Suasana hutan begitu sunyi sepi hanya ada suara ekor kuda yang bergerak dan suara tarikan nafas kuda yang begitu jelas. Matahari tampak masih berada di sebelah timur walau sudah mendekati ke atas kepala. Anggala yang menggunakan ilmu 'Mata Malaikat '. memandang jauh kedalam hutan, namun tidak ada seorang pun yang terlihat kecuali mayat delapan orang yang bergelimpangan di tempat itu.
Hanya bau darah yang cukup menusuk hidung di sertai bau amis yang membuat udara di tempat itu terasa tidak segar.
Anggala segera menghampiri kuda yang tertinggal di sekitar mayat-mayat itu, ia langsung saja memeriksa kereta kuda yang ada di belakang kuda-kuda itu. Melihat isinya kembali keningnya berkerut begitu melihat bahan-bahan makanan pokok dan juga sayur-sayuran serta buah-buahan memenuhi kereta kuda itu.
Apakah si Perawan Rimba tengkorak itu Wulan Ayu?" gumam Anggala bertanya pada diri sendiri, melihat dari identitas mereka yang tewas sudah sangat jelas kalau mereka adalah Partai Tengkorak Merah yang mempunyai kedudukan tingkat dua.
Sedangkan melihat dari bekas-bekas luka di tubuh mereka Anggala tidak dapat mengingkari lagi, itu adalah luka-luka akibat tebasan pedang elang perak dengan jurus 'Pedang Kayangan'.
"Aku harus menemukannya, dia pasti Wulan Ayu," desah Anggala seraya beranjak pergi.
Pendekar Naga Sakti segera menghampiri kudanya yang tengah merumput tidak jauh dari tempat itu sejenak kepalanya menengok ke kiri dan ke kanan tak seorang pun terlihat di sekitar tempat itu.
Keadaannya masih tetap sepi dan lengang, kemudian ia segera mengelus-elus kepala kuda hitam nya terasa berat untuk mengatakan sesuatu, seakan mengerti apa yang akan dikatakan oleh Anggala, Kuda hitam itu segera meringkik dan mengangguk-anggukan kepalanya. Anggala, lalu melepas tali kekang Kuda itu dan melemparkannya jauh-jauh.
Secepat kilat Kuda itu langsung berlari menembus lebatnya hutan.
Sejenak Anggala masih memandangi kudanya, sampai kuda itu hilang dari pandangan matanya.
Suiit.....!!
Pendekar Naga Sakti bersiul nyaring dengan irama tertentu beberapa saat kemudian ia mendongakkan matanya ke udara, bibirnya langsung tersenyum melihat satu titik hitam di atas di kejauhan sana.
Titik Hitam semakin lama semakin membesar dan semakin jelas bentuknya. Rupanya Anggala telah memanggil burung rajawali raksasa untuk membantunya mencari Wulan Ayu ,yang ia yakin pasti berada di sekitar Hutan jati Jarak ini.
"Maaf, kalau aku mengganggu istirahat mu, Rajawali," ucap Anggala begitu burung rajawali itu telah mendarat di depannya. Burung rajawali raksasa segera mengangguk-anggukan kepala seakan mengerti perasaan Anggala saat ini, perlahan-lahan Anggala mendekati dan mengusap kepala burung raksasa tunggangannya itu.
"Aku perlu bantuanmu sekali lagi, Rajawali," kata Anggala.
"Kroaakkh...!"
"Iya, nanti aku akan bercerita di atas," burung raksasa itu seakan mengerti dan segera merendahkan tubuhnya, buru-buru Anggala melompat naik dan duduk di leher burung raksasa itu. Setelah Anggala meminta burung itu segera terbang, maka burung raksasa itu langsung mengepakkan sayapnya dan melesat ke angkasa dengan kecepatan tinggi.
"Jangan terlalu jauh meninggalkan lokasi hutan ini, Rajawali," kata Anggala agak keras untuk mengalahkan deru angin yang begitu memekakan telinga.
"Bagus berputar-putar saja ya, coba sedikit rendah lagi," pinta Anggala pada burung rajawali raksasa itu. Burung rajawali raksasa itu segera menuruti permintaan Anggala, sementara Anggala yang berada di leher burung raksasa itu terus-terus mengarahkan pandangannya ke bawah sedikit pun matanya tak berkedip mengamati daerah sekitar hutan itu.
Ia berharap dari tempat yang tinggi bisa melihat sesuatu yang menunjukkan keberadaan Wulan Ayu.
"Berhenti dulu Rajawali," pinta Anggala tiba-tiba, burung raksasa itu segera memperlambat kepakan sayapnya agar tetap berada di udara.
Anggala lebih menajamkan penglihatan nya menggunakan ilmu 'Mata Malaikat'. tampak di bawah sana terdapat beberapa bangunan yang dikelilingi pagar batu yang tebal dan sangat tinggi bagaikan sebuah benteng. Diluar tembok batu itu di bangun parit yang sangat besar dan dalam.
"Partai Tengkorak Merah," desah Anggala begitu melihat kibaran bendera dengan lambang gambar kepala tengkorak berwarna merah. Tempat itu berada di dasar lembah yang tidak terlalu dalam namun sangat sulit dicapai karena dikelilingi oleh bukit-bukit batu dan rawa-rawa dengan lumpur hidup yang siap menenggelamkansiapa saja yang belum tahu daerah itu.
Hanya ada satu jalan untuk memasuki daerah itu yaitu melompati batu-batu yang berjajar dengan jarak yang tidak terlalu jauh.
"Berputar-putar sebentar, Rajawali," pinta Anggala lagi, burung rajawali raksasa itu bergerak memutari daerah yang dibawahnya merupakan sebuah Lembah kecil.
Anggala mempelajari situasi daerah itu dengan teliti setiap kemungkinan yang dapat di lalui untuk keluar masuk tempat itu, ia pelajari dan tempat-tempat yang berbahaya juga dihafalkannya di kepala.
Ternyata tempat itu benar-benar sangat strategis untuk dijadikan daerah pertahanan tapi jika digempur dari atas tebing mereka tidak akan bisa berbuat banyak satu-satunya jalan keluar hanya melewati rawa-rawa itu menyadari hal itu Anggala tersenyum sendiri.
"Ayo, Rajawali. Kita jelajahi lagi Hutan Jati Jarak ini," ajak Anggala, burung rajawali raksasa segera meninggalkan daerah lembah yang dijadikan benteng pertahanan Partai Tengkorak Merah, di atas punggung burung itu Anggala, tidak henti-hentinya menceritakan semua yang ingin diketahui oleh rajawali raksasa itu.
Anggala juga tidak malu-malu lagi menceritakan perasaan cintanya pada Wulan Ayu dihadapan burung raksasa itu.
"Aku yakin Wulan Ayu ada disekitar hutan ini rajawali dan aku harus menemukannya, harus," kata Anggala.
"Bukankah kau menyukai gadis itu juga, Rajawali. Karena kau sudah kenal dengannya."
Lagi-lagi burung rajawali raksasa itu hanya ber kaokan saja menyahuti kata kata Anggala dan anehnya antara makhluk yang sangat berbeda jenis itu seperti saling mengerti apa yang dibicarakan.
Hampir seharian Anggala dan burung raksasa itu terus mencari keberadaan Wulan Ayu dari atas, namun sampai matahari tenggelam di ufuk Barat mereka tidak juga menemukan Wulan Ayu, bahkan tanda-tandanya saja tidak kelihatan sama sekali. Namun begitu Anggala tetap yakin kalau si Perawan Lembah Tengkorak adalah Wulan Ayu.
.
.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻
luar biasa thor
2023-05-15
0
Bayu Putra
Mantap Lanjutkan thor
2023-02-25
0