NovelToon NovelToon

Jiwa Naga Sejati

Kelahiran dan kematian.

Kota Tao berada di pinggir sungai Liong yang memanjang dari laut selatan ke arah hulu nya di Utara di pegunungan Kuan Lun perbatasan antara negeri Song dan negeri Fang.

Malam telah mencapai titik tengah nya,angin mulai bertiup perlahan, dan lama kelamaan kian kencang sehingga menggoyang goyang pohon Tao yang banyak tumbuh di sekitar rumah penduduk itu.

Kilat menyambar berbarengan dengan dentuman petir di malam buta itu.

Tidak hanya sekali,tetapi kilat dan petir itu berlomba cepat berkali kali ber dentum nyaring.

Tidak lama hujan lebat yang disertai angin kencang pun turun, sehingga dahan pohon Tao berderak detak seakan mau patah.

Di sebuah rumah mewah milik keluarga Zhang,nampak beberapa orang terlihat sibuk mondar mandir di teras rumah,ada yang duduk dan ada pula yang berdiri,namun dari semua nya itu,terlihat jelas di wajah mereka satu kecemasan luar biasa.

Tuan besar Zhang sesekali keluar dari dalam rumah menemui orang orang itu,lalu kembali lagi ke dalam dengan wajah yang sangat cemas.

Sementara itu di dalam rumah besar itu,di depan sebuah kamar yang juga besar,nampak seorang pemuda dua puluh dua tahun sedang berjalan mondar mandir tidak karuan.

Dari raut wajahnya nampak kegelisahan dan ke khawatiran yang luar biasa.

Pemuda itu adalah tuan muda Zhang yang bernama Yong Kai.

Dia sedang menunggu sang istri tercinta nya melahirkan putra pertama mereka.

Namun semenjak tadi sore,hingga lewat tengah malam ini,bayi mereka belum juga lahir.

Berpuluh puluh dukun beranak di datangkan, maklum saja keluarga Zhang adalah keluarga paling kaya di kota Tao ini,sehingga urusan dukun beranak tidak masalah begi mereka.

Diluar hujan badai masih saja turun disertai dengan kilat dan dentuman petir susul menyusul.

"Duhai Dewa,tolong selamatkan istri hamba, dia adalah kebahagiaan hamba,cahaya mata hamba,tolonglah Dewa,dengarkan permintaan hamba ini!"doa itu selalu terucap sepanjang waktu dari bibir tuan muda Yong Kai.

Pemuda baik hati ini memang sangat mencintai Xue Bao Yu, gadis cantik yang dia pilih menjadi istrinya itu.

Wanita bernama Xue Bao Yu itu memang gadis tercantik di kota Li Cuan sebelah barat kota Tao, banyak pemuda yang terpikat dengan kecantikan nya,tetapi pada akhirnya,mereka harus menelan kekecewaan saja karena tuan muda Zhang lah yang berhasil memboyong sang gadis cantik idaman pemuda kota Li Cuan itu ke kota Tao.

Xue Bao Yu bukanlah orang sembarangan pula, dia nona muda keluarga Xue yang juga terkenal paling kaya di kota Li Cuan.

"Bum !!"...

Terdengar lagi suara dentuman petir membelah kesunyian malam itu.

Entah sudah berapa puluh kali suara petir menyambar tiada henti hentinya itu,sangkin kuat nya suara petir itu,sehingga bangunan pun terasa berguncang sesaat.

Para dukun beranak yang berada di dalam kamar pun berusaha menolong persalinan itu dengan sekuat tenaga.

"Kakak ipar,duduklah sebentar,hati ku menjadi degdegan bila melihat kakak ipar terus mondar mandir seperti itu" suara halus dari seorang wanita cantik bernama Xue Xiu Fan,adik bungsu dari Xue Bao Yu itu menegur sang kakak ipar yang terus saja mondar mandir di depan pintu kamarnya sendiri.

"Adik Fan,bagai mana aku bisa duduk tenang, bila di dalam sana kakak mu sedang berjuang sendirian tanpa aku bisa berbuat apa apa!" pemuda Yong Kai itu menyahuti teguran dari sang adik iparnya itu.

"Iya kak,tetapi hati ku tambah panik bila melihat kau terus mondar mandir seperti itu"kata Xiu Fan lagi.

"Iya nak,adik ipar mu benar,duduklah dan berdoa kepada Dewa semoga dia menolong Bao Yu,dan mempermudah kelahiran nya"kata nyonya besar Zhang menegur sang putra.

Tuan muda Yong Kai akhirnya menuruti juga perkataan dari ibunya itu.

Dia duduk di lantai dengan bersandarkan ke dinding dekat pintu kamar.

Tetapi ternyata itu cuma sebentar saja,ketika petir berdentum lagi,kembali dia berjalan mondar mandir di depan kamar itu.

Sementara itu di dalam kamar mewah itu,Bao Yu masih berjuang keras melahirkan putranya itu.

Kini seluruh energinya sudah terkuras habis, tinggal sisa sisa terakhirnya saja lagi.

Perlahan air matanya mengalir jatuh di pipinya,di pegang nya tangan sang ibunda yang kebetulan mendampingi persalinan sang putri nya itu.

"Ibu,Yu er sudah tidak kuat lagi bu,ampuni semua kesalahan Yu ya bu,tolong jaga anak ku nanti bu,jaga kan anak ku bu,dia kasih sayang ku bu,ini perjuangan terakhir ku bu,aku sayang ibu" selesai mengucapkan kata kata itu,Bao Yu segera mengerahkan tenaga terakhirnya untuk mengeluarkan sang putra.

"Bum!!"...

Petir berbunyi kembali disertai desau angin membawa air hujan tumpah ke bumi.

Bersamaan dengan suara dentuman petir itu,terdengar sayup sayup tangisan seorang bayi kecil.

Tetapi ketika melihat sang bayi itu,seluruh dukun beranak serta beberapa yang hadir disitu menjadi tertegun.

Bayi itu terlahir dengan kulit yang dipenuhi oleh sisik seperti kulit ular.

"Bu,mana anak ku bu,laki laki apa perempuan ?" tanya Bao Yu dengan lemah.

Dengan menguatkan hatinya,nyonya besar Xue memperlihatkan sang cucu ke dada putrinya itu.

"Anak mu laki laki Yu er, lihat lah anak mu,tetapi kuatkan hati mu ya" kata nyonya besar Xue.

Bao Yu memperhatikan bayi nya,dia tersenyum bahagia menatap bayinya yang terlahir dengan kulit seperti kulit ular itu.

"Bu,meskipun pisiknya seperti itu,tetapi dia tetaplah putra ku,kasih sayang ku,tolong bilang pada adik Xiu Fan,tolong jaga putra ku ya,ku titip dia bu"itulah kata kata terakhir dari Bao Yu.

Setelah itu wanita cantik itupun terdiam untuk selama lamanya sambil mendekap sang putra di dadanya.

"Yu er !, yu er !, yu er putri ku,bangun sayang, bangun lah,bangunlah sayang,ini ibu sayang,ayo bangun lah sayang !" teriak nyonya besar Xue sambil mengguncang guncang tubuh sang putri.

Sementara itu sang bayi segera di ambil oleh salah satu dukun beranak.

Xiu Fan yang lamat lamat mendengar teriakan dari ibunya di sela sela suara desau hujan,segera masuk ke dalam kamar itu.

Di dalam kamar dia tertegun menatap sang kakak yang kini terbaring diam dengan wajah pucat pasi,dan di guncang guncangkan oleh ibunya sambil menangis histeris.

"Ka kakak Yu, kakak yu,bangun kak,bangun lah kak,huu huu huu, bangun kak!" jeritan nya pun pecah disela sela tangisannya.

Di peluknya jasad sang kakak tercinta nya itu sambil menangis meraung Raung histeris.

Tuan muda Yong Kai tertegun di depan pembaringan tempat sang istri bersalin.

Antara percaya dan tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

Baru tadi sore dia masih bercanda ria dengan sang istri,kini sang istri telah terbujur kaku.

"Tidaak!, ini tidak nyata kan, ini pasti hanya mimpi saja,aku harus bangun dari mimpi ini,meme,bangunlah,ini aku sayang,bangunlah meme !!" teriaknya sambil mengguncang guncang tubuh sang istri yang terdiam tidak merespon apapun juga.

Tangis pemuda itu meraung pilu sambil mendekap tubuh sang istri di pelukannya.

Nyonya besar Zhang cuma bisa tertunduk sambil menangis sedih menatap nestapa yang di rasakan putra tersayang nya itu.

Alam seperti tahu diri, serentak hujan badai kilat petir berhenti,dan langit malam cerah kembali.

Sedangkan tuan besar Zhang cuma bisa diam termangu menatap kearah luar jendela yang masih ada sisa sisa tetes air hujan itu.

Dia tahu betapa berat derita putra nya itu setelah kehilangan sang istri yang sangat di cintainya itu.

Dia tidak sanggup berkata kata,dadanya terasa berat,sekuat daya dia tahan jangan sampai air mata nya ikut tumpah juga.

Perlahan tuan besar Zhang bangkit berdiri dan berjalan memasuki kamar sang putra.

Disana dia melihat putra nya masih memeluk sang istri sambil menangis pilu,sesekali di cium nya pipi sang istri yang sudah tidak bernyawa lagi itu.

Di tepuk nya pundak putra tersayang nya itu sambil menarik nafas dalam-dalam, "Yong Kai anak ku,kau tahu kenapa ayah memberi mu nama Yong Kai, Yong artinya pemberani dan kuat, sedangkan Kai artinya kemenangan,ayah ingin kau berani dan kuat menghadapi segala masalah untuk mencapai kemenangan,ingat ingatlah itu anak ku"kata tuan besar Zhang sambil membelai kepala sang putra tersayang nya itu.

Yong Kai menatap wajah sang ayahnya itu, "ayah, aku tidak sekuat harapan ayah,meme ku telah membawa sebagian hidup ku pergi bersama nya ayah,rasanya aku ingin ikut meme ku saja ayah,aku tidak lagi sanggup menatap dunia ini tanpa dia,dia pergi dengan membawa separoh hidupku ayah"...

"Tidak putra ku,kau harus kuat,atau keluarga kita akan berakhir" kata tuan besar Zhang menguatkan hati sang putra.

Sementara itu di kamar lain,nampak Xiu Fan adik Bao Yu dan sang ibu sedang berbincang sambil melihat keadaan putra Bao Yu.

Sang ibu menceritakan semua wasiat dari Bao Yu untuk Xiu Fan agar memelihara dan menjaga putranya itu.

"Begitulah putri ku,pesan dari kakak mu,bersedia kah kau menjaga dan merawat putra nya nak ?"tanya nyonya besar Xue.

"Bu,bagai manapun juga anak kakak Yu adalah anak ku juga bu, meskipun tidak ada pesan dan permintaan dari nya, aku akan tetap merawat serta menjaga nya bu,betapapun keadaan nya,didalam dirinya ada jiwa kakak Yu yang masih hidup,tetapi tentu saja bila sang ayah nya tidak bersedia merawat nya,tetapi bila sang ayah mau merawat putra nya itu,tentu saja kita tidak punya hak untuk merebut nya bu"kata Xiu Fan.

Malam itu kesedihan menyelimuti keluarga besar Zhang dan Xue.

Sepanjang sisa malam, tuan muda Zhang terus menerus menangis meratapi kepergian sang istri yang sangat di cintainya itu.

Untuk sementara waktu, bayi kecil itu di rawat oleh bibi kecilnya saja yaitu Xiu Fan yang merupakan anak bungsu dari keluarga Xue.

Ke esokan harinya,acara pemakaman pun di laksanakan secara hikmat tanpa menunggu tuan besar Xue datang.

Selesai acara pemakaman itu, tuan muda Zhang masih tidak bisa mengurangi beban derita di hatinya, diam membisu duduk diatas pusara sang istri tercintanya itu.

Di peluk nya pusara sang istri sambil menangis tersedu sedu,dengan sesekali memanggil manggil nama sang istri.

Tidak jauh dari situ, nampak beberapa pengawal pribadi keluarga Zhang berdiri dengan sikap waspada menjaga tuan muda mereka.

...****************...

Bao Kecil.

Dengan perasaan hati yang sangat pilu, Xiu Fan mengendong bayi kecil yang memiliki kulit seperti sisik ular itu, nampak sekali sang ibunya tidak begitu suka dengan bayi itu, mungkin karena keadaan nya yang seperti itu.

Sementara itu, kakek dan nenek di pihak ayah si bayi kecil itu juga nampak tidak suka dengan bayi itu,itu terlihat dari sikap mereka yang tidak pernah sekalipun menggendong sang bayi kecil cucu mereka itu.

Kepiluan hati Xiu Fan bertambah lagi dengan sikap sang kakak ipar yang seolah olah menganggap bayi kecil itulah yang sudah merenggut ke bahagian nya.

Kalau saja tidak ada Xiu Fan, sudah pasti bayi kecil itu bakalan tewas di tangan sang ayah nya sendiri.

Kini sikap dari Kakak ipar nya itu sudah berbalik seratus delapan puluh derajat dari sifat asalnya.

Tidak ada lagi kelembutan,tidak ada lagi kasih sayang,yang ada suara ketus dan bentakan sadis.

Bahkan sekarang,sang tuan muda Zhang itu sudah mulai merambah ke dunia malam dan minum minum hingga mabuk berat,lalu pulang diantar oleh teman temannya atau di bawa pulang oleh para pengawalnya.

Sang ibu tidak lagi berani menegur,karena sering di bentak oleh putra nya itu.

"Ya,ini semua karena bayi bod*h itu,seandainya bayi itu tidak ada,tentu ibunya tidak akan mati,dan putra kita tidak akan berubah menjadi jahat,bayi itu pembawa sial dan musibah, sebaiknya cepat cepat Xiu Fan membawa bayi itu ke kota Li Cuan,aku takut ada bencana lain yang menimpa keluarga kita bila bayi sial itu terus disini!"kata nyonya besar Zhang kepada suaminya beberapa hari setelah kematian Bao Yu.

"Tetapi bu,bagai manapun,dia tetaplah cucu kita,darah daging kita bu!"kata tuan besar Zhang memberi pengertian kepada sang istrinya.

"Tidak !!,aku tidak Sudi memiliki cucu mahluk aneh seperti itu,membuat malu saja,ku taruh di mana muka ku bila orang orang tahu bahwa cucu kita seperti seekor ular itu, huh !,aku tidak mau,dia bukan cucu ku tetapi siluman"kata nyonya besar Zhang dengan suara yang keras.

Suara keras nyonya Zhang itu,tentu saja di dengar oleh Xiu Fan yang kebetulan kamarnya berada di dekat kamar utama tempat tuan dan nyonya besar Zhang tidur.

Air mata Xiu Fan mengalir membasahi pipinya,di tatapnya bayi kecil itu dengan perasaan pilu, " nak,semoga kelak kau tabah menerima semua cobaan hidup yang bakal kau alami nanti,perjuangan mu akan sangat berat nak!" ,di ciumnya pipi mungil bayi kecil itu.

Sebenarnya bayi itu tidaklah jelek,seandainya kulitnya tidaklah penuh dengan sisik,niscaya dia akan menjadi bayi tertampan sejagat,tetapi karena kulitnya yang seperti itu, menjadikan bayi itu nampak seperti mengerikan.

"Aku akan membawa mu ke Li Cuan nak,aku akan merawat dan membesarkan mu disana nak!" gumam Xiu Fan sambil membelai pipi mungil bayi itu, "kakak,kau tenanglah di alam sana,buah hati mu akan ku rawat, meskipun orang orang tidak menyukai nya,tetapi aku akan menyayangi nya" ...

Ke esokan harinya,di depan para kerabat yang berhadir di tempat kediaman tuan Zhang, mereka membicarakan masalah kelangsungan hidup putra tuan muda Zhang itu.

Selagi mereka berunding masalah siapa yang akan memelihara putra tuan muda Zhang ini,tiba tiba tuan muda Zhang masuk ke ruangan tempat pertemuan keluarga itu, dan dengan muka merah serta suara yang sangat ketus berkata, "Dengarkanlah oleh kalian semua,kalian boleh melakukan apa saja dengan bayi itu, boleh memelihara nya,bahkan boleh pula membunuh nya,aku tidak perduli,yang harus kalian ketahui adalah, pertama, jangan sampai aku melihat bayi itu lagi, karena aku akan membunuh nya bila aku melihatnya, kedua,kalian boleh memberi nya nama apa saja, asal jangan pakai marga keluarga Zhang, karena bila itu terjadi,bukan cuma bayi itu yang akan mati,kalian pun akan berurusan dengan keluarga Zhang, karena aku tidak Sudi memiliki putra seperti siluman itu, dan yang ke tiga, jangan lagi mengait kan urusan bayi itu dengan keluarga Zhang yang terhormat, mulai sekarang dia bukan lagi bagian dari keluarga Zhang,tetapi musuh keluarga Zhang,karena dialah yang telah merenggut Bao Yu ku,dia pembawa sial keluarga Zhang!!"...

Xiu Fan bagai tersambar petir mendengar perkataan dari tuan muda Zhang itu.

Dia tidak habis pikir, seorang ayah yang seharusnya melindungi putra nya,ini malah memendam dendam kepada putra nya sendiri, dan menganggap sang putra lah penyebab meninggal nya sang istri.

Pilu dan perih rasa hati Xiu Fan mendengar perkataan dari mantan kakak ipar nya itu.

Dia tahu dahulu sang kakak ipar adalah seorang pemuda panutan banyak orang, pendiam, santun, dan juga murah hati,berbalik sekarang, setelah kakak nya meninggal dunia, sang kakak ipar seperti orang asing yang tidak lagi dia kenal.

Setiap saat merenung, menangis,mengamuk tidak karuan,bahkan sang ibunya sendiri pernah hingga terjatuh karena di dorong oleh nya.

Xiu Fan ingin berbicara dan protes terhadap sikap sang kakak ipar yang sudah berubah seratus delapan puluh derajat itu,tetapi di cuma gadis kecil yang baru berusia belasan tahun saja,tidak memiliki keberanian apa apa, akhirnya diam adalah andalan utama nya.

"Kalau begitu bersediakah kalian memelihara bayi kecil ini ?" tanya tuan besar Zhang Gu Guan kepada Oei Niu Ni atau nyonya besar Xue.

Sebenarnya hati nyonya besar Xue juga tidak suka kepada bayi jelek itu,tetapi bayi itu anak dari Bao Yu putri kandung nya sendiri, apa kata orang bila dia menolak memelihara bayi itu.

Tetapi sebalik nya,bila dia memelihara bayi itu, orang juga akan mengejek dan menertawakan diri nya, karena memiliki cucu seorang iblis.

Dalam dilema,nyonya besar Xue hanya bisa tertunduk tanpa bisa memberi keputusan apa apa.

"Kami bersedia,aku akan merawat nya,betapapun rupa dan bentuk nya,dia tetaplah keponakan ku,putra dari kakak ku, meskipun dunia menolak nya,aku yang akan menerima nya, kami akan membawa nya kembali ke kota Li Cuan hari ini juga" terdengar suara wanita muda nan cantik itu menggema bagaikan halilintar yang menyambar kuping semua orang yang berhadir di tempat itu.

Semua orang merasa hati nurani mereka terusik oleh perkataan gadis itu.

"Kau boleh membawanya sekarang juga,lebih cepat lebih baik,tetapi ingat nona kecil keluarga Xue,mulai saat ini,jangan lagi melibatkan keluarga Zhang dalam hal bayi ini, terserah kalian mau melakukan apa saja kepada bayi itu,yang pasti,jangan kaitkan dengan keluarga Zhang!" kata tuan muda Zhang sambil melotot kearah Xiu Fan.

Xiu Fan hanya tertunduk sedih sesaat,lalu kembali mengangkat kepalanya dan berkata, "tuan muda Zhang yang sangat terhormat, tuan jangan khawatir tentang itu, saya berjanji tidak akan menyangkut pautkan masalah bayi itu dengan keluarga Zhang yang terhormat,meskipun sesungguh nya dia adalah sebenar benar nya putra tuan,tetapi mulai saat ini,putra tuan muda Zhang sudah mati bersama ibu nya,dan yang ada sekarang adalah seorang anak manusia yang tidak memiliki jati diri,yang terlahir bukan karena kehendaknya,tetapi hasil cinta kasih kedua orang tuanya,dunia menolak kehadirannya,alam mengutuk kelahirannya, dan orang orang mencemooh nya,tetapi saya yakin ada maksud penguasa alam dengan menciptakan takdir seperti ini,tenang kan hati tuan,karena mulai sekarang,putra tuan telah meninggal bersama ibunya!" kata Xiu Fan sambil terisak Isak menahan kepedihan hatinya.

Semua yang hadir merasa muka mereka ditampar seorang gadis belasan tahun dengan kotoran.

Betapa tidak, mereka semuanya sadar bahwa tidak ada seorang anak pun yang meminta dilahirkan kepada kedua orang tua nya,semua atas kehendak sang penguasa takdir hidup itu sendiri,sedangkan manusia sejatinya cuma bisa menerima dan menjalankan dengan sabar dan tabah serta ikhlas semua yang sudah di gariskan dalam buku takdir masing masing.

Meskipun dengan berat hati,nyonya besar Xue terpaksa menerima keputusan dari putri bungsu nya itu, dia tidak ingin orang lain melihat penolakan nya, karena masih banyak cara untuk mengatasi masalah itu, pikir nya.

Hari itu juga rombongan keluarga Xue dari kota Li Cuan kembali ke kota Li Cuan dengan di kawal oleh sepuluh orang pengawal pribadi keluarga Xue.

Di kota Li Cuan,keluarga Xue adalah salah satu keluarga terkaya di situ.

Mereka memiliki sebuah rumah yang juga sangat besar dengan tembok tinggi berdiri mengelilingi rumah itu.

Di belakang rumah itu ada kebun buah yang cukup luas dan di sebelah kebun buah itu ada beberapa rumah pekerja dan pelayan rumah keluarga Xue.

Dengan menyewa jasa sepasang suami istri setengah tua untuk merawat Bao kecil demikian bayi dari Bao Yu di panggil.

Entah karena apa,tidak ada satupun yang ingat untuk memberikan nama kepada bayi kecil itu, sehingga sepasang suami istri itu memanggil nya dengan panggilan Bao kecil.

Meskipun setiap hari dan setiap saat Xiu Fan kebelakang untuk merawat atau sekedar menjenguk keponakan nya itu,tetapi karena kesibukan nya di toko obat milik keluarga nya, membuat perhatiannya kepada keponakannya itu tidak bisa maksimal.

Sedangkan nyonya besar Xue juga tidak mempermasalahkan selagi bayi itu tidak di bawa masuk ke rumah utama.

Empat tahun waktu berjalan tidaklah terasa, kini bayi kecil itu sudah ber tumbuh menjadi anak kecil yang lucu meskipun kulit tubuh nya dipenuhi oleh sisik seperti seekor ular ataupun Naga.

Kini Xiu Fan yang di panggil oleh Bao kecil sebagai Siau Ji atau bibi kecil,panggilan untuk bibi paling bungsu,telah menikah dengan seorang pemuda kaya dari keluarga Fang bernama Shi Quon,dari kota Tiang Lun di sebelah barat daya kota Li Cuan,dan di bawa ke tempat keluarga Fang di kota Tiang Lun untuk meneruskan bisnis keluarga nya,maklum tuan muda Fang adalah pewaris tunggal keluarga Fang itu.

Kini tanpa Siau Ji nya, kehidupan Bao kecil sedikit demi sedikit mulai berubah,dampratan dan caci maki mulai dia terima dari hari ke hari.

Sang nenek sendiri seolah olah menutup mata dengan kejadian itu,bahkan dia sendiri yang memulai kelakuan seperti itu kepada sang cucu nya,sehingga orang lain yang bukan saudara juga memperlakukan hal yang sama kepada Bao kecil.

Kini hampir tidak ada hari tanpa dampratan, hardikan, bahkan deraan bilah rotan yang dia alami.

Bao kecil baru berusia empat tahun,harus menerima cobaan hidup sedemikian berat, menangis,berteriak bahkan melolong pun tidak ada seorang pun yang bersedia menolongnya.

...****************...

Si Chun.

Karena deraan penderitaan setiap hari nya,kini tubuh dan hati Bao kecil sudah mulai kebal,tidak ada lagi jeritan yang keluar dari mulut anak kecil itu,meskipun pantat,kaki dan tangan nya berdarah darah terkena deraan rotan dari kedua pengasuh nya.

Cuma air mata dan kepiluan lah serta sedu sedan tertahan yang menjadi teman akrab nya di setiap malam.

Di dalam bilik kecil itu dia hanya berteman dengan sebuah lukisan wanita cantik pemberian dari Siau Ji nya yang mengatakan bahwa wanita cantik itu adalah ibunya.

Setiap malam sebelum tidur, Bao kecil selalu menyempatkan diri untuk berdoa di depan lukisan ibunya itu.

"Bu,kenapa ibu meninggalkan aku bu, seharusnya ibu mengajak aku pergi bu, Bao ingin bersama ibu saja, Bao tidak kuat lagi bu,seluruh tubuh Bao sakit semua, jemput Bao segera bu!" bisik nya lirih sambil air mata berlinangan membasahi pipi kecilnya itu.

Karena terlalu lelah lahir batin, akhirnya dia pun tertidur pulas di depan lukisan sang ibu nya.

Di dalam tidurnya,dia bermimpi,di datangi oleh seorang wanita yang sangat mirip dengan lukisan di kamar nya itu.

Wanita cantik itu menangis sambil memeluk tubuh nya.

"Apakah kau adalah ibu ku ?"tanya Bao kecil lugu.

Wanita cantik itu tersenyum sambil menganggukkan kepalanya, "iya sayang, aku ibu mu nak,ibu sangat menyayangi mu anak ku,kau harus bersabar dan ikhlas menerima takdir dari sang maha kuasa ini nak, kamu putra ibu yang paling kuat sayang" kata wanita itu sambil memeluk tubuh Bao kecil.

"Tidak !, tidak !, ibu tidak sayang pada ku, ibu meninggalkan aku sendirian disini, seharusnya ibu mengajak aku bu, bila ibu benar benar sayang kepada ku,jemput aku bu!" pinta Bao kecil sambil terisak sedih.

"Byurr !" .

Tiba tiba se ember air mengguyur tubuh kecil nya hingga basah kuyup.

Rupanya Ju Bi Guan dan istrinya Ma Lai sudah berdiri di sisi pembaringannya dengan satu gentong air yang sudah kosong.

"Asik bermalas malasan ya,hari sudah pagi, ayo bangun dan beri makan ayam ayam sana!" teriak Ma Lai seperti Guntur yang menggelegar.

Dengan tubuh yang masih sakit semua, Bao kecil bangkit berdiri dan berjalan terseok-seok ketempat kandang ay dan bebek tidak jauh dari tempat nya tidur.

Di sisi kandang ayam ada sebuah pondok kecil bekas kandang kambing,disitulah Bao kecil di buatkan tempat tidur oleh Ju Bi Guan.

Mereka tidak masalah mau memperlakukan Bao kecil seperti apa saja,karena tuan besar dan nyonya besar Xue tidak pernah sekalipun datang untuk sekedar menjenguk keadaan Bao kecil.

Sudah beberapa purnama ini Siau Ji nya tidak datang menjenguk nya ke belakang.

Dia tidak tahu kalau Siau Ji nya itu sudah kawin dan pindah ke kota lain mengikuti suaminya.

Karena terlalu rindu nya dengan Siau Ji nya itu, akhirnya dengan langkah terhuyung huyung, dipaksa nya kakinya untuk melangkah ke rumah utama mencari Siau Ji nya.

Lewat pintu belakang, bocah kecil itu masuk kedalam rumah utama dengan maksud mencari Siau Ji nya.

Rupanya waktu itu nyonya besar Xue sedang mengadakan jamuan dengan teman temannya di ruang makan rumah utama itu.

Spontan saja para wanita dan anak anak yang melihat Bao kecil menjadi heboh,bahkan anak anak kecil berteriak histeris ketakutan.

Bukan main marah ya nyonya besar Xue melihat kejadian dia anggap sangat memalukan itu.

"Bian Ho!, cepat bawa anak set*n ini ke belakang, dan kurung di kamar kecil!!", teriak nyonya besar Xue kepada putra sulung nya yang sudah berkeluarga serta mempunyai seorang putri cantik itu.

seorang pemuda masuk ke dalam ruang makan itu,lalu menyeret tangan Bao kecil keluar dari tempat itu.

Di pinggir sebelah kiri kebun belakang rumah utama itu terdapat kamar kecil tempat buang air kecil,disitulah Bao kecil di masukan dan di kunci dari luar.

Bao kecil yang tidak mengerti mengapa orang marah melihat kehadirannya itu,cuma bisa menangis terisak Isak di sudut kamar kecil itu.

Setelah beberapa saat dalam kesendirian,tiba tiba pintu kamar kecil itu di buka,dan dari luar munculah nyonya besar Xue dengan wajah beringas sambil memegang sebuah cambuk.

Melihat hal itu,Bao kecil cuma bisa meringkuk di sudut kamar kecil itu dan berharap sang nenek mengasihani nya.

"A'a' ampun nek,ja jangan cambuk saya nek !"ratap Bao kecil sambil menangkupkan kedua telapak tangan di depan wajah nya, air mata nya mulai luruh karena ketakutan.

"Ctar !".

"Ctar !".

"Ctar !".

"Ctar !".

Terdengar berkali kali suara lecutan cambuk mendera sekujur tubuh Bao kecil.

Meski harus sampai berguling guling di lantai menahan sakit nya,Bao kecil berusaha tidak berteriak,karena bila dia berteriak,maka hukuman itu tidak akan selesai selesai.

Sekujur tubuh nya tidak lagi membiru,tetapi kini sudah sobek terkoyak sana sini, dan darah pun menetes membasahi lantai kamar kecil itu.

Yang dia ingat hanya berusaha melindungi mukanya dari cambukan sang nenek,meskipun untuk itu harus dibayarnya dengan tangan yang luka luka.

Setelah merasa puas dan nafas yang tersengal sengal,barulah nyonya besar Xue berhenti mendera sang cucu dengan cambuk,lalu pergi ke belakang menemui kedua pengasuh sang cucu.

Ju Bi Guan dan Ma Lai istrinya mendapat dampratan,hardikan serta caci maki dan ancaman dari nyonya besar Xue karena keteledorannya sehingga Bao kecil bisa lolos ke rumah utama.

Bao kecil yang terbaring di kamar kecil di pinggiran kebun itu akhirnya berusaha duduk sambil bersandar ke dinding kamar kecil itu.

Air mata nya menetes berjatuhan seperti air hujan,namun sebisa mungkin dia menahan agar tidak ber suara.

Pintu kamar kecil itu terbuka kembali,kini Ju Bi Guan sang pengasuh nya berdiri disana dengan menenteng bilah rotan yang ujung nya di belah delapan.

Dengan sekali sentak, diseretnya tangan Bao kecil kembali ke rumah pekerja di belakang kebun.

Laki laki setengah tua itu tidak lagi perduli dengan tubuh Bao kecil yang sudah penuh dengan luka luka itu.

Seperti seekor induk singa yang kehilangan anaknya,dia mendera tubuh Bao kecil dengan rotan seperti seorang yang sedang kesurupan.

Hebatnya anak kecil berusia empat tahun itu,meskipun sekujur tubuhnya penuh dengan luka luka,dan air mata mengalir deras di pipi nya,tetapi tidak sedikitpun terdengar suara keluhan yang keluar dari bibir mungil nya itu.

"Si Chun !, mulai sekarang nama mu adalah Si Chun(si bodoh) karena kau memang pantas mendapatkan nama itu,ini peringatan terakhir Si Chun, kau tidak boleh ke rumah utama hingga kapan pun, ingat itu !"kata Ju Bi Guan setelah puas melampiaskan kemarahannya kepada bocah kecil itu,lalu pergi meninggalkan bocah kecil yang dia namakan si Chun itu di bekas kandang kambing.

Tubuh Si Chun atau Bao kecil itu tergolek di depan lukisan sang ibu.

Tubuh kecilnya tidak lagi mampu bergerak,cuma dadanya yang terlihat turun naik,entah pingsan entah masih sadar.

Lamat Lamat dari mulut kecilnya terdengar suara ratapan, "ibu,jemput aku bu,aku sudah tidak sanggup lagi bu, aku ingin ikut ibu saja, kasihani aku bu, sekujur tubuh ku sakit semua bu, ibu juga tidak menyayangi aku "ratap nya pelan sambil menatap lukisan di dinding ruangan kecil itu.

Kemudian tidak lagi terdengar suara apapun juga selain isakan dan ratapan kecil dari mulut seorang bocah malang.

Kali ini di alam mimpinya,dia bertemu kembali dengan sang ibu.

Dari wajah wanita cantik itu kini tidak lagi terlihat senyum manis,tetapi raut kesedihan.

"Ibu, kau menjenguk ku atau ingin mengajak aku pergi bu ?" tanya nya kepada sang ibu.

Wanita cantik itu tidak bisa berkata kata lagi,cuma air mata yang berderai membasahi pipi putih nya.

"Kau putra ku yang kuat dan hebat,bangkitlah nak dan melangkah lah menantang dunia ini, ingatlah pesan ibu sayang,sebagus apapun baja itu,bila tidak ditempa dengan kuat, tidak akan berhasil menjadi sebuah pedang yang tajam,dan semakin bagus sebuah baja,maka akan memerlukan tempaan yang kuat agar menjadi sebuah pedang yang hebat, kalau kau sayang dengan ibu,kau harus kuat anak ku, teruslah melangkah meskipun dengan terseok seok,ibu akan selalu menemani mu sayang!"kata sang ibu lalu pelan pelan menghilang dari pandangan bocah kecil itu.

"Bu !, ibu !" suara kecil bocah itu terdengar sayup sayup.

Bocah kecil itu tersentak kaget dan terjaga dari tidur nya.

Dengan sekuat tenaga,dia berusaha bangkit duduk dan bersandar pada dinding ruangan itu.

Di tatapnya lukisan sang ibu sambil bergumam, "aku akan kuat ibu,aku sayang ibu,aku tidak akan menyia nyiakan pengorbanan ibu untuk ku,beristirahatlah dengan tenang bu,aku harus kuat demi ibu !"...

Dengan mengumpulkan segenap sisa sisa tenaganya,dia bangkit berdiri,dan dengan sempoyongan berjalan kearah kandang ayam untuk memberi makan ayam ayam itu.

Setelah selesai memberi makan ayam,di lanjutkan kembali dengan memberi makan Itik itik di seputaran tempat tinggal nya.

Setelah semuanya selesai,barulah bocah kecil itu duduk di dalam pondok tempat tinggalnya itu sambil membersihkan luka luka di sekujur tubuh nya.

Hempasan dan deraan penderitaan semenjak kecil, membuat bocah ini menjadi tahan banting berhati keras sekeras baja.

Begitulah ke sehari harian dari bocah yang kini di panggil pengasuhnya. dengan panggilan Si Chun itu.

Entah siang atau malam,bila hati kedua pengasuh nya itu sedang tidak enak,bisa saja dia yang menjadi tempat pelampiasan kemarahan mereka.

Apa lagi setelah beberapa bulan,sang Siau Ji nya mulai hamil, semakin jarang lah dia mengunjungi sang bocah kecil ke kota Li Cuan.

Kini benar benar tidak ada seorang pun yang bisa melindungi nya lagi.

Pagi pagi dia harus menimba air dari sumur untuk mengisi tempat minum ayam,lalu mengisi bak tempat minum itik.

Setelah itu barulah mengisi bak mandi tempat kedua pengasuh nya mandi.

Si Chun,itulah panggilan orang orang kepada nya, termasuk paman,bibi, kakek dan nenek nya,juga memanggil nya dengan panggilan si Chun pula.

Pakaian ?, jangan tanya tentang pakaian,bekas pakai yang masih baik aja sudah mending bila ada, biasanya sang nenek akan memberikan pakaian kepada nya bila sudah tidak lagi layak untuk di pakai.

Namun kebiasaan bocah si Chun ini yang tetap tidak berubah adalah berdoa setiap saat di hadapan lukisan sang ibu.

...****************...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!