Semua orang di sana langsung beranjak dari tempatnya dan berlari melerai Manji yang tengah mencekik leher Pradityo dengan kencang, bahkan ada seseorang yang berteriak histeris sehingga membangunkan penghuni kos yang lain.
"Tolong dong," teriak teman Sagam.
Sementara, Sagam masih terdiam mematung sendiri, hanya menatap datar kedua temannya yang sedang dilanda masalah. Namun, tak lama akhirnya dia tersadar kalau Manji tengah dirasuki oleh makhluk dari dunia lain.
Saat Sagam masih terdiam, sebanyak 5 orang sedang melerai tangan Manji agar terlepas dari leher Pradityo tapi usaha mereka sia-sia karena genggamannya sangat kencang hingga manji mendorong dengan satu tangan kelima orang itu, sepertinya ia tiba-tiba memiliki kekuatan super saat itu.
"Minggir kalian semua!" tegur Manji, saat menoleh dan menyorot teman-temannya sangat tajam dengan suara bariton.
Sagam akhirnya maju, dia mencoba melerai kedua temannya. Ia mendorong tubuh Manji dengan kuat hingga pria itu terhempas ke lantai dan kesakitan.
Namun, Manji tak tinggal diam, ia kemudian bangkir kembali. Kali ini sasarannya adalah Sagam. Manji berlari dengan sangat cepat, ia menggenggam leher Sagam.
Manji meraih leher itu dengan kuat, lalu mencekik leher Sagam hingga ua terseret ke arah dinding. Tak hanya itu, Manji juga mengangkat dengan satu tangan hingga Sagam berjinjit, kakinya tak mengenai lantai lagi.
Akibat kejadian itu, semua penghuni kos berkeluaran dan mereka menyaksikan sendiri kejadian yang mengerikan tersebut. Setelah berhambutan keluar tapi tak ada satupun yang berani mendekati kecuali orang yang menongkrong bersama mereka.
Sebanyak 7 orang teman Sagam terdiam, sedangkan Pradityo masih melingkarkan tangannya di leher yang masih terasa sakit akibat cekikan dari Manji.
Namun, ketujuh teman Sagam itu akhirnya mencoba melerai karena Sagam hampir kehabisan nafas dengan wajah yang mulai membitu.
Salah satu orang mencoba seperti apa yang dilakukan Sagam tadi saat Manji menjerat leher Pradityo. Temannya itu mendorong tubuh Manji dengan kuat, benar saja bahkan tindakannya berhasil.
Sementara yang lain menangkap dan memegangi kedua tangan Manji dengan kuat, melilitkan tangan itu dibelakang tunuh Manji, hingga akhirnya Manji memberontak, ia mencoba melepaskan tangannya dari pegangan teman-temannya.
Lalu Manji meneriakkan sesuatu pada semua orang yang ada di sana. "Keluar kalian semua dari kosan ini, aku akan selalu menghantui kalian."
Huaah ...
Sagam baru saja menarik dan membuang nafas kasarnya setelah belenggu genggaman Manji terlepas dari lehernya. Ia berkali-kali menghirup oksigen sekitar dengan keadaan dadanya naik turun. Ia ingin agar pernapasannya segera kembali normal.
Saat merasakan cekikan leher yang dilakukan oleh Manji memang terasa sangat kuat sehingga ia mukanya hampir membiru, ia hampir kehabisan nafas. Untung saja, teman-temannya segera memberi pertolongan dan menghempaskan tubuh Manji.
Setelah kembali menormalkan pernapasannya, Sagam pun lalu mengambil sebuah air mineral yang ada di atas meja, ia mendoakan air itu dengan mengucapkan kata-kata spiritual andalannya, saat itu juga ia ingin menyipratkan air dari dalam botol ke wajah Manji.
Tuhanlah penolongku ...
tangan kanannya yang menopangku ...
tangan kirinya menghancurkan lawanku ...
berkatnya selalu bersamaku ...
tiada yang bisa menggangguku ...
sebab lawanmu adalah Tuhanku ...
Byur ... byurr ...
Sagam menyiramkan air dengan tangan kanan hingga tiga kali agar Manji terbebas dari belenggu makhluk halus yang menjerat tubuhnya. Namun sayang,Manji terus mengerang kesakitan saat air itu mengenai wajahnya.
"Ah ... ah ..." pekik Manji mengerang kesakitan.
"Sakit!" teriak Manji seraya memberontak agar terlepas dari genggaman teman-temannya.
Ia mengerang kesakitan, lalu menghempaskan wajahnya ke kanan dan ke kiri, terus juga memberontak agar tangannya dilepaskan oleh teman-temannya. Namun beberapa teman Sagam berusaha terus memegang tangan Manji bak mengikatnya agar tidak bisa lolos dan mencari target baru untuk dicekik.
"Apa maumu?" tanya Sagam pada Manji yang pasrah dengan kepala tertunduk.
Pria itu langsung menatap wajah Sagam dengan sinis penuh amarah.
"Keluarkan aku dari sini," ucap Manji dengan suara bariton.
Tapi semua orang hanya terdiam kaku dengan mulut membungkam.
"Ya, kamu tinggal keluar saja dari tubuh temanku," balas Sagam dengan lantang.
"Bukan itu maksudku tapi keluarkan jasadku dari tempat ini," lirih Manji dengan mata melotot.
Sagam menoleh kepada teman-temannya, seakan ia tak mengerti maksud perkataan itu. Tetapi, ia menangkap apa yang dikatakan oleh Manji, sepertinya memang ada sesuatu di dalam kos-kosan tersebut.
"Di mana jasadmu?" tanya Sagam, seakan-akan berbicara dengan sosok yang tengah merasuki tubuh sahabatnya.
Manji mengangkat satu tangan dan teman-teman Sagam sengaja melepaskan satu tangan itu. Dia pun memiliki kesempatan untuk menunjuk ke arah kamar Sagam.
Semua orang bergidik ngeri setelah melihat arah tangan Manji. Bulu kuduk mereka seketika meremang. Tapi tidak dengan Sagam, ia masih normal dan merespon dengan baik, bahkan tidak tampak histeris.
Sagam memerintahkan kepada teman-temannya agar membawa Manji ke dalam kamarnya, dengan tangan yang masih terlepas, Manji menunjukkan keberadaan yang tepat di dalam kamar itu.
Ia menunjuk sebuah dinding yang merupakan tempat jasadnya tersimpan di sana. Tanpa pikir panjang, Sagam mengambil sebuah palu yang berada di dapur kos.
Malam itu, pemilik kosan tidak ada di tempat karena memang dpemilik kos itu tidak tinggal di dalam kos-kosan. Hanya saat siang hari ia menjaga kos-kosan itu, sedangkan saat malam kembali pergi pulang ke rumah.
"Anjirr ... merinding aku," bisik salah satu teman Sagam setelah Manjimenunjuk dinding keberadaan jasad tersebut.
Tak berselang lama, Sagam datang membawa sebuah palu yang besar, lalu dia membenturkan palu itu ke dinding yang ditunjuk oleh Mani.
Dinding itu sangat kokoh, bahkan hingga beberapa kali pukulan belum juga rubuh. Hingga berkali-kali Sagam membenturkan palu itu ke dinding tapi dinding itu tak kunjung pecah.
Bugh ... bugh ...
Setelah dua teman Sagam yang bertubuh kekar mengambil alih, mereka bergantian memukuli dinding itu agar untuk membuktikan bahwa jasad itu memang ada di sana.
Bugh ... bugh ...
Hingga entah pukulan yang ke berapa, akhirnya dinding itu rapuh dan pecah. Sebuah jari tangan menonjol dari balik dinding, terlihat dengan kulit yang berwarha pucat.
Lagi-lagi, teman Sagam memukuli dinding itu hingga banyak pecahan semen yang berjatuhan.
Bugh ... bugh ...
Kini tak lagi hanya sebuah jari yang terlihat tetapi sebuah lengan muncul dari balik dinding itu. Sementara, semua penghuni kos menyaksikan dengan mata kepala mereka sendiri, semuanyantampak histeris dan ketakutan. Mereka berteriak tanpa henti hingga para tetangga yang berada di lingkungan kosan pun datang terutama pihak RT setempat.!
"Ada keributan apa ini?" tanya Pak RT, saat melihat kerumunan di dalam kamar Sagam.
Ruangan itu sudah dipenuhi seluruh penghuni kost. Hingga pintu kamar Sagam pun tertutupi.
"I–itu ada mayat, Pak!" sahut seoramg penghuni kos dengan terbata-bata, ia masih syok dengan kenyataan pahit di dalam kosan itu.
Mereka semua ketakutan mau kembali ke kamar karena imtakut akan dirasuki hantu seperti saat ini merasuki tubuh Manji.
Kemudian, Kepala RT menerobos masuk ke dalam kamar, ia juga terkejut melihat ada beberapa lengan lengkap dengan jari tangan yang muncul dari balik dinding.
Lalu, Pak RT meminta beberapa warga menghubungi polisi setempat agar segera datang ke kos-kosan itu.
Belum usai soal Manji yang masih dirasuki penghuni makhluk lain dari kosan itu, tiba-tiba ia kembali memberontak hingga tangannya terlepas dan berlari, lalu mencekik tubuh temannya yang lain.
Semua warga membantu melerai jeratan cekikan itu tapi Manji terus saja menyakiti para penghuni kos, ia mencekik hingga pria itu terangkat lebih tinggi dari tubuhnya yang jenjang.
Pak RT juga membantu bersama Sagam untuk mendorong tubuh Manji agar terhempas dan menyelamatkan teman mereka yang hampir saja kehilangan nyawa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments