Bertemu Manusia.

Pagi pagi sekali seperti biasnya,bocah si Chun ini masih di sungai kecil itu sambil bermain main air khas ala bocah kecil.

Setelah cukup lama,dan mata hari sudah mulai terik,dia bangkit keluar dari air yang dingin dan langsung duduk bersila diatas batu pipih itu sambil mengatur pernafasan.

Beberapa saat setelah panas matahari terlindung dedaunan hutan,barulah dia bangkit berdiri memakai pakaiannya lalu naik keatas goa.

Tanpa dia sadari,dengan duduk bersemedi tanpa pakaian diatas batu giok yang sudah menyerap inti alam selama jutaan tahun itu,dia mulai membuka titik Meridian nya satu persatu makanya dia merasa nikmat dan nyaman dan ketagihan untuk mengulangi nya.

Tanpa terasa semusim telah terlewati oleh bocah Si Chun di dalam hutan itu bersama si putih sang anak serigala yang kini sudah menjadi serigala dewasa yang besar dan gagah.

Dan tanpa di sadarinya juga tiga ratus lima puluh titik Meridian ditubuh nya kini telah terbuka semua, ibarat gentong air yang tadinya tertutup,kini sudah terbuka semua dan tinggal siap di isi saja.

Karena titik Meridian nya terbuka,energi alam dari cahaya matahari dan yang diserap batu giok pipih itupun masuk ke dalam tubuh nya seperti air yang tumpah menuju tempat yang rendah.

Meskipun terjadi ledakan teredam beberapa kali dalam tubuh nya hasil dari dantiannya yang membesar memuat banyaknya energi alam yang memasuki nya,dia tetap tidak mengerti bahwa dia secara tidak di sengaja sudah berkultivasi.

Bocah Si Chun kini telah berusia tujuh tahun,dan sudah menguasai baca dan tulis,sebagai hasil dari didikan sang ibu yang selalu hadir di alam mimpinya, memberikan wejangan dan nasihat nasihat kehidupan.

Biarlah seperti apapun tubuh nya,yang penting bagus hatinya, itulah pesan yang selalu sang ibu sampaikan.

Bocah Si Chun itu kini tanpa berlatih bisa berlari secepat panther mengejar buruannya, hanya karena kebiasaan nya yang harus berlari mengejar binatang.

Kini semua daging yang sudah matang diasapi, langsung dia masukan semuanya kedalam cincin ruang nya,karena bila kemana mana, perbekalan selalu dia bawa serta.

Hari ini dia bersama sama dengan si putih kembali berburu untuk mencari sekedar tambahan bahan makanan.

Busur bambunya sudah lama patah,kini dia mempergunakan busur besi milik seorang pemburu yang mati di dalam sebuah goa dahulu,sedangkan panah Sumbu langit nya tidak pernah dia pakai lagi semenjak terakhir dia membunuh harimau dengan panah itu.

Setelah mengisi lumpang buah labu dengan air dan mengikat nya di pinggang,serta pisau belati di ikat di pinggang nya juga,kini dengan menenteng busur dan anak panah,sang bocah Si Chun segera berjalan kearah mata hari terbit untuk mencari binatang buruannya.

Setelah sekian lamanya berjalan,akhirnya dia melihat seekor rusa yang sangat bagus di kejauhan dengan sepasang tanduk terbuat dari emas.

Dengan mengendap endap,sang bocah mendekati rusa bertanduk emas itu.

Dia ingin menangkap rusa bertanduk emas itu tanpa membunuh nya.

Setelah sudah sangat dekat,ternyata rusa itu sudah tidak berada di tempatnya lagi, melainkan sudah jauh dari nya.

Kembali lagi dia mengendap endap mendekati rusa bertanduk emas itu.

Ketika sudah dekat, kejadian tadi pun terulang, rusa itu sudah tidak lagi berada di tempat nya dan sudah berada jauh dari nya.

Kejadian itu terulang berpuluh puluh kali, seakan akan sang rusa memang sengaja membawa sang bocah menjauh dari tempat nya.

Karena terlalu asik mengejar sang rusa bertanduk emas yang jinak jinak merpati itu,akhirnya sang bocah suda sangat jauh dari tempat nya.

kini sang rusa berjalan di sebuah rawa berair.

Sang bocah dengan keluguan nya,tidak sadar sudah terlalu jauh meninggalkan tempat asal nya.

Setelah melewati rawa yang cukup luas itu, kini dia berada di sebuah tanah yang agak tinggi.

Namun sang rusa bertanduk emas itu kini raib entah kemana, bahkan jejak kakinya saja sekarang tidak ada.

Sedangkan hari kini telah sore dan sebentar lagi senja turun.

Menyadari kesalahan nya,dia mengajak si Putih untuk mencari sebuah goa tempat bermalam, malam ini.

Untung lah tidak terlalu jauh dari rawa itu ada bongkahan batu sebesar rumah beberapa buah dan ada satu yang memiliki celah di bawah batu itu seperti sebuah pondok,karena dia batu bersusun sejajar namun berjarak beberapa depa, dan diatas batu itu ada lagi batu lain yang menumpuk di atas nya seperti atap rumah.

Sang bocah segera membersihkan celah batu itu,memberikan alas dari daun daun pohon.

Setelah selesai,dia mencari beberapa ikat kayu kering untuk api unggun malam ini.

Tidak lama,api pun mulai menyala di bawah celah batu itu.

Dikeluarkannya beberapa kerat daging asap dari cincin nya,sebagian dia berikan untuk si putih,dan sebagian dia masukan ke dalam api untuk di bakar kembali.

Aroma daging bakar pun menyebar ke sekitar nya.

Setelah matang,dia makan daging bakar dengan nikmat serta beberapa teguk air putih nya.

Malam itu dia tidur di celah batu dengan nyenyak dan si Putih menjadi penjaga sang sahabatnya itu.

Meskipun malam itu hujan turun cukup deras,namun celah batu itu tidak tergenang air.

Pagi harinya si bocah mengumpulkan kayu kayu di dekat api kemarin untuk membuat api kembali.beberapa kerat daging dia masukan kedalam bara api dan sebagian dia berikan untuk si putih yang menyantap nya dengan lahap,sedangkan dia sendiri menyantap daging bakar.

Setelah selesai sarapan,dia bangkit mengambil busur dan anak panahnya,lalu berjalan mencari jalan untuk pulang ke goa di atas tebing.

Tetapi hingga beberapa saat berputar putar,tidak juga mereka menemukan jalan kembali,karena si putih tidak bisa mengendus jejak mereka di rawa rawa,apa lagi tadi malam,hujan turun cukup lebat.sehingga menghapus semua bau jejek mereka.

Al hasil,jangankan ketemu jejak,yang ada mereka kian jauh tersesat ke arah timur laut dari tempat asal nya.

Akhirnya si bocah tidak lagi perduli,dia berjalan terus di ikuti si putih sang serigala perak yang kini sudah besar dan kuat.

Serigala perak karena termasuk ras siluman,dia berbadan umumnya lebih besar dari serigala biasa.

Cukup lama dia berjalan melewati beberapa lembah dan bukit, akhirnya dia sampai di hutan yang tidak terlalu rapat dan tinggi.

Tiba tiba si putih menggeram sambil menatap ke sebuah semak semak.

"Diam lah putih,diam lah,biar ku periksa"kata bocah itu sambil berjalan perlahan ke arah semak yang di lihat di putih.

Lamat Lamat sang bocah mendengar suara rintihan seorang laki laki dari balik semak semak itu.

Setelah semak semak itu di Sibak nya,ternyata di balik semak semak itu ada seorang lelaki tua sedang bersandar di sebuah pohon sambil mengurut kakinya yang tampak membiru itu.

"Ada apa yang terjadi dengan mu kek ?,"tanya sang bocah.

Laki laki tua itu terhenyak menatap sang bocah,hatinya sedikit ragu ragu, "ka kaki saya terkilir nak, saya tidak bisa berjalan"kata sang kakek kepada bocah.

"Kakek siapa?"...

"Kakek tukang kebun di perguruan Rajawali emas tidak jauh dari sini,kakek sedang mencari kayu bakar, karena kurang berhati hati,ditambah hutan licin karena baru saja turun hujan tadi malam,sehingga kakek terpeleset, dan kaki kakek terkilir nak"jawab kakek itu sambil takut takut karena melihat ada se ekor serigala putih besar di belakang bocah ber tubuh serba hitam itu.

"Apakah kakek mau ku antarkan ke tempat mu kek,kalau mau,biar kakek ku antarkan"kata sang bocah menawarkan jasanya kepada sang kakek.

"Terimakasih nak,nama mu siapa nak,dan berasal dari mana ?" tanya sang kakek tua itu lagi.

Lama sang bocah termenung, "saya tidak punya nama kek,tetapi orang orang memanggil saya Si Chun,mungkin karena saya memang bodoh kek,tetapi biarlah kek !" jawab sang bocah.

"Hah, Si Chun?, jahat sekali orang yang menamakan mu seperti itu, lalu kau dari mana ?" tanya sang kakek lagi.

"Saya tidak dari mana mana kek,hutan ini tempat saya,dan si putih satu satu nya kerabat dan sahabat saya " jawab sang bocah sambil menunjuk kearah sang serigala perak itu.

Kakek tua itu melihat ada sesuatu kesedihan dari taut wajah sang bocah saat menyebut rumah,makanya sang kakek tua tidak ingin melanjutkan pertanyaannya lagi.

"Baiklah nak,panggil kakek dengan kakek Po Peng,ayolah antarkan kakek kembali,tetapi sahabat mu itu suruh tunggu disini saja,kakek takut bila murid perguruan melihat sahabat mu itu,mereka akan memburu dan membunuh nya"kata sang kakek lagi.

sang bocah melemparkan beberapa kerat daging asap kepada serigala itu, "putih,kau tunggu aku disini ya,jangan kemana mana,bila aku belum kembali,carilah binatang buruan untuk makan mu ya"kata nya kepada sang serigala.

Sang serigala melolong pendek seperti meng iya kan ucapan sang bocah.

Selanjutnya sang bocah menyimpan busur dan anak panah nya serta pisau belati pemberian Siau Ji nya dulu di dalam cincin ruang nya,lalu memikul ikatan kayu bakar kepunyaan kakek itu,serta memapah tubuh sang kakek menuntun nya berjalan.

Sang kakek kagum dengan kekuatan pisik sang bocah,sambil memikul kayu bakar di belakang nya,dia masih mampu memapah tubuh nya.

"Pisik mu memang seperti ini nak,tetapi hati mu seputih salju !" pikir sang kakek dalam hatinya.

Lumayan lama mereka berjalan,maklum sang kakek tidak begitu kuat berjalan cepat,akhirnya mereka tiba di belakang tembok perguruan silat Rajawali emas.

Pintu ini memang di khususkan untuk para pekerja perguruan untuk keluar masuk mencari kayu bakar ke hutan di belakang perguruan.

Setelah mereka masuk ke dalam komplek perguruan Rajawali emas, Sebuah rumah yang tidak terlalu besar berdiri di sisi pintu tembok tadi.

Se orang wanita tua berdiri menatap kearah kedua orang ini dengan muka masam.

"Ada apa lagi kek, apa lagi yang terjadi dengan mu, keseleo lagi ?"tanya nenek An Ning kepada sang suami nya yang datang dengan di papah oleh seorang bocah serba hitam.

"Iya nek,aku terpeleset lagi,untung ada bocah baik ini yang bersedia menolong ku,jika tidak,mungkin aku akan mati di hutan sana " jawab sang kakek tua pada istrinya.

"Yah sudah lah,letakan saja kayu bakar itu disana nak,dan bawa kakek masuk kedalam "perintah sang nenek An Ning.

Sang bocah meletakan seikat kayu bakar yang dia bawa keatas tanah,lalu memapah kakek tua itu ke dalam rumah.

Rumah itu tidak besar,namun sangat terawat dan bersih serta terasa nyan untuk di tinggali.

...****************...

Terpopuler

Comments

Karya Sujana

Karya Sujana

moga jd kluarga
booom

2024-03-05

1

Darwito

Darwito

q

2024-03-03

0

Roslinah Minsong

Roslinah Minsong

moga bocah ketemu org baik

2024-03-01

3

lihat semua
Episodes
1 Kelahiran dan kematian.
2 Bao Kecil.
3 Si Chun.
4 Melarikan diri.
5 Kasih Ibu tak berbatas.
6 Si Putih.
7 Sekarat.
8 Panah Sumbu Langit.
9 Bertemu Manusia.
10 Di Perguruan Rajawali Emas.
11 Dunia Baru
12 Shin Liong.
13 Kakek Qin.
14 Berlatih.
15 Perpisahan.
16 Dua Pemburu.
17 Ke Kota.
18 Dendam Membawa ke Hancuran.
19 Hancur karena Takabur.
20 Pukulan Sejati Inti Semesta.
21 Sesal di Kemudian.
22 Bertemu Nenek aneh.
23 Legenda Pil Surga.
24 Prahara di Keluarga Zhang.
25 Taman Lokapala.
26 Siluman Serigala Hitam.
27 Murid Ban Kiok Mo.
28 Burung Hong Kecil
29 Panah Sumbu langit Minta Korban.
30 Sepuluh Pengawal Dewi Teratai Putih.
31 Dua Iblis.
32 Dewi Teratai Putih.
33 Kutukan Lembah Keramat
34 Belajar Membuat Pil.
35 Pengembaraan Bermula.
36 Perjalanan ke Timur.
37 Serangan Para Siluman.
38 Perasaan Wang Shi Er.
39 Dewi Teratai putih Gusar.
40 Sepasang Tua Laknat.
41 Antri di Gerbang Kota.
42 Di kota Raja.
43 Ujian cinta.
44 Permainan Membawa Petaka.
45 Balasan untuk Penghina..
46 Siasat Licik.
47 Jadi Pemenang,atau Jadi Pecundang.
48 Penghina yang Terhina.
49 Lelang.
50 Sukses Besar di Pelelangan.
51 Melanjutkan Perjalanan.
52 Pertaruhan yang Gagal
53 Hujan Badai di Tengah Hutan.
54 Buah Mumu Emas.
55 Kebersamaan.
56 Sepuluh Kebajikan.
57 Naga Hijau Penunggu Telaga.
58 Tanda kebajikan.
59 Langkah Dewa Dewi
60 Tuan Besar Ma Ho Tiang.
61 Tanda Kuning ke dua.
62 Mian Nyi Mo Xiau.
63 Shin Bu Mo Thi.
64 Seruling sakti Perenggut Sukma.
65 Wanita cantik Misterius.
66 Aji An Lian dan Putri nya.
67 Titik Terang.
68 Pertapa Han Chi Kung.
69 Masalah di Alun Alun Kota.
70 Salah Sasaran.
71 Penyusupan sepasang Naga.
72 Amukan Sepasang Naga
73 Perjalanan, Menyusuri Sungai.
74 Seraut Wajah dari Masalalu.
75 Selamat Tinggal Dewi.
76 Dewi Menangis.
77 Manusia dari Lobang Langit.
78 Nona Muda Arogan.
79 Takluk.
80 Kemenangan Telak.
81 Klan Gak Sang Penguasa.
82 Kemarahan sang Patriak.
83 Leluhur Gak Bo Ong.
84 Keruntuhan Klan Gak.
85 Muslihat.
86 Lima Titik Ke Emasan.
87 Di Taman Lokapala.
88 Pil Surgawi.
89 Cio Mang Le.
90 Menuntut Pertanggung Jawaban.
91 Perasaan Aneh.
92 Sepasang Saudara Kembar.
93 Perjalanan Bersama.
94 Sisi Kelam Masalalu.
95 Satu Hati, Dua Rasa.
96 Tersesat.
97 Insiden di Rumah Makan.
98 Tuan muda Luan.
99 Dua Datuk Sakti Bukit Kwan.
100 Tuan Besar Liem.
101 Prahara Keluarga Liem.
102 Pedang Kristal Katai Putih Inti Bintang.
103 The Kwat Liang.
104 Empat Tuan Muda Brutal.
105 Pelajaran Pahit.
106 Weng Tao, Weng Taoli.
107 Menyusup Kedalam Istana.
108 Kaisar Mangkat.
109 Siasat.
110 Prahara di Dalam Istana.
111 Akhir Prahara Didalam Istana.
112 Cinta ber tabir keangkuhan.
113 Di Tanah Para Dewa.
114 Pertarungan Terakhir, di Tepi Jurang.
115 Terjebak di Dasar Jurang.
116 Puncak Tiga Dewa.
117 Negeri Mo Li Fa.
118 Racun Ulat Tengkorak.
119 Yaochi Jin Mu.
120 Theo Kuan Yian.
121 Pangeran Mao Sin Kian.
122 Istana Langit.
123 Geger di Istana Langit.
124 Pertemuan.
125 Pemuda dari Dunia Dimensi.
126 Puncak Gunung Kai Lun.
127 Dunia Kegelapan.
128 Mahluk Orgo.
129 Dunia yang Rusak
130 Perkampungan di dalam lembah.
131 Tumbal Rawa Maut.
132 Pengkhianat.
133 Perjuangan di Mulai.
134 Pembantaian di Benteng ke Dua.
135 Bertemu jendral Tua.
136 Kembali ke Taman Lokapala.
137 Mustika Dewa.
138 Istana Giok Diatas Pilar Batu.
139 Pegunungan Batu, di Tengah Gurun.
140 Pembantaian di Celah Tebing Batu.
141 Tersadar.
142 Cerita Anak dan Menantu.
143 Rencana penyusupan.
144 Memulai Penyusupan.
145 Evakuasi Besar Besaran.
146 Kota Raja di Dalam Lembah.
147 Di Bawah Awan Kegelapan.
148 Mencari Gunung Yung San.
149 Mencari Mustika Dewi Salju.
150 Naga Laut Utara.
151 Misteri Mustika Dewi Salju.
152 Dewi Ying Fa.
153 Pergolakan Dua Energi Besar.
154 Dewi Pelangi.
155 Laki laki Pendendam.
156 Bersekutu dengan Iblis.
157 Prahara.
158 Teng Kwan Berulah.
159 Mendung di Kota Raja.
160 Dunia Betara.
161 Pertarungan di Dalam Hutan.
162 Bangsa Tiau Nyin.
163 Para Penghuni Thai San.
164 Prasasti Perdamaian.
165 Amukan Petir Dewa.
166 Ouw Long San Tung.
167 Di Serang Dua Negeri.
168 Dua Dewi Amuk.
169 Palagan Padang Tandus.
170 Setia Hingga Akhir.
171 Dua Putri Mahkota.
172 Majikan Lembah Seribu Bunga .
173 Sam Kui Ang.
174 Para Penguasa Desa Kim San.
175 Pertarungan di Kebun Pisang.
176 Tian Tung Mo Ji .
177 Ji Sian Keng Tee .
178 Bu Tek Kui.
179 Chu Kong Cu.
180 Kong Sian Shin Yong.
181 Di Kota Luxiang.
182 Majikan Lembah Seribu Bunga.
183 Pertarungan Hidup dan Mati .
184 Kenyataan Pahit .
185 Kaisar Chu .
186 Misteri Dusun Kecil di Tengah Belantara .
187 Pewaris Dinasti Liu Terakhir.
188 Kuil Shi Siu Sian.
189 Pertarungan di Depan Kuil .
190 Negeri Liu Lahir Kembali .
191 Banjir Darah di Padang Datar .
192 Empat Setan Muka Merah .
193 Ang Mo Bin.
194 Dewi Ying Fa Sakit .
195 Malaikat Dari Utara .
196 Rencana perlawanan .
197 Pertempuran di Gerbang Kota .
198 Negeri Chu di Timur .
199 Kemelut di Negeri Chu.
200 Rencana Penyerangan .
201 Prahara di negeri Chu .
202 Perjalanan ke Barat .
203 Sin Ni Seng Sian .
204 Musuh Terselubung .
205 Jendral Muda Ming Cen Du.
206 Pengkhianat yang Terbuang .
207 Kemarahan para Datuk .
208 Lembah Sam Liong San .
209 Pertarungan di Dalam Lembah .
210 Tewas nya Dedengkot sakti .
211 Asmara Berujung Lara .
212 Badai di Perbatasan .
213 Banjir Darah di Batas Negeri .
214 Muncul nya Ming Cen Du.
215 Pertarungan Dua Naga .
216 Menyelesaikan Tugas .
217 Muncul nya Siluman Ikan.
218 Istana di Dasar Laut .
219 Kota Yuking .
220 Bayangan di Malam Hari .
221 Penculikan yang Gagal .
222 Pertikaian Dua Dewi Teratai .
223 Salah Sasaran .
224 Ang Lian Sian .
225 Menumpuk Bara dalam Sekam .
226 Hek Lian Kauw Cabang Kota Yufing .
227 Siang Kiam Liong Sian .
228 Perampok Misterius .
229 Muslihat Kuncu Suhu Kota Fansau .
230 Bayi Ajaib .
231 Petaka Bayi Ajaib .
232 Geger di Koai Liong Kok .
233 Siauw Hong Siang .
234 Amarah Putra Mahkota .
235 Sang Jendral Tua .
236 Awan Hitam diatas Kota Raja .
237 Prahara di Istana Alexia .
238 Perebutan anak ajaib .
239 Hek Long Pang .
240 Geger di Kuil Long Sian .
241 Gao Wangwe .
242 Mengejar Pengintip .
243 Mabuk Kepayang .
244 Sepasang Iblis .
245 Bertemu Wang Shi Er .
246 Putri yang Sombong .
247 Perasaan Yi Hua .
248 Si Giam Lo'ong .
249 Bunga Ying.
250 Buah Karma Pala .
251 Dunia Masa Kecil .
252 Perjalanan Ke Kota Li Cuan .
253 Kemurkaan Dewa Naga Emas Sejati .
254 Lembah teratai .
255 Dua Utusan Gubernur
256 Akibat Angkuh .
257 Lao Taijin yang Culas .
258 Penipu yang tertipu .
259 Dua bocah Kecil .
260 Kekuasaan dua Klan .
261 Penghakiman Klan Jao .
262 Persembahan .
263 Istana diatas Gunung .
264 Arogansi Gao Wangwe .
265 Pesan Darah .
266 Saling Dendam .
267 Dara Jelita dari Langit .
268 Terperangkap .
269 Giam Sian Li .
270 Rahasia Wanita ber Kerudung Hitam .
271 Kemaruk kemenangan .
272 Termakan Tipu Muslihat
273 Saat Telur diujung Tanduk .
274 Pengakuan Giam Sian Li .
275 Keributan di Kuil Besar Kim Hud .
276 Nasihat Dewi Chang 'e .
277 Hawa Sihir .
278 Jiwa Iblis , Hati Malaikat .
279 Cerita Putri yang Ternoda .
280 Karma untuk Pendosa .
281 Sihir Kiriman .
282 Khi Sian Li Thai Hauw .
283 Kembali nya Xuyi Sian Li .
284 Perjalan ke ujung timur .
285 Rawa Siluman Buaya .
286 Bukit Siluman Buaya .
287 Dua Laki laki Mata Keranjang .
288 Hukuman .
289 Tiba di Koai Lim .
290 Desa terpencil .
291 Kuil Matahari .
292 Pusaran hitam Lubang Waktu .
293 Pusara Ksatria Dewa Pedang .
294 Ksatria Pertama .
295 Ksatria ke Dua .
296 Peperangan Bangsa Iglor .
297 Perang di Kota Ruaido .
298 Ksatria ke Tiga .
299 Pusara Ksatria Dewa Petir .
300 Teka Teki Tersulit .
301 Ksatria ke empat .
302 Jatuh nya Pilar Timur .
303 Pilar Zolofia .
304 Runtuh nya Tower Zolofia.
305 Makam Keramat .
306 Pilu .
307 Memulai pembersihan .
308 Pembersihan Kota Han .
309 Pembersihan Kota Ming .
310 Menagih Utang Nyawa .
311 Antara Benci , Dendam dan Cinta .
312 Bangkit nya Jiwa Naga Berlian .
313 Penutup , Dewata Agung Muda .
Episodes

Updated 313 Episodes

1
Kelahiran dan kematian.
2
Bao Kecil.
3
Si Chun.
4
Melarikan diri.
5
Kasih Ibu tak berbatas.
6
Si Putih.
7
Sekarat.
8
Panah Sumbu Langit.
9
Bertemu Manusia.
10
Di Perguruan Rajawali Emas.
11
Dunia Baru
12
Shin Liong.
13
Kakek Qin.
14
Berlatih.
15
Perpisahan.
16
Dua Pemburu.
17
Ke Kota.
18
Dendam Membawa ke Hancuran.
19
Hancur karena Takabur.
20
Pukulan Sejati Inti Semesta.
21
Sesal di Kemudian.
22
Bertemu Nenek aneh.
23
Legenda Pil Surga.
24
Prahara di Keluarga Zhang.
25
Taman Lokapala.
26
Siluman Serigala Hitam.
27
Murid Ban Kiok Mo.
28
Burung Hong Kecil
29
Panah Sumbu langit Minta Korban.
30
Sepuluh Pengawal Dewi Teratai Putih.
31
Dua Iblis.
32
Dewi Teratai Putih.
33
Kutukan Lembah Keramat
34
Belajar Membuat Pil.
35
Pengembaraan Bermula.
36
Perjalanan ke Timur.
37
Serangan Para Siluman.
38
Perasaan Wang Shi Er.
39
Dewi Teratai putih Gusar.
40
Sepasang Tua Laknat.
41
Antri di Gerbang Kota.
42
Di kota Raja.
43
Ujian cinta.
44
Permainan Membawa Petaka.
45
Balasan untuk Penghina..
46
Siasat Licik.
47
Jadi Pemenang,atau Jadi Pecundang.
48
Penghina yang Terhina.
49
Lelang.
50
Sukses Besar di Pelelangan.
51
Melanjutkan Perjalanan.
52
Pertaruhan yang Gagal
53
Hujan Badai di Tengah Hutan.
54
Buah Mumu Emas.
55
Kebersamaan.
56
Sepuluh Kebajikan.
57
Naga Hijau Penunggu Telaga.
58
Tanda kebajikan.
59
Langkah Dewa Dewi
60
Tuan Besar Ma Ho Tiang.
61
Tanda Kuning ke dua.
62
Mian Nyi Mo Xiau.
63
Shin Bu Mo Thi.
64
Seruling sakti Perenggut Sukma.
65
Wanita cantik Misterius.
66
Aji An Lian dan Putri nya.
67
Titik Terang.
68
Pertapa Han Chi Kung.
69
Masalah di Alun Alun Kota.
70
Salah Sasaran.
71
Penyusupan sepasang Naga.
72
Amukan Sepasang Naga
73
Perjalanan, Menyusuri Sungai.
74
Seraut Wajah dari Masalalu.
75
Selamat Tinggal Dewi.
76
Dewi Menangis.
77
Manusia dari Lobang Langit.
78
Nona Muda Arogan.
79
Takluk.
80
Kemenangan Telak.
81
Klan Gak Sang Penguasa.
82
Kemarahan sang Patriak.
83
Leluhur Gak Bo Ong.
84
Keruntuhan Klan Gak.
85
Muslihat.
86
Lima Titik Ke Emasan.
87
Di Taman Lokapala.
88
Pil Surgawi.
89
Cio Mang Le.
90
Menuntut Pertanggung Jawaban.
91
Perasaan Aneh.
92
Sepasang Saudara Kembar.
93
Perjalanan Bersama.
94
Sisi Kelam Masalalu.
95
Satu Hati, Dua Rasa.
96
Tersesat.
97
Insiden di Rumah Makan.
98
Tuan muda Luan.
99
Dua Datuk Sakti Bukit Kwan.
100
Tuan Besar Liem.
101
Prahara Keluarga Liem.
102
Pedang Kristal Katai Putih Inti Bintang.
103
The Kwat Liang.
104
Empat Tuan Muda Brutal.
105
Pelajaran Pahit.
106
Weng Tao, Weng Taoli.
107
Menyusup Kedalam Istana.
108
Kaisar Mangkat.
109
Siasat.
110
Prahara di Dalam Istana.
111
Akhir Prahara Didalam Istana.
112
Cinta ber tabir keangkuhan.
113
Di Tanah Para Dewa.
114
Pertarungan Terakhir, di Tepi Jurang.
115
Terjebak di Dasar Jurang.
116
Puncak Tiga Dewa.
117
Negeri Mo Li Fa.
118
Racun Ulat Tengkorak.
119
Yaochi Jin Mu.
120
Theo Kuan Yian.
121
Pangeran Mao Sin Kian.
122
Istana Langit.
123
Geger di Istana Langit.
124
Pertemuan.
125
Pemuda dari Dunia Dimensi.
126
Puncak Gunung Kai Lun.
127
Dunia Kegelapan.
128
Mahluk Orgo.
129
Dunia yang Rusak
130
Perkampungan di dalam lembah.
131
Tumbal Rawa Maut.
132
Pengkhianat.
133
Perjuangan di Mulai.
134
Pembantaian di Benteng ke Dua.
135
Bertemu jendral Tua.
136
Kembali ke Taman Lokapala.
137
Mustika Dewa.
138
Istana Giok Diatas Pilar Batu.
139
Pegunungan Batu, di Tengah Gurun.
140
Pembantaian di Celah Tebing Batu.
141
Tersadar.
142
Cerita Anak dan Menantu.
143
Rencana penyusupan.
144
Memulai Penyusupan.
145
Evakuasi Besar Besaran.
146
Kota Raja di Dalam Lembah.
147
Di Bawah Awan Kegelapan.
148
Mencari Gunung Yung San.
149
Mencari Mustika Dewi Salju.
150
Naga Laut Utara.
151
Misteri Mustika Dewi Salju.
152
Dewi Ying Fa.
153
Pergolakan Dua Energi Besar.
154
Dewi Pelangi.
155
Laki laki Pendendam.
156
Bersekutu dengan Iblis.
157
Prahara.
158
Teng Kwan Berulah.
159
Mendung di Kota Raja.
160
Dunia Betara.
161
Pertarungan di Dalam Hutan.
162
Bangsa Tiau Nyin.
163
Para Penghuni Thai San.
164
Prasasti Perdamaian.
165
Amukan Petir Dewa.
166
Ouw Long San Tung.
167
Di Serang Dua Negeri.
168
Dua Dewi Amuk.
169
Palagan Padang Tandus.
170
Setia Hingga Akhir.
171
Dua Putri Mahkota.
172
Majikan Lembah Seribu Bunga .
173
Sam Kui Ang.
174
Para Penguasa Desa Kim San.
175
Pertarungan di Kebun Pisang.
176
Tian Tung Mo Ji .
177
Ji Sian Keng Tee .
178
Bu Tek Kui.
179
Chu Kong Cu.
180
Kong Sian Shin Yong.
181
Di Kota Luxiang.
182
Majikan Lembah Seribu Bunga.
183
Pertarungan Hidup dan Mati .
184
Kenyataan Pahit .
185
Kaisar Chu .
186
Misteri Dusun Kecil di Tengah Belantara .
187
Pewaris Dinasti Liu Terakhir.
188
Kuil Shi Siu Sian.
189
Pertarungan di Depan Kuil .
190
Negeri Liu Lahir Kembali .
191
Banjir Darah di Padang Datar .
192
Empat Setan Muka Merah .
193
Ang Mo Bin.
194
Dewi Ying Fa Sakit .
195
Malaikat Dari Utara .
196
Rencana perlawanan .
197
Pertempuran di Gerbang Kota .
198
Negeri Chu di Timur .
199
Kemelut di Negeri Chu.
200
Rencana Penyerangan .
201
Prahara di negeri Chu .
202
Perjalanan ke Barat .
203
Sin Ni Seng Sian .
204
Musuh Terselubung .
205
Jendral Muda Ming Cen Du.
206
Pengkhianat yang Terbuang .
207
Kemarahan para Datuk .
208
Lembah Sam Liong San .
209
Pertarungan di Dalam Lembah .
210
Tewas nya Dedengkot sakti .
211
Asmara Berujung Lara .
212
Badai di Perbatasan .
213
Banjir Darah di Batas Negeri .
214
Muncul nya Ming Cen Du.
215
Pertarungan Dua Naga .
216
Menyelesaikan Tugas .
217
Muncul nya Siluman Ikan.
218
Istana di Dasar Laut .
219
Kota Yuking .
220
Bayangan di Malam Hari .
221
Penculikan yang Gagal .
222
Pertikaian Dua Dewi Teratai .
223
Salah Sasaran .
224
Ang Lian Sian .
225
Menumpuk Bara dalam Sekam .
226
Hek Lian Kauw Cabang Kota Yufing .
227
Siang Kiam Liong Sian .
228
Perampok Misterius .
229
Muslihat Kuncu Suhu Kota Fansau .
230
Bayi Ajaib .
231
Petaka Bayi Ajaib .
232
Geger di Koai Liong Kok .
233
Siauw Hong Siang .
234
Amarah Putra Mahkota .
235
Sang Jendral Tua .
236
Awan Hitam diatas Kota Raja .
237
Prahara di Istana Alexia .
238
Perebutan anak ajaib .
239
Hek Long Pang .
240
Geger di Kuil Long Sian .
241
Gao Wangwe .
242
Mengejar Pengintip .
243
Mabuk Kepayang .
244
Sepasang Iblis .
245
Bertemu Wang Shi Er .
246
Putri yang Sombong .
247
Perasaan Yi Hua .
248
Si Giam Lo'ong .
249
Bunga Ying.
250
Buah Karma Pala .
251
Dunia Masa Kecil .
252
Perjalanan Ke Kota Li Cuan .
253
Kemurkaan Dewa Naga Emas Sejati .
254
Lembah teratai .
255
Dua Utusan Gubernur
256
Akibat Angkuh .
257
Lao Taijin yang Culas .
258
Penipu yang tertipu .
259
Dua bocah Kecil .
260
Kekuasaan dua Klan .
261
Penghakiman Klan Jao .
262
Persembahan .
263
Istana diatas Gunung .
264
Arogansi Gao Wangwe .
265
Pesan Darah .
266
Saling Dendam .
267
Dara Jelita dari Langit .
268
Terperangkap .
269
Giam Sian Li .
270
Rahasia Wanita ber Kerudung Hitam .
271
Kemaruk kemenangan .
272
Termakan Tipu Muslihat
273
Saat Telur diujung Tanduk .
274
Pengakuan Giam Sian Li .
275
Keributan di Kuil Besar Kim Hud .
276
Nasihat Dewi Chang 'e .
277
Hawa Sihir .
278
Jiwa Iblis , Hati Malaikat .
279
Cerita Putri yang Ternoda .
280
Karma untuk Pendosa .
281
Sihir Kiriman .
282
Khi Sian Li Thai Hauw .
283
Kembali nya Xuyi Sian Li .
284
Perjalan ke ujung timur .
285
Rawa Siluman Buaya .
286
Bukit Siluman Buaya .
287
Dua Laki laki Mata Keranjang .
288
Hukuman .
289
Tiba di Koai Lim .
290
Desa terpencil .
291
Kuil Matahari .
292
Pusaran hitam Lubang Waktu .
293
Pusara Ksatria Dewa Pedang .
294
Ksatria Pertama .
295
Ksatria ke Dua .
296
Peperangan Bangsa Iglor .
297
Perang di Kota Ruaido .
298
Ksatria ke Tiga .
299
Pusara Ksatria Dewa Petir .
300
Teka Teki Tersulit .
301
Ksatria ke empat .
302
Jatuh nya Pilar Timur .
303
Pilar Zolofia .
304
Runtuh nya Tower Zolofia.
305
Makam Keramat .
306
Pilu .
307
Memulai pembersihan .
308
Pembersihan Kota Han .
309
Pembersihan Kota Ming .
310
Menagih Utang Nyawa .
311
Antara Benci , Dendam dan Cinta .
312
Bangkit nya Jiwa Naga Berlian .
313
Penutup , Dewata Agung Muda .

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!