Polisi yang mendengar cerita dari pengacara, lalu menganggap bahwa pemilik kos tidak memiliki hati nurani bahkan sangat biadab.
"Kalau sudah mengaku gini, Bapak sudah siap dimasukkan ke dalam penjara. Karena sama saja bapak sudah melakukan tindakan kriminal," tegas polisi, lalu ia menjebloskan pemilik kos itu ke dalam penjara.
Tetapi, polisi masih mencurigai sesuatu, alasan mengapa penghuni kos itu mengakhiri hidup.
Sagam dan Pradityo kembali lagi ke kosan lama karena mereka harus menjenguk Manji yang masih berada di dalam pengawasan pihak RT. Mereka berharap Manji sudah bisa mengendalikan diri, terbebas dari roh makhluk halus.
Keduanya mengajukan izin untuk hari ini agar tidak memasuk kerja. Namun, hanya Sagam yang diperbolehkan, sementara Pradityo tetap harus masuk kerja karena dia sudah mengambil libur kemarin.
Bisa-bisa sehari tidak masuk saja, Adit akan merugikan perusahaan. Pradityo dan Sagam bersepakat bahwa hanya Sagam yang akan memantau keadaan Manji. Sementara, Pradityo membantu memindahkan motor Manji, lalu langsung berangkat kerja.
Sagam dan Adit menumpang mandi di kantor polisi, lalu mereka juga sudah janjian untuk nanti sore bergegas mencari kosan baru yang bisa ditempati lagi. Apalagi untuk tidur malam ini, pihak kepolisian sudah tidak memperbolehkan para penghuni kos untuk menginap lagi di sana.
"Dit, jangan lupa nanti berkabar kalau sudah pulang kerja. Sekarang aku masih memantau Manji. Mudah-mudahan saja dia sudah sadar dan dia bisa bersama kita untuk mencari kos-kosan baru," ucap Sagam saat berpamitan dengan Adit.
"Tenang saja, nanti aku akan langsung menyusul kalian berdua. Aku akan menghubungimu, khawatir kamu sudah pergi dari rumah Pak RT," jawab Adit.
Keduanya berpisah membawa kendaraan masing-masing berupa motor milik mereka setelah Adit mengantarkan motor milik Manji. Mereka juga membawa tas masing-masing yang berisi perlengkapan baju serta semua barang-barang yang dibawa dari kosan lama.
Sagam menemui Pak RT yang masih mengawasi Manji semalaman, sebab Sagam sudah meminta izin pada pihak RT agar Manji lebih baik dijaga oleh warga setempat karena roh jasad itu berasal dari daerah setempat.
"Pagi, Pak!" sapa Sagam, saat melihat kerumunan warga yang berada di rumah Pak RT.
Disana juga ada Manji dengan tangan terikat ke belakang. Sebagai bentuk rasa terima kasih Sagam karena temannya sudah dijaga oleh pihak RT. Saat diperjalanan tadi, Sagam membelikan sarapan untuk beberapa orang di sana dan memberikannya kepada Pak RT.
"Ini untuk bapak dan kawan-kawan, terima kasih sudah membantu menjaga teman saya, bagaimana kondisi teman saya, Pak?" tanya Sagam seraya melirik ke arah Manji.
"Kondisinya memprihatinkan, Dek kasihan temannya. Kami tidak tahu lagi apa cara yang harus dilakukan untuk mengusir makhluk halus itu dari tubuhnya," jawab Pak RT, sedikit kecewa.
Sementara, sejak subuh tadi Bu dewi sudah berpamit pulang untuk tidur karena merasa lelah semalaman terjaga, apalagi tubuhnya sudah renta.
"Nggak ada solusi lain dari, Bu Dewi?" lanjut Sagam, menatap Manji yang tertunduk lesu tapi tatapannya terlihat kosong.
"Nggak tahu lah, Dek nanti tunggu datang Bu Dewi ke sini. Katanya mau mempersiapkan sesuatu dulu, mudah-mudahan nanti ada solusi dari Bu Dewi," sahut Pak RT.
Pak RT dan beberapa warga setempat yang berada di sana memakan santapan pagi yang dibawa oleh Sagam. Sementara, Sagam berjongkok di depan Manji yang sedang terkulai lemas, duduk di sudut ruangan menyandarkan tubuh ke dinding dengan tangan terikat.
"Manji, lawanlah dia, jangan takut karena itu adalah tubuhmu sendiri bukan tubuhnya. Kamu harus bisa mengusir dia dari dalam tubuhmu," pesan Sagam dengan membisikkan di telinga Manji.
"Sadarlah kawan karena kita harus mencari kosan baru, apa kamu tidak mau bersama-sama dengan kami mencari kosan yang nyaman?" sambung Sagam melanjutkan.
Manji hanya menoleh dengan tatapan kosong, tubuhnya sangat lemas tidak berdaya. Ia tak bisa lagi memberontak karena selama semalaman sudah lelah memberontak terus-menerus. Kini, ia berusaha memilih diam sementara roh yang ada di sana pun tak lagi mengusik tubuhnya untuk sementara waktu.
Namun, setelah mendengar perkataan Sagam, tiba-tiba manji mengatakan sesuatu. "Bawakan pria itu kepadaku," bisik Manji saat mendekati tubuh Sagam.
Sagam tersentak kaget hingga mendorong tubuhnya ke belakang. Ia terkejut karena Manji mendadak mendekatinya, tapi untung saja dia mendengar perkataan yang baru saja diucapkan oleh sahabatnya.
Sepertinya, Sagam harus mencari tahu maksud ucapan dibalik perkataan Manji, serta mencari tahu di balik kejadian tadi malam.
"Pak, tadi Manji mengatakan sesuatu kepadaku. Katanya aku disuruh bawakan pria itu ke hadapannya, apa maksud perkataanya ini?" tandas Sagam, menatap datar Pak RT hingga merasa kebingungan.
"Mungkin maksudnya adalah pelaku yang mengubur mayat itu, saya baru dengar tadi dari pihak kepolisian kalau ternyata pemilik kos itulah yang menguburkan jasadnya ke dinding," ungkap Pak RT.
Sejak pagi tadi, setelah penangkapan pemilik kos mereka sudah mendapat kabar dari pihak kepolisian. Setelah mendapat pengakuan dari pengacaranya, polisi mengabarkan pada warga kalau pemilik kos itu yang mengubur jasad perempuan itu.
Sementara, Sagam masih tidak percaya karena selama ini yang ia ketahui bahwa Bapak pemilik kos itu sangat baik, tidak pernah rewel ataupun sibuk mengurus kehidupan orang lain, apalagi hingga bertingkah aneh.
"Katanya pemilik kos itu yang mengubur wanita ini, atau mungkin saja memang dia juga sekaligus yang membunuhnya. Coba bawakan saja dia kehadapan pemilik kos itu, siapa tahu bisa membantu dan roh yang gentayangan itu segera kembali lagi ke tubuhnya," tutur Pak RT.
"Yaudah, kalau begitu kita tunggu kedatangan Bu Dewi dulu deh untuk kepastiannya. Saya nggak bisa berbuat sembarangan. Soalnya ini menyangkut tubuh teman saya juga," tambah Sagam dengan bijak.
Tak berselang lama, Bu Dewi yang sudah tua berjalan tertatih-tatih menuju rumah Pak RT. Kali ini, ia membawakan bunga khas yang digabungkan dengan air di dalam botol. Air itu sudah didoakan oleh Bu Dewi.
Setelah ia sampai di depan rumah Pak RT, Sagam langsung menyambut kedatangan Bu Dewi dan mendekatinya. Lalu, Sagam menceritakan semua apa yang dipinta oleh Manji.
"Bu Dewi, tadi Manji mengucapkan sesuatu kepada saya, katanya dia meminta agar pria itu dibawa ke hadapannya. Bagaimana ini, saya harus menunggu jawaban dari Bu Dewi sebelum bertindak," tukas Sagam.
"Baiklah, kalau begitu lebih baik tubuhnya saja kita bawa ke pria itu, pelaku yang mengubur jasad wanita itu sekarang berada di kantor polisi. Tapi, kita harus mendoakan dulu tubuh ini agar nanti dia benar-benar terbebas dari roh jahat yang merasukinya," sela Bu Dewi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments