Kasih Ibu tak berbatas.

Pagi menyapa se isi hutan,dan kehidupan baru pun segera di mulai.

Dengan mempergunakan tumbuhan merambat, Bocah Si Chun turun dari goa menuju arah sungai kecil.

Setelah melepaskan semua pakaian compang camping nya itu, Bocah Si Chun pun langsung meredamkan tubuh nya di air sungai yang jernih itu,di basuh nya mukanya serta sesekali di celupkan ya kepalanya di air sungai yang dangkal itu.

Setelah selesai mandi,karena tubuhnya menggigil kedinginan, maka tanpa terlebih dahulu memakai pakaiannya dia duduk diatas batu pipih di pinggir sungai.

Kebetulan tepat di batu itu cahaya mata hari pagi memancarkan panas nya.

Sambil duduk bersila diatas batu pipih itu,dia mengumpulkan rasa panas dari sengatan cahaya mata hari pagi.

Tanpa disengaja dan tanpa dia sadari,dia sedang ber kultivasi menyerap cahaya mata hari pagi dan dingin nya pagi secara bersamaan.

Karena merasa nyaman di tubuh nya, Bocah Si Chun pun terus melakukan hal itu hingga cahaya mata hari terlindung di balik dedaunan pohon, barulah dia bangkit dari atas batu pipih itu.

Hari itu dengan bersenjatakan panah dan pisau belati,dia mulai berjalan perlahan lahan sambil melihat lihat ke sekeliling nya,kalau kalau ada binatang buruan.

Setelah berjalan agak jauh,akhirnya dia melihat seekor kijang jantan muda sedang minum di pinggir sungai.

Dengan menggunakan panah buatannya sendiri,di bidik nya kijang muda itu.

Anak panah nya menancap tepat di rusuk kiri kijang muda itu,dan spontan kijang muda itu langsung tersungkur ketanah.

Ini adalah pertama kali nya dia membunuh binatang darat.

Bocah Si Chun itu gembira bukan main,kini dia merasa tidak akan kelaparan lagi untuk hidup sendirian di hutan belantara ini.

Bocah Si Chun memanggul kijang muda itu di pundak nya menuju ke tempat dia duduk diatas batu pipih tadi.

Meskipun usianya baru enam tahun,tetapi tenaganya sebanding dengan remaja empat belas atau lima belas tahun.

Itu terjadi,karena kuat nya deraan penderitaan serta siksaan dan kerja paksa yang dia alami semenjak dahulu.

Semenjak bayi kecil,tidak ada kemanjaan ataupun kasih sayang yang dia rasakan,yang ada cuma caci maki dan siksaan saja.

Setelah sampai di tempat batu pipih itu,dia langsung membersihkan binatang buruannya itu, dengan mengulitinya, membelah perutnya serta membuang jeroan yang tak akan dia makan.

bocah Si Chun berpikiran bahwa tidak setiap hari dia akan mendapatkan binatang buruannya, makanya timbul akal di dalam pikirannya untuk mengawetkan sebagian daging itu seperti yang sering di lakukan Ma Lai sang pengasuhnya dulu.

Segera bocah Si Chun itu membuat apar apar dari kayu setinggi tiga jengkal dari tanah,dan daging daging kijang muda yang dia iris iris itu ,di letakan ya di atas lantai apar apar,lalu di bagian bawah apar apar itu di hidupkan nya api.

Lumpang dari kulit labu tempat menyimpan air yang selalu dia bawa itu di isinya dengan air sungai.

"Aku juga harus memotong beberapa ruas batang bambu untuk tempat air ku"pikir bocah Si Chun.

Di carinya kayu yang agak lapuk untuk kayu bakar di bawah apar apar itu,agar mengeluarkan asap yang banyak.

Sementara asap mengepul, bocah Si Chun mencari batang bambu untuk tempat air minum nya.

Setelah mendapatkan dua ruas bambu besar,bocah Si Chun segera kembali ke tempat daging nya diasapi tadi.

Daging asap itu kini telah berubah agak kecoklatan pertanda suda cukup matang.

Sedangkan sebagian dari daging itu dia bakar diatas api.

Setelah matang,bocah Si Chun segera makan daging itu sambil duduk diatas batu pipih di pinggir sungai kecil itu.

"Hari ini aku harus membersih kan goa itu serta membuat tangga agar mudah turun naik ke goa itu" pikir bocah kecil Si Chun.

Hari itu bocah kecil Si Chun itu membersihkan ruangan goa,lalu membuat tangga dari tumbuhan merambat yang banyak terdapat di sekitar situ.

"Agar tidak kedinginan, aku harus membuat tempat tidur dari kayu,kalau harus beralas batu lantai goa pasti dingin" pikir bocah Si Chun itu.

Segera dia bergerak mengumpulkan kayu kayu kecil beberapa akar kecil serta kulit pohon yang kesemuanya itu dia bawa naik ke atas goa.

Tidak berapa lama, tempat tidur dari kayu dan kulit kayu pun telah selesai,lalu daging daging asap dia bawa naik semua ke dalam goa.

Setelah itu barulah dia mencari kayu kering beberapa ikat yang langsung dia bawa naik ke goa.

"Semenjak dahulu aku sudah biasa hidup seadanya dan memanfaatkan apa yang ada disekitar ku"pikir bocah Si Chun.

Setiap waktu luang, bocah Si Chun tidak lantas berdiam diri,dia mengasah ketrampilan memanahnya,serta melemparkan pisau belati nya ke sasaran.

Malam itu bocah Si Chun tidur dengan tenang,hati dan pikirannya benar benar rileks sekarang.

Baru sekarang dia merasa pikirannya tenang tanpa rasa khawatir lagi.

"Duhai penguasa alam semesta, ku pasrahkan jiwa dan raga ku dalam genggaman mu" itulah yang selalu di ucapkan olehnya sebelum tidur.

Malam ini bocah Si Chun bermimpi berada di sebuah istana sangat indah dengan Beratus ratus pelayan.

"Tuan muda, tuan muda sudah di tunggu tuan putri di ruangan nya,silahkan ikuti hamba tuan muda" seorang pelayan datang menghampirinya sambil memberi hormat,dan mengajak nya kesatu ruangan.

Seorang putri nan cantik jelita sedang duduk di atas sebuah kursi terbuat dari emas.

"Selamat datang putra ku tersayang,maap ibu mengajak mu kesini tiba tiba"kata wanita cantik jelita itu.

bocah Si Chun terkejut melihat wanita cantik jelita itu yang ternyata adalah ibu nya.

"I ibu,mengapa ibu berada di sini bu?"tanya bocah Si Chun kepada sang ibu.

Putri cantik jelita itu turun dari kursinya dan memeluk serta menciumi putra nya itu,diangkat nya sang putra kedalam gendongannya.

"Ini adalah tempat ibu sayang,kelak kita akan selalu bersama sama di sini untuk selama lamanya nak,cuma syaratnya kau harus sabar dan tabah menjalani takdir mu sayang,yakin lah bahwa ibu akan selalu mendampingi mu sayang,menjaga mu, meskipun seisi dunia membenci mu,ibu lah orang satu satu nya yang menyayangi mu, meskipun seisi dunia mencaci maki mu,ibulah orang satu satunya yang memuji mu anak ibu yang tampan,meskipun seisi dunia menghindari mu,masih ada dada ibu tempat kau berlindung anakku"kata wanita cantik itu kepada bocah Si Chun.

Ditempat itu,sang ibu mengajari putranya tentang baca dan tulis serta beberapa ilmu lainnya.

Karena pada dasar nya sang bocah adalah manusia yang memiliki kecerdasan diatas rata rata,maka dengan sangat mudah nya dia mengingat dan menghapal semua yang di ajarkan sang ibu melalui mimpinya itu.

Ketika pagi tiba,untuk pertama kalinya bibirnya tersenyum menyambut matahari pagi.

Setelah turun dari goa,dilepaskannya pakaiannya dan langsung berendam di dalam air sungai berbatu batu yang menjadikan air nya cukup dingin.

Setelah merasa cukup lama berendam di dalam air dingin,dia segera naik dan duduk bersila diatas batu pipih di pinggir sungai kecil itu untuk menghangatkan badannya.

Dan tanpa disengaja serta tanpa disadarinya, dia sudah menyerap energi matahari pagi dan menyimpan energi itu di dalam dantiannya.

Energi mata hari pagi adalah energi kehidupan paling besar di semesta ini,dan batu pipih itu adalah batu giok yang bisa mengumpulkan energi matahari serta menyalurkannya kepada orang yang mendudukinya.

Makanya setiap duduk diatas batu pipih itu,dia merasa tubuh nya menjadi enteng dan terasa nikmat di sekujur tubuh nya, pegal pegal dan sakit sakitan di sekujur tubuh nya langsung menghilang.

Setelah selesai menyerap hawa mata hari pagi,dia bangkit berdiri, diambilnya arang sisa pembakaran,lalu mulai mencoret Coret tulisan yang tadi malam dia pelajari dari ibunya itu.

Setelah itu barulah dia mengambil busur dan anak anaknya dan mulai berburu untuk cadangan makanan nya.

Setelah berjalan cukup lama,dia belum juga menemukan binatang buruannya,sedangkan hari mau turun hujan, dengan berjalan perlahan bocah Si Chun itu celingukan melihat kiri dan kanan,kalau kalau ada goa tempat berteduh.

Setelah berjalan cukup lama,akhirnya dia menemukan sebuah mulut goa di dasar tebing.

Mulut goa itu meskipun agak kecil,tetapi untuk anak usia enam tahun, tentu masih terasa sangat besar.

Dengan berhati hati,bocah Si Chun itu melangkah memasuki ruangan dalam goa kecil itu.

Ternyata ruangan di dalam goa itu cukup besar,dan sepertinya pernah juga di tempati orang,itu terbukti dari sisa sisa arang dan alas tidur terbuat dari kulit hewan.

Ketika bocah Si Chun itu bermaksud duduk di tikar kulit hewan itu,mata nya tertuju kepada sesuatu di sudut ruangan goa itu.

Seperti seorang yang sedang duduk bersandar di dinding goa.

Tidak jauh dari tempat itu terdapat sebuah busur terbuat dari besi serta selusin anak panah nya.

Bocah Si Chun mendekati orang yang sedang bersandar di dinding goa itu, diamatinya dengan seksama tubuh orang itu,ternyata sudah tinggal tulang belulang nya saja.

Sebuah cincin bermata biru tergeletak di dekat tangannya.

Bocah Si Chun itu tidak mengerti tentang cincin, mengambil cincin itu cuma karena terlihat bagus saja.

"Bapak yang sudah mati disini,maapkan aku,aku mengambil cincin mu pak,kan kau sudah mati dan tidak perlu cincin lagi,biar aku saja yang menyimpan nya,juga busur dan anak panah mu pak,ku minta ya?" ucapan lugu meluncur dari mulut sang bocah.

Setelah di tunggu tunggu ternyata hujan tidak juga turun,malahan kembali cerah lagi,akhirnya si bocah keluar dari tempat itu dengan membawa cincin bermata biru itu dan busur serta anak panah nya.

"Busur panah ini agak berat,tetapi aku masih bisa menggunakannya" gumam sang bocah sendirian.

Dia mencoba menarik tali senar busur itu,meskipun usia nya masih enam tahun, tetapi untuk menarik tali senar busur itu, hal yang mudah bagi nya.

Di buang nya busur yang lama, kini dia menggunakan busur asli dan anak panah ber mata besi.

Si bocah kecil kembali melangkah menyusuri hutan mencari binatang buruan nya.

Tidak seberapa jauh,dia mendengar suara harimau dan lolongan kecil serigala.

Dengan langkah hati hati dia berjalan mendekati arah suara itu.

Dari balik semak semak,dia melihat seekor harimau jantan sedang mengaum mendekati seekor anak serigala putih,atau sering di katakan orang serigala perak.

Anak serigala itu bertubuh kurus dan berjalan terhuyung huyung.

Tidak jauh dari tempat itu,nampak bangkai induk serigala yang sudah terkoyak koyak oleh sang harimau.

...****************...

Terpopuler

Comments

I DEWA PUTU BAGIA

I DEWA PUTU BAGIA

terlalu tinggi fantasix thor, masa anak enam tahun membunuh kijang dan memanggulx.
dan lagian sejak kapan mcx belajar memanah???

2024-04-23

3

zener06

zener06

bahasanya kurang enak didengar thor

2024-04-21

0

Edy Sulaiman

Edy Sulaiman

Kalu bisa thor kata si bocah gk usah dipakai...

2024-03-28

0

lihat semua
Episodes
1 Kelahiran dan kematian.
2 Bao Kecil.
3 Si Chun.
4 Melarikan diri.
5 Kasih Ibu tak berbatas.
6 Si Putih.
7 Sekarat.
8 Panah Sumbu Langit.
9 Bertemu Manusia.
10 Di Perguruan Rajawali Emas.
11 Dunia Baru
12 Shin Liong.
13 Kakek Qin.
14 Berlatih.
15 Perpisahan.
16 Dua Pemburu.
17 Ke Kota.
18 Dendam Membawa ke Hancuran.
19 Hancur karena Takabur.
20 Pukulan Sejati Inti Semesta.
21 Sesal di Kemudian.
22 Bertemu Nenek aneh.
23 Legenda Pil Surga.
24 Prahara di Keluarga Zhang.
25 Taman Lokapala.
26 Siluman Serigala Hitam.
27 Murid Ban Kiok Mo.
28 Burung Hong Kecil
29 Panah Sumbu langit Minta Korban.
30 Sepuluh Pengawal Dewi Teratai Putih.
31 Dua Iblis.
32 Dewi Teratai Putih.
33 Kutukan Lembah Keramat
34 Belajar Membuat Pil.
35 Pengembaraan Bermula.
36 Perjalanan ke Timur.
37 Serangan Para Siluman.
38 Perasaan Wang Shi Er.
39 Dewi Teratai putih Gusar.
40 Sepasang Tua Laknat.
41 Antri di Gerbang Kota.
42 Di kota Raja.
43 Ujian cinta.
44 Permainan Membawa Petaka.
45 Balasan untuk Penghina..
46 Siasat Licik.
47 Jadi Pemenang,atau Jadi Pecundang.
48 Penghina yang Terhina.
49 Lelang.
50 Sukses Besar di Pelelangan.
51 Melanjutkan Perjalanan.
52 Pertaruhan yang Gagal
53 Hujan Badai di Tengah Hutan.
54 Buah Mumu Emas.
55 Kebersamaan.
56 Sepuluh Kebajikan.
57 Naga Hijau Penunggu Telaga.
58 Tanda kebajikan.
59 Langkah Dewa Dewi
60 Tuan Besar Ma Ho Tiang.
61 Tanda Kuning ke dua.
62 Mian Nyi Mo Xiau.
63 Shin Bu Mo Thi.
64 Seruling sakti Perenggut Sukma.
65 Wanita cantik Misterius.
66 Aji An Lian dan Putri nya.
67 Titik Terang.
68 Pertapa Han Chi Kung.
69 Masalah di Alun Alun Kota.
70 Salah Sasaran.
71 Penyusupan sepasang Naga.
72 Amukan Sepasang Naga
73 Perjalanan, Menyusuri Sungai.
74 Seraut Wajah dari Masalalu.
75 Selamat Tinggal Dewi.
76 Dewi Menangis.
77 Manusia dari Lobang Langit.
78 Nona Muda Arogan.
79 Takluk.
80 Kemenangan Telak.
81 Klan Gak Sang Penguasa.
82 Kemarahan sang Patriak.
83 Leluhur Gak Bo Ong.
84 Keruntuhan Klan Gak.
85 Muslihat.
86 Lima Titik Ke Emasan.
87 Di Taman Lokapala.
88 Pil Surgawi.
89 Cio Mang Le.
90 Menuntut Pertanggung Jawaban.
91 Perasaan Aneh.
92 Sepasang Saudara Kembar.
93 Perjalanan Bersama.
94 Sisi Kelam Masalalu.
95 Satu Hati, Dua Rasa.
96 Tersesat.
97 Insiden di Rumah Makan.
98 Tuan muda Luan.
99 Dua Datuk Sakti Bukit Kwan.
100 Tuan Besar Liem.
101 Prahara Keluarga Liem.
102 Pedang Kristal Katai Putih Inti Bintang.
103 The Kwat Liang.
104 Empat Tuan Muda Brutal.
105 Pelajaran Pahit.
106 Weng Tao, Weng Taoli.
107 Menyusup Kedalam Istana.
108 Kaisar Mangkat.
109 Siasat.
110 Prahara di Dalam Istana.
111 Akhir Prahara Didalam Istana.
112 Cinta ber tabir keangkuhan.
113 Di Tanah Para Dewa.
114 Pertarungan Terakhir, di Tepi Jurang.
115 Terjebak di Dasar Jurang.
116 Puncak Tiga Dewa.
117 Negeri Mo Li Fa.
118 Racun Ulat Tengkorak.
119 Yaochi Jin Mu.
120 Theo Kuan Yian.
121 Pangeran Mao Sin Kian.
122 Istana Langit.
123 Geger di Istana Langit.
124 Pertemuan.
125 Pemuda dari Dunia Dimensi.
126 Puncak Gunung Kai Lun.
127 Dunia Kegelapan.
128 Mahluk Orgo.
129 Dunia yang Rusak
130 Perkampungan di dalam lembah.
131 Tumbal Rawa Maut.
132 Pengkhianat.
133 Perjuangan di Mulai.
134 Pembantaian di Benteng ke Dua.
135 Bertemu jendral Tua.
136 Kembali ke Taman Lokapala.
137 Mustika Dewa.
138 Istana Giok Diatas Pilar Batu.
139 Pegunungan Batu, di Tengah Gurun.
140 Pembantaian di Celah Tebing Batu.
141 Tersadar.
142 Cerita Anak dan Menantu.
143 Rencana penyusupan.
144 Memulai Penyusupan.
145 Evakuasi Besar Besaran.
146 Kota Raja di Dalam Lembah.
147 Di Bawah Awan Kegelapan.
148 Mencari Gunung Yung San.
149 Mencari Mustika Dewi Salju.
150 Naga Laut Utara.
151 Misteri Mustika Dewi Salju.
152 Dewi Ying Fa.
153 Pergolakan Dua Energi Besar.
154 Dewi Pelangi.
155 Laki laki Pendendam.
156 Bersekutu dengan Iblis.
157 Prahara.
158 Teng Kwan Berulah.
159 Mendung di Kota Raja.
160 Dunia Betara.
161 Pertarungan di Dalam Hutan.
162 Bangsa Tiau Nyin.
163 Para Penghuni Thai San.
164 Prasasti Perdamaian.
165 Amukan Petir Dewa.
166 Ouw Long San Tung.
167 Di Serang Dua Negeri.
168 Dua Dewi Amuk.
169 Palagan Padang Tandus.
170 Setia Hingga Akhir.
171 Dua Putri Mahkota.
172 Majikan Lembah Seribu Bunga .
173 Sam Kui Ang.
174 Para Penguasa Desa Kim San.
175 Pertarungan di Kebun Pisang.
176 Tian Tung Mo Ji .
177 Ji Sian Keng Tee .
178 Bu Tek Kui.
179 Chu Kong Cu.
180 Kong Sian Shin Yong.
181 Di Kota Luxiang.
182 Majikan Lembah Seribu Bunga.
183 Pertarungan Hidup dan Mati .
184 Kenyataan Pahit .
185 Kaisar Chu .
186 Misteri Dusun Kecil di Tengah Belantara .
187 Pewaris Dinasti Liu Terakhir.
188 Kuil Shi Siu Sian.
189 Pertarungan di Depan Kuil .
190 Negeri Liu Lahir Kembali .
191 Banjir Darah di Padang Datar .
192 Empat Setan Muka Merah .
193 Ang Mo Bin.
194 Dewi Ying Fa Sakit .
195 Malaikat Dari Utara .
196 Rencana perlawanan .
197 Pertempuran di Gerbang Kota .
198 Negeri Chu di Timur .
199 Kemelut di Negeri Chu.
200 Rencana Penyerangan .
201 Prahara di negeri Chu .
202 Perjalanan ke Barat .
203 Sin Ni Seng Sian .
204 Musuh Terselubung .
205 Jendral Muda Ming Cen Du.
206 Pengkhianat yang Terbuang .
207 Kemarahan para Datuk .
208 Lembah Sam Liong San .
209 Pertarungan di Dalam Lembah .
210 Tewas nya Dedengkot sakti .
211 Asmara Berujung Lara .
212 Badai di Perbatasan .
213 Banjir Darah di Batas Negeri .
214 Muncul nya Ming Cen Du.
215 Pertarungan Dua Naga .
216 Menyelesaikan Tugas .
217 Muncul nya Siluman Ikan.
218 Istana di Dasar Laut .
219 Kota Yuking .
220 Bayangan di Malam Hari .
221 Penculikan yang Gagal .
222 Pertikaian Dua Dewi Teratai .
223 Salah Sasaran .
224 Ang Lian Sian .
225 Menumpuk Bara dalam Sekam .
226 Hek Lian Kauw Cabang Kota Yufing .
227 Siang Kiam Liong Sian .
228 Perampok Misterius .
229 Muslihat Kuncu Suhu Kota Fansau .
230 Bayi Ajaib .
231 Petaka Bayi Ajaib .
232 Geger di Koai Liong Kok .
233 Siauw Hong Siang .
234 Amarah Putra Mahkota .
235 Sang Jendral Tua .
236 Awan Hitam diatas Kota Raja .
237 Prahara di Istana Alexia .
238 Perebutan anak ajaib .
239 Hek Long Pang .
240 Geger di Kuil Long Sian .
241 Gao Wangwe .
242 Mengejar Pengintip .
243 Mabuk Kepayang .
244 Sepasang Iblis .
245 Bertemu Wang Shi Er .
246 Putri yang Sombong .
247 Perasaan Yi Hua .
248 Si Giam Lo'ong .
249 Bunga Ying.
250 Buah Karma Pala .
251 Dunia Masa Kecil .
252 Perjalanan Ke Kota Li Cuan .
253 Kemurkaan Dewa Naga Emas Sejati .
254 Lembah teratai .
255 Dua Utusan Gubernur
256 Akibat Angkuh .
257 Lao Taijin yang Culas .
258 Penipu yang tertipu .
259 Dua bocah Kecil .
260 Kekuasaan dua Klan .
261 Penghakiman Klan Jao .
262 Persembahan .
263 Istana diatas Gunung .
264 Arogansi Gao Wangwe .
265 Pesan Darah .
266 Saling Dendam .
267 Dara Jelita dari Langit .
268 Terperangkap .
269 Giam Sian Li .
270 Rahasia Wanita ber Kerudung Hitam .
271 Kemaruk kemenangan .
272 Termakan Tipu Muslihat
273 Saat Telur diujung Tanduk .
274 Pengakuan Giam Sian Li .
275 Keributan di Kuil Besar Kim Hud .
276 Nasihat Dewi Chang 'e .
277 Hawa Sihir .
278 Jiwa Iblis , Hati Malaikat .
279 Cerita Putri yang Ternoda .
280 Karma untuk Pendosa .
281 Sihir Kiriman .
282 Khi Sian Li Thai Hauw .
283 Kembali nya Xuyi Sian Li .
284 Perjalan ke ujung timur .
285 Rawa Siluman Buaya .
286 Bukit Siluman Buaya .
287 Dua Laki laki Mata Keranjang .
288 Hukuman .
289 Tiba di Koai Lim .
290 Desa terpencil .
291 Kuil Matahari .
292 Pusaran hitam Lubang Waktu .
293 Pusara Ksatria Dewa Pedang .
294 Ksatria Pertama .
295 Ksatria ke Dua .
296 Peperangan Bangsa Iglor .
297 Perang di Kota Ruaido .
298 Ksatria ke Tiga .
299 Pusara Ksatria Dewa Petir .
300 Teka Teki Tersulit .
301 Ksatria ke empat .
302 Jatuh nya Pilar Timur .
303 Pilar Zolofia .
304 Runtuh nya Tower Zolofia.
305 Makam Keramat .
306 Pilu .
307 Memulai pembersihan .
308 Pembersihan Kota Han .
309 Pembersihan Kota Ming .
310 Menagih Utang Nyawa .
311 Antara Benci , Dendam dan Cinta .
312 Bangkit nya Jiwa Naga Berlian .
313 Penutup , Dewata Agung Muda .
Episodes

Updated 313 Episodes

1
Kelahiran dan kematian.
2
Bao Kecil.
3
Si Chun.
4
Melarikan diri.
5
Kasih Ibu tak berbatas.
6
Si Putih.
7
Sekarat.
8
Panah Sumbu Langit.
9
Bertemu Manusia.
10
Di Perguruan Rajawali Emas.
11
Dunia Baru
12
Shin Liong.
13
Kakek Qin.
14
Berlatih.
15
Perpisahan.
16
Dua Pemburu.
17
Ke Kota.
18
Dendam Membawa ke Hancuran.
19
Hancur karena Takabur.
20
Pukulan Sejati Inti Semesta.
21
Sesal di Kemudian.
22
Bertemu Nenek aneh.
23
Legenda Pil Surga.
24
Prahara di Keluarga Zhang.
25
Taman Lokapala.
26
Siluman Serigala Hitam.
27
Murid Ban Kiok Mo.
28
Burung Hong Kecil
29
Panah Sumbu langit Minta Korban.
30
Sepuluh Pengawal Dewi Teratai Putih.
31
Dua Iblis.
32
Dewi Teratai Putih.
33
Kutukan Lembah Keramat
34
Belajar Membuat Pil.
35
Pengembaraan Bermula.
36
Perjalanan ke Timur.
37
Serangan Para Siluman.
38
Perasaan Wang Shi Er.
39
Dewi Teratai putih Gusar.
40
Sepasang Tua Laknat.
41
Antri di Gerbang Kota.
42
Di kota Raja.
43
Ujian cinta.
44
Permainan Membawa Petaka.
45
Balasan untuk Penghina..
46
Siasat Licik.
47
Jadi Pemenang,atau Jadi Pecundang.
48
Penghina yang Terhina.
49
Lelang.
50
Sukses Besar di Pelelangan.
51
Melanjutkan Perjalanan.
52
Pertaruhan yang Gagal
53
Hujan Badai di Tengah Hutan.
54
Buah Mumu Emas.
55
Kebersamaan.
56
Sepuluh Kebajikan.
57
Naga Hijau Penunggu Telaga.
58
Tanda kebajikan.
59
Langkah Dewa Dewi
60
Tuan Besar Ma Ho Tiang.
61
Tanda Kuning ke dua.
62
Mian Nyi Mo Xiau.
63
Shin Bu Mo Thi.
64
Seruling sakti Perenggut Sukma.
65
Wanita cantik Misterius.
66
Aji An Lian dan Putri nya.
67
Titik Terang.
68
Pertapa Han Chi Kung.
69
Masalah di Alun Alun Kota.
70
Salah Sasaran.
71
Penyusupan sepasang Naga.
72
Amukan Sepasang Naga
73
Perjalanan, Menyusuri Sungai.
74
Seraut Wajah dari Masalalu.
75
Selamat Tinggal Dewi.
76
Dewi Menangis.
77
Manusia dari Lobang Langit.
78
Nona Muda Arogan.
79
Takluk.
80
Kemenangan Telak.
81
Klan Gak Sang Penguasa.
82
Kemarahan sang Patriak.
83
Leluhur Gak Bo Ong.
84
Keruntuhan Klan Gak.
85
Muslihat.
86
Lima Titik Ke Emasan.
87
Di Taman Lokapala.
88
Pil Surgawi.
89
Cio Mang Le.
90
Menuntut Pertanggung Jawaban.
91
Perasaan Aneh.
92
Sepasang Saudara Kembar.
93
Perjalanan Bersama.
94
Sisi Kelam Masalalu.
95
Satu Hati, Dua Rasa.
96
Tersesat.
97
Insiden di Rumah Makan.
98
Tuan muda Luan.
99
Dua Datuk Sakti Bukit Kwan.
100
Tuan Besar Liem.
101
Prahara Keluarga Liem.
102
Pedang Kristal Katai Putih Inti Bintang.
103
The Kwat Liang.
104
Empat Tuan Muda Brutal.
105
Pelajaran Pahit.
106
Weng Tao, Weng Taoli.
107
Menyusup Kedalam Istana.
108
Kaisar Mangkat.
109
Siasat.
110
Prahara di Dalam Istana.
111
Akhir Prahara Didalam Istana.
112
Cinta ber tabir keangkuhan.
113
Di Tanah Para Dewa.
114
Pertarungan Terakhir, di Tepi Jurang.
115
Terjebak di Dasar Jurang.
116
Puncak Tiga Dewa.
117
Negeri Mo Li Fa.
118
Racun Ulat Tengkorak.
119
Yaochi Jin Mu.
120
Theo Kuan Yian.
121
Pangeran Mao Sin Kian.
122
Istana Langit.
123
Geger di Istana Langit.
124
Pertemuan.
125
Pemuda dari Dunia Dimensi.
126
Puncak Gunung Kai Lun.
127
Dunia Kegelapan.
128
Mahluk Orgo.
129
Dunia yang Rusak
130
Perkampungan di dalam lembah.
131
Tumbal Rawa Maut.
132
Pengkhianat.
133
Perjuangan di Mulai.
134
Pembantaian di Benteng ke Dua.
135
Bertemu jendral Tua.
136
Kembali ke Taman Lokapala.
137
Mustika Dewa.
138
Istana Giok Diatas Pilar Batu.
139
Pegunungan Batu, di Tengah Gurun.
140
Pembantaian di Celah Tebing Batu.
141
Tersadar.
142
Cerita Anak dan Menantu.
143
Rencana penyusupan.
144
Memulai Penyusupan.
145
Evakuasi Besar Besaran.
146
Kota Raja di Dalam Lembah.
147
Di Bawah Awan Kegelapan.
148
Mencari Gunung Yung San.
149
Mencari Mustika Dewi Salju.
150
Naga Laut Utara.
151
Misteri Mustika Dewi Salju.
152
Dewi Ying Fa.
153
Pergolakan Dua Energi Besar.
154
Dewi Pelangi.
155
Laki laki Pendendam.
156
Bersekutu dengan Iblis.
157
Prahara.
158
Teng Kwan Berulah.
159
Mendung di Kota Raja.
160
Dunia Betara.
161
Pertarungan di Dalam Hutan.
162
Bangsa Tiau Nyin.
163
Para Penghuni Thai San.
164
Prasasti Perdamaian.
165
Amukan Petir Dewa.
166
Ouw Long San Tung.
167
Di Serang Dua Negeri.
168
Dua Dewi Amuk.
169
Palagan Padang Tandus.
170
Setia Hingga Akhir.
171
Dua Putri Mahkota.
172
Majikan Lembah Seribu Bunga .
173
Sam Kui Ang.
174
Para Penguasa Desa Kim San.
175
Pertarungan di Kebun Pisang.
176
Tian Tung Mo Ji .
177
Ji Sian Keng Tee .
178
Bu Tek Kui.
179
Chu Kong Cu.
180
Kong Sian Shin Yong.
181
Di Kota Luxiang.
182
Majikan Lembah Seribu Bunga.
183
Pertarungan Hidup dan Mati .
184
Kenyataan Pahit .
185
Kaisar Chu .
186
Misteri Dusun Kecil di Tengah Belantara .
187
Pewaris Dinasti Liu Terakhir.
188
Kuil Shi Siu Sian.
189
Pertarungan di Depan Kuil .
190
Negeri Liu Lahir Kembali .
191
Banjir Darah di Padang Datar .
192
Empat Setan Muka Merah .
193
Ang Mo Bin.
194
Dewi Ying Fa Sakit .
195
Malaikat Dari Utara .
196
Rencana perlawanan .
197
Pertempuran di Gerbang Kota .
198
Negeri Chu di Timur .
199
Kemelut di Negeri Chu.
200
Rencana Penyerangan .
201
Prahara di negeri Chu .
202
Perjalanan ke Barat .
203
Sin Ni Seng Sian .
204
Musuh Terselubung .
205
Jendral Muda Ming Cen Du.
206
Pengkhianat yang Terbuang .
207
Kemarahan para Datuk .
208
Lembah Sam Liong San .
209
Pertarungan di Dalam Lembah .
210
Tewas nya Dedengkot sakti .
211
Asmara Berujung Lara .
212
Badai di Perbatasan .
213
Banjir Darah di Batas Negeri .
214
Muncul nya Ming Cen Du.
215
Pertarungan Dua Naga .
216
Menyelesaikan Tugas .
217
Muncul nya Siluman Ikan.
218
Istana di Dasar Laut .
219
Kota Yuking .
220
Bayangan di Malam Hari .
221
Penculikan yang Gagal .
222
Pertikaian Dua Dewi Teratai .
223
Salah Sasaran .
224
Ang Lian Sian .
225
Menumpuk Bara dalam Sekam .
226
Hek Lian Kauw Cabang Kota Yufing .
227
Siang Kiam Liong Sian .
228
Perampok Misterius .
229
Muslihat Kuncu Suhu Kota Fansau .
230
Bayi Ajaib .
231
Petaka Bayi Ajaib .
232
Geger di Koai Liong Kok .
233
Siauw Hong Siang .
234
Amarah Putra Mahkota .
235
Sang Jendral Tua .
236
Awan Hitam diatas Kota Raja .
237
Prahara di Istana Alexia .
238
Perebutan anak ajaib .
239
Hek Long Pang .
240
Geger di Kuil Long Sian .
241
Gao Wangwe .
242
Mengejar Pengintip .
243
Mabuk Kepayang .
244
Sepasang Iblis .
245
Bertemu Wang Shi Er .
246
Putri yang Sombong .
247
Perasaan Yi Hua .
248
Si Giam Lo'ong .
249
Bunga Ying.
250
Buah Karma Pala .
251
Dunia Masa Kecil .
252
Perjalanan Ke Kota Li Cuan .
253
Kemurkaan Dewa Naga Emas Sejati .
254
Lembah teratai .
255
Dua Utusan Gubernur
256
Akibat Angkuh .
257
Lao Taijin yang Culas .
258
Penipu yang tertipu .
259
Dua bocah Kecil .
260
Kekuasaan dua Klan .
261
Penghakiman Klan Jao .
262
Persembahan .
263
Istana diatas Gunung .
264
Arogansi Gao Wangwe .
265
Pesan Darah .
266
Saling Dendam .
267
Dara Jelita dari Langit .
268
Terperangkap .
269
Giam Sian Li .
270
Rahasia Wanita ber Kerudung Hitam .
271
Kemaruk kemenangan .
272
Termakan Tipu Muslihat
273
Saat Telur diujung Tanduk .
274
Pengakuan Giam Sian Li .
275
Keributan di Kuil Besar Kim Hud .
276
Nasihat Dewi Chang 'e .
277
Hawa Sihir .
278
Jiwa Iblis , Hati Malaikat .
279
Cerita Putri yang Ternoda .
280
Karma untuk Pendosa .
281
Sihir Kiriman .
282
Khi Sian Li Thai Hauw .
283
Kembali nya Xuyi Sian Li .
284
Perjalan ke ujung timur .
285
Rawa Siluman Buaya .
286
Bukit Siluman Buaya .
287
Dua Laki laki Mata Keranjang .
288
Hukuman .
289
Tiba di Koai Lim .
290
Desa terpencil .
291
Kuil Matahari .
292
Pusaran hitam Lubang Waktu .
293
Pusara Ksatria Dewa Pedang .
294
Ksatria Pertama .
295
Ksatria ke Dua .
296
Peperangan Bangsa Iglor .
297
Perang di Kota Ruaido .
298
Ksatria ke Tiga .
299
Pusara Ksatria Dewa Petir .
300
Teka Teki Tersulit .
301
Ksatria ke empat .
302
Jatuh nya Pilar Timur .
303
Pilar Zolofia .
304
Runtuh nya Tower Zolofia.
305
Makam Keramat .
306
Pilu .
307
Memulai pembersihan .
308
Pembersihan Kota Han .
309
Pembersihan Kota Ming .
310
Menagih Utang Nyawa .
311
Antara Benci , Dendam dan Cinta .
312
Bangkit nya Jiwa Naga Berlian .
313
Penutup , Dewata Agung Muda .

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!