Manik mata coklat emas itu terus saja menatap, memperhatikan gerak gerik yang tidak biasa dari gadis dihadapannya.
"Kau sakit?" setelah saling diam sejak beberapa menit yang lalu, akhirnya Ye Jun bertanya lebih dulu
"Tidak" jawab wanita itu singkat.
"Sudah selesai. Apa ada lagi yang harus aku lakukan?" tanya Ara, perasaan yang dari awal sudah kesal makin bertambah kesal karena Ye Jun mencuci mukanya dengan alasan gerah. Alasan itu tidak masuk akal untuk ruangan sedingin tempat itu dan pada saat musim dingin pula
"Apa kalau rambutku di kuncir seperti ini terlihat lebih bagus, Ra?" Ye Jun menata rambut membentuk kunciran pada sebagian rambut atasnya
"Hm ... Bagus. Kenapa dikuncir? Gerah?"
"Hm"
"Kenapa tidak kau potong saja?" jawab Ara pula, memberikan jawaban yang ia rasa adalah sebuah solusi
"Coba kau rapikan saja, aku mau dibuat seperti ini." perintah Ye Jun menunjukkan kembali apa yang ia inginkan dengan rambutnya yang memang sudah mulai panjang itu
"Aku akan panggil stylish" pungkas Ara setelah selesai memasukkan semua peralatan make up Ye Jun
"Tidak perlu! Aku mau kau yang melakukannya"
"Loh, tapi itu kan bukan pekerjaan ku" Ara cemberut, perutnya yang masih terasa sakit membuatnya semakin gampang kesal
"Aku rasa mengkuncir rambut saja tidak perlu harus sekolah khusus kan"
"Kalau begitu kau saja yang mengkuncirnya sendiri"
Mereka berdua sama sekali tidak terlihat seperti bos dan staff, keduanya selalu saja bertengkar untuk hal yang se-sepele itu.
Ye Jun yang suka memerintah dan Ara yang selalu ceplas ceplos tanpa merasa takut kehilangan pekerjaan kapan saja itu terlihat seperti anjing dan kucing bukan seperti bos dan anak buah.
Ye Jun menatap Ara dengan tatapan marah, namun bibirnya tidak mengeluarkan sepatah katapun.
Benar, jika ada yang mengatakan. Jika seseorang marah mengekspresikan kemarahan tersebut dengan diam dan hanya menatap justru lebih mengerikan dari pada mengeluarkan kata-kata makian sekalipun.
"Iya ... Iya, Aku akan melakukannya." Ara mengambil posisi dibelakang Ye Jun dan mulai menyisir rambut hitam laki-laki tersebut.
Beberapa saat berselang semuanya sudah sesuai kehendak Ye Jun.
"Aku hanya bisa membuat seperti ini." ucap Ara menahan keringat dingin yang mulai membasahi tubuhnya. Keringat dikepalanya membuat jilbab di bagian wajah atas lengket dan membayang jilbab tersebut.
"Tolong ambilkan tas ku, disana!" tunjuknya ke arah Bumi yang sedang tertidur
"Itu?" tanya Ara ikut menunjuk
"Iya!"
Sahara berjalan mendekati Bumi, nafas laki-laki itu berhembus teratur, kelihatannya dia kelelahan. Perlahan sekali Ara mengambil tas yang berada persis disebelah Bumi duduk.
"Ini!" Ara memberikannya
Ye Jun mencari sesuatu dalam tas itu dengan merogohnya seolah sudah yakin barang yang ia cari ada didalam sana.
"Ini! Jangan meminum kopi lagi kalau kau sedang bekerja dengan ku, apalagi disaat-saat seperti ini" Ye Jun memberikan tablet hisap khusus untuk penderita asam lambung
"Hey ... Kenapa kau memerintah apa yang akan masuk ke mulutku juga sekarang! Aku tidak membutuhkan ini. Aku baik-baik saja." Ara menolak pemberian Ye Jun
"Hey, Ga Eun! Pertama ... Kalau kau sakit sementara aku sedang konser seperti ini akan membuatku repot mencari pengganti dan rugi karena memberimu gaji buta
Kedua, semua orang pasti tau kalau kau sedang menahan sakit, keringatmu berlebih ... Dan tanganmu dari tadi terus saja memegang perut.
Ketiga ... Kalau kau memaksa bekerja seperti itu aku yang tidak nyaman!" lanjut Ye Jun, Ara melihatnya dengan alis mengkerut
"Nafasmu bau!" ucap Ye Jun menahan tawa, Ara membalik badannya meniup tangan kanannya dan menciumnya
"Benar kan, aku tidak bohong!" ucap Ye Jun kemudian.
"Jangan bandel kalau dikasih tau. Ingat itu, jangan minum kopi lagi!" Ye Jun menarik tangan Ara membuat telapak tangan gadis itu terbuka dan memberikan tablet hisab tersebut
Ara tidak bisa berkata apa-apa lagi, karena alasan mulut bau membuatnya benar-benar malu
Di kejauhan seseorang menatap mereka dengan senyum mengukir wajah.
"Pasti ada sesuatu" batinnya
\=\=\=\=\=
Tepuk tangan penonton begitu riuh terdengar, terkadang suara jeritan memanggil nama Ye Jun juga terdengar tentu saja dengan menyertakan kata andalan fans. Apalagi kalau bukan Ye Jun marry me!
Keributan itu membuat Ara penasaran, kira-kira apa yang membuat mereka sehisteris itu. Ara pun melangkahkan kaki nya ke belakang stage.
"Ada apa sih?" tanyanya pada Bumi sang asisten artis mereka yang tentu saja selalu melihat penampilan bos nya tersebut.
"Hahaha ... Kau mendekat saja ke mereka, nanti kau akan tau jawabannya" ucap Bumi
Sahara yang masih penasaran mengikuti apa yang dikatakan Bumi. Gadis itu mendekati beberapa wanita yang membawa tulisan khas jika Ye Jun mengadakan konser.
"Ya Tuhan! Kenapa di kuncir begitu sih rambutnya! Ketampanannya nyaris sempurna! Uwaaa ...."
"Iya, Ya ampun suami aku. Gemes deh, aku karungin ya bawa pulang!"
Ara yang mendengar beberapa gadis berbicara seperti itu memundurkan langkahnya, kembali mendekati Bumi.
"Gimana? Sudah tau alasannya?" tanya Bumi sambil tertawa menunjukkan gigi-giginya
Sahara bergidik, mual diperutnya semakin menjadi.
"Uweek! Aku jadi semakin mual!" jawab Ara memegang perutnya, Bumi semakin tertawa melihatnya
"Ada-ada saja kelakuan mereka" ucap Ara berlalu meninggalkan Bumi dan tempat itu. Sejenak Ara melirik ke arah Ye Jun diatas panggung. Melihat artis yang sedang perform.
"Ye Jun marry me?! Haha ... Ora sudi!" ucapnya mengejek
.
.
.
.
.
Pisss ✌️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
White Rose
oraa sudiiii...
2023-09-03
0
Ratih
org ganteng bnyk fansnya
2023-05-03
0