bab15

Ia khawatir bahwa suaminya akan terkena masalah akibat adanya pengungkapan penemuan mayat itu.

"Bapak juga nggak tahu, Bu," kilah pemilik kos, lalu ia melambaikan tangan pada istrinya, mengikuti polisi untuk segera menuju Kantor Polisi.

Sang istri khawatir bahwa jasad yang diketemukan di kos-kosan mereka adalah korban dari suaminya. Apalagi semasa dulu waktu masih muda, suaminya memang sangat suka menggoda perempuan muda yang dulu tinggal di kos-kosan.

Dulu, kos-kosan itu bukan khusus pria saja, melainkan kos-kosan campuran pria dan wanita tapi entah kenapa sewaktu-waktu kosan itu dialihkan menjadi kosan pria.

Istrinya memang sempat curiga dan merasa aneh selama beberapa waktu dengan adanya perubahan penghuni kos tapi karena tidak pernah ada isu-isu yang terdengar ke telinganya sehingga ia mengabaikan tentang perubahan peralihan kamar kos-kosan menjadi khusus untuk pria.

Hingga beberapa tahun berlalu, suaminya juga tampak biasa saja. Bahkan terjadi perubahan pada pemilik kos, tak lagi menggoda seorang wanita pun. "Apa mungkin ada kaitannya dengan kejadian dulu?" batin istri pemilik kos.

****

Di kantor polisi, beberapa penghuni kos bertemu dengan pemilik kos. Saat ia mendatangi kantor polisi, dibawa oleh beberapa orang petugas, lalu para penghuni kos mempertanyakan tentang bagaimana nasib mereka kedepannya.

Bahkan, ada yang meminta pengembalian uang karena waktu masa sewa masih tersisa. Sebab, mereka tidak bisa menyewa kos karena uangnya sudah berada di tangan pemilik kos tersebut.

"Pak, gimana ini nasib kami? Kami minta kejelasan tentang uang sewa yang sudah berada di tangan Bapak. Tolong kembalikan supaya kami bisa menyewa kamar di kos-kosan lain," celetuk seorang penghuni.

"Ya, Pak kami meminta penjelasan, apalagi saya masih tersisa satu bulan lagi. Kami meminta agar Bapak bertanggung jawab dengan semua ini karena kami merasa dirugikan apalagi ada teman kami yang telah dirasuki oleh makhluk halus dari kos-kosan itu," timpal Sagam menatap sinis pemilik kos.

Namun, sontak Adit menyenggol lengan Sagam, sebab sebenarnya masa sewa mereka tidak sampai selama 1 bulan lagi, hanya tinggal beberapa minggu saja. Mereka juga sudah mengumpulkan uang untuk melanjutkan masa sewa tersebut. Untung saja, uang itu belum diserahkan kepada pemilik kos, kalau tidak mereka tentu akan merugi.

"Bukannya masa sewa kita tinggal sebentar lagi?" Kita kan tadinya mau perpanjang sewa," bisik Adit pada Sagam.

"Enggak tahu, aku lupa!" jawab Sagam asal, lalu ia tetap meminta pertanggungjawaban pemilik kos tersebut.

Termasuk untuk nasib temannya—Manji yang saat ini masih menggantung karena dirasuki oleh roh hantu jahat.

"Pak, jujur saja tidak mungkin Bapak tidak mengetahui siapa mayat yang ada di dalam kos-kosan itu. Cepat ungkapkan agar mayat itu bisa diurus sesuai dengan syariatnya sehingga teman kami bisa selamat, tidak dirasuki oleh hantu itu lagi," tegas Sagam kepada pemilik kos.

Pria itu hanya terdiam kaku, lalu dia segera didorong oleh Polisi untuk masuk ke dalam ruangan introgasi. Ia pun mulai ditanya-tanya oleh seorang polisi yang menangani.

"Apa Bapak mengetahui mayat itu?" tanya Polisi.

"Tidak, saya tidak tahu apa-apa di sini," balas pemilik kos.

"Sejak kapan Bapak mengambil alih kos-kosan itu?" serang Polisi.

"Saya membangun kos-kosan mulai dari awal kok, itu hanya mulai dari tanah kosong kemudian dibangun menjadi gedung," jawab Pemilik kos tanpa pikir panjang.

"Lantas mengapa Bapak tidak mengetahui ada mayat yang sengaja ditanam di dinding itu?" cecar Polisi.

"Tidak tahu, mungkin saja itu ulah dari tukang yang membangun gedung," kilah Pemilik Kos.

Polisi lantas tak percaya begitu saja dengan ucapan pemilik kos, seperti ada yang sengaja ditutup-tutupi oleh pria itu. Ternyata dugaannya benar karena sang polisi baru saja mendapatkan telepon dari pihak forensik yang menyatakan bahwa ditemukan sidik jari dari pemilik kos.

Mereka memang sudah mencocokkan dengan data KTP pemilik kosan. Tanya itu, penyebab kematian mayat itu pun sudah diketahui bahwa memang karena akibat gantung diri apalagi ada bekas lilitan di leher.

Dugaan dari pihak forensik juga menyatakan waktu kematiannya belum lama, diprediksi baru sekitar 2 tahun yang lalu sehingga mayat itu masih utuh hanya menimbulkan bau saja.

"Pak sekarang jujur, Bapak sudah memiliki kos-kosan itu sejak awal tetapi baru diketahui kalau kematian jasad itu terjadi sejak 2 tahun yang lalu. Sebenarnya apa yang terjadi kos-kosan itu?" desak Polisi.

Pemilik kos tampak diam, seperti mulutnya tengah terkunci. Ia khawatir akan terungkap di balik kematian jasad tersebut.

"Saya minta dipanggilkan pengacara, Pak!" titah Pemilik Kos.

"Kenapa Bapak tiba-tiba meminta seorang pengacara padahal status bapak masih seorang saksi," kecam Polisi.

"Pokoknya saya minta pengacara saya datang ke sini untuk menjelaskan semuanya." Pemilik kos itu memalingkan wajah, untuk menyembunyikan semuanya.

Polisi segera keluar ruangan, lalu menghubungi pihak keluarga pemilik kos agar keluarganya segera membawakan seorang pengacara ke kantor polisi untuk mendampingi pria itu.

Hanya butuh setengah jam, pengacara itu sudah datang. Lalu, pengacara diberikan waktu dan ruang untuk saling berbincang dengan pemilik kos. Hingga akhirnya, pria itupun mengakui perbuatannya kepada pengacara.

Ia juga mendesak pada pengacara itu agar pihak polisian bisa memberikan hukuman yang ringan pada dirinya.

"Tolong bantu saya. Pokoknya bagaimanapun, saya tidak mau dipenjara dengan masa penahanan yang lama. Saya tidak membunuh perempuan itu!" erang Pemilik Kos.

"Baiklah, saya akan memberikan alibi tentang jasad tersebut tetapi kita harus mengungkap kematiannya secara jujur," imbuh pengacara itu, karena ia lebih menyukai jika mengungkap kasus secara terang-terangan dan jujur

"Apapun yang terjadi, saya mau penahanan dengan waktu yang singkat. Saya tidak mau bertahun-tahun di dalam penjara," tegas Pemilik Kos.

"Tapi akan sulit kalau memang tujuannya kita harus mengakui kesalahan ini," papar Sang pengacara.

Pemilik kos kian frustasi, sebab dia tak mau istrinya terlantar bersama anak-anaknya. Apalagi kos-kosannya sudah terungkap bahwa ada sebuah mayat yang ditemukan di sana. Mereka kini tak memiliki pemasukan lagi dari kos-kosan tersebut.

Selain itu, anak-anak kos juga meminta pengembalian uang sehingga pemiliknya semakin merasa bingung sementara uangnya sudah terpakai untuk kebutuhan pribadi.

Polisi kembali menginterogasi pemilik kos yang .didampingi pengacara, polisi mendesak adanya pengakuan. Melalui pengacara, ia membeberkan bahwa sebenarnya ia mengetahui tentang kematian jasad tersebut.

"Jasad itu dulunya adalah penghuni kos milik Bapak ini, sebelum kos-kosan dialihkan menjadi kosan pria. Karena perempuan itu ditemukan gantung diri di kamar tapi karena tidak mau kosannya tercemar isu-isu miring, akhirnya dia mengubur di dinding kamar kos."

"Jadi sebenarnya, bapak kos ini nggak mau kosannya dicap buruk. Sehingga berinisiatif mengubur diam-diam mayat itu di balik dinding kamar yang ditempati oleh perempuan itu," pungkas Pengacara.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!