bab14

"Pemilik kos tidak ada di sini karena sedang berada di rumah, mungkin besok pagi bapak akan bertemu lagi dengan pemilik kos. Biasanya setiap pagi dia akan ke sini lagi," tandas Sagam dengan jelas.

"Rumahnya di mana? Kami akan segera memanggilnya," tandas polisi itu, karena ia ingin mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, tidak mungkin rasanya jika sang pemilik kos tidak mengetahui tentang keberadaan jasad tersebut.

"Saya juga nggak tahu, Pak rumahnya di mana. Coba tanya Pak RT," kilah Sagam seraya menunjuk ke arah Pak RT yang masih memegangi tubuh Manji.

Pak RT menoleh, lalu memerintahkan agar polisi datang ke rumah pemilik kos bersama salah satu warga. "Tolong antarkan pak polisi ke rumah pemilik kos ini, rumahnya tidak jauh kok dari sini!" imbuh Pak RT.

"Baiklah, lalu siapa pemilik kamar ini?" tanya polisi lagi, sebab mereka harus mengamankan semua barang yang ada di dalam sana.

Sehingga TKP itu tidak tersentuh lagi oleh pemilik kamar. Tak berselang lama, Sagam mengangkat tangan. "Kamar itu milik saya dan dua teman saya ini, Pak!"

"Kalau begitu kalian boleh masuk ke dalam untuk mengambil barang-barang yang kalian miliki, kumpulkan secepatnya karena kami harus mengamankan dan memantau TKP ini. Tidak ada yang boleh merusaknya," tegas sang Polisi.

Sagam Dan Pradityo membenahi semua barang-barang bawaan termasuk barang milik Manji. Beruntung, mereka tidak punya banyak barang bawaan, hanya memiliki baju dan berapa peralatan mandi.

Setelah berhasil mengamankan semua barang, sebaiknya mereka juga mulai memikirkan tempat tinggal yang akan mereka tempati untuk pengganti kos ini.

"Pak, berarti untuk malam ini kami tidak boleh tidur di sana?" sambar Adit, dengan polos.

"Tidak bisa, lagian apa kalian mau tidur pada bekas tempat penguburan mayat seperti itu?" tutur sang Polisi.

"Nggak sih, Pak kami takut. Tapi teman kami juga masih kerasukan roh yang berasal dari mayat itu," sahut Sagam.

"Yasudahlah kalau begitu kalian cari saja tempat tidur untuk sementara waktu. Sedangkan teman kalian yang kerasukan biar ibu itu saja yang menangani karena kami polisi bukan orang pintar yang bisa menangani saat orang tengah dirasuki hantu," balas Polisi dengan lugas.

Kemudian, beberapa orang Polisi menjaga di depan pintu, tidak hanya kamar Sagam yang diamankan, tetapi kamar disebelahnya yang memiliki satu dinding dengan kamar Sagam juga langsung pergi.

Penghuninya juga kini terusir, harus mencari kamar lain. Sebab, setelah dinding itu dirubuhkan serta mayatnya diambil dari kamar itu pun, otomatis tak ada lagi pembatas ruang antara dua kamar tersebut.

Karena itu, kini 4 orang dari kos-kosan itu terpaksa harus mencari kamar lain ataupun tempat lain untuk tidur khusus malam ini. Namun ternyata tidak hanya Sagam bersama teman-temannya saja yang merasa takut untuk tinggal di sana, tetapi seluruh anak kos-kosan menuntut agar bisa segera dipindahkan dan mendapatkan tempat untuk sementara waktu.

"Pak, bagaimana dengan kami? Kami juga takut tinggal di sini," teriak seorang penghuni kos.

"Yasudah kalian pindah saja dari sini, apa kalian mau tinggal di tempat orang yang dikubur di kamar ini?" timpal Polisi itu dengan asal.

"Ya, enggaklah, Pak! Siapa yang mau tidur dibekas tempat penguburan mayat, itu artinya sama saja kita tidur di kuburan," ketus pria itu.

"Kalian siap-siap saja pindah. Cari tempat sendiri untuk tengah malam seperti ini, saya juga tidak ada tempat untuk tinggal kalian semua. Oh, atau kalian mau bermalam di kantor polisi? Silakan saja untuk ikut di dalam mobil patroli!" terang Polisi itu.

Ternyata, ide dari polisi tersebut adalah ide yang sangat cemerlang. Tak sedikit penghuni kos yang mau ikut dengan mobil patroli untuk menginap di kantor polisi khususnya malam ini. Mereka juga membawa barang bawaan agar bisa segera meninggalkan kosan.

Selain itu, Polisi juga tengah menunggu kabar dari forensik, bagaimana penyebab kematian mayat tersebut. Serta hasil sidik jari yang ditemukan di tubuh mayat.

Lain hal dengan Manji masih berada di pengawasan pihak RT dan Bu Dewi. Bahkan, sampai pagi mereka tetap terjaga untuk mengawasi tubuh Manji di halaman rumah Pak RT.

Meski Manji sudah berusaha untuk melawan roh halus itu, ternyata tidak berhasil. Dia tetap dirasuki roh makhluk itu hingga pagi saat matahari yang mulai terik dan meninggi. Mata Manji masih memerah dengan tatapan yang tajam.

***

Di kantor polisi, banyak penghuni kos termasuk Sagam dan Pradityo yang menumpang tidur di sana. Mereka juga menanti pemilik kos yang yang akan datang pagi ini. Sebab saat tadi malam, polisi mengabarkan kalau pemilik kos akan segera di bawa ke kantor polisi. Apalagi, polisi juga sudah menunggu di depan rumah pemilik kos tersebut meski pintu rumahnya tak kunjung terbuka.

Saat pukul 6 pagi, polisi sudah bersiaga menunggu hingga pintu rumah pemilik kos terbuka dengan lebar. Benar saja dugaan mereka, bahwa seorang pemilik kos hendak pergi ke kos-kosannya tetapi sudah dicegat oleh beberapa polisi di ambang batas pintu.

"Selamat pagi, Pak kami dari pihak kepolisian ingin membawa Bapak untuk dimintai keterangan terkait kejadian tadi malam yang ditemukan seorang mayat di kos-kosan milik Bapak," ucap seorang petugas Polisi.

Pria itu tampak linglung, dengan tubuh yang sedikit bergeming saat mendengar penuturan dari polisi. Ia sendiri baru mengetahui kejadian yang menimpa kos-kosannya, tidak ada satu orang pun yang memberi kabar padanya apalagi tadi malam padahal dia tidur sangat larut malam. Tapi entah mengapa, dirinya tidak mendapat telepon dari warga sekitar.

"Apa, Pak ditemukan mayat?" tanya Pemilik Kos seraya memicingkan mata, ia tak menyangka usahanya selama ini untuk menyimpan mayat itu malah ketahuan. Bahkan kini nasibnya sudah berada di tangan polisi dengan pagi-pagi dijemput oleh petugas.

"Iya, seorang mayat perempuan baru ditemukan tengah malam tadi di kosan Bapak. Dikubur di sebuah dinding yang ada di dalam satu kamar. Kami sudah mengamankan mayat tersebut. Untuk itu, kami minta kerjasamanya untuk mendapatkan keterangan dari Bapak sebagai seorang saksi," tandas polisi itu.

Pria itu tampak diam, semakin larut dalam pikirannya. Ia juga khawatir bahwa rencananya selama ini akan terbongkar hingga berakhir di jeruji besi.

"Tunggu sebentar, Pak saya mau pamit dengan istri saya dulu," kata pria itu, kemudian kembali memasuki rumah, berteriak memanggil istrinya.

Setelah sang istri keluar, pemilik kos mendekati istrinya, lalu mengatakan sesuatu. "Bu, saya mau ke kantor polisi dulu, ada urusan. Katanya seorang mayat baru saja ditemukan di kos-kosan Bapak."

"Hah ... mayat siapa?" tanya istri pemilik kos, menunjukkan ekspresi wajah yang histeris.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!