Melarikan diri.

Dua tahun kembali berlalu tanpa terasa,kini bocah kecil yang di panggil si Chun itu sudah tumbuh menjadi anak usia enam tahun.

Meskipun usianya baru enam tahunan,tetapi kekuatan pisiknya setara dengan remaja empat belas tahun.

Hal itu terjadi karena deraan penderitaan dan siksaan yang dia alami.

Tubuh nya masih saja seperti dulu,dengan bekas luka yang hampir membaluri sekujur tubuh nya.

Anak dengan ke tambahan luar biasa ini tumbuh menjadi anak pemurung dan tidak banyak bicara,apa lagi untuk mengeluh.

Hidup di dalam siksaan membuat hati dan pikirannya kuat,tidak mudah menyerah,apa lagi sekedar untuk berkeluh kesah.

Tidur di kandang kambing sudah biasa baginya,dan memikul air dua gentong juga pekerjaan rutin setiap paginya.

Malam ini kembali dia menatap lukisan sang ibu,berbicara sendiri dengan ibunya,dan sebelum tidur dia berdoa untuk ibu nya.

Malam ini udara tiba tiba terasa sangat panas,dan kerongkongan nya juga tiba tiba terasa kering.

Perlahan lahan Si Chun bangkit berdiri,diambil nya lumpang,tempat air terbuat dari kulit labu, lalu perlahan tanpa suara dia keluar dari kandang kambing tempat dia tidur.

Dengan hati hati,dia melangkah ke depan, kearah rumah pengasuh nya.

Dia berjalan di kegelapan menuju dapur untuk meminta air putih,karena kebiasaan pintu dapur itu tidak di konci,sehingga mudah untuk masuk.

Jarak dari kandang kambing tempat dia tidur dengan rumah pengasuh nya lumayan cukup jauh.

Baru Saja dia bermaksud mendorong daun pintu dapur,dari depan rumah terdengar suara panggilan seseorang.

"Bi Guan !,Bi Guan !, kau sudah tidur ya!"... suara itu dibarengi dengan ketukan pintu depan.

Lama tidak ada jawaban dari Ju Bi Guan maupun Ma Lai istrinya.

Kembali terdengar ketukan dan panggilan dari luar.

Si Chun yang mengintip dari tempat gelap dapat melihat bahwa yang datang adalah nenek nya bersama Bian Ho sang paman kakak dari almarhum ibunya.

Untuk ketiga kali nya,nampak sang nenek mengetuk pintu rumah dengan agak keras serta memanggil nama pengasuh nya dengan nyaring.

Tidak berapa lama pintu pun terbuka dan nampak wajah Bi Guan masih lusuh karena baru bangun tidur.

"I iya nyonya besar,ada apa kah malam malam ketempat ini ?"tanya Bi Guan heran.

Sebelum menjawab,nyonya besar Xue celingukan ke sekeliling nya, memastikan bila tidak ada orang lain yang mendengarkan.

Padahal seandainya saja ada,dia juga tidak bakalan bisa melihatnya,karena gelapnya malam itu.

"Si Chun itu apa sudah tidur ?"tanya nyonya besar Xue.

"Nyonya besar,larut malam seperti ini dia pasti sudah tidur, orang kebiasaan anak itu sore sore sudah tidur" kata Bi Guan sok tahu,padahal dia mana Sudi mengontrol Si Chun malam malam, "ada apa ya nyonya besar ?"...

"Eh begini Guan,Besok malam kau bunuh bocah setan itu,kebetulan besok malam. tuan besar pergi ke kota raja,ada urusan, jadi mumpung dia tidak ada,cepat kau bunuh bocah itu dan buang mayat nya jauh jauh "kata nyonya besar Xue tegas.

"Ah kebetulan sekali nyonya besar,saya sudah muak dengan bocah setan itu, baiklah nyonya,nyonya tahu bersih saja,lusa pagi,dia sudah tidak ada lagi di muka bumi ini "kata Bi Guan mantap.

Nyonya besar melemparkan sekantong keping emas kepada bi Guan, " lakukan saja dengan benar,dan jangan sampai ada siapapun yang tahu,ingat jangan sampai ada yang tahu!"...

Setelah selesai,nyonya besar dan putra nya segera beranjak pulang sedangkan BI Guan segera menutup pintu rumahnya dan meneruskan tidur nya yang terganggu.

Perlahan Si Chun beranjak dari tempat persembunyian nya dan melangkah ke kandang kambing tempat dia tidur.

Dia tidak pernah menyangka bila neneknya sendiri tega menyuruh orang menghabisi nyawa nya.

Dia Menatap lukisan sang ibu di temaram nya cahaya lampu minyak jarak itu.

"Ibu,katakan kepada ku, apa yang harus kulakukan ibu, menyerah mati dan bertemu ibu tetapi kita di masukan ke neraka,atau berjuang agar ibu bisa ke sorga,aku sayang ibu,bu, beri aku kekuatan, sekarang anakmu dalam bahaya bu" ratap. nya pelan di depan lukisan sang ibu,air matanya menetes kembali.

Bocah yang dipanggil Si Chun (si bodoh) itu,pada dasarnya bocah yang di beri kelebihan berupa kecerdasan diatas rata rata manusia biasa.

Lama dia berpikir tentang apa yang harus dia lakukan.

Akhirnya dia tersenyum menatap lukisan ibunya, itu untuk pertama kalinya dia tersenyum, "baiklah ibu,akan kulakukan,aku harus hidup demi ibu, aku akan berjuang agar ibu masuk sorga bu !" suaranya lirih.

Akhirnya di baringkan nya tubuh nya di lantai tidak beralas itu.

Setelah tiga perempat malam,biasanya akan datang gerobak dari desa membawa bahan bahan obat untuk keluarga Xue,dan jadwal nya bertepatan malam itu.

Seperti biasa,waktu tiga perempat malam, gerobak barang pun datang.

Setelah memarkirkan gerobaknya di belakang rumah utama,tukang gerobak pun menurunkan barang barang bawaannya dan mengangkat masuk kedalam gudang penyimpanan .

Setelah beberapa kali bolak balik mengangkut barang,akhirnya selesai juga.

Setelah menerima pembayaran,gerobak itupun akhirnya keluar dari tempat kediaman keluarga Xue itu bergerak keluar kota menuju timur arah kota Tao.

Saat menjelang tengah hari,kereta itu berhenti di sebuah hutan untuk makan dan beristirahat sejenak.

Kusir kereta yang merangkap pemilik kereta itu segera menepikan kereta nya ketempat yang teduh.

Dengan membawa tempat makanannya, sang kusir segera mencari tempat yang teduh di bawah pohon untuk beristirahat makan.

Selagi kusir kereta itu makan ditempat teduh di balik sebatang pohon, perlahan lahan dari tumpukan karung di belakang kereta keluar bocah Si Chun yang langsung melompat dari kereta itu,serta berlari masuk ke dalam hutan.

Bocah Si Chun itu terus berlari kedalam hutan untuk menghindari pandangan manusia.

Di dalam pemikiran nya saat itu,semua orang itu jahat,cuma ibu nya saja yang baik,dan dia harus menghindari manusia manusia jahat itu.

Entah sudah berapa lama dia berlari,dan Haripun sudah mulai sore.Bocah Si Chun itu kini tiba di pinggir sebuah sungai kecil yang berair dangkal.

Dengan nafas tersengal sengal,di hempaskannya pantatnya diatas sebuah batu pipih di pinggir sungai,sambil dijulurkannya kakinya ke air sekedar merendam dan menghilangkan rasa cape nya.

Entah mengapa, meskipun sendirian di dalam hutan rimba,dia tidak takut, malah merasa terbebas dan sangat senang sekali.

Cukup lama dia duduk diatas batu pipih itu sambil menjuntai kan kaki nya ke dalam air.

"Aku harus bisa hidup di hutan ini, aku harus mencari makan untuk hidup ku sendiri"gumam bocah Si Chun itu.

Untunglah selagi berada di keluarga besar Xue,dia sering ke hutan buatan di belakang kandang kambing tempat nya tidur dahulu,dan di situ juga ada kali kecil yang sering menjadi tempat nya mencari ikan dahulu,dan dengan itulah dia bisa bertahan hingga sekarang.

Dikeluarkannya pisau belati yang panjangnya sekitar sejengkal lebih, pemberian dari Siau Ji nya dahulu yang menyuruh nya menyimpan baik baik karena itu harta satu satu nya peninggalan sang ibu.

Di gagang belati itu ada sebutir batu hitam panjang yang di masukan ke dalam rongga gagang belati itu,bila batu itu di gesekan dengan pisau belati itu,maka akan menimbulkan percikan kembang api yang banyak.

Dengan pisau belati itu, di potong nya batang bambu yang kebetulan banyak tumbuh di hutan itu.

Bambu besar itu tidak tumbuh ber rumpun, tetapi tumbuh satu satu seperti pohon kayu biasa.

Bocah Si Chun itu mencari batang bambu yang sudah tua dan roboh sendiri,sehingga dia tidak sulit memotong nya.

Potongan batang bambu sepanjang satu depa itu dia bawa ke pinggir sungai tempat tadi dia duduk.

Lalu dengan menggunakan pisau belatinya,di belah nya batang bambu itu menjadi bilah kecil kecil,dan satu bilah sebesar tiga jari orang dewasa.

Bilah yang besar dia bentuk seperti sebuah busur panah,sementara yang kecil kecil dia bentuk menjadi anak panah.

Hal ini ketrampilan yang sering dia lakukan dahulu sewaktu menunggui itik itik nya mencari makan.

Setelah selesai,dengan seutas tali dari kulit pohon yang dia pintal,dia buat menjadi busur panah.

Kini dia harus membuat anak panah dari bambu yang diraut kecil kecil dan tajam itu,sedangkan untuk sayap belakang anak panah nya,dia buat dari daun lontar yang juga banyak terdapat di hutan itu.

Setelah busur dan anak panah nya selesai, kini giliran menguji coba panah itu.

Dengan ketrampilan otodidak dan ditambah naluri bertahan hidup anak manusia, Ikan besar pertama pun dia dapat kan.

Bocah Si Chun berteriak sekeras keras nya sambil bersorak gembira mendapatkan seekor ikan yang sangat besar itu.

Kini selama hidupnya, baru sekarang ini lah untuk pertama kalinya dia ber sorak gembira.

Di kumpulkannya kayu kayu kering,kemudian dengan mempergunakan percikan api dari gesekan batu api dan pisau belatinya itu,di hidupkan nya api.

Tidaklah lama,bau ikan bakar pun menyebar ke sekitar hutan itu.

Dengan perasaan hati yan gembira, Bocah Si Chun menikmati ikan bakar hasil dari jerih payah nya sendiri.

Setelah selesai makan, Bocah Si Chun segera beranjak mencari cari goa tempat berlindung malam ini.

Untunglah tidak jauh dari tepi sungai itu terdapat tebing batu menjulang tinggi.

Di tebing itulah,sekitar ketinggian empat depa dari tanah,terdapat sebuah lobang mirip mulut goa.

Dengan bergantungan pada tumbuhan merambat,Si Chun naik ke mulut goa itu.

Di dalam goa itu tidak lah terlalu dalam,cuma empat depa saja dengan mulut goa yang kecil serta ruangan yang cukup besar dan agak rata,membuat tempat itu jauh lebih layak di tiduri ketimbang kandang kambing.

"Ah biarlah untuk malam ini aku tidur seadanya saja dulu,baru besok aku akan membersihkan tempat ini"pikir Bocah Si Chun sambil merebahkan tubuh nya.

Tidak seberapa lama,dia sudah pulas di alam mimpinya.

Perlahan lahan dari kegelapan malam,kabut mulai berhembus di kaki pegunungan.

Dan sebagian kabut itu masuk ke goa tempat Bocah Si Chun tertidur.

Perlahan kabut itu mulai memadat dan menggumpal membentuk seorang wanita cantik.

Lama,sangat lama sekali wanita itu menatap Bocah Si Chun yang terlelap kecapean itu.

Air mata wanita itu mengalir di pipinya yang putih kemerah merahan.

"Maapkan ibu sayang,kau sekecil ini harus mengalami derita luar biasa seperti ini,dunia seolah tidak menghendaki mu, manusia menolak mu, dan takdir pun mempermainkan hidup mu,bahkan mungkin Dewa pun menertawai nasip mu, tetapi ibu akan selalu bersama mu, melindungi mu,dan kelak kita akan bersama sama anakku,kau harus tabah menjalani takdir diri mu, bagai manapun keadaan mu,ibu sangat menyayangi mu!"gumam wanita itu seperti desau suara angin yang bertiup menyentuh mulut goa.

Seiring tiupan angin malam,tubuh wanita cantik itu akhirnya semakin lama semakin memudar seperti bayang bayang,lalu menghilang bersama kabut malam.

...****************...

Terpopuler

Comments

I DEWA PUTU BAGIA

I DEWA PUTU BAGIA

gak terbayang anak balita dpt siksaan jadi kuat dan pintar, yg ada malah depresi dan idiot wkwkwk

2024-04-23

1

Iwan Sukendra

Iwan Sukendra

kaya nya cerita nya menarik..

2024-03-15

0

ꪶꫝHIDAYAT

ꪶꫝHIDAYAT

Sedih amat Thor

2024-03-14

0

lihat semua
Episodes
1 Kelahiran dan kematian.
2 Bao Kecil.
3 Si Chun.
4 Melarikan diri.
5 Kasih Ibu tak berbatas.
6 Si Putih.
7 Sekarat.
8 Panah Sumbu Langit.
9 Bertemu Manusia.
10 Di Perguruan Rajawali Emas.
11 Dunia Baru
12 Shin Liong.
13 Kakek Qin.
14 Berlatih.
15 Perpisahan.
16 Dua Pemburu.
17 Ke Kota.
18 Dendam Membawa ke Hancuran.
19 Hancur karena Takabur.
20 Pukulan Sejati Inti Semesta.
21 Sesal di Kemudian.
22 Bertemu Nenek aneh.
23 Legenda Pil Surga.
24 Prahara di Keluarga Zhang.
25 Taman Lokapala.
26 Siluman Serigala Hitam.
27 Murid Ban Kiok Mo.
28 Burung Hong Kecil
29 Panah Sumbu langit Minta Korban.
30 Sepuluh Pengawal Dewi Teratai Putih.
31 Dua Iblis.
32 Dewi Teratai Putih.
33 Kutukan Lembah Keramat
34 Belajar Membuat Pil.
35 Pengembaraan Bermula.
36 Perjalanan ke Timur.
37 Serangan Para Siluman.
38 Perasaan Wang Shi Er.
39 Dewi Teratai putih Gusar.
40 Sepasang Tua Laknat.
41 Antri di Gerbang Kota.
42 Di kota Raja.
43 Ujian cinta.
44 Permainan Membawa Petaka.
45 Balasan untuk Penghina..
46 Siasat Licik.
47 Jadi Pemenang,atau Jadi Pecundang.
48 Penghina yang Terhina.
49 Lelang.
50 Sukses Besar di Pelelangan.
51 Melanjutkan Perjalanan.
52 Pertaruhan yang Gagal
53 Hujan Badai di Tengah Hutan.
54 Buah Mumu Emas.
55 Kebersamaan.
56 Sepuluh Kebajikan.
57 Naga Hijau Penunggu Telaga.
58 Tanda kebajikan.
59 Langkah Dewa Dewi
60 Tuan Besar Ma Ho Tiang.
61 Tanda Kuning ke dua.
62 Mian Nyi Mo Xiau.
63 Shin Bu Mo Thi.
64 Seruling sakti Perenggut Sukma.
65 Wanita cantik Misterius.
66 Aji An Lian dan Putri nya.
67 Titik Terang.
68 Pertapa Han Chi Kung.
69 Masalah di Alun Alun Kota.
70 Salah Sasaran.
71 Penyusupan sepasang Naga.
72 Amukan Sepasang Naga
73 Perjalanan, Menyusuri Sungai.
74 Seraut Wajah dari Masalalu.
75 Selamat Tinggal Dewi.
76 Dewi Menangis.
77 Manusia dari Lobang Langit.
78 Nona Muda Arogan.
79 Takluk.
80 Kemenangan Telak.
81 Klan Gak Sang Penguasa.
82 Kemarahan sang Patriak.
83 Leluhur Gak Bo Ong.
84 Keruntuhan Klan Gak.
85 Muslihat.
86 Lima Titik Ke Emasan.
87 Di Taman Lokapala.
88 Pil Surgawi.
89 Cio Mang Le.
90 Menuntut Pertanggung Jawaban.
91 Perasaan Aneh.
92 Sepasang Saudara Kembar.
93 Perjalanan Bersama.
94 Sisi Kelam Masalalu.
95 Satu Hati, Dua Rasa.
96 Tersesat.
97 Insiden di Rumah Makan.
98 Tuan muda Luan.
99 Dua Datuk Sakti Bukit Kwan.
100 Tuan Besar Liem.
101 Prahara Keluarga Liem.
102 Pedang Kristal Katai Putih Inti Bintang.
103 The Kwat Liang.
104 Empat Tuan Muda Brutal.
105 Pelajaran Pahit.
106 Weng Tao, Weng Taoli.
107 Menyusup Kedalam Istana.
108 Kaisar Mangkat.
109 Siasat.
110 Prahara di Dalam Istana.
111 Akhir Prahara Didalam Istana.
112 Cinta ber tabir keangkuhan.
113 Di Tanah Para Dewa.
114 Pertarungan Terakhir, di Tepi Jurang.
115 Terjebak di Dasar Jurang.
116 Puncak Tiga Dewa.
117 Negeri Mo Li Fa.
118 Racun Ulat Tengkorak.
119 Yaochi Jin Mu.
120 Theo Kuan Yian.
121 Pangeran Mao Sin Kian.
122 Istana Langit.
123 Geger di Istana Langit.
124 Pertemuan.
125 Pemuda dari Dunia Dimensi.
126 Puncak Gunung Kai Lun.
127 Dunia Kegelapan.
128 Mahluk Orgo.
129 Dunia yang Rusak
130 Perkampungan di dalam lembah.
131 Tumbal Rawa Maut.
132 Pengkhianat.
133 Perjuangan di Mulai.
134 Pembantaian di Benteng ke Dua.
135 Bertemu jendral Tua.
136 Kembali ke Taman Lokapala.
137 Mustika Dewa.
138 Istana Giok Diatas Pilar Batu.
139 Pegunungan Batu, di Tengah Gurun.
140 Pembantaian di Celah Tebing Batu.
141 Tersadar.
142 Cerita Anak dan Menantu.
143 Rencana penyusupan.
144 Memulai Penyusupan.
145 Evakuasi Besar Besaran.
146 Kota Raja di Dalam Lembah.
147 Di Bawah Awan Kegelapan.
148 Mencari Gunung Yung San.
149 Mencari Mustika Dewi Salju.
150 Naga Laut Utara.
151 Misteri Mustika Dewi Salju.
152 Dewi Ying Fa.
153 Pergolakan Dua Energi Besar.
154 Dewi Pelangi.
155 Laki laki Pendendam.
156 Bersekutu dengan Iblis.
157 Prahara.
158 Teng Kwan Berulah.
159 Mendung di Kota Raja.
160 Dunia Betara.
161 Pertarungan di Dalam Hutan.
162 Bangsa Tiau Nyin.
163 Para Penghuni Thai San.
164 Prasasti Perdamaian.
165 Amukan Petir Dewa.
166 Ouw Long San Tung.
167 Di Serang Dua Negeri.
168 Dua Dewi Amuk.
169 Palagan Padang Tandus.
170 Setia Hingga Akhir.
171 Dua Putri Mahkota.
172 Majikan Lembah Seribu Bunga .
173 Sam Kui Ang.
174 Para Penguasa Desa Kim San.
175 Pertarungan di Kebun Pisang.
176 Tian Tung Mo Ji .
177 Ji Sian Keng Tee .
178 Bu Tek Kui.
179 Chu Kong Cu.
180 Kong Sian Shin Yong.
181 Di Kota Luxiang.
182 Majikan Lembah Seribu Bunga.
183 Pertarungan Hidup dan Mati .
184 Kenyataan Pahit .
185 Kaisar Chu .
186 Misteri Dusun Kecil di Tengah Belantara .
187 Pewaris Dinasti Liu Terakhir.
188 Kuil Shi Siu Sian.
189 Pertarungan di Depan Kuil .
190 Negeri Liu Lahir Kembali .
191 Banjir Darah di Padang Datar .
192 Empat Setan Muka Merah .
193 Ang Mo Bin.
194 Dewi Ying Fa Sakit .
195 Malaikat Dari Utara .
196 Rencana perlawanan .
197 Pertempuran di Gerbang Kota .
198 Negeri Chu di Timur .
199 Kemelut di Negeri Chu.
200 Rencana Penyerangan .
201 Prahara di negeri Chu .
202 Perjalanan ke Barat .
203 Sin Ni Seng Sian .
204 Musuh Terselubung .
205 Jendral Muda Ming Cen Du.
206 Pengkhianat yang Terbuang .
207 Kemarahan para Datuk .
208 Lembah Sam Liong San .
209 Pertarungan di Dalam Lembah .
210 Tewas nya Dedengkot sakti .
211 Asmara Berujung Lara .
212 Badai di Perbatasan .
213 Banjir Darah di Batas Negeri .
214 Muncul nya Ming Cen Du.
215 Pertarungan Dua Naga .
216 Menyelesaikan Tugas .
217 Muncul nya Siluman Ikan.
218 Istana di Dasar Laut .
219 Kota Yuking .
220 Bayangan di Malam Hari .
221 Penculikan yang Gagal .
222 Pertikaian Dua Dewi Teratai .
223 Salah Sasaran .
224 Ang Lian Sian .
225 Menumpuk Bara dalam Sekam .
226 Hek Lian Kauw Cabang Kota Yufing .
227 Siang Kiam Liong Sian .
228 Perampok Misterius .
229 Muslihat Kuncu Suhu Kota Fansau .
230 Bayi Ajaib .
231 Petaka Bayi Ajaib .
232 Geger di Koai Liong Kok .
233 Siauw Hong Siang .
234 Amarah Putra Mahkota .
235 Sang Jendral Tua .
236 Awan Hitam diatas Kota Raja .
237 Prahara di Istana Alexia .
238 Perebutan anak ajaib .
239 Hek Long Pang .
240 Geger di Kuil Long Sian .
241 Gao Wangwe .
242 Mengejar Pengintip .
243 Mabuk Kepayang .
244 Sepasang Iblis .
245 Bertemu Wang Shi Er .
246 Putri yang Sombong .
247 Perasaan Yi Hua .
248 Si Giam Lo'ong .
249 Bunga Ying.
250 Buah Karma Pala .
251 Dunia Masa Kecil .
252 Perjalanan Ke Kota Li Cuan .
253 Kemurkaan Dewa Naga Emas Sejati .
254 Lembah teratai .
255 Dua Utusan Gubernur
256 Akibat Angkuh .
257 Lao Taijin yang Culas .
258 Penipu yang tertipu .
259 Dua bocah Kecil .
260 Kekuasaan dua Klan .
261 Penghakiman Klan Jao .
262 Persembahan .
263 Istana diatas Gunung .
264 Arogansi Gao Wangwe .
265 Pesan Darah .
266 Saling Dendam .
267 Dara Jelita dari Langit .
268 Terperangkap .
269 Giam Sian Li .
270 Rahasia Wanita ber Kerudung Hitam .
271 Kemaruk kemenangan .
272 Termakan Tipu Muslihat
273 Saat Telur diujung Tanduk .
274 Pengakuan Giam Sian Li .
275 Keributan di Kuil Besar Kim Hud .
276 Nasihat Dewi Chang 'e .
277 Hawa Sihir .
278 Jiwa Iblis , Hati Malaikat .
279 Cerita Putri yang Ternoda .
280 Karma untuk Pendosa .
281 Sihir Kiriman .
282 Khi Sian Li Thai Hauw .
283 Kembali nya Xuyi Sian Li .
284 Perjalan ke ujung timur .
285 Rawa Siluman Buaya .
286 Bukit Siluman Buaya .
287 Dua Laki laki Mata Keranjang .
288 Hukuman .
289 Tiba di Koai Lim .
290 Desa terpencil .
291 Kuil Matahari .
292 Pusaran hitam Lubang Waktu .
293 Pusara Ksatria Dewa Pedang .
294 Ksatria Pertama .
295 Ksatria ke Dua .
296 Peperangan Bangsa Iglor .
297 Perang di Kota Ruaido .
298 Ksatria ke Tiga .
299 Pusara Ksatria Dewa Petir .
300 Teka Teki Tersulit .
301 Ksatria ke empat .
302 Jatuh nya Pilar Timur .
303 Pilar Zolofia .
304 Runtuh nya Tower Zolofia.
305 Makam Keramat .
306 Pilu .
307 Memulai pembersihan .
308 Pembersihan Kota Han .
309 Pembersihan Kota Ming .
310 Menagih Utang Nyawa .
311 Antara Benci , Dendam dan Cinta .
312 Bangkit nya Jiwa Naga Berlian .
313 Penutup , Dewata Agung Muda .
Episodes

Updated 313 Episodes

1
Kelahiran dan kematian.
2
Bao Kecil.
3
Si Chun.
4
Melarikan diri.
5
Kasih Ibu tak berbatas.
6
Si Putih.
7
Sekarat.
8
Panah Sumbu Langit.
9
Bertemu Manusia.
10
Di Perguruan Rajawali Emas.
11
Dunia Baru
12
Shin Liong.
13
Kakek Qin.
14
Berlatih.
15
Perpisahan.
16
Dua Pemburu.
17
Ke Kota.
18
Dendam Membawa ke Hancuran.
19
Hancur karena Takabur.
20
Pukulan Sejati Inti Semesta.
21
Sesal di Kemudian.
22
Bertemu Nenek aneh.
23
Legenda Pil Surga.
24
Prahara di Keluarga Zhang.
25
Taman Lokapala.
26
Siluman Serigala Hitam.
27
Murid Ban Kiok Mo.
28
Burung Hong Kecil
29
Panah Sumbu langit Minta Korban.
30
Sepuluh Pengawal Dewi Teratai Putih.
31
Dua Iblis.
32
Dewi Teratai Putih.
33
Kutukan Lembah Keramat
34
Belajar Membuat Pil.
35
Pengembaraan Bermula.
36
Perjalanan ke Timur.
37
Serangan Para Siluman.
38
Perasaan Wang Shi Er.
39
Dewi Teratai putih Gusar.
40
Sepasang Tua Laknat.
41
Antri di Gerbang Kota.
42
Di kota Raja.
43
Ujian cinta.
44
Permainan Membawa Petaka.
45
Balasan untuk Penghina..
46
Siasat Licik.
47
Jadi Pemenang,atau Jadi Pecundang.
48
Penghina yang Terhina.
49
Lelang.
50
Sukses Besar di Pelelangan.
51
Melanjutkan Perjalanan.
52
Pertaruhan yang Gagal
53
Hujan Badai di Tengah Hutan.
54
Buah Mumu Emas.
55
Kebersamaan.
56
Sepuluh Kebajikan.
57
Naga Hijau Penunggu Telaga.
58
Tanda kebajikan.
59
Langkah Dewa Dewi
60
Tuan Besar Ma Ho Tiang.
61
Tanda Kuning ke dua.
62
Mian Nyi Mo Xiau.
63
Shin Bu Mo Thi.
64
Seruling sakti Perenggut Sukma.
65
Wanita cantik Misterius.
66
Aji An Lian dan Putri nya.
67
Titik Terang.
68
Pertapa Han Chi Kung.
69
Masalah di Alun Alun Kota.
70
Salah Sasaran.
71
Penyusupan sepasang Naga.
72
Amukan Sepasang Naga
73
Perjalanan, Menyusuri Sungai.
74
Seraut Wajah dari Masalalu.
75
Selamat Tinggal Dewi.
76
Dewi Menangis.
77
Manusia dari Lobang Langit.
78
Nona Muda Arogan.
79
Takluk.
80
Kemenangan Telak.
81
Klan Gak Sang Penguasa.
82
Kemarahan sang Patriak.
83
Leluhur Gak Bo Ong.
84
Keruntuhan Klan Gak.
85
Muslihat.
86
Lima Titik Ke Emasan.
87
Di Taman Lokapala.
88
Pil Surgawi.
89
Cio Mang Le.
90
Menuntut Pertanggung Jawaban.
91
Perasaan Aneh.
92
Sepasang Saudara Kembar.
93
Perjalanan Bersama.
94
Sisi Kelam Masalalu.
95
Satu Hati, Dua Rasa.
96
Tersesat.
97
Insiden di Rumah Makan.
98
Tuan muda Luan.
99
Dua Datuk Sakti Bukit Kwan.
100
Tuan Besar Liem.
101
Prahara Keluarga Liem.
102
Pedang Kristal Katai Putih Inti Bintang.
103
The Kwat Liang.
104
Empat Tuan Muda Brutal.
105
Pelajaran Pahit.
106
Weng Tao, Weng Taoli.
107
Menyusup Kedalam Istana.
108
Kaisar Mangkat.
109
Siasat.
110
Prahara di Dalam Istana.
111
Akhir Prahara Didalam Istana.
112
Cinta ber tabir keangkuhan.
113
Di Tanah Para Dewa.
114
Pertarungan Terakhir, di Tepi Jurang.
115
Terjebak di Dasar Jurang.
116
Puncak Tiga Dewa.
117
Negeri Mo Li Fa.
118
Racun Ulat Tengkorak.
119
Yaochi Jin Mu.
120
Theo Kuan Yian.
121
Pangeran Mao Sin Kian.
122
Istana Langit.
123
Geger di Istana Langit.
124
Pertemuan.
125
Pemuda dari Dunia Dimensi.
126
Puncak Gunung Kai Lun.
127
Dunia Kegelapan.
128
Mahluk Orgo.
129
Dunia yang Rusak
130
Perkampungan di dalam lembah.
131
Tumbal Rawa Maut.
132
Pengkhianat.
133
Perjuangan di Mulai.
134
Pembantaian di Benteng ke Dua.
135
Bertemu jendral Tua.
136
Kembali ke Taman Lokapala.
137
Mustika Dewa.
138
Istana Giok Diatas Pilar Batu.
139
Pegunungan Batu, di Tengah Gurun.
140
Pembantaian di Celah Tebing Batu.
141
Tersadar.
142
Cerita Anak dan Menantu.
143
Rencana penyusupan.
144
Memulai Penyusupan.
145
Evakuasi Besar Besaran.
146
Kota Raja di Dalam Lembah.
147
Di Bawah Awan Kegelapan.
148
Mencari Gunung Yung San.
149
Mencari Mustika Dewi Salju.
150
Naga Laut Utara.
151
Misteri Mustika Dewi Salju.
152
Dewi Ying Fa.
153
Pergolakan Dua Energi Besar.
154
Dewi Pelangi.
155
Laki laki Pendendam.
156
Bersekutu dengan Iblis.
157
Prahara.
158
Teng Kwan Berulah.
159
Mendung di Kota Raja.
160
Dunia Betara.
161
Pertarungan di Dalam Hutan.
162
Bangsa Tiau Nyin.
163
Para Penghuni Thai San.
164
Prasasti Perdamaian.
165
Amukan Petir Dewa.
166
Ouw Long San Tung.
167
Di Serang Dua Negeri.
168
Dua Dewi Amuk.
169
Palagan Padang Tandus.
170
Setia Hingga Akhir.
171
Dua Putri Mahkota.
172
Majikan Lembah Seribu Bunga .
173
Sam Kui Ang.
174
Para Penguasa Desa Kim San.
175
Pertarungan di Kebun Pisang.
176
Tian Tung Mo Ji .
177
Ji Sian Keng Tee .
178
Bu Tek Kui.
179
Chu Kong Cu.
180
Kong Sian Shin Yong.
181
Di Kota Luxiang.
182
Majikan Lembah Seribu Bunga.
183
Pertarungan Hidup dan Mati .
184
Kenyataan Pahit .
185
Kaisar Chu .
186
Misteri Dusun Kecil di Tengah Belantara .
187
Pewaris Dinasti Liu Terakhir.
188
Kuil Shi Siu Sian.
189
Pertarungan di Depan Kuil .
190
Negeri Liu Lahir Kembali .
191
Banjir Darah di Padang Datar .
192
Empat Setan Muka Merah .
193
Ang Mo Bin.
194
Dewi Ying Fa Sakit .
195
Malaikat Dari Utara .
196
Rencana perlawanan .
197
Pertempuran di Gerbang Kota .
198
Negeri Chu di Timur .
199
Kemelut di Negeri Chu.
200
Rencana Penyerangan .
201
Prahara di negeri Chu .
202
Perjalanan ke Barat .
203
Sin Ni Seng Sian .
204
Musuh Terselubung .
205
Jendral Muda Ming Cen Du.
206
Pengkhianat yang Terbuang .
207
Kemarahan para Datuk .
208
Lembah Sam Liong San .
209
Pertarungan di Dalam Lembah .
210
Tewas nya Dedengkot sakti .
211
Asmara Berujung Lara .
212
Badai di Perbatasan .
213
Banjir Darah di Batas Negeri .
214
Muncul nya Ming Cen Du.
215
Pertarungan Dua Naga .
216
Menyelesaikan Tugas .
217
Muncul nya Siluman Ikan.
218
Istana di Dasar Laut .
219
Kota Yuking .
220
Bayangan di Malam Hari .
221
Penculikan yang Gagal .
222
Pertikaian Dua Dewi Teratai .
223
Salah Sasaran .
224
Ang Lian Sian .
225
Menumpuk Bara dalam Sekam .
226
Hek Lian Kauw Cabang Kota Yufing .
227
Siang Kiam Liong Sian .
228
Perampok Misterius .
229
Muslihat Kuncu Suhu Kota Fansau .
230
Bayi Ajaib .
231
Petaka Bayi Ajaib .
232
Geger di Koai Liong Kok .
233
Siauw Hong Siang .
234
Amarah Putra Mahkota .
235
Sang Jendral Tua .
236
Awan Hitam diatas Kota Raja .
237
Prahara di Istana Alexia .
238
Perebutan anak ajaib .
239
Hek Long Pang .
240
Geger di Kuil Long Sian .
241
Gao Wangwe .
242
Mengejar Pengintip .
243
Mabuk Kepayang .
244
Sepasang Iblis .
245
Bertemu Wang Shi Er .
246
Putri yang Sombong .
247
Perasaan Yi Hua .
248
Si Giam Lo'ong .
249
Bunga Ying.
250
Buah Karma Pala .
251
Dunia Masa Kecil .
252
Perjalanan Ke Kota Li Cuan .
253
Kemurkaan Dewa Naga Emas Sejati .
254
Lembah teratai .
255
Dua Utusan Gubernur
256
Akibat Angkuh .
257
Lao Taijin yang Culas .
258
Penipu yang tertipu .
259
Dua bocah Kecil .
260
Kekuasaan dua Klan .
261
Penghakiman Klan Jao .
262
Persembahan .
263
Istana diatas Gunung .
264
Arogansi Gao Wangwe .
265
Pesan Darah .
266
Saling Dendam .
267
Dara Jelita dari Langit .
268
Terperangkap .
269
Giam Sian Li .
270
Rahasia Wanita ber Kerudung Hitam .
271
Kemaruk kemenangan .
272
Termakan Tipu Muslihat
273
Saat Telur diujung Tanduk .
274
Pengakuan Giam Sian Li .
275
Keributan di Kuil Besar Kim Hud .
276
Nasihat Dewi Chang 'e .
277
Hawa Sihir .
278
Jiwa Iblis , Hati Malaikat .
279
Cerita Putri yang Ternoda .
280
Karma untuk Pendosa .
281
Sihir Kiriman .
282
Khi Sian Li Thai Hauw .
283
Kembali nya Xuyi Sian Li .
284
Perjalan ke ujung timur .
285
Rawa Siluman Buaya .
286
Bukit Siluman Buaya .
287
Dua Laki laki Mata Keranjang .
288
Hukuman .
289
Tiba di Koai Lim .
290
Desa terpencil .
291
Kuil Matahari .
292
Pusaran hitam Lubang Waktu .
293
Pusara Ksatria Dewa Pedang .
294
Ksatria Pertama .
295
Ksatria ke Dua .
296
Peperangan Bangsa Iglor .
297
Perang di Kota Ruaido .
298
Ksatria ke Tiga .
299
Pusara Ksatria Dewa Petir .
300
Teka Teki Tersulit .
301
Ksatria ke empat .
302
Jatuh nya Pilar Timur .
303
Pilar Zolofia .
304
Runtuh nya Tower Zolofia.
305
Makam Keramat .
306
Pilu .
307
Memulai pembersihan .
308
Pembersihan Kota Han .
309
Pembersihan Kota Ming .
310
Menagih Utang Nyawa .
311
Antara Benci , Dendam dan Cinta .
312
Bangkit nya Jiwa Naga Berlian .
313
Penutup , Dewata Agung Muda .

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!