bab6

Sagam menempati kosan baru bersama dua teman lainnya, Pradityo dan Manji. Sebelum kepindahan mereka dari kost keramat yang pertama ditempati, Sagam dan kedua temannya sudah mencari kosan lain sebagai penggantinya.

Kini, Sagam bersama teman-teman lainnya sudah menempati kost baru, satu kamar ditempati oleh mereka bertiga. Yang ditempati kali ini, bukanlah sebuah rumah yang dialihkan menjadi kos-kosan melainkan memang rumah kos-kosan dengan banyak kamar.

Satu kamar yang mereka tempati itu sudah dilengkapi dengan perabotan hingga kasur untuk tempat beristirahat. Walaupun kasur yang hanya diemperkan di atas lantai tapi mereka menyukai tempat baru itu.

Kamarnya tidak terlalu luas tapi cukup untuk menampung mereka bertiga. Pada kepindahan itu, Sagam juga pun merasakan hawa yang aneh dan berbeda setelah menempati kamar tersebut.

Awalnya Sagam hanya iseng berucap sebelum tidur. Sejak dulu, Sagam memang kerap sekali meracau seorang diri. Namun, ketika menempati kamar baru, seseorang yang tak dikenal seperti menanggapi permintaan Sagam.

Sagam sering kesiangan berangkat bekerja. Oleh karena itu, ia sering meracau sendiri seolah-olah berbicara pada dirinya. Ia mengingatkan diri sendiri untuk bangun tepat waktu. Namun, ada seseorang yang mendengar omongannya sehingga ucapan itu pun digubris oleh penghuni kamar itu.

Sebelum tidur, Sagam berharap bisa dibangunkan sesuai tepat waktu agar tidak terlambat berangkat bekerja. Saat itu juga, seperti seseorang yamg memang sengaja membangunkan Sagam.

Bedanya kali ini, penghuninya tidak berniat jahat. Bahkan, Sagam seperti bersahabat dengan sang hantu. Saat itu, ia mengigau meminta dibangunkan tepat pukul jam 07.00 pagi.

Setelah menatap ponsel ia mulai meracau. "Besok aku harus berangkat pagi. Bangunkan aku jam 7 pagi, ya!" pinta Sagam asal mengucap.

Ini adalah kali pertama, Sagam iseng-iseng meracau sendiri. Padahal ia belum mengetahui keberadaan penghuni kostan tersebut.

Namun ternyata, permintaan itu pun tidak hanya sekedar iseng-iseng belaka. Ada seseorang .yang sengaja malah menanggapinya dengan serius.

Pagi itu, Sagam dibangunkan dengan kejadian aneh. Salah satunya yakni seseorang tengah menjilat telinga Sagam dengan lembut.

Meski tidak menyakiti, Sagam pun terbangun karena sentuhan yang aneh. Saat pertama kali membuka mata, ia memang sempat melihat rupa perempuan dengan rambut yang panjang dan berantakan tapi wajahnya tidak terlihat seram, hanya berwarna putih pucat.

Wajah wanita itu membekas di ingatan Sagam. Ia pun tak takut walau hanya seorang hantu perempuan berwajah putih.

Pagi itu, dibangunkan oleh hantu wanita, perempuan itu awalnya menindih tubuh Sagam. Tapi karena Sagam tak merasakannya, lalu perempuan itupun menjilat telinga Sagam dengan lembut. Karena merasa ada yang aneh, Sagam membelalakkan matanya dengan cepat.

Saat ia membuka mata,wanita itu menghilang secepat kilat. Lalu, ia mengedarkan pandangan, memastikan sekali lagi dengan mengucek bola matanya. Tapi tetap saja tidak ada orang lain selain mereka bertiga, penghuni kamar itu.

Kedua temannya pun masih tertidur lelap karena mereka berangkat kerja masuk shift malam.

Sagam akhirnya beranjak dari kasur. Namun, sebelum berjalan ke arah kamar mandi, dia mendengar suara guyuran air serta percikan air yang terus-menerus mengalir.

Seperti ada orang yang tengah mandi di dalam kamar mandi itu. Dan seperti biasa, Sagam hanya menganggap keanehan itu adalah hal yang lumrah. Dia tak pernah takut menghadapi hal-hal seperti itu.

Lantaran pada kosan pertama, Sagam sudah merasakan kecaman yang luar biasa dari hantu wanita yang lebih menyeramkan dan memiliki dua tuyul yang dianggap sebagai anaknya.

Dengan membawa handuk, Sagam akhirnya masuk ke dalam kamar mandi.

Brak!

Ia mendorong pintu kamar mandi itu dengan kencang dan ternyata suara air menghilang. Bahkan, air keran tak menyala, tidak ada setetes air yang keluar dari sana.

"Sial! Siapa yang ganggu aku pagi-pagi gini!" teriak Sagam, seolah-olah memperingati penghuni rumah itu.

Lantaran masih pagi, Sagam tak pernah takut. Terlebih hari masih cerah dan ia masih menikmati aktivitasnya ketika baru bangun tidur.

Setelah memyelesaikan pemandiannya, Sagam merapikan diri, mengenakan seragam khas saat bekerja di minimarket.

Di sepanjang berjalanan, Sagam menikmati paginya. Ia bernyanyi sepanjang perjalanan. Namun, motor Sagam tiba-tiba terhenti ditengah jalan. Ia seperti menabrak sesuatu, antara orang atau benda.

Namun, dalam pandangannya, ia seakan menabrak seorang laki-laki yang tengah berdiri mematung di tengah jalan.

Bugh!

Suara benturan motor itu pun terdengar jelas di telinga. Ia mengerem secara mendadak, lalu menoleh ke belakang tapi tak ada orang siapapun yang berada di sekelilingnya.

Keanehan terus menghantui Sagam. Ia pun bergegas segera melajukan motor setelah memastikan memang tidak ada yang tertabrak olehnya.

Ternyata di tengah perjalanan, motor itu seakan-akan bergoyang-goyang seperti ada orang yang tengah melompat-lompat di atas jok motor.

Sagam mengontrol motor agar berjalan lurus, tidak berkelok-kelok. Ia pun mengarahkan stang motor agar berjalan dengan seimbang.

Karena tak tahan dengan guncangan motor itu, Sagam memilih menghentikan motornya secara mendadak. Tiba-tiba seperti ada bayangan yang terlempar dari arah belakang.

"Aduh, apa lagi sih ini!" gumam Sagam, setelah terkejut saat melihat ada sesuatu yang terlempar dari belakang tubuhnya.

Sagam menoleh ke belakang tapi tak ada siapapun di atas jok motor dalam boncengannya. Lalu, ia menatap ke depan, dan ada seorang pria paruh baya, seperti orang yang pertama ia tabrak.

"Bapak ngapain di situ?" cecar Sagam, menatap lekat wajah pria itu.

Pria itu hanya diam menatap Sagam dengan sengit karena tak digubris dan mendapat respon apapun, akhirnya Sagam melajukan motornya, melanjutkan perjalanan. Sesekali ia menoleh ke belakang, memastikan kalau pria itu tak lagi mengikutinya.

Saat tiba di minimarket, Sagam bekerja seperti biasanya. Bahkan hari-harinya berjalan dengan sempurna, tidak ada keanehan saat ia melakukan pekerjaan.

"Gam, rapihin rak yang sebelah sana! Jangan berantakan, nanti konsumen mengeluh!" ujar Kepala Toko Minimarket.

Sagam pun mengangguk, ia sangat rajin jika bekerja. Di tempat pekerjaannya pun berjalanan dengan damai, tidak pernah ada keanehan yang terjadi dikala ia sibuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Namun, ketika ia pulang kembali ke kosan. Hal-hal aneh pun terjadi lagi, ia kembali seakan mendapat sentuhan-sentuhan dari hal-hal di sekitarnya.

Saat itu, dia memang berada di kosan sendiri lantaran teman-temannya harus bekerja shift malam. Namun, wanita tadi pagi yang membangunkannya tiba-tiba muncul tepat di depan wajah Sagam saat sedang tidur di ranjang.

hihihi ...

Tawa yang khas dari perempuan itu membuat tubuh Saham bergidik ngeri. Namun, hantu itu tidak menganggunya. Perempuan itu seakan mengajak Sagam bermain. Mencari perhatian Sagam.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!