Rasa bosan Ara membuatnya berjalan mendekati panggung. Lokasinya berdiri saat ini sangat gelap, hanya sesekali terkena sinar lampu sorot yang bergerak melingkar.
Gadis itu melihat laki-laki berkulit sangat putih sedang memainkan pianonya. Beberapa penonton barisan Vip hampir semuanya menggunakan kamera ponsel mereka, entah ini menangkap gambar atau mengabadikan penampilan bosnya itu mode video.
Kaki Sahara bergerak pelan sesuai irama piano mengalun. Suara itu cukup memberikan ketenangan untuknya. Ia melihat Bumi di sisi panggung sebelahnya, laki-laki itu memanggilnya.
Sahara segera berlari mengitari panggung yang terbilang besar itu.
"Aku pikir kau tidak mau menonton" ucap Bumi begitu Ara sampai disisinya
"Aku bosan di dalam. Tadinya mau cari makan, tapi alunan piano nya seperti magic, aku ingin terus mendengarnya." Sahara tersenyum
"Biasa orang yang lihai bermain piano begini adalah orang yang romantis kan ...." bisik Ara pada Bumi
"Kau pikir bos kita tidak romantis?" jawab Bumi balas berbisik, Sahara menjawab dengan cengiran saja.
Tepuk tangan penonton riuh kala Ye Jun selesai, Laki-laki itu berdiri mengumbar senyum dan melambaikan tangannya.
"Ayo!" ajak Bumi menarik tangan baju Sahara begitu melihat Ye Jun berjalan turun panggung.
"Kita ada wawancara dengan media seputar single baru mu, apa kau mau berganti pakaian?" tanya Bumi pada Ye Jun yang masih menuruni tangga
"Kalau pakai ini saja tidak apa-apa kan? Aky hanya sedikit berkeringat, panggil Ara setelah aku selesai mencuci muka ku." ucapnya
"Iya, Pak. Saya akan menyiapkan peralatannya." jawab Ara pula, Ye Jun tidak melihat gadis sebelumnya
"Oh ... Kau disini ternyata." ucapnya datar
Mereka berdua pun pergi, cukup memakan tenaga untuk Ara bisa menyesuaikan langkah mereka berdua.
"Gila! Ternyata memang dia selalu berjalan cepat dimanapun." umpat Ara dalam hati
\=\=\=\=\=
Ye Jun menepis lengan Ara saat melihat ada noda pada sarung tangan Ara yang sedang memegang beauty blander.
"Kau menggunakan sarung tangan bekas?" mata Ye Jun membulat
"I ...ini yang kupakai sewaktu merias mu tadi." jawab Ara ragu dan takut
"Hyung!" panggil Ye Jun, Bumi yang sedang memainkan ponselnya berlari mendekat
"Iya, Ada apa?"
"Berikan gajinya diawal, lebihkan sedikit agar dia bisa membeli sarung tangan yang banyak agar kalau yang sudah dipakainya jangan dipakai lagi!" ucap Ye Jun
Ara menatap Bumi dengan tatapan memelas, sementara Bumi mengangguk paham dan sedikit kasihan pada Ara
"Biar aku saja!" Ye Jun mengambil beauty blender tadi
"Kau mau kemana?" sergahnya begitu Ara berjalan menjauh
"Aku ...."
"Aku memintanya bukan berarti kau bisa pergi. Ajari aku! Bagian mana yang harus kubereskan?" Ye jun menotol pipinya.
"Disitu! Agak lama. Berikan ini sedikit" Ara menuangkan cairan berwarna sedikit gelap
"Begini?"
"Iya ...."
"Sepertinya kau kurang tidur, Pak. Lingkar matamu lebih gelap dari pertama kali aku meriasmu." ucap Ara,
"Apa gunanya aku punya MUA yang katanya terbaik dua setelah Jeny." jawab Ye Jun pula
"Hm ...." Ara memilih membereskan peralatannya
\=\=\=\=\=
Perjalanan ini lumayan tidak membosankan, meski berbicara seperti berbisik tapi posisi Bumi dan Ara yang bersebelahan menguntungkan mereka. Sementara Ye Jun terlelap tidur di kursi tunggal depan mereka.
Menjelang malam mereka sampai ke tempat tujuan, masing-masing mereka masuk ke dalam kamar untuk beristirahat. Tidak terkecuali Ara, gadis itu sedang memasukkan koper kedalam lemari.
Memeriksa peralatan temputnya siapa tau ada yang tertinggal di mobil. Dan ... Benar saja. Satu papper bag kecil berisi sarung tangan tertinggal dalam mobil yang mereka tumpangi tadi.
Sahara menepuk jidatnya, memakai auther setelah jilbab instan lalu keluar dari kamar itu.
Jemari Ara menekan bel kamar yang ada di depannya saat ini beberapa kali.
Pintu kamar pun terbuka dan membuat Ara terkejut melihat siapa yang keluar dari kamar tersebut.
Tatapannya begitu tajam dibalik rambutnya yang acak-acakan.
"Maaf, Pak. Saya pikir ini kamar Bumi." jawab Ara takut
"Hm ... Memang ini juga kamar Bumi. Ada apa? Dia sedang mandi."
"Oh ... Bukan apa-apa. Maaf sudah mengganggu." jawab Ara ingin pergi, namun wajah cemasnya tidak bisa di bohongi
"Heh! Tunggu!" Ye Jun menghentikan langkah Ara
"Ada yang tertinggal di mobil?" tebaknya,
"Hehe ... Iya. Apa aku bisa meminta nomor ponsel supir tadi"
"Kau pikir aku sehumble itu sampai nomor setiap supir yang mengantarku ku simpan!"
Jawaban itu ibarat belati yang menusuk jantung namun membuat yang mendengarnya berubah menjadi iblis
"Sebenarnya aku tidak ingin menanyakan ini padamu, Vampir! Makanya aku mencari Bumi" kata-kata itu tentu saja disimpan Ara dalam hati, faktanya gadis itu hanya memelintir ujung jilbabnya
"Apa yang tertinggal?!"
"Anu ... Sarung tangan." jawab Ara menunduk
"Hah! Kenapa aku harus berurusan dengan sarung tangan lagi sih. Sopirnya sudah pergi, dia membawa mobil mengunjungi keluarganya yang kebetulan ada disini. Ck! Tunggu disini sebentar!" perintah Ye Jun dan langsung masuk kedalam kamar.
"Ayo!" ucapnya setelah keluar kembali dari kamar. Ye Jun memakai masker, Jaket dan Topi.
Ara masih diam mematung di tempatnya, Ye Jun yang sudah di depan berhenti dan menatap kebelakang. Tangannya menyentuh ujung auter Ara ah ... Tepatnya menarik hingga membuat gadis itu mengikutnya
"Setelah ini jangan ada lagi drama sarung tangan!" umpatnya
Sahara berjalan mengikuti sambil menunduk, mereka pun keluar dari hotel itu memasuki taksi yang selalu standbye di depan hotel tersebut.
Tidak berselang lama mereka tiba disebuah mall, Cahaya yang hanya memakai sendal hotel merasa tidak nyaman ditambah lagi dia tidak memakai kaus kaki.
"Ayo! Jangan sampai aku mengantuk dan tertidur disini." ucap Ye Jun, gerak eskalator yang stabil itu membuatnya mengantuk
"Iya, Pak." Ara berjalan mendekat agar selaras dan tidak ketinggalan setelah sampai ke tujuan.
"Beli 5 lusin!" Ye Jun memberikan beberapa lembar uang dari dompetnya
"Tapi, Pak. Banyak sekali!"
"Aku akan membawanya dua dan kau tiga! Aku juga harus jaga-jaga kalau sampai kau meninggalkan benda penting itu lagi!"
"Tapi, Pak!"
"Apalagi? Aku tidak akan menyuruhmu menggantinya!" jawab Ye Jun
"Tenang saja!" pungkasnya lagi
"Sana cepat! Aku bahkan sudah lapar sekarang!"
"Iya ... Iya." Sahara berlari memasuki toko
Beberapa menit berselang Sahara sudah membawa barang tersebut.
"Sudah?"
"Sudah, Pak. Uangnya lebih." Sahara memberikan uang sisa belanja.
"Ayo traktir aku makan!" Ye Jun langsung berjalan menuju restoran cepat saji
"Mau makan apa, Pak?" kejar Ara
"Itu di depan!" ucapnya menunjuk
"Oh ... Kalau saya tunggu disini saja, boleh kan Pak? Saya nggak lapar." ucap Ara, Ye Jun menghentikan langkahnya
"Aku tidak suka makan sendiri. Kalau makanannya dibawa pulang aku pasti sudah pingsan karena membutuhkan waktu yang lama untuk sampai hotel."
"Kau belum makan kan? Jadi kau kenyang makan apa?" tanyanya beruntun
"Makanan ini juga bisa kau makan kok! Aku tau." Ye Jun menunjuk satu lebel disamping nama restoran yang membuat Ara bernafas lega
.
.
.
.
.
Gimana itu rasanya keliling mall pake sendal hotel? Ada yang sama???
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Ratih
pasti seru ya keliling mall pake sandal hotel 🤭
2023-05-03
1