Arael akhirnya bermalam di rumah Tuan Eliot. Keluarga mereka menyambut Arael dan melayaninya dengan baik. Iolas dan Bryen menolak untuk berada satu atap dengan manusia. Mereka berdua memilih untuk berjaga di sekitar sana.
Saat pagi menjelang, Arael bermaksud untuk menemui Iolas begitu ia selesai sarapan. Gadis itu berpamitan singkat kepada Tuan Eliot dan seluruh penduduk kota yang melepas kepergiannya dengan berat hati. Arael berpikir untuk melanjutkan perjalanan mereka ke suku elf yang lain. Karena itu ia harus bertemu dengan Iolas.
Sayangnya, baik Iolas maupun Bryen tidak terlihat di mana-mana. Arael menelusuri jalanan kota elf dan tetap tidak melihat mereka. Gadis itu lantas mendapat sebuah ide. Bukankah Luca adalah seekor serigala? Itu artinya Luca mungkin bisa mengendus keberadaan Iolas dan Bryen seperti anjing pelacak pada umumnya. Maka Arael pun memanggil Luca.
“Luca,” gumamnya pelan.
Serigala putih milik Arael muncul dari udara kosong. Binatang tersebut lantas melingkari tubuh Arael dengan manja. Gadis itu mengelus Luca dengan lembut. Bulu-bulu putihnya terasa sangat halus dan dingin.
“Luca, pandu aku ke tempat Iolas,” perintah Arael kemudian.
Luca melepaskan diri dari pelukan Arael lalu merendahkan tubuhnya.
“Apa kau ingin aku menaikimu?” tanya Arael.
Serigala itu melolong singkat mengonfirmasi pertanyaan pemiliknya. Arael tersenyum senang menyadari bahwa mereka berdua ternyat bisa saling memahami dengan mudah. Gadis itu pun menaiki tubuh Luca. Detik berikutnya Luca melesat kencang menyusuri jalanan kota elf. Hembusan angin dingin menerpa wajah Arael. Rambut hitamnya yang tergerai berkibar-kibar di belakang.
Arael mencengkeram kuat bulu-bulu Luca agar tidak tergelincir jatuh. Sekilas ia berpikir untuk membuatkan dudukan yang nyaman di atas punggung Luca. Namun ide tersebut harus dikesampingkan lebih dulu karena saat ini Arael harus fokus berpegangan. Beberapa elf yang berpapasan dengan mereka tampak terkejut sekaligus terpesona. Mereka memandangi Arael dan Luca dengan mata berbinar.
Akhirnya setelah beberapa menit mengendarai Luca, Arael melihat Iolas dan Bryen sedang bercakap-cakap dengan salah seorang elf salju di dekat istana. Luca membawa Arael mendekat. Iolas, yang pertama menyadari kedatangan Arael, melambai kepadanya.
“Aku mencari kalian dari tadi,” kata Arael sedikit tersengal. Adrenalinnya terpacu saat melesat bersama Luca.
“Maaf, kami sedang mencari informasi. Apa kau mau kita berangkat sekarang?” tanya Iolas.
“Lebih cepat lebih baik,” sahut Arael.
“Baiklah kalau begitu.” Iolas berkata dengan patuh.
Ia dan Bryen lantas mengucapkan salam perpisahan pada teman baru mereka. Sementara itu Arael menyuruh Luca untuk kembali ke dimensi spirit.
“Jadi kemana tujuan kita selanjutnya?” tanya Arael setelah mereka meninggalkan elf salju yang baru dikenal Iolas.
“Sejak semalam aku dan Bryen sudah mencari informasi keberadaan suku elf lainnya. Mereka semua menghilang seperti uap. Tapi aku mendapat sedikit petunjuk tentang lokasi Avariel Elves dan Shadow Elves. Mana yang akan kau pilih untuk didatangi lebih dulu?” terang Iolas balas bertanya.
Arael tampak berpikir sejenak. “Mana yang lebih dekat dari sini?”
“Lokasi Avariel Elves secara jarak berada jauh lebih dekat dengan tempat ini, Putri. Namun medan perjalanan ke tempat tinggal mereka sangat sulit, karena elf bersayap ini tinggal di puncak gunung tertinggi di utara. Sementara itu lokasi Shadow Elves sedikit lebih jauh, tapi tidak terlalu sulit untuk dicari. Kabarnya mereka ada di kota mati Hekken,” jelas Bryen menanggapi.
Arael kembali mempertimbankan keputusannya baik-baik. Pada akhirnya ia harus menemui kedua suku tersebut. Akan tetapi bila ia sudah menjalin hubungan dengan salah satunya, mereka mungkin bisa membantu menemukan suku yang lain. Kota mati Hekken terkenal akan gosip adanya roh halus pemangsa manusia. Namun bisa jadi gosip itu hanyalah kabar angin yang sengaja dihembuskan agar tidak ada orang yang berani mendekati bangsa elf bayangan.
“Di antara kedua suku itu, mana yang lebih ramah?” tanya Arael kemudian.
“Keduanya sama-sama sulit didekati, tapi jika melihat gambaran secara umum, mungkin para Avariel Elves sedikit lebih aman dikunjungi. Setidaknya mereka tidak mencoba membunuh siapa pun yang mendekati wilayah mereka,” jawab Iolas sambil mengangkat bahu.
Arael mendengkus ringan. Terbayang olehnya tentang perjalanan yang akan mereka lalui setelah ini. Dua suku elf sebelumnya menyambut kedatangan Arael dengan ramah semata-mata karena Ratu Arendel telah mengirim berita kepada kedua raja suku elf itu. Namun setelah ini, para elf dari suku-suku lain mungkin tidak mengenali atau pun mempercayai Arael. Mereka bisa saja menganggap Arael sebagai ancaman dan berusaha membunuhnya. Arael harus lebih waspada mulai sekarang. Terutama karena ia juga harus melindungi Iolas, Bryen dan Luca. Tiga pengawalnya yang sudah memberikan sumpah setia kepadanya.
“Kalau begitu mari kita kunjungi suku elf bayangan lebih dulu. Dari pengalamanku, sesuatu yang gelap be Arael harus lebih waspada mulai sekarang. Terutama karena ia juga harus melindungi Iolas, Bryen dan Luca. Tiga pengawalnya yang sudah memberikan sumpah setia kepadanya.
“Kalau begitu mari kita kunjungi suku elf bayangan lebih dulu. Firasatku berkata bahwa mereka mungkin jauh lebih mudah dihadapi daripada yang lainnya,” ucap Arael kemudian.
Iolas dan Bryen pun mengangguk dengan patuh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Shahid Alfatih
keren
2023-03-23
0