"Saya ingin mendengar permintaan maaf yang tulus dari mulutmu karena sudah melakukan perbuatan yang sangat tidak pantas! Saya ingin kamu dihukum, semua pasti akan terungkap di mata hukum setelah adanya penemuan jasad saya," beber Manji.
Ternyata percakapan antara Manji dan pemilik kos direkam oleh pihak kepolisian, hasil percakapan akan dijadikan barang bukti. Pihak kapolisian akhirnya mendapat titik terang dalam kasus ini untuk menjerat pemilik kos, selain tindakan kriminal penguburan mayat, kini pemilik kos dijerat kasus pelecehan seksual.
Oleh karena itu, pihak kepolisian memerintahkan forensik untuk memeriksakan adanya luka yang dialami korban pada inti di jasad itu. Salah satunya cara pihak kepolisian untuk mendapatkan bukti lain yakni forensik harus meneliti kembali luka yang ada pada jasad.
Pemilik kos menatap nanar wajah Manji yang saat ini seakan-akan berubah wujud seperti perempuan bernama Citra, lalu ia segera menuturkan permintaan maaf dengan tulus.
"Maafkan saya karena sudah menyakitimu. Sebenarnya saya tidak mau kamu mengakhiri hidupmu tetapi kamu sudah memiliki keputusan seperti itu. Yang saya lakukan hanya untuk mempertahankan kos-kosan agar tidak terlihat buruk di mata orang-orang. Bagaimana mungkin kalau orang-orang tahu ada seorang anak gadis yang menggantung diri di dalam kos-kosan, alhasil kosan saya menjadi tidak laku," ungkap pemilik kos.
"Tapi tidak seharusnya kamu berbuat seperti itu pada saya, bagaimana kalau kamu memiliki seorang anak perempuan apakah tega melihat anak perempuanmu dilecehkan?" ucap Manji.
Abram hanya menatap nanar wajah Manji, ia tak berani menyanggah perkataan roh perempuan itu meski sebenarnya ia hanya memiliki anak laki-laki saja.
"Intinya dari lubuk hati yang paling dalam, saya meminta maaf pada kamu karena sudah berbuat hal yang sekeji itu. Saya minta maaf, mungkin sekarang sudah waktunya saya dihukum jadi seharusnya kamu sudah tenang di sana. Apalagi jasad kamu sudah ditemukan," balas Abram.
"Baiklah kalau begitu, jangan lupa kamu doakan saya agar bisa tenang di atas sana," tambah Manji.
Seketika, tubuh Manji melemas, wajahnya terkapar di atas meja, matanya sudah terpejam. Sementara yang lain hanya menatap dengan rasa penasaran, mengapa Manji tiba-tiba pingsan. Sagam dan Bu Dewi segera menggoyangkan tubuh Manji agar pria itu tersadar.
Sedangkan pemilik kos yang menyaksikan hanya tertunduk penuh sesal. Ia memang sudah berbuat salah tetapi Citra sudah memaafkan perlakuannya yang buruk. Oleh karena itu, ia benar-benar akan bertobat, tidak akan pernah lagi menggoda wanita manapun.
Sebenarnya sejak Citra memilih mengakhiri hidupnya, pemilik kos sudah berubah, satunya dengan cara mengalihkan kos-kosan itu hanya untuk kosan pria.
"Ji ... Manji, bangun!" kata Sagam sembari menepuk-nepuk wajah pria itu dengan pelan agar tersadar tapi sepertinya Manji tidak memiliki tenaga untuk bangun.
Tenaganya sudah terkuras setelah roh Citra merasuki dan mengambil alih kendali tubuhnya.
"Biarkan dulu dia beristirahat di sana, mungkin dia sangat lelah karena semalaman harus berjuang merebut tubuhnya dari perempuan itu," ujar Bu Dewi.
"Baiklah, Bu nanti saya akan minta izin pada polisi agar memperbolehkan menggunakan tempat ini sebentar saja," jawab Sagam.
Tak lama, Sagam memanggilkan seorang polisi yang bertugas untuk membawakan pemilik kos kembali ke penjara. Lalu, ia meminta izin bahwa tempat itu akan digunakan sebentar untuk tempat beristirahat sahabatnya yang sedang terkulai lemas di dalam.
"Maaf, Pak sepertinya teman saya sudah sangat lelah jadi izinkan dia untuk beristirahat sejenak di dalam ruangan itu," pinta Sagam.
"Baiklah, biarkan dia tidur sebentar di sana, lagipula ruangan itu tidak terpakai, hanya digunakan selama introgasi saja, itupun juga sudah selesai kami lakukan," tutur Polisi.
"Terima kasih, Pak!" balas Sagam.
Kemudian, Sagam, Bu Dewi dan Pak RT segera keluar dari ruangan, membiarkan Manji tertidur seorang diri di dalam ruangan.
Ketiganya masih menunggu di kantor Polisi untuk memastikan keadaan Manji apakah memang sudah terbebas dari roh yang merasuki tubuhnya. Mereka menunggu selama 2 jam terakhir.
Sampai akhirnya Manji terbangun, dia mengedarkan pandangan, tapi tidak ada orang di dalam ruangan itu. Sagam memegangi kepala, ia tidak mengingat apapun yang sudah terjadi padanya. Bahkan dirinya kini mencari teman-teman yang tak kunjung kelihatan.
"Aku di mana ini? Kenapa aku bisa ada di sini?" tanya Manji bak orang linglung.
Mendengar suara Manji yang sudah tersadar, ketiga orang yang tengah menunggu langsung masuk.
"Manji kamu sudah sadar?" tanya Sagam seraya meremat kedua bahu sahabatnya.
"Iya, apa yang terjadi? Kenapa aku bisa tiba-tiba berada di sini?" ucap Manji, mengedarkan pandangan, ia menatap dua orang asing disekitarnya.
"Kamu kesurupan, Ji dirasuki oleh hantu perempuan yang ada di kosan kita. Kini, hidup kita sekarang luntang-lantung karena kosan itu sudah ditutup oleh Polisi. Tidak boleh ada lagi orang yang tinggal di sana," jelas Sagam.
"Apa maksudnya? Aku nggak mengerti, bukannya kemarin malam kita masih nongkrong bersama teman-teman di kosan?" sahut Manji seraya menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal.
Manji benar-benar tak mengingat kejadian sejak tadi malam. Awal mula saat ia mulai dirasuki oleh Citra.
"Tadi malam kamu kerasukan, kamu merasa nggak sih kalau tubuhmu itu sangat lelah, seperti remuk karena tadi malam kamu sangat memberontak saat orang-orang mencoba menghentikan tingkahmu yang terus saja menyakiti orang-orang sekitar!" papar Sagam.
"Astaga, apa mungkin?" Manji masih merasa tidak percaya dengan yang diceritakan oleh sahabatnya, sepertinya ia merasa itu sangat tidak masuk akal dan memganggap ucapan Sagam hanya omong kosong belaka.
"Iya, benar kok! Buktinya kamu sekarang berada di sini. Siapa yang mau menggendongmu susah payah ke sini kalau bukan kamu datang sendiri dengan berjalan kaki," tandas Sagam.
"Lalu, siapa bapak dan ibu ini?" tambah Manji seraya menunjuk kedua orang tersebut.
"Oh, kalau ini Bu Dewi dan ini pak RT, mereka yang membantu kejadian tadi malam. Bu Dewi ini orang pintar yang bisa berkomunikasi langsung dengan roh yang merasuki tubuhmu," timpal Sagam dengan jelas.
"Astaga, jadi aku benar-benar kerasukan setan?" Manji memegangi kepalanya agar mengingat kejadian yang menimpanya.
"Manji sekarang kamu sudah tersadar. Lebih baik makan dulu dan istirahat sejenak. Kita harus mencari kosan baru untuk kita tinggali mulai malam ini, barang-barangmu pun sudah berada di atas motorku karena tadi malam kita sudah diusir oleh pihak Kepolisian," seloroh Sagam, menatap lekat sahabatnya.
"Gila, ini benar-benar gila! Aku tidak tahu semua yang terjadi, aku benar-benar tidak mengingat kejadian apapun. Yang kuingat terakhir kali adalah kita masih nongkrong bersama usai menyantap makan malam bahkan sampai jam 12 malam. Tapi siang ini aku sudah berada di sini!" ujar Manji serasa tak percaya.
"Yah ... itulah kenyataannya, Manji kamu harus menerimanya!" balas Sagam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments