BCPNS. 17

"Gila. Ini benar-benar gila!" geram si Tengkorak Putih memuncak amarahnya.

"Keadaan kita benar-benar terjepit Tengkorak Putih lebih dari separuh orang-orang kita telah memilih mencari selamat dan meninggalkan Partai kita," Tengkorak Biru mengeluh.

"Bahkan belakangan ini si perawan Lembah Tengkorak selalu beraksi menggunakan ular-ular berbisa," sambung Tengkorak Hijau. "Dan kita selalu kalah begitu'kan!" sambut Tengkorak Putih.

"Ular besar itu bukan ular biasa ayah, tapi ular siluman," jawab seorang anak muda yang berwajah tampan dengan kulit putih bersih.

"Darimana kau tahu Purbaya?" dengus Tengkorak Putih.

"Benar, Tengkorak Putih. Saat itu aku bersama Purbaya, ular-ular itu bisa hidup lagi meskipun sudah buntung dan tiga puluh orang kita yang berkepandaian cukup tinggi tewas semuanya tanpa sisa," sambung Tengkorak Biru.

"Kalau memang demikian, Mengapa mereka tidak langsung menggempur kesini? dengus Tengkorak Putih.

"Hal itu tidak akan terjadi Tengkorak Putih," sahut Tengkorak Hijau.

"Apa maksudmu?" Tengkorak Putih tidak sabar.

"Tempat ini dikelilingi oleh pohon bambu kuning welung bangsa ular siluman jenis apapun tidak akan berani melewati pagar bambu kuning. karena begitu tubuh mereka menyentuh bambu kuning welung. Mereka akan langsung mati," Tengkorak Hijau menjelaskan.

"Hmm...., jadi Perawan Lembah Tengkorak itu makhluk siluman?" gumam Tengkorak Putih.

"Kalau itu aku tidak tahu pasti, Tengkorak Putih. Tapi orang-orang kita mengatakan bahwa dia ditemani sebangsa makhluk siluman yang berwujud seekor ular hitam besar tangan orang dewasa," jelas Tengkorak Hijau.

Lagi-lagi Tengkorak Putih mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Ada satu lagi, Tengkorak Putih," sambung Tengkorak Hijau.

"Apa?"

"Si Perawan Lembah Tengkorak di bantu Pendekar Naga Sakti, Anggala."

"Apa?!" Tengkorak Putih cukup terkejut gerahamnya bergemeretuk menahan geram.

"Menurut penglihatan ku keadaan kita akan semakin sulit dengan ikut campurnya Pendekar Naga Sakti dalam masalah ini. Mungkin kita bisa menandingi si perawan Lembah Tengkorak, tapi akan sangat sulit untuk menandingi Pendekar Naga Sakti," sambung Tengkorak Hijau yang matanya tidak pernah lepas memandang ke dalam wajan di tangannya.

"Lalu apa yang harus kita lakukan?" tanya Tengkorak Putih kebingungan

"Persenjatai sisa-sisa orang kita dengan bambu kuning juga senjata berlapis batu pualam hijau."

"Untuk apa batu pualam hijau?" Menandingi Pedang Naga sakti, tapi aku sendiri juga tidak yakin kalau senjata itu mampu memberi dampak yang kuat, sebab batu pualam hijau tidak tahan oleh panas berasal dari inti tenaga dalam dan matahari.

"Seperti yang kita ketahui, ilmu kesaktian Pendekar Naga Sakti mempunyai hawa pukulan api, apalagi ilmu 'Pedang Sembilan Naga'.nya itu.

dan termasuk ilmu 'Cakar Naga' Terbang, yang mengandung inti api juga dikuasai oleh Pendekar Naga Sakti."

"Tengkorak Kuning ada berapa orang lagi kekuatan kita?" tanya Tengkorak Putih yang jadi pimpinan tertinggi Partai Tengkorak Merah itu.

Tidak lebih dari lima puluh orang lagi," sahut Tengkorak Kuning sambil menunduk.

"Apa?!?" Tengkorak Putih tersentak kaget bukan Alang kepalang mendengarnya.

"Banyak dari anggota kita yang telah melarikan diri lagipula semua tokoh-tokoh sakti yang kita undang juga mengundurkan diri begitu mengetahui bahwa Pendekar Naga Sakti ikut campur tangan dalam persoalan ini," lapor Tengkorak Kuning.

"Gila, ini benar-benar gila!" geram Tengkorak Putih.

"Hanya ada satu cara untuk menyelamatkan diri, Tengkorak Putih," celetuk Tengkorak Hijau.

"Apa?" Tengkorak Putih penasaran dan menatap lekat kearah Tengkorak Hijau.

"Tinggalkan tempat ini dan susun lagi kekuatan baru diluar," jawab Tengkorak Hijau dengan nada lembut setengah membujuk Tengkorak Putih.

"Tidak....!" bentak Tengkorak Puti, "Sudah cukup lama aku membangun Partai Tengkorak Merah dengan susah payah dan itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar," tekan Tengkorak Putih.

"Aku mengerti, Tengkorak Putih. Tapi keadaan kita benar-benar tidak menguntungkan lagi, dan kita harus segera mencari jalan lain untuk menghancurkan Kerajaan Mandalika," sergah Tengkorak Hijau.

"Tapi Berapa lama lagi sepuluh tahun, dua puluh tahun atau serwtus tahun lagi?" semua terdiam membisu mereka memaklumi bahwa Tengkorak Putih bersusah-payah membangun partai tengkorak merah hanya untuk membalas dendam kematian kakaknya.

Iblis Lembah Kematian yang tewas di tangan Pendekar Naga Sakti baca serial Pendekar Naga Sakti dalam kisah iblis Lembah Kematian. memang sudah bersumpah untuk menghancurkan Kerajaan Mandalika serta membunuh Anggala, si Pendekar Naga Sakti berbagai macam cara sudah dilakukan tapi selalu menemui kegagalan dan ia tidak ingin gagal lagi.

"Purbaya," panggil Tengkorak Putih ketika ia berada berdua saja dengan Putra tunggalnya itu.

"Ada apa, Ayah?" sahut Purbaya.

"Kau tahu tidak ada lagi yang dapat Ayah banggakan selain dirimu dan hanya kaulah satu-satunya harapanku untuk dapat meneruskan cita-cita ayahmu ini dan juga cita-cita leluhurmu," pelan suara Tengkorak Putih.

Purbaya hanya menunduk ia mendengarkan dari nada bicaranya ia dapat menebak bahwa ayahnya sudah putus asa untuk mempertahankan Partai Tengkorak Merah yang telah dirintisnya dengan susah payah.

Kemarin Tengkorak Hijau juga sudah meramalkan bahwa saat-saat kehancuran Partai Tengkorak Merah sudah semakin dekat, hal itu terbukti dengan sumber batu pualam yang biasanya di kuasai Partai Tengkorak Merah kini sudah dikuasai oleh siluman siluman ular.

Tentu saja itu merupakan pukulan yang begitu kuat dan dalam selain anggota Partai Tengkorak Merah yang sudah sangat melarikan diri dan mengundurkan diri.

.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Bayu Putra

Bayu Putra

Mantap ceritany,, Semangat update ny suhu..

2023-03-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!