Pertarungan Sagam dan Manji belum berakhir, dibantu oleh penghuni kos beserta warga sekitar, mereka masih berusaha membantu Manji agar bisa mendapatkan kembali kendali tubuhnya.
Namun saat ini, Manji yang sedang mencekik seseorang dari teman Sagam, dicoba dilerai oleh beberapa orang. Berbagai cara sudah dilakukan Sagam dan warga dari RT setempat untuk menyadarkan Manji hingga akhirnya pihak RT memanggilkan seseorang yang biasanya menangani hal-hal mistis seperti ini.
Untung saja, di daerah rumah itu, ada orang pintar, ia memang bisa mengusir makhluk halus yang merasuki tubuh manusia.
"Panggilkan Bu Dewi, biar dia yang menangani anak ini," teriak Pak RT, memberi perintah pada warga.
Perintah Pak RT langsung dilaksanakan, beberapa warga pergi beranjak meninggalkan kosan tersebut. Mereka akhirnya memanggilkan seorang wanita tua dengan nama Dewi. Wanita itu sehari-harinya menggunakan kebaya usang yang khas.
Ia membawa guci yang terbuat dari tanah liat berisi kemenyan serta api yang menyala terang. Lalu, Dewi berjalan diiringi dengan beberapa warga menuju kos-kosan.
****
Di kosan, Sagam dan Pak RT masih berusaha melerai adanya cekikan leher yang dilakukan oleh Manji. Sagam terus berdoa agar Manji tak menyakiti orang lagi.
Bruggh!!
Sagam berhasil mendorong tubuh Manji setelah menarik kepalanya dari belakang. Setelah tersingkir dari teman Sagam, orang-orang berbondong-bondong membantu untuk memegangi tangan Manji yang hampir meraih tubuh orang lain, ia terus saja memberontak tanpa henti.
"Masukkan saja si Manji ke dalam kamar itu," titah Pak RT berteriak dengan keras.
Sebab, di dalam kamar ada mayat makhluk halus yang merasuki tubuhnya. Tapi Sagam menolak karena khawatir justru itu akan menjadi bumerang bagi tubuh Manji yang masih berada dibawah kendali seorang makhluk halus.
"Jangan, Pak biarkan saja dia di sini dan pegang dia dengan erat, lagi pula kamar kami itu sekarang sudah menjadi Tempat Kejadian Perkara (TKP). Tidak boleh ada yang menyentuhnya karena sebentar lagi polisi akan datang," jelas Sagam, lalu ia mengambil air di ember untuk menyelupkan kepala Manji dengan harapan agar pria itu dapat tersadar.
Clup ... Clup ... Clup ...
Sebanyak 3 kali, Pak RT mendorong kepala Manji hingga tercelup ke dalam air yang berada di dalam ember hingga pria itu susah bernafas.
Tapi Manji tetap mengerang dan memberontak agar segera dilepaskan, makhluk halus itu juga tak kunjung pergi sampai arwahnya benar-benar tenang.
Suara sirine semakin mendekat sama halnya dengan Bu Dewi yang juga semakin sampai ke lokasi, di mana tempat kejadian seseorang tengah dirasuki. Ibu Dewi segera berjalan mendekati Sagam dan teman-temannya.
Tak lupa dalam setiap jalannya, ia menyiratkan doa untuk menenangkan roh arwah yang gentayangan.
"Itu dia, Bu Dewi sudah datang, cepat kasih jalan," teriak Pak RT, memerintah seluruh orang agar memberikan ruang pada Dewi yang berjalan tertatih-tatih mendekati mereka.
Dewi mengkomat-kamitkan mulutnya, lalu Ia menyampaikan suatu doa yang hanya ia sendiri yang mengetahui. Salah satu cara yang dilakukan Bu Dewi sebelum mengusir roh gentayangan itu, ia ingin berkomunikasi dengan roh tersebut.
Bu Dewi ingin menanyakan apa maksud kedatangannya hingga merasuki tubuh Manji. Tiga kali cipratan air yang sudah didoakan oleh Bu Dewi sebelum ia melakukan komunikasi.
"Siapa kau?" tanya Bu Dewi, setelah ia menyipratkan air dari tangan ke wajah Manji, yang masih tetap di pegang kuat oleh Pak RT dan yang lainnya.
"Aku penghuni kosan ini, cepat lepaskan aku, amankan jasadku dari tempat ini. Beri aku kuburan yang layak," jawab Manji dengan mata yang mendelik tajam menatap Bu Dewi.
Bu Dewi pun melirik ke arah kamar yang ditunjukkan oleh Sagam karena perempuan itu belum mengetahui keberadaan jasad yang diomongkan oleh makhluk tersebut. Saat melihat satu lengan tangan yang menonjol, Bu Dewi akhirnya mengerti, ia kembali melontarkan pertanyaan.
"Tenanglah, kami akan menguburkanmu dengan aman. Kenapa kamu merasuki tubuh ini?"
"Dia dan teman-temannya mengusikku, terlalu berisik saat berada di kosan ini. Sehingga mengganggu keberadaanku dan ketenanganku, akhirnya aku merasuki tubuh ini, apalagi jasadku berada di dalam kamar mereka," jelas Manji.
"Kapan kamu akan meninggalkan tubuh ini?" lontar Bu Dewi lagi.
"Secepatnya aku akan pergi kalau jasadku sudah diamankan, tidak lagi berada di dinding itu!" balas Manji.
Suara sirine sudah berada di kosan, tiba-tiba gerombolan Polisi datang memasuki area kosan. Orang-orang yang masih berada di sana mulai disingkirkan dan diminta menjauh agar tidak merusak TKP yang ada.
Tak hanya polisi, tetapi dari tim forensik juga datang untuk memeriksa kamar Sagam. Oleh karena itu, mereka langsung menetralisir kamar Sagam agar tidak ada orang yang berada di dalamnya.
Brak ... Brak ... Brak ...
Polisi segera meruntuhkan dinding dengan palu, linggis hingga alat berat lainnya, tempat yang menjadi penguburan jasad tersebut. Tidak membutuhkan waktu yang lama, seorang jasad perempuan terlihat jelas dengan rambut yang panjang berada di balik dinding setelah berhasil dihancurkan.
Struktur wajah jasad itu masih terlihat jelas, jasadnya belum membusuk, masih utuh. Polisi segera memasukkan jasad ke kantong jenazah untuk diamankan.
Namun, untuk area sekitar, tidak ada lagi barang bukti yang bisa didapatkan kecuali dari sidik jari yang terdapat di tubuh mayat. Akhirnya polisi hanya menunggu hasil akhir dan mereka masih mewawancarai penghuni kos dan mencari pemilik kos tersebut.
***
Disisi lain, Bu Dewi masih saja berkomunikasi dengan makhluk halus yang menguasai tubuh Manji. Bu Dewi juga memberi pesan kepada polisi setelah melakukan pemeriksaan terhadap mayat.
"Dia meminta bahwa jasad itu harus dikuburkan dengan layak sesuai dengan agama yang dianutnya!" ucap Bu Dewi saat seorang polisi, melintasi tubuhnya.
Kini, tubuh Manji melemas, tak ada lagi perlawanan. Ia hanya menunduk meski masih dipegang erat oleh Pak RT dan beberapa warga.
Akhirnya, Bu Dewi memberikan segelas air agar Manji memiliki tenaga untuk tubuhnya. Meskipun telah dirasuki seseorang, namun Bu Dewi juga membisikkan sesuatu di telinga Manji agar raga Manji bisa mengambil alih kendali tubuhnya saat ini.
"Berusahalah sekuat mungkin, kau pasti bisa melawannya, ambil alih tubuhmu, jangan takut kau adalah pemilik tubuh ini," ujar Bu Dewi dengan berbisik di sisi telinga Manji.
Manji hanya melirik dengan tajam wajah Bu Dewi. Tapi entah mengapa seolah-olah raga Manji mendengar jelas apa yang dikatakan oleh perempuan tua itu. Ia berusaha melawan roh makhluk halus yang bermaksud menguasai tubuhnya.
Di sisi lain makhluk halus itu, terus mengerang dan merasa panas apalagi raga Manji tengah melawan roh makhluk halus yang merasuki tubuhnya. Mereka bertarung sengit untuk mendapatkan, siapa yang akan berakhir memegang kendali pada tubuh itu.
"Siapa pemilik kos ini?" tanya seorang polisi pada beberapa kerumunan orang yang masih sibuk untuk mengurus Manji yang masih kerasukan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments