Flu

Mata bermanik coklat menatap anak tangga dihadapannya, menarik nafas dalam-dalam mengumpulkan tenaga yang tersisa untuk menapaki satu persatu anak tangga itu.

Wajahnya tampak lesu, mungkin karena kelelahan sehabis bekerja atau sedang kurang enak badan.

Ara membuka pintu rumahnya, "Alhamdulillah ...." ucapnya terduduk lemas dibalik pintu, Ara mengumpulkan sisa tenaganya untuk membuka sepatu.

Beberapa detik berdiam diri disana, Akhirnya Ara memutuskan untuk bangkit dan pindah ke kasur.

Bam!

Tubuhnya roboh bak kayu hutan yang ditebang, sesaat kemudian kedua kakinya membentuk siku, gadis itu kedinginan.

Giginya gemerutuk menyatu menimbulkan bunyi, Sahara sepertinya demam. Dengan susah payah Ara menarik selimut, gadis itu menyembunyikan tubuhnya didalam selimut tak berselang lama matanya pun terpejam.

Suara ribut di kamar sebelah membuatnya terjaga. Ara melihat jam yang masih melekat dipergelangan tangannya.

"Ya Allah, aku belum shalat." ucapnya, perlahan-lahan Ara bangun menyingkirkan selimut dan membuka kaus kaki yang masih terpakai.

"Kenapa mereka bertengkar setiap hari sih." ucapnya menanggapi keributan disebelah kamar itu.

Ara kembali ke kasurnya, mukena putih gading masih ia kenakan. Tubuh mungil itu merasakan sakit di hampir seluruh bagian sendinya.

Ponselnya berdering, malas ... Sahara membiarkan ponsel itu terus berdering tanpa ingin mengangkatnya. Ia bisa menebak siapa yang melakukan panggilan telpon itu.

Notivikasi pesan singkat terus saja berbunyi menandakan ada yang memberikan pesan. Ara mengambil ponselnya yang ternyata masih berada dalam tas nya.

"Itu pasti bukan Appa. Tapi siapa yang menelpon dan mengirimkan pesan terus-terusan begini." pikirnya sambil berjalan menuju tas mini hitam yang menggantung di handle lemari.

Benar saja, Ara langsung membaca pesan singkat itu, lalu menelpon balik pengirimnya.

"Maaf, Bumi. Aku tadi sedang tiduran ... Ponselku jauh." jawab Ara

"Kau sakit, Ra?" tanya Bumi menangkap suara Ara yang terdengar parau.

"Hm ... Sepertinya aku demam, sendi ku ngilu badanku terasa sakit semua seperti digebuki orang satu negara." jawab Ara panjang

"Haha ... Bahkan saat kau sakit pun kau bisa membuatku tertawa." ujar Bumi

"Jadi kau tidak bisa ikut dengan kami?" tanya asisten pribadi Ye jun itu pula

"Ya ... Kalian bersenang-senang lah. Aku di rumah saja." jawab Ara menggosok-gosok hidungnya yang gatal

Hachim! Hachim!

"Kau juga Flu, Ra. Ya sudah istirahat lah. Semoga lekas sembuh."

"Aamiin." balas Ara mematikan telpon.

Malam itu Bumi serta staff lain yang terlibat dalam pembuatan single baru artis mereka itu ingin mengadakan makan malam bersama, merayakan kesuksesan single Ye Jun yang langsung tranding no 1.

\=\=\=\=

"Kenapa?" suara seseorang yang baru keluar dari kamar mandi.

"Ini ... Ara tidak bisa ikut, dia sedang demam. Sepertinya juga Ara terkena Flu." jawab Bumi

"Kau sudah siap? Kita berangkat sekarang?" tanya Bumi melihat Ye Jun sudah rapi dengan pakaian santai

"Ayo! Biar aku yang menyetir." Ye Jun mengambil kunci mobil yang tergeletak diatas meja dekat figura

"Eh ... Biar aku saja. Ini kan merayakan keberhasilanmu. Kau boleh jadi raja hari ini!" Bumi mengejar Ye Jun setelah mengambil tas dan mengalungkan ditubuh nya.

"Aku sedang ingin menyetir malam ini, Hyung." jawab Ye Jun

"Baiklah ...." Bumi tidak mau memperpanjang hal sepele seperti itu. Asisten berkacamata itu masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi belakang pengemudi.

Ye Jun pun ikut masuk, mesin mobil masih belum menyala meskipun mereka sudah masuk ke dalam mobil tersebut selama lima menit.

Bumi yang kini tengah sibuk dengan ponselnya berbicara tanpa melihat ke depan. Pandangannya fokus melihat layar pipih miliknya.

"Apa kita menunggu seseorang?" ucapnya, namun tidak ada jawaban.

"Ye Jun, apa kau menunggu seseorang?" kali ini Bumi meletakkan ponselnya dan menatap kedepan.

Wajahnya berubah seketika begitu melihat Ye Jun menatapnya dengan pandangan datar dan mata yang tidak berkedip.

"Apa kau sudah bosan menjadi asistenku, Hyung?" tanyanya dingin meski tetap sopan karena tetap memanggil Bumi dengan sebutan Hyung.

"Aku bukan supirmu." ucapnya lagi

"Astaga ... Maaf ... Maaf. Aku terlalu fokus untuk menyiapkan acara kita malam ini" Jawab Bumi sambil keluar dan memutari mobil.

"Maafkan saya bapak Ye Jun yang terhormat. Selamat atas keberhasilan single terbaru mu. Ye Jun Marry Me!" ucap Bumi menirukan kata-kata yang selalu di ucapkan oleh Fans Ye Jun.

"Kau ini!" ucap Ye Jun, dan mereka pun pergi

Ye Jun menghentikan mobilnya di sebuah apotik. Kacamata, masker dan topi serta jaket yang semuanya berwarna hitam ia pakai sebelum turun dari mobil yang ia kemudikan sendiri.

"Kau mau beli apa?" tanya Bumi

"Jangan banyak tanya, duduk manis saja disitu!" jawabnya

Beberapa saat kemudian Ye Jun kembali membawa plastik yang entah apa isinya. Ye Jun meletakkan barang yang ia jok belakang mobil.

"Apa itu?" Bumi mencoba mengintipnya, Sayangnya plastik itu berwarna gelap dan terikat pula jadi dia tidak bisa melihat bahkan menebak apa isi di dalamnya

Mobil pun kembali melaju dengan kecepatan sedang. Ye Jun tidak mengambil jalan ke kanan di persimpangan yang mereka lewati. Bumi pun heran.

"Kita ke kanan Ye Jun. Ayo kita putar balik." ucapnya

"Ya aku tau!"

"Lalu? Kita mau kemana?"

"Aku kan sudah bilang, kau duduk manis saja disitu!"

"Tapi kita akan terlambat, makanannya tidak akan enak kalau dingin. Teman-teman lain juga sudah berada disana." ucapnya

"Langsung bayar makanannya, katakan pada mereka bersenang-senang lah. Kita akan menyusul nanti" ucap Ye Jun yang fokus menatap ke depan.

"Aku kan lapar." ucap Bumi pelan sekali, wajahnya cemberut

Dengan lesu Bumi pun melakukan apa yang diperintahkan Ye Jun.

Kecepatan mobil Ye jun melambat dan bersiap parkir. Bumi membenarkan duduknya dan menatap sekeliling.

"Loh ... Ini kan!"

.

.

.

.

.

Hayo mereka dimana? 🤔

Terpopuler

Comments

White Rose

White Rose

kerumah Ara ya.. iiiih perhatian ye

2023-08-28

0

Ratih

Ratih

so sweet,,,,siganteng perhatian bgt sama Ara ,awal lhoo ntar jatuh cinta

2023-05-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!