Si Chun.

Karena deraan penderitaan setiap hari nya,kini tubuh dan hati Bao kecil sudah mulai kebal,tidak ada lagi jeritan yang keluar dari mulut anak kecil itu,meskipun pantat,kaki dan tangan nya berdarah darah terkena deraan rotan dari kedua pengasuh nya.

Cuma air mata dan kepiluan lah serta sedu sedan tertahan yang menjadi teman akrab nya di setiap malam.

Di dalam bilik kecil itu dia hanya berteman dengan sebuah lukisan wanita cantik pemberian dari Siau Ji nya yang mengatakan bahwa wanita cantik itu adalah ibunya.

Setiap malam sebelum tidur, Bao kecil selalu menyempatkan diri untuk berdoa di depan lukisan ibunya itu.

"Bu,kenapa ibu meninggalkan aku bu, seharusnya ibu mengajak aku pergi bu, Bao ingin bersama ibu saja, Bao tidak kuat lagi bu,seluruh tubuh Bao sakit semua, jemput Bao segera bu!" bisik nya lirih sambil air mata berlinangan membasahi pipi kecilnya itu.

Karena terlalu lelah lahir batin, akhirnya dia pun tertidur pulas di depan lukisan sang ibu nya.

Di dalam tidurnya,dia bermimpi,di datangi oleh seorang wanita yang sangat mirip dengan lukisan di kamar nya itu.

Wanita cantik itu menangis sambil memeluk tubuh nya.

"Apakah kau adalah ibu ku ?"tanya Bao kecil lugu.

Wanita cantik itu tersenyum sambil menganggukkan kepalanya, "iya sayang, aku ibu mu nak,ibu sangat menyayangi mu anak ku,kau harus bersabar dan ikhlas menerima takdir dari sang maha kuasa ini nak, kamu putra ibu yang paling kuat sayang" kata wanita itu sambil memeluk tubuh Bao kecil.

"Tidak !, tidak !, ibu tidak sayang pada ku, ibu meninggalkan aku sendirian disini, seharusnya ibu mengajak aku bu, bila ibu benar benar sayang kepada ku,jemput aku bu!" pinta Bao kecil sambil terisak sedih.

"Byurr !" .

Tiba tiba se ember air mengguyur tubuh kecil nya hingga basah kuyup.

Rupanya Ju Bi Guan dan istrinya Ma Lai sudah berdiri di sisi pembaringannya dengan satu gentong air yang sudah kosong.

"Asik bermalas malasan ya,hari sudah pagi, ayo bangun dan beri makan ayam ayam sana!" teriak Ma Lai seperti Guntur yang menggelegar.

Dengan tubuh yang masih sakit semua, Bao kecil bangkit berdiri dan berjalan terseok-seok ketempat kandang ay dan bebek tidak jauh dari tempat nya tidur.

Di sisi kandang ayam ada sebuah pondok kecil bekas kandang kambing,disitulah Bao kecil di buatkan tempat tidur oleh Ju Bi Guan.

Mereka tidak masalah mau memperlakukan Bao kecil seperti apa saja,karena tuan besar dan nyonya besar Xue tidak pernah sekalipun datang untuk sekedar menjenguk keadaan Bao kecil.

Sudah beberapa purnama ini Siau Ji nya tidak datang menjenguk nya ke belakang.

Dia tidak tahu kalau Siau Ji nya itu sudah kawin dan pindah ke kota lain mengikuti suaminya.

Karena terlalu rindu nya dengan Siau Ji nya itu, akhirnya dengan langkah terhuyung huyung, dipaksa nya kakinya untuk melangkah ke rumah utama mencari Siau Ji nya.

Lewat pintu belakang, bocah kecil itu masuk kedalam rumah utama dengan maksud mencari Siau Ji nya.

Rupanya waktu itu nyonya besar Xue sedang mengadakan jamuan dengan teman temannya di ruang makan rumah utama itu.

Spontan saja para wanita dan anak anak yang melihat Bao kecil menjadi heboh,bahkan anak anak kecil berteriak histeris ketakutan.

Bukan main marah ya nyonya besar Xue melihat kejadian dia anggap sangat memalukan itu.

"Bian Ho!, cepat bawa anak set*n ini ke belakang, dan kurung di kamar kecil!!", teriak nyonya besar Xue kepada putra sulung nya yang sudah berkeluarga serta mempunyai seorang putri cantik itu.

seorang pemuda masuk ke dalam ruang makan itu,lalu menyeret tangan Bao kecil keluar dari tempat itu.

Di pinggir sebelah kiri kebun belakang rumah utama itu terdapat kamar kecil tempat buang air kecil,disitulah Bao kecil di masukan dan di kunci dari luar.

Bao kecil yang tidak mengerti mengapa orang marah melihat kehadirannya itu,cuma bisa menangis terisak Isak di sudut kamar kecil itu.

Setelah beberapa saat dalam kesendirian,tiba tiba pintu kamar kecil itu di buka,dan dari luar munculah nyonya besar Xue dengan wajah beringas sambil memegang sebuah cambuk.

Melihat hal itu,Bao kecil cuma bisa meringkuk di sudut kamar kecil itu dan berharap sang nenek mengasihani nya.

"A'a' ampun nek,ja jangan cambuk saya nek !"ratap Bao kecil sambil menangkupkan kedua telapak tangan di depan wajah nya, air mata nya mulai luruh karena ketakutan.

"Ctar !".

"Ctar !".

"Ctar !".

"Ctar !".

Terdengar berkali kali suara lecutan cambuk mendera sekujur tubuh Bao kecil.

Meski harus sampai berguling guling di lantai menahan sakit nya,Bao kecil berusaha tidak berteriak,karena bila dia berteriak,maka hukuman itu tidak akan selesai selesai.

Sekujur tubuh nya tidak lagi membiru,tetapi kini sudah sobek terkoyak sana sini, dan darah pun menetes membasahi lantai kamar kecil itu.

Yang dia ingat hanya berusaha melindungi mukanya dari cambukan sang nenek,meskipun untuk itu harus dibayarnya dengan tangan yang luka luka.

Setelah merasa puas dan nafas yang tersengal sengal,barulah nyonya besar Xue berhenti mendera sang cucu dengan cambuk,lalu pergi ke belakang menemui kedua pengasuh sang cucu.

Ju Bi Guan dan Ma Lai istrinya mendapat dampratan,hardikan serta caci maki dan ancaman dari nyonya besar Xue karena keteledorannya sehingga Bao kecil bisa lolos ke rumah utama.

Bao kecil yang terbaring di kamar kecil di pinggiran kebun itu akhirnya berusaha duduk sambil bersandar ke dinding kamar kecil itu.

Air mata nya menetes berjatuhan seperti air hujan,namun sebisa mungkin dia menahan agar tidak ber suara.

Pintu kamar kecil itu terbuka kembali,kini Ju Bi Guan sang pengasuh nya berdiri disana dengan menenteng bilah rotan yang ujung nya di belah delapan.

Dengan sekali sentak, diseretnya tangan Bao kecil kembali ke rumah pekerja di belakang kebun.

Laki laki setengah tua itu tidak lagi perduli dengan tubuh Bao kecil yang sudah penuh dengan luka luka itu.

Seperti seekor induk singa yang kehilangan anaknya,dia mendera tubuh Bao kecil dengan rotan seperti seorang yang sedang kesurupan.

Hebatnya anak kecil berusia empat tahun itu,meskipun sekujur tubuhnya penuh dengan luka luka,dan air mata mengalir deras di pipi nya,tetapi tidak sedikitpun terdengar suara keluhan yang keluar dari bibir mungil nya itu.

"Si Chun !, mulai sekarang nama mu adalah Si Chun(si bodoh) karena kau memang pantas mendapatkan nama itu,ini peringatan terakhir Si Chun, kau tidak boleh ke rumah utama hingga kapan pun, ingat itu !"kata Ju Bi Guan setelah puas melampiaskan kemarahannya kepada bocah kecil itu,lalu pergi meninggalkan bocah kecil yang dia namakan si Chun itu di bekas kandang kambing.

Tubuh Si Chun atau Bao kecil itu tergolek di depan lukisan sang ibu.

Tubuh kecilnya tidak lagi mampu bergerak,cuma dadanya yang terlihat turun naik,entah pingsan entah masih sadar.

Lamat Lamat dari mulut kecilnya terdengar suara ratapan, "ibu,jemput aku bu,aku sudah tidak sanggup lagi bu, aku ingin ikut ibu saja, kasihani aku bu, sekujur tubuh ku sakit semua bu, ibu juga tidak menyayangi aku "ratap nya pelan sambil menatap lukisan di dinding ruangan kecil itu.

Kemudian tidak lagi terdengar suara apapun juga selain isakan dan ratapan kecil dari mulut seorang bocah malang.

Kali ini di alam mimpinya,dia bertemu kembali dengan sang ibu.

Dari wajah wanita cantik itu kini tidak lagi terlihat senyum manis,tetapi raut kesedihan.

"Ibu, kau menjenguk ku atau ingin mengajak aku pergi bu ?" tanya nya kepada sang ibu.

Wanita cantik itu tidak bisa berkata kata lagi,cuma air mata yang berderai membasahi pipi putih nya.

"Kau putra ku yang kuat dan hebat,bangkitlah nak dan melangkah lah menantang dunia ini, ingatlah pesan ibu sayang,sebagus apapun baja itu,bila tidak ditempa dengan kuat, tidak akan berhasil menjadi sebuah pedang yang tajam,dan semakin bagus sebuah baja,maka akan memerlukan tempaan yang kuat agar menjadi sebuah pedang yang hebat, kalau kau sayang dengan ibu,kau harus kuat anak ku, teruslah melangkah meskipun dengan terseok seok,ibu akan selalu menemani mu sayang!"kata sang ibu lalu pelan pelan menghilang dari pandangan bocah kecil itu.

"Bu !, ibu !" suara kecil bocah itu terdengar sayup sayup.

Bocah kecil itu tersentak kaget dan terjaga dari tidur nya.

Dengan sekuat tenaga,dia berusaha bangkit duduk dan bersandar pada dinding ruangan itu.

Di tatapnya lukisan sang ibu sambil bergumam, "aku akan kuat ibu,aku sayang ibu,aku tidak akan menyia nyiakan pengorbanan ibu untuk ku,beristirahatlah dengan tenang bu,aku harus kuat demi ibu !"...

Dengan mengumpulkan segenap sisa sisa tenaganya,dia bangkit berdiri,dan dengan sempoyongan berjalan kearah kandang ayam untuk memberi makan ayam ayam itu.

Setelah selesai memberi makan ayam,di lanjutkan kembali dengan memberi makan Itik itik di seputaran tempat tinggal nya.

Setelah semuanya selesai,barulah bocah kecil itu duduk di dalam pondok tempat tinggalnya itu sambil membersihkan luka luka di sekujur tubuh nya.

Hempasan dan deraan penderitaan semenjak kecil, membuat bocah ini menjadi tahan banting berhati keras sekeras baja.

Begitulah ke sehari harian dari bocah yang kini di panggil pengasuhnya. dengan panggilan Si Chun itu.

Entah siang atau malam,bila hati kedua pengasuh nya itu sedang tidak enak,bisa saja dia yang menjadi tempat pelampiasan kemarahan mereka.

Apa lagi setelah beberapa bulan,sang Siau Ji nya mulai hamil, semakin jarang lah dia mengunjungi sang bocah kecil ke kota Li Cuan.

Kini benar benar tidak ada seorang pun yang bisa melindungi nya lagi.

Pagi pagi dia harus menimba air dari sumur untuk mengisi tempat minum ayam,lalu mengisi bak tempat minum itik.

Setelah itu barulah mengisi bak mandi tempat kedua pengasuh nya mandi.

Si Chun,itulah panggilan orang orang kepada nya, termasuk paman,bibi, kakek dan nenek nya,juga memanggil nya dengan panggilan si Chun pula.

Pakaian ?, jangan tanya tentang pakaian,bekas pakai yang masih baik aja sudah mending bila ada, biasanya sang nenek akan memberikan pakaian kepada nya bila sudah tidak lagi layak untuk di pakai.

Namun kebiasaan bocah si Chun ini yang tetap tidak berubah adalah berdoa setiap saat di hadapan lukisan sang ibu.

...****************...

Terpopuler

Comments

Rahmat

Rahmat

cukup cerita penderitaan sekarang katakanlah sdh berumur 10th.berjuang utk meraih kekuatan dan jati diri sbg tujuannya dilahirkan simpel tour

2024-04-30

2

I DEWA PUTU BAGIA

I DEWA PUTU BAGIA

terlalu tragis ceritax thor...

2024-04-23

0

zener06

zener06

siapa yang naro bawang merah disini

2024-04-21

0

lihat semua
Episodes
1 Kelahiran dan kematian.
2 Bao Kecil.
3 Si Chun.
4 Melarikan diri.
5 Kasih Ibu tak berbatas.
6 Si Putih.
7 Sekarat.
8 Panah Sumbu Langit.
9 Bertemu Manusia.
10 Di Perguruan Rajawali Emas.
11 Dunia Baru
12 Shin Liong.
13 Kakek Qin.
14 Berlatih.
15 Perpisahan.
16 Dua Pemburu.
17 Ke Kota.
18 Dendam Membawa ke Hancuran.
19 Hancur karena Takabur.
20 Pukulan Sejati Inti Semesta.
21 Sesal di Kemudian.
22 Bertemu Nenek aneh.
23 Legenda Pil Surga.
24 Prahara di Keluarga Zhang.
25 Taman Lokapala.
26 Siluman Serigala Hitam.
27 Murid Ban Kiok Mo.
28 Burung Hong Kecil
29 Panah Sumbu langit Minta Korban.
30 Sepuluh Pengawal Dewi Teratai Putih.
31 Dua Iblis.
32 Dewi Teratai Putih.
33 Kutukan Lembah Keramat
34 Belajar Membuat Pil.
35 Pengembaraan Bermula.
36 Perjalanan ke Timur.
37 Serangan Para Siluman.
38 Perasaan Wang Shi Er.
39 Dewi Teratai putih Gusar.
40 Sepasang Tua Laknat.
41 Antri di Gerbang Kota.
42 Di kota Raja.
43 Ujian cinta.
44 Permainan Membawa Petaka.
45 Balasan untuk Penghina..
46 Siasat Licik.
47 Jadi Pemenang,atau Jadi Pecundang.
48 Penghina yang Terhina.
49 Lelang.
50 Sukses Besar di Pelelangan.
51 Melanjutkan Perjalanan.
52 Pertaruhan yang Gagal
53 Hujan Badai di Tengah Hutan.
54 Buah Mumu Emas.
55 Kebersamaan.
56 Sepuluh Kebajikan.
57 Naga Hijau Penunggu Telaga.
58 Tanda kebajikan.
59 Langkah Dewa Dewi
60 Tuan Besar Ma Ho Tiang.
61 Tanda Kuning ke dua.
62 Mian Nyi Mo Xiau.
63 Shin Bu Mo Thi.
64 Seruling sakti Perenggut Sukma.
65 Wanita cantik Misterius.
66 Aji An Lian dan Putri nya.
67 Titik Terang.
68 Pertapa Han Chi Kung.
69 Masalah di Alun Alun Kota.
70 Salah Sasaran.
71 Penyusupan sepasang Naga.
72 Amukan Sepasang Naga
73 Perjalanan, Menyusuri Sungai.
74 Seraut Wajah dari Masalalu.
75 Selamat Tinggal Dewi.
76 Dewi Menangis.
77 Manusia dari Lobang Langit.
78 Nona Muda Arogan.
79 Takluk.
80 Kemenangan Telak.
81 Klan Gak Sang Penguasa.
82 Kemarahan sang Patriak.
83 Leluhur Gak Bo Ong.
84 Keruntuhan Klan Gak.
85 Muslihat.
86 Lima Titik Ke Emasan.
87 Di Taman Lokapala.
88 Pil Surgawi.
89 Cio Mang Le.
90 Menuntut Pertanggung Jawaban.
91 Perasaan Aneh.
92 Sepasang Saudara Kembar.
93 Perjalanan Bersama.
94 Sisi Kelam Masalalu.
95 Satu Hati, Dua Rasa.
96 Tersesat.
97 Insiden di Rumah Makan.
98 Tuan muda Luan.
99 Dua Datuk Sakti Bukit Kwan.
100 Tuan Besar Liem.
101 Prahara Keluarga Liem.
102 Pedang Kristal Katai Putih Inti Bintang.
103 The Kwat Liang.
104 Empat Tuan Muda Brutal.
105 Pelajaran Pahit.
106 Weng Tao, Weng Taoli.
107 Menyusup Kedalam Istana.
108 Kaisar Mangkat.
109 Siasat.
110 Prahara di Dalam Istana.
111 Akhir Prahara Didalam Istana.
112 Cinta ber tabir keangkuhan.
113 Di Tanah Para Dewa.
114 Pertarungan Terakhir, di Tepi Jurang.
115 Terjebak di Dasar Jurang.
116 Puncak Tiga Dewa.
117 Negeri Mo Li Fa.
118 Racun Ulat Tengkorak.
119 Yaochi Jin Mu.
120 Theo Kuan Yian.
121 Pangeran Mao Sin Kian.
122 Istana Langit.
123 Geger di Istana Langit.
124 Pertemuan.
125 Pemuda dari Dunia Dimensi.
126 Puncak Gunung Kai Lun.
127 Dunia Kegelapan.
128 Mahluk Orgo.
129 Dunia yang Rusak
130 Perkampungan di dalam lembah.
131 Tumbal Rawa Maut.
132 Pengkhianat.
133 Perjuangan di Mulai.
134 Pembantaian di Benteng ke Dua.
135 Bertemu jendral Tua.
136 Kembali ke Taman Lokapala.
137 Mustika Dewa.
138 Istana Giok Diatas Pilar Batu.
139 Pegunungan Batu, di Tengah Gurun.
140 Pembantaian di Celah Tebing Batu.
141 Tersadar.
142 Cerita Anak dan Menantu.
143 Rencana penyusupan.
144 Memulai Penyusupan.
145 Evakuasi Besar Besaran.
146 Kota Raja di Dalam Lembah.
147 Di Bawah Awan Kegelapan.
148 Mencari Gunung Yung San.
149 Mencari Mustika Dewi Salju.
150 Naga Laut Utara.
151 Misteri Mustika Dewi Salju.
152 Dewi Ying Fa.
153 Pergolakan Dua Energi Besar.
154 Dewi Pelangi.
155 Laki laki Pendendam.
156 Bersekutu dengan Iblis.
157 Prahara.
158 Teng Kwan Berulah.
159 Mendung di Kota Raja.
160 Dunia Betara.
161 Pertarungan di Dalam Hutan.
162 Bangsa Tiau Nyin.
163 Para Penghuni Thai San.
164 Prasasti Perdamaian.
165 Amukan Petir Dewa.
166 Ouw Long San Tung.
167 Di Serang Dua Negeri.
168 Dua Dewi Amuk.
169 Palagan Padang Tandus.
170 Setia Hingga Akhir.
171 Dua Putri Mahkota.
172 Majikan Lembah Seribu Bunga .
173 Sam Kui Ang.
174 Para Penguasa Desa Kim San.
175 Pertarungan di Kebun Pisang.
176 Tian Tung Mo Ji .
177 Ji Sian Keng Tee .
178 Bu Tek Kui.
179 Chu Kong Cu.
180 Kong Sian Shin Yong.
181 Di Kota Luxiang.
182 Majikan Lembah Seribu Bunga.
183 Pertarungan Hidup dan Mati .
184 Kenyataan Pahit .
185 Kaisar Chu .
186 Misteri Dusun Kecil di Tengah Belantara .
187 Pewaris Dinasti Liu Terakhir.
188 Kuil Shi Siu Sian.
189 Pertarungan di Depan Kuil .
190 Negeri Liu Lahir Kembali .
191 Banjir Darah di Padang Datar .
192 Empat Setan Muka Merah .
193 Ang Mo Bin.
194 Dewi Ying Fa Sakit .
195 Malaikat Dari Utara .
196 Rencana perlawanan .
197 Pertempuran di Gerbang Kota .
198 Negeri Chu di Timur .
199 Kemelut di Negeri Chu.
200 Rencana Penyerangan .
201 Prahara di negeri Chu .
202 Perjalanan ke Barat .
203 Sin Ni Seng Sian .
204 Musuh Terselubung .
205 Jendral Muda Ming Cen Du.
206 Pengkhianat yang Terbuang .
207 Kemarahan para Datuk .
208 Lembah Sam Liong San .
209 Pertarungan di Dalam Lembah .
210 Tewas nya Dedengkot sakti .
211 Asmara Berujung Lara .
212 Badai di Perbatasan .
213 Banjir Darah di Batas Negeri .
214 Muncul nya Ming Cen Du.
215 Pertarungan Dua Naga .
216 Menyelesaikan Tugas .
217 Muncul nya Siluman Ikan.
218 Istana di Dasar Laut .
219 Kota Yuking .
220 Bayangan di Malam Hari .
221 Penculikan yang Gagal .
222 Pertikaian Dua Dewi Teratai .
223 Salah Sasaran .
224 Ang Lian Sian .
225 Menumpuk Bara dalam Sekam .
226 Hek Lian Kauw Cabang Kota Yufing .
227 Siang Kiam Liong Sian .
228 Perampok Misterius .
229 Muslihat Kuncu Suhu Kota Fansau .
230 Bayi Ajaib .
231 Petaka Bayi Ajaib .
232 Geger di Koai Liong Kok .
233 Siauw Hong Siang .
234 Amarah Putra Mahkota .
235 Sang Jendral Tua .
236 Awan Hitam diatas Kota Raja .
237 Prahara di Istana Alexia .
238 Perebutan anak ajaib .
239 Hek Long Pang .
240 Geger di Kuil Long Sian .
241 Gao Wangwe .
242 Mengejar Pengintip .
243 Mabuk Kepayang .
244 Sepasang Iblis .
245 Bertemu Wang Shi Er .
246 Putri yang Sombong .
247 Perasaan Yi Hua .
248 Si Giam Lo'ong .
249 Bunga Ying.
250 Buah Karma Pala .
251 Dunia Masa Kecil .
252 Perjalanan Ke Kota Li Cuan .
253 Kemurkaan Dewa Naga Emas Sejati .
254 Lembah teratai .
255 Dua Utusan Gubernur
256 Akibat Angkuh .
257 Lao Taijin yang Culas .
258 Penipu yang tertipu .
259 Dua bocah Kecil .
260 Kekuasaan dua Klan .
261 Penghakiman Klan Jao .
262 Persembahan .
263 Istana diatas Gunung .
264 Arogansi Gao Wangwe .
265 Pesan Darah .
266 Saling Dendam .
267 Dara Jelita dari Langit .
268 Terperangkap .
269 Giam Sian Li .
270 Rahasia Wanita ber Kerudung Hitam .
271 Kemaruk kemenangan .
272 Termakan Tipu Muslihat
273 Saat Telur diujung Tanduk .
274 Pengakuan Giam Sian Li .
275 Keributan di Kuil Besar Kim Hud .
276 Nasihat Dewi Chang 'e .
277 Hawa Sihir .
278 Jiwa Iblis , Hati Malaikat .
279 Cerita Putri yang Ternoda .
280 Karma untuk Pendosa .
281 Sihir Kiriman .
282 Khi Sian Li Thai Hauw .
283 Kembali nya Xuyi Sian Li .
284 Perjalan ke ujung timur .
285 Rawa Siluman Buaya .
286 Bukit Siluman Buaya .
287 Dua Laki laki Mata Keranjang .
288 Hukuman .
289 Tiba di Koai Lim .
290 Desa terpencil .
291 Kuil Matahari .
292 Pusaran hitam Lubang Waktu .
293 Pusara Ksatria Dewa Pedang .
294 Ksatria Pertama .
295 Ksatria ke Dua .
296 Peperangan Bangsa Iglor .
297 Perang di Kota Ruaido .
298 Ksatria ke Tiga .
299 Pusara Ksatria Dewa Petir .
300 Teka Teki Tersulit .
301 Ksatria ke empat .
302 Jatuh nya Pilar Timur .
303 Pilar Zolofia .
304 Runtuh nya Tower Zolofia.
305 Makam Keramat .
306 Pilu .
307 Memulai pembersihan .
308 Pembersihan Kota Han .
309 Pembersihan Kota Ming .
310 Menagih Utang Nyawa .
311 Antara Benci , Dendam dan Cinta .
312 Bangkit nya Jiwa Naga Berlian .
313 Penutup , Dewata Agung Muda .
Episodes

Updated 313 Episodes

1
Kelahiran dan kematian.
2
Bao Kecil.
3
Si Chun.
4
Melarikan diri.
5
Kasih Ibu tak berbatas.
6
Si Putih.
7
Sekarat.
8
Panah Sumbu Langit.
9
Bertemu Manusia.
10
Di Perguruan Rajawali Emas.
11
Dunia Baru
12
Shin Liong.
13
Kakek Qin.
14
Berlatih.
15
Perpisahan.
16
Dua Pemburu.
17
Ke Kota.
18
Dendam Membawa ke Hancuran.
19
Hancur karena Takabur.
20
Pukulan Sejati Inti Semesta.
21
Sesal di Kemudian.
22
Bertemu Nenek aneh.
23
Legenda Pil Surga.
24
Prahara di Keluarga Zhang.
25
Taman Lokapala.
26
Siluman Serigala Hitam.
27
Murid Ban Kiok Mo.
28
Burung Hong Kecil
29
Panah Sumbu langit Minta Korban.
30
Sepuluh Pengawal Dewi Teratai Putih.
31
Dua Iblis.
32
Dewi Teratai Putih.
33
Kutukan Lembah Keramat
34
Belajar Membuat Pil.
35
Pengembaraan Bermula.
36
Perjalanan ke Timur.
37
Serangan Para Siluman.
38
Perasaan Wang Shi Er.
39
Dewi Teratai putih Gusar.
40
Sepasang Tua Laknat.
41
Antri di Gerbang Kota.
42
Di kota Raja.
43
Ujian cinta.
44
Permainan Membawa Petaka.
45
Balasan untuk Penghina..
46
Siasat Licik.
47
Jadi Pemenang,atau Jadi Pecundang.
48
Penghina yang Terhina.
49
Lelang.
50
Sukses Besar di Pelelangan.
51
Melanjutkan Perjalanan.
52
Pertaruhan yang Gagal
53
Hujan Badai di Tengah Hutan.
54
Buah Mumu Emas.
55
Kebersamaan.
56
Sepuluh Kebajikan.
57
Naga Hijau Penunggu Telaga.
58
Tanda kebajikan.
59
Langkah Dewa Dewi
60
Tuan Besar Ma Ho Tiang.
61
Tanda Kuning ke dua.
62
Mian Nyi Mo Xiau.
63
Shin Bu Mo Thi.
64
Seruling sakti Perenggut Sukma.
65
Wanita cantik Misterius.
66
Aji An Lian dan Putri nya.
67
Titik Terang.
68
Pertapa Han Chi Kung.
69
Masalah di Alun Alun Kota.
70
Salah Sasaran.
71
Penyusupan sepasang Naga.
72
Amukan Sepasang Naga
73
Perjalanan, Menyusuri Sungai.
74
Seraut Wajah dari Masalalu.
75
Selamat Tinggal Dewi.
76
Dewi Menangis.
77
Manusia dari Lobang Langit.
78
Nona Muda Arogan.
79
Takluk.
80
Kemenangan Telak.
81
Klan Gak Sang Penguasa.
82
Kemarahan sang Patriak.
83
Leluhur Gak Bo Ong.
84
Keruntuhan Klan Gak.
85
Muslihat.
86
Lima Titik Ke Emasan.
87
Di Taman Lokapala.
88
Pil Surgawi.
89
Cio Mang Le.
90
Menuntut Pertanggung Jawaban.
91
Perasaan Aneh.
92
Sepasang Saudara Kembar.
93
Perjalanan Bersama.
94
Sisi Kelam Masalalu.
95
Satu Hati, Dua Rasa.
96
Tersesat.
97
Insiden di Rumah Makan.
98
Tuan muda Luan.
99
Dua Datuk Sakti Bukit Kwan.
100
Tuan Besar Liem.
101
Prahara Keluarga Liem.
102
Pedang Kristal Katai Putih Inti Bintang.
103
The Kwat Liang.
104
Empat Tuan Muda Brutal.
105
Pelajaran Pahit.
106
Weng Tao, Weng Taoli.
107
Menyusup Kedalam Istana.
108
Kaisar Mangkat.
109
Siasat.
110
Prahara di Dalam Istana.
111
Akhir Prahara Didalam Istana.
112
Cinta ber tabir keangkuhan.
113
Di Tanah Para Dewa.
114
Pertarungan Terakhir, di Tepi Jurang.
115
Terjebak di Dasar Jurang.
116
Puncak Tiga Dewa.
117
Negeri Mo Li Fa.
118
Racun Ulat Tengkorak.
119
Yaochi Jin Mu.
120
Theo Kuan Yian.
121
Pangeran Mao Sin Kian.
122
Istana Langit.
123
Geger di Istana Langit.
124
Pertemuan.
125
Pemuda dari Dunia Dimensi.
126
Puncak Gunung Kai Lun.
127
Dunia Kegelapan.
128
Mahluk Orgo.
129
Dunia yang Rusak
130
Perkampungan di dalam lembah.
131
Tumbal Rawa Maut.
132
Pengkhianat.
133
Perjuangan di Mulai.
134
Pembantaian di Benteng ke Dua.
135
Bertemu jendral Tua.
136
Kembali ke Taman Lokapala.
137
Mustika Dewa.
138
Istana Giok Diatas Pilar Batu.
139
Pegunungan Batu, di Tengah Gurun.
140
Pembantaian di Celah Tebing Batu.
141
Tersadar.
142
Cerita Anak dan Menantu.
143
Rencana penyusupan.
144
Memulai Penyusupan.
145
Evakuasi Besar Besaran.
146
Kota Raja di Dalam Lembah.
147
Di Bawah Awan Kegelapan.
148
Mencari Gunung Yung San.
149
Mencari Mustika Dewi Salju.
150
Naga Laut Utara.
151
Misteri Mustika Dewi Salju.
152
Dewi Ying Fa.
153
Pergolakan Dua Energi Besar.
154
Dewi Pelangi.
155
Laki laki Pendendam.
156
Bersekutu dengan Iblis.
157
Prahara.
158
Teng Kwan Berulah.
159
Mendung di Kota Raja.
160
Dunia Betara.
161
Pertarungan di Dalam Hutan.
162
Bangsa Tiau Nyin.
163
Para Penghuni Thai San.
164
Prasasti Perdamaian.
165
Amukan Petir Dewa.
166
Ouw Long San Tung.
167
Di Serang Dua Negeri.
168
Dua Dewi Amuk.
169
Palagan Padang Tandus.
170
Setia Hingga Akhir.
171
Dua Putri Mahkota.
172
Majikan Lembah Seribu Bunga .
173
Sam Kui Ang.
174
Para Penguasa Desa Kim San.
175
Pertarungan di Kebun Pisang.
176
Tian Tung Mo Ji .
177
Ji Sian Keng Tee .
178
Bu Tek Kui.
179
Chu Kong Cu.
180
Kong Sian Shin Yong.
181
Di Kota Luxiang.
182
Majikan Lembah Seribu Bunga.
183
Pertarungan Hidup dan Mati .
184
Kenyataan Pahit .
185
Kaisar Chu .
186
Misteri Dusun Kecil di Tengah Belantara .
187
Pewaris Dinasti Liu Terakhir.
188
Kuil Shi Siu Sian.
189
Pertarungan di Depan Kuil .
190
Negeri Liu Lahir Kembali .
191
Banjir Darah di Padang Datar .
192
Empat Setan Muka Merah .
193
Ang Mo Bin.
194
Dewi Ying Fa Sakit .
195
Malaikat Dari Utara .
196
Rencana perlawanan .
197
Pertempuran di Gerbang Kota .
198
Negeri Chu di Timur .
199
Kemelut di Negeri Chu.
200
Rencana Penyerangan .
201
Prahara di negeri Chu .
202
Perjalanan ke Barat .
203
Sin Ni Seng Sian .
204
Musuh Terselubung .
205
Jendral Muda Ming Cen Du.
206
Pengkhianat yang Terbuang .
207
Kemarahan para Datuk .
208
Lembah Sam Liong San .
209
Pertarungan di Dalam Lembah .
210
Tewas nya Dedengkot sakti .
211
Asmara Berujung Lara .
212
Badai di Perbatasan .
213
Banjir Darah di Batas Negeri .
214
Muncul nya Ming Cen Du.
215
Pertarungan Dua Naga .
216
Menyelesaikan Tugas .
217
Muncul nya Siluman Ikan.
218
Istana di Dasar Laut .
219
Kota Yuking .
220
Bayangan di Malam Hari .
221
Penculikan yang Gagal .
222
Pertikaian Dua Dewi Teratai .
223
Salah Sasaran .
224
Ang Lian Sian .
225
Menumpuk Bara dalam Sekam .
226
Hek Lian Kauw Cabang Kota Yufing .
227
Siang Kiam Liong Sian .
228
Perampok Misterius .
229
Muslihat Kuncu Suhu Kota Fansau .
230
Bayi Ajaib .
231
Petaka Bayi Ajaib .
232
Geger di Koai Liong Kok .
233
Siauw Hong Siang .
234
Amarah Putra Mahkota .
235
Sang Jendral Tua .
236
Awan Hitam diatas Kota Raja .
237
Prahara di Istana Alexia .
238
Perebutan anak ajaib .
239
Hek Long Pang .
240
Geger di Kuil Long Sian .
241
Gao Wangwe .
242
Mengejar Pengintip .
243
Mabuk Kepayang .
244
Sepasang Iblis .
245
Bertemu Wang Shi Er .
246
Putri yang Sombong .
247
Perasaan Yi Hua .
248
Si Giam Lo'ong .
249
Bunga Ying.
250
Buah Karma Pala .
251
Dunia Masa Kecil .
252
Perjalanan Ke Kota Li Cuan .
253
Kemurkaan Dewa Naga Emas Sejati .
254
Lembah teratai .
255
Dua Utusan Gubernur
256
Akibat Angkuh .
257
Lao Taijin yang Culas .
258
Penipu yang tertipu .
259
Dua bocah Kecil .
260
Kekuasaan dua Klan .
261
Penghakiman Klan Jao .
262
Persembahan .
263
Istana diatas Gunung .
264
Arogansi Gao Wangwe .
265
Pesan Darah .
266
Saling Dendam .
267
Dara Jelita dari Langit .
268
Terperangkap .
269
Giam Sian Li .
270
Rahasia Wanita ber Kerudung Hitam .
271
Kemaruk kemenangan .
272
Termakan Tipu Muslihat
273
Saat Telur diujung Tanduk .
274
Pengakuan Giam Sian Li .
275
Keributan di Kuil Besar Kim Hud .
276
Nasihat Dewi Chang 'e .
277
Hawa Sihir .
278
Jiwa Iblis , Hati Malaikat .
279
Cerita Putri yang Ternoda .
280
Karma untuk Pendosa .
281
Sihir Kiriman .
282
Khi Sian Li Thai Hauw .
283
Kembali nya Xuyi Sian Li .
284
Perjalan ke ujung timur .
285
Rawa Siluman Buaya .
286
Bukit Siluman Buaya .
287
Dua Laki laki Mata Keranjang .
288
Hukuman .
289
Tiba di Koai Lim .
290
Desa terpencil .
291
Kuil Matahari .
292
Pusaran hitam Lubang Waktu .
293
Pusara Ksatria Dewa Pedang .
294
Ksatria Pertama .
295
Ksatria ke Dua .
296
Peperangan Bangsa Iglor .
297
Perang di Kota Ruaido .
298
Ksatria ke Tiga .
299
Pusara Ksatria Dewa Petir .
300
Teka Teki Tersulit .
301
Ksatria ke empat .
302
Jatuh nya Pilar Timur .
303
Pilar Zolofia .
304
Runtuh nya Tower Zolofia.
305
Makam Keramat .
306
Pilu .
307
Memulai pembersihan .
308
Pembersihan Kota Han .
309
Pembersihan Kota Ming .
310
Menagih Utang Nyawa .
311
Antara Benci , Dendam dan Cinta .
312
Bangkit nya Jiwa Naga Berlian .
313
Penutup , Dewata Agung Muda .

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!