...(Beralih Kehidupan Ku Yang Sekarang)...
Ya Itu lah masa lalu ku yang sedih, pilu nan kelam. Semoga saja disini ku tak mengulangnya kembali. Ahkirnya aku dapat jalan ahkirnya. Dan Aku bersekolah di SD seperti biasanya. Lingkungan pertemanan yang sehat dan tidak membeda-bedakan teman walaupun bagaimana anehnya dia, menjengkelkan nya dia, atau apapun karakteristik dirinya.
"Ahkirnya aku punya teman, dan tidak seperti disana. Syukur ku pindah." Gumamku sekolah di pagi yang cerah itu menjelang pelajaran Pendidikan Jasmani.
"Ehh ayo Tut, kita olahraga. Nanti kena marah buk Ceci" Kata kawan sebelah bangku.
"Ehh iya, duluan lah. Aku mau minum dulu kok." Aku melepas tutup botol ku hendak minum seteguk air minum yang kubawa dari rumah.
Lalu aku pun bergegas kelapangan dan kami pelajarannya yakni Permainan Bola Kasti. Disitu kami diajari tentang bermainnya. Tapi karena ku lelet memahami tentang pelajaran ini jadi aku pun sering sekali buat temanku kesal.
"Tuti kau ikuti aku ya! kalo misal lari ya lari." Ucap Andi
"Iya!" Aku bergegas lari mengejar Andi.
Tapi tak sengaja ketika berlari ku malah kelewatan garis, dan membuat kami kena hukuman yakni dilempar bolanya dan mengenaiku. Otomatis kami yang jaga dan merekam yang bermain. Itu membuat teman-teman ku kesal. Ya mau gimana pun aku minta maaf mereka tetap kesal disuruh jaga. Tapi ketika ada teman ku satu yang cukup tangguh dalam Permainan Kasti ini namanya ya Andi tadi. Dia walaupun gimana aku salah dia tak marah sedikit pun. Karena dia menganggap permainan biasa, menang kalah tak ada artinya bagi dia. Kecuali taruhan ungkapnya.
"Andi maaf ya, aku ga tau tadi.."
"Iya gak apa-apa. Cuma permainan kok. Besok-besok juga paham." Andi menjaga di sampingku bersiap-siap ketika ada bola yang melambung kearahnya akan segera dia tangkap menggunakan tangan kirinya.
"Kalo misal bolanya ke kirimu kau cepat ke belakang ya, biar ku tangkap" Tegasnya.
"Hem." Aku mengiyakan seraya mengangguk.
"Awas Tut!" Ia mendorongku agar mencetak membalikan permainan. Biar mereka yang jaga.
"Plak!"
"Yess dah kuambil!" Girangnya Andi.
Aku pun terharu karena insting dia lumayan cepat dan tanggap. Itu mengubah keadaan kami dan kami pun menjadi pemain kembali. Ya akhir pertandingan kami yang mencetak kemenangan lebih unggul daripada kelompok sebelah. Kami kelompok dibagi dua, Jadi kami mendapat nilai plus ketimbang yang di kelompok sebelah.
.........
Lalu aku pun ketika pulang, langsung segera madrasah. Sekarang madrasah pelajaran Al-Qur'an dan Hadist. Di pelajaran ini jarang sekali menghafal. Ya palingan hafalan ayat-ayat di Al-Qur'an saja, udah gitu tidak panjang. Hanya ayat-ayat pendek yang kami lafalkan, beberapa Hadist yang diajarkan beliau dan di tuaikan pada kehidupan kami, dan guru ini tak pelit nilai. Namanya Pak Sahya. Dia guru yang lumayan lama mengajar disini ketimbang guru lain. Bahkan kepala sekolah ku yang ini saja kalah lama dari Pak Sahya. Tetapi aku tak sengaja di panggil oleh Buk Lasmine karena perihal tertentu makanya aku berhenti sejenak mengikuti kelas Pak Sahya.
"Ada apa buk?"
"Apa kau bilang?! Ini SPP mu mau sampe kapan ga kau bayar?" Dia menunjukkan jarinya seraya menegaskan suruh membayar.
"Yaudah buk, entar saya bilang mamak buat bayar." Aku melihat buku SPP itu padahal aku belum bayar 1 bulan saja serasa orang yang belum bayar 5 bulan.
"Cepat kau kasih tau mamakmu! Sekalian uang ujian juga!" Dia membentak ku dan pergi.
"Ihh apa sih, macam betul aja. Padahal baru satu bulan aja yang ga kubayar tapi marahnya kelewatan macam orang ga bayar berbulan-bulan. Sialan!" Aku ngomel-ngomel ke diriku sendiri.
Lalu aku kembali mengikuti kelas dengan muka cemberut masam dan belajar apa yang diajarkan Pak Sahya. Aku pergi ke mesjid hendak melaksanakannya sembahyang sholat. Dan setelah itu aku jajan ke kantin, ada seorang ibu-ibu yang aku kenal sebagai 'Wak Sari'.
"Ehh katanya kau asal pelajaran Buk Lasmine kau malas menghafal udah gitu sering bolos ya?" Wawak meyakini apa yang dibicarakan Buk Lasmine padanya.
"Enggak kok Wak, mana ada aku kayak gitu. Dia aja yang ga suka sama ku. Pande-pandean dia!" Ucapku lantang seraih marah melihat Guru yang aneh dan pilih kasih satu itu.
"Yang ada dia lah yang selalu menghukum ku tanpa sebab, mengubah-ubah nilai ku dan kadang lebih pilih kasih sama murid lain daripada aku. Sedangkan aku masuk di pelajaran dia selalu aja memarahi ku padahal aku Wak ga ada pun merasa punya salah sedikit pun sama si Lasmine itu!" Kesalku hingga menyebut dengan kasar nan lantang.
"Ohh gitu ya.." Wawak meyakini 2 permasalahan ku sama Si Lasmine itu.
"Iya!" Aku pergi dengan kesal.
"Ohh ternyata gitu dia sama muridnya? Dia ga mau mengakui kalo aku murid dan berburuk sangka sama ku? Oke, kalo itu maunya maka itu yang kau dapat." Dendam amarahku kian memanas kan hati yang bergejolak.
.........
Aku melihat Wak Sari ada di rumahku lagi berbincang dengan Mamak. Aku menyalami Wak Sari dan Mamak karena habis selesai pulang Madrasah.
"Ehh wawak, tumben kemari?" Aku basa-basi heran entah apa yang mereka bincangkan.
"Ehh katanya anak mu ini malas Madrasah ya? Dia sering bolos ga mau Madrasah, malas udah gitu hafalan ga pernah mau menghafal?" Wawakku membumbu-bumbui mamakku.
"Tuti, Tut, kemari." Ucap nada Mamak tegas.
"Benar ya kata Wawak kau bolos? Udah gitu ga mau hafal-hafalan dari Buk Lasmine?" Mamak menanyakan dengan apa yang dikatakan Wak Sari.
"Ngga kok Wak, Mak. Yang ada aku malas pelajaran dia tah kenapa dulu dia bagus sama ku, sekarang dia malah benci sama ku padahal aku ga salah apa-apa. Aku selalu menghafal yang aku bisa kadangkan aku lupa jadi dia langsung memaki aku bilang aku pemalas, ga punya otak baru dia cerita-cerita sama orang tentang aku, menjelek-jelekkan aku kalo aku pemalas." Aku berbicara sambil menangis dengan baju setengah kubuka karena hendak ku ganti.
"Ohh memang itu Buk Lasmine. Yaudah kalo dia gitu lagi bilang ke mamak, biar kita tuntut dia. Kok kayak gitu dia sama mu!" Mamak kesal mendengar tangisanku karena aku di gunjing guruku sendiri.
"Padahal yang lain kalo menghafal ga terlalu lancar dibantu, sedangkan aku ga lancar sampe di maki dia bilangnya Kenapa kau ga hafal? Main aja lah otak mu itu sama si Ningsih. Dah berapa kali di bilang hafalkan! Ga kayak yang lain, cuma kau disini yang pemalas! Dia bilang gitu samaku. Apalagi sama kemanakannya si Yanti dia yang baikan, anak itu ga hafal sama sekali di baik-baikin nya di sayangi nya. Padahal bukannya pintar kali dia. Kadang-kadang Buk Lasmine suka ubah-ubah nilai ulangan, harian ku. Tah kenapa dia benci kali samaku." Aku mengusap air mata karena membasahi pipiku yang selama ini aku pendam.
"Oalah nak, cerita aja. Mamak ga marah kok.. Memang biadab si Lasmine kau tengok aja!" Mamak mencarut serasa mengutuk Guru itu.
Wak Sari pun segera memahami apa yang kurasakan dan dia pun langsung pulang karena sudah tau apa yang aku alami saat ini.
(BERSAMBUNG...)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
AymindU
jadi inget dulu, pas hafalan sering banget lupa di pertengahan🤭
2023-04-16
0