakan bagasi di bawah bus. Nenek aku melihat kami dari luar bus jendela itu. Aku sangat sedih, padahal baru saja tiga minggu kami bertemu. Tuti kangen sekali sama nenek. Tapi karena Tuti mau sekolah juga jadi maaf Tuti perginya kecepatan ya Nek. Entah kapan kita jumpa lagi, aku ga akan lupain kenangan kita pas kita di Tebingtinggi kemarin dan tahun lalu itu ya Nek Salam ku, Tuti Lasmani.

(BERSAMBUNG...)

Episodes
1 1. Aku Anak Pindahan
2 2. Pengen Madrasah deh..
3 3. Hujan
4 4. Bermain Sampai Lupa Daratan
5 5.Syukur Dia Tak Datang
6 6.Kisahku
7 7.Kisahku (2)
8 8. Salah Paham
9 9. Ujian Telah Tiba
10 10. Hari Raya Telah Dekat
11 11. Hari Raya
12 12. Hari Raya (2)
13 13. Pemberhentian Terakhir Di Hari Raya
14 MENYAMBUT RAMADHAN
15 14. Pulang
16 15. Sekolah Kembali
17 16. Minggu Depan
18 17. Sekolah Madrasah Ku Tertunda
19 18. Suram
20 19. Suram (2)
21 20. Berjalan Normal
22 21. Ini Yanti Kan?
23 22. Diam Tak Berkutik
24 23. Bapak Pergi Merantau
25 24. Dendam Telah Membutakan Ku
26 25. Selamat Jalan, Buyutku
27 26. Lupakan Kenangan Pahit
28 27. Kesal
29 28. Tuti Berhenti Sekolah, Ya?
30 29. Tanpa Kehadirannya
31 30. Ujian Semester Telah Tiba
32 31. Ia Telah Datang
33 32. Libur Penuh Arti
34 33. Sua Jua Di Semester Dua
35 Curahkan Saja
36 34. Luka Duka Buk Lasmine
37 35. Terbayang Pilu
38 36. Usil
39 37. Sampai Jumpa Nenek!
40 38. Pasar Malam
41 39. Hari Kemerdekaan
42 40. Beberapa Tahun Berselang
43 41. Yang Aku Dambakan
44 42. Aneh
45 43. Pasti Ku Hanya Mimpi
46 44. Akhir Tahun
47 45. Selamat Tinggal
48 46. Pinjam Uang
49 47. Guruku Ngambekan
50 48. Guruku Ngambekan (2)
51 49. Mataku Kenapa?
52 50. Kejadian Tak Ku Sangka
53 51. Bahan Olok-olokan
54 52. Lelah
55 53. Kejadian Aneh Pada Diriku
56 54. Fakta, Bahwa Ia Ada!
57 55. Misterius
58 56. Dimana Aku!?
59 57. Tegak Keadilan Dalam Dendam
60 58. Kembali Dari Awal
61 59. Gotong Royong
62 60. Bermuka Dua
63 61. Sumpah Yang Terjawab
64 62. Lily & Aku
65 63. Tuti Malas Sekolah!
66 64. Pergi Ke Medan (The End)
67 65. Sekolah Baruku (Bonus!)
68 -Akhir Cerita-
69 • Promosi Novel Baru Aku! \(◕ᴗ⁠◕⁠)/ (Hadir di Bulan Mei Mendatang!)
Episodes

Updated 69 Episodes

1
1. Aku Anak Pindahan
2
2. Pengen Madrasah deh..
3
3. Hujan
4
4. Bermain Sampai Lupa Daratan
5
5.Syukur Dia Tak Datang
6
6.Kisahku
7
7.Kisahku (2)
8
8. Salah Paham
9
9. Ujian Telah Tiba
10
10. Hari Raya Telah Dekat
11
11. Hari Raya
12
12. Hari Raya (2)
13
13. Pemberhentian Terakhir Di Hari Raya
14
MENYAMBUT RAMADHAN
15
14. Pulang
16
15. Sekolah Kembali
17
16. Minggu Depan
18
17. Sekolah Madrasah Ku Tertunda
19
18. Suram
20
19. Suram (2)
21
20. Berjalan Normal
22
21. Ini Yanti Kan?
23
22. Diam Tak Berkutik
24
23. Bapak Pergi Merantau
25
24. Dendam Telah Membutakan Ku
26
25. Selamat Jalan, Buyutku
27
26. Lupakan Kenangan Pahit
28
27. Kesal
29
28. Tuti Berhenti Sekolah, Ya?
30
29. Tanpa Kehadirannya
31
30. Ujian Semester Telah Tiba
32
31. Ia Telah Datang
33
32. Libur Penuh Arti
34
33. Sua Jua Di Semester Dua
35
Curahkan Saja
36
34. Luka Duka Buk Lasmine
37
35. Terbayang Pilu
38
36. Usil
39
37. Sampai Jumpa Nenek!
40
38. Pasar Malam
41
39. Hari Kemerdekaan
42
40. Beberapa Tahun Berselang
43
41. Yang Aku Dambakan
44
42. Aneh
45
43. Pasti Ku Hanya Mimpi
46
44. Akhir Tahun
47
45. Selamat Tinggal
48
46. Pinjam Uang
49
47. Guruku Ngambekan
50
48. Guruku Ngambekan (2)
51
49. Mataku Kenapa?
52
50. Kejadian Tak Ku Sangka
53
51. Bahan Olok-olokan
54
52. Lelah
55
53. Kejadian Aneh Pada Diriku
56
54. Fakta, Bahwa Ia Ada!
57
55. Misterius
58
56. Dimana Aku!?
59
57. Tegak Keadilan Dalam Dendam
60
58. Kembali Dari Awal
61
59. Gotong Royong
62
60. Bermuka Dua
63
61. Sumpah Yang Terjawab
64
62. Lily & Aku
65
63. Tuti Malas Sekolah!
66
64. Pergi Ke Medan (The End)
67
65. Sekolah Baruku (Bonus!)
68
-Akhir Cerita-
69
• Promosi Novel Baru Aku! \(◕ᴗ⁠◕⁠)/ (Hadir di Bulan Mei Mendatang!)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!